PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 09 Oktober 2017

Sinopsis Andante Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Shi Kyung berbaring ditempat tidur dan menerima pesan dari Jae Hoon “Shi Kyung, besok Aku tahu ini sulit bagimu, tapi tolong lakukan untukku.” Shi Kyung kembali frutasi tak tahu harus melakukan apa besok, 
“Ini menggangguku. Sama seperti kata Ga Ram, itu ada di pikiranku.” Gumam Shi Kyung lalu terdengar suara neneknya bertanya apakah sudah tidur. Shi Kyung langsung duduk mengatakan belum.
“Apa pemanasnya berfungsi dengan baik?” tanya Nenek Duduk dilantai. Shi Kyung mengaku terasa hangat.
“Aku mendengar tentang semuanya dari ibumu tadi. Jangan memberikan kesaksian. Mereka bilang sebaiknya jangan berkeliaran di kantor polisi atau di pengadilan.” Ucap Nenek Kim  Shi Kyung mengaku kalau tak mau dan sudah memberitahu temanya.
“Bagus... Kau tidak merasa sehat, kan?” kata Nenek Kim khawatir. Shi Kyung mengaku merasa sehat. Saat itu Nyonya Oh mendengar Nenek Kim sudah ada dikamar cucunya memilih untuk pergi.
“Kau...sama seperti ayahmu. Dan Ini adalah uang sakumu.” Ucap Nenek Kim. Shi Kyung ragu tapi akhirnya menerima uang dari neneknya dan mengucapkan Terima kasih.
“Ayahmu sering membohongiku dan mengambil uang saku dariku juga. Suatu hari, dia bilang membutuh uang pada Nenek. Nenek penasaran kenapa dia membutuhkan banyak uang untuk sekolah. Dan Belakangan, Nenek baru tahu. Dia memberikan semuanya itu kepada teman-temannya.” Cerita Nenek Kim.
“Dia memberikan beberapa kepada seorang teman yang miskin dan tidak bisa makan siang. Seorang siswa yang tidak mampu membeli buku. Dia memberikan semuanya kepada orang lain. Pada akhirnya...” cerita Nenek Kim yang tak bisa dilanjutkan.
Ia menyuruh Shi Kyung untuk tidur saja lalu keluar dari kamar sambil mengucapkan Selamat malam. Shi Kyung melihat uang pemberian neneknya sambil bergumam.
“Dalam kenangan Nenek, Ayahku adalah anak yang selalu baik. Lalu, kenapa aku tidak bisa mengingat Ayah yang baik dalam ingatanku? Apa itu sebabnya aku seperti ini?” gumam Shi Kyung merasa bersalah. 

Shi Young kembali mengomel sendiri saat tertidur karena Neneknya terus mendengkur. Shi Kyung bermimpi terkurung dalam peti sambil berteriak meminta tolong dan kaki mayat yang bergerak pun masuk ke dalam mimpinya. Ia pun terbangun dengan wajah ketakutan lalu berjalan keluar kamar. Tiba-tiba Shi Young Bangun dengan rambut terurai seperti hantu.
“Hei... Apa Kau gila? Kupikir kau hantu.” Jerit Shi Kyung ketakutan saat akan mengambil minum.
“Hei, ayo bertukar kamar. Lalu, aku tidak akan memanggilmu Bernard lagi.” Ucap Shi Young. Shi Kyung menolak.
“Aku akan memanggilmu "Oppa".” Kata Shi Young. Shi Kyung menyuruh adiknya diam saja.
“Minumlah airmu dan diamlah, Bernard.” Keluh Shi Young. Shi Kyung meminum air dengan sengaja menyuruh adiknya mencium bau kakinya saja. 


Ga Ram memberitahu Semua anak yang menjadi sukarelawan bersekolah di tempat mereka kecuali Bom. Shi Kyung binggung kenapa Bom tidak datang. Ga Ram pikir tak ada ada yang tahu.
“Apa Kau tidak ramah dengannya?” tanya Shi Kyung
“Dia tidak pernah memberiku kesempatan untuk bersikap ramah. Bom dipindahkan dari Seoul seperti dirimu. Sepertinya itu  saat dia masih SMP. Dan Bagaimanapun, dia tidak berbicara dengan siapapun setelah dia dipindahkan. Dia tidak tertarik pada acara sekolah. Kami akhirnya menjadi orang yang hanya mengenal wajah masing-masing” cerita Ga Ram
“Seperti yang kuduga, Kim Bom adalah orang yang misterius.” Ungkap Shi Kyung. Ga Ram tak mengerti ungkapan temanya. Shi Kyung tak membahasnya mengajak Ga Ram untuk masuk ke rumah sakit saja.
“Ah, omong-omong, dimana Shi Young?” tanya Ga Ram 


Shi Kyung sedang pergi ke apotik dan tak sengaja bertemu dengan Bom sedang menunggu obat. Apoteker memberikan obat menyuruh Bom untuk pergi ke rumah sakit jika sakit kepala begitu parah.Bom pikir kalau lebih baik minum obat saja lalu pergi. Apoteker pun bertanya bagian mana yang terasa sakit pada Shi Young.
“Apa kau memiliki sesuatu yang dapat membantuku tidur selama ada gempa?” kata Shi Kyung seperti ingin tidur saat neneknya mendengkur. Si apoteker terlihat binggung. 

Ga Ram memberitahu lapisan untuk lemari mungkin telah berubah, lalu perlu membersihkan lantai, mengosongkan loker, serta tempat sampah. Shi Kyung mengerti lalu  melihat sebuah foto dan merasa pernah melihat sebelumnya. Ga Ram pun ikut merlihat foto keluarga dengan satu anak. Shi Kyung bertanya apakah Ga Ram mengenalnya. Ga Ram merasa  mengenalnya juga.
“Apa kita melihatnya saat menjadi relawan?” pikir Shi Kyung saat itu Tuan Park masuk ruangan.
“Apa Kalian berdua membersihkan ruangan ini? Lakukan pekerjaan dengan baik hari ini.” Ucap Tuan Park
“Ayah, seseorang meninggalkan foto di sini.” Kata Ga Ram memberikan foto pada ayahnya.
“Apa Kalian berdua tidak mengenalinya? Ini adalah orang yang sama dengan yang kau lihat di kamar mayat.” Ucap Tuan Park. Shi Kyung berusaha mengingat dan kaget ternyata orang itu.
“Apa orang mati dan hidup itu berbeda?” gumam Shi Kyung melihatnya sangat berbeda.
“Orang ini meninggal setelah banyak penderitaan fisik dan emosional. Putranya bunuh diri setelah diserang di sekolah. Dia berhenti dari pekerjaannya untuk fokus pada tuntutan hukum itu. Karena Dia pergi kesana-kemari dan menjadi sakit.” Cerita Tuan Park 




Shi Kyung pergi ke tempat abu pria tersebut menaruh foto si ayah, sambil mengingat ucapan Tuan Park “Putranya meninggal seperti itu. Dan Pelakunya bahkan tidak dihukum dan baru saja kembali bersekolah. Bayangkan bagaimana perasaan seorang ayah saat melihatnya.” Dan menatap foto anaknya yang bunuh diri.
Ia seperti melihat apabila Jae Hoon yang ada di foto itu dan mengingat ucapan temanya saat datang ke sekolah “Shi Kyung, tidak ada yang mempercayaiku. Aku benar-benar merasa seperti akan mati. Tolong bantu aku.”  Ia pun terlihat kesal sendiri tak mau memikirkanya. 

Shi Kyung dan Ga Ram pergi ke halte bus dan langsung naik bus yang berhenti. Sampai di kantor polisi, Shi Kyung terlihat gelisah mondar mandir sampai akhirnya masuk seperti akan pergi. Ga Ram menahanya bertanya mau kemana sekarang. Shi Kyung mengaku ingin pergi ke toilet karena terlalu gugup, Ga Ram pun memperbolehkanya.
“Ceritakan secara rinci bagaimana dan di mana mereka memukulnya.” Kata Polisi mulai menginterogasi Shi Kyung sebagai  saksi
“Sebagian besar di daerah dada dan perut. Mereka memukulnya dengan tinjunya dan juga menendangnya.” Ucap Shi Kyung
“Apa itu satu-satunya saat kau menyaksikan Jae Hoon dipukul?” tanya Polisi
“Ya, tapi aku pernah mendengar kalau mereka sering menjemput Jae Hoon. Dan itulah pertama kalinya aku melihatnya sendiri.” Kata Shi Kyung
“Jika kau berada di sana juga, mereka pasti pernah melihatmu. Apa kau terluka atau terluka di bagian mana saja?” tanya Polisi
“Mereka menangkapku saat aku melarikan diri, dan mereka memukuliku sekali. Tapi Aku baik-baik saja.” Kata Shi Kyung
“Wow, orang-orang itu terdengar sangat mengerikan. Dan Kau sangat berani. Kudengar mereka mengikutimu ke kota barumu dan memakumu di dalam sebuah peti mati.” Ucap Polisi
Shi Kyung kaget karena polisi bisa mengetahuinya.  Polis memberitahu Beberapa saat yang lalu, murid lain memberikan video padanya dan memperlihatkan pada Shi Kyung. Shi Kyung melihat rekaman cctv saat genk sekolah lamanya memakunya dalam peti mati


Flash Back
Tuan Park membahas tentang Shi Kyung teman Ga Ram ingin tahu keadaanya. Ga Ram ingin tahu kenapa ayahnya menanyakan hal itu. Tuan Park menceritakan Beberapa waktu lalu, Shi Kyung  terkurung dalam peti mati dan hampir terkubur hidup-hidup.
“Dia mengklaim itu karena dia tidak punya tempat lain untuk tidur. Aku tidak tahu. Kupikir ada hal lain yang terjadi.” Kata Tuan park
“Ayah, bolehkah aku melihat rekaman CCTV di ruang penyimpanan sejak hari itu?” kata Ga Ram. Tuan Park pikir Jika belum dihapus, maka pasti masih ada.
“Kenapa kau membutuhkannya?” tanya Tuan Park. Ga Ram pikir  punya tempat yang bagus untuk menggunakannya.

“Hidupku kacau karena pria itu, Park Ga Ram.” Gumam Shi Kyung kesal lalu saat keluar dari kantor polisi Jae Hong mengirimkan pesan “Shi Kyung, terima kasih atas kesaksianmu! Aku tidak akan melupakannya.”
“Aku benar-benar mungkin akan menjadi kaktus, pada tingkat ini.” gumam Shi Kyung dan saat itu Ga Ram masih menunggu lalu bertanya apakah temanya  sudah melakukannya dengan baik.
“Aku hanya mengatakan kepada mereka apa yang kulihat. Apa kau ingin membeli makanan?” kata Shi Kyung. Ga Ram mengejek Shi Kyung pasti punya uang saku sekarang.
“Bisakah aku makan sesuatu yang mahal?” goda Ga Ram. Shi Kyung mengumpat kalau itu uang dari neneknya.
“Aku tidak punya banyak uang setelah menghabiskannya saat menaiki bus.” Kata Shi Kyung. Ga Ram yakin Jumlahnya pasti kurang dari 5.000 won.
“Apa yang bisa dibeli dengan 5.000 won akhir-akhir ini? Mie kacang hitam? Mie seafood pedas?”kata Ga Ram. Shi Kyung mengatakan mereka bisa membeli Mandu. 

Bom duduk di minimarket dengan ponselnya, saat itu melihat sosok yang dikenalnya. Shi Kyung berlari keluar dari warnet seperti panik dan akhirnya jatuh, lalu melihat kalau sudah terlambat. Saat itu pesan masuk
“Itu pasti menyakitkan. Kau ketinggalan bis, kan?” Shi Kyung binggung siapa yang mengirimkan pesan karena tak menyimpan nomor telpnya.
“Lihatlah dirimu, menengok kesana-kemari.” Shi Kyung seperti makin binggung karena sedari tadi mencari-cari orang seperti penguntit.
Bom datang dengan motor dan maskernya lalu bertanya Di mana rumahnya. Shi Kyung menunjuk rumahnya arah lurus ke depan mereka. Bom mengerti dan mengantarnya. Shi Kyung binggung siapa orang dibalik masker. Bom pun menurunkan maskernya. Shi Kyung kaget ternyata Kim Bom.
“Apa kau sudah menyelesaikan prasasti batu nisanku?” kata Kim Bom. Shi Kyung hanya diam saja. Bom pikir Shi Kyung Tidak mau naik. Shi Kyung sempat binggung tapi akhirnya naik ke atas motor Shi Kyung.
Shi Kyung bingung dimana akan menaruh tanganya, akhirnya memegang bagian belakang. Bom malah seperti tak suka dan menarik tangan Shi Kyung untuk memegang pingangnya lalu mengemudikan motornya.
“Kim Bom... Berapa banyak wajah yang dimilikinya?” gumam Shi Kyung menatap wajah Bom dari belakang.
“Ahh Tidak, maksud ku mana yang sebenarnya? Apa Kim Bom yang berpura-pura menjadi mayat? Apa Kim Bom yang cerewet dan tidur di kelas Atau... Kim Bom seksi sekarang?” gumam Shi Kyung sangat terkesima dengan Bom. 


Shi Young masuk kamar melihat barang-barangnya lalu bertanya pada neneknya, kenapa ada diluar. Nenek park mengaku tidak tahan melihatnya berantakan jadi menyuruh agar memBersihkan apa yang di butuhkan, dan buang sisanya. Shi Kyung mengatakan aklau memilahnya karena menyukainya.
“Aku memiliki peraturan dan kebiasaanku sendiri yang telah kujalani selama 17 tahun. Jangan beritahu aku untuk hidup sesuai dengan keinginan Nenek.” Tegas Shi Young
“Kau hidup menumpang denganku. Ada apa denganmu?” balas Nenek Kim. Shi Young mengeluh dengan neneknya terlalu pilih kasih.
“Apa Nenek pikir aku tinggal di sini karena aku mau? Aku mengalami kesulitan karena Nenek.” Kata Shi Kyung
“Kenapa itu bisa sulit bagimu?” tanya Nenek Kim merasa tak ada yang salah.
“Nenek tidak tahu seberapa keras Nenek mendengkur, apa kau seorang Nenek? Begitu keras sehingga rumah bisa roboh, dan aku sama sekali tidak bisa tidur. Tidak bisakah Nenek melihat lingkaran hitam ini? Coba Lihat apa yang sudah Nenek lakukan pada wajah cantikku. Aku sudah menanggung semua itu. Kenapa Nenek tidak bisa mengabaikan hal seperti ini?” kata Shi Young marah
“Aku tidak mendengkur. Hei. Apa yang kau bicarakan?” ucap Nenek Kim tak mau mengaku. Shi Young tak bisa berkata-kata lagi memilih untuk mengambil semua barang. 


Shi Kyung turun dari motor memastikan kalau Shi Kyung datang jauh-jauh bukan karena dirinya. Bom membenarkan, tapi menurutnya bisakah ia melakukan itu karena sering kesini saat tidak bisa tidur. Shi Kyung bisa mengucap syukur.
“Bagaimana kau bisa tahu nomorku?” tanya Shi Kyung. Bom mengaku Ketua kelas memberitahuknya.
“Kenapa dia melakukan itu?” pikir Shi Kyung. Bom mengatakan itu karena ia bertanya.
“Oh, apakah dia tertarik padaku?” gumam Shi Kyung bahagia.

“Apa Kau ingin tahu mengapa aku bertanya?” kata Bom. Shi Kyung menganggk. Bom mengatakan tentang batu nisannya kaalu ingin mengambil dari Shi Kyung.
“Sudahkah kau menyelesaikannya?” tanya Bom . Shi Kyung pikir Bom tidak akan tahu karena sering tidak datang ke sekolah dan mencoba menjelaskanya.
“Aku ketahuan curang di prasasti nisanku sendiri.” Jelas Shi Kyung
“Aku tahu, Bernard... Siapa yang tidak tahu tentang Bernard?” ejek Bom,
Shi Kyung mengerti akan  bertanggung jawab dan melakukannya dengan baik. Bom memastikan kalau Shi Kyung untuk melakukannya. Terdengar suara ibunya memastikan anaknya sudah pulang.  Shi Kyung membenarkan, lalu pamit pergi pada Bom dengan mengembalikan helmnya.
Bom masih berada didepan rumah, terdengar suara Ibu Shi Kyung menanyakan kenapa datang terlambat. Shi Kyung mengaku  keluar dengan Ga Ram. Ibunya tahu anaknya pasti pergi ke warnet. Nenek Kim membela menyuruh menantunya diam saja lalu menanyakan apakah cucunya itu sudah makan. Bom terdiam seperti iri dengan Shi Kyung memilki keluarga sementara ia hanya seorang diri. 

Semua anak turun dari bus, Shi Kyung melihat Bom dan langsung mengejarnya ingin tahu apakah pulang dengan selamat. Bom hanya diam dan pergi begitu saja. Shi Kyung hanya bisa bergumam melihat Sikap Bom kembali dingin.
Sementara Shi Young yang tertidur dalam bus sendirian. Supir bus memanggilnya, kalau sudah melewati sekolah. Shi Young tersadar lalu turun dari bus sambil mengumpat kalau tak tahu keberadaanya karena belum pernah melihat tempat ini sebelumnya.
“Lee Shi Kyung, si brengsek itu, turun tanpa aku. Dan Bisakah aku mendapatkan taksi? Aku tidak tahu alamatnya.” Kata Shi Young lalu menekan nomor telp taksi.
Shi Young sudah siap untuk  menelp tapi melihat sosok pria sepeda didepanya. Sementara bagian taksi ingin tahu keberadan Shi Young, Shi Young pikir tak perlu taksi karena melihat Ga Ram dengan sepedanya. Ga Ram melihat Shi Young mengejek kalau turun dengan cepat.
“Kau datang menjemputku, kan?” kata Shi Young. Ga Ram membenarkan menyuruh agar naik karena merkea terlambat. Shi Young langsung duduk memeluk pinggang Ga Ram.
“Aku akan mengayuh dengan sangat cepat, jadi jangan tertidur seperti sebelumnya.” Kata Ga Ram. Shi Young menganguk mengerti.


Tapi beberapa saat kemudian, Shi Young sudah tertidur. Ga Ram seperti gugup dan akhirnya tak bisa mengendalikan sepedanya. Keduanya pun terjatuh, Ga Ram panik melihat keadaan Shi Young lebih dulu, apakah ada yang terluka.
“Aku baik-baik saja, tapi bagaimana dengan sepedamu?” kata Shi Young melihat bagian rodanya melengkung.
“Jangan khawatir tentang hal itu. Sepedanya Sudah tua, jadi sekarang saatnya membuangnya.” Kata Ga Ram. 
Nyonya Oh sedang berkerja melihat Nenek Kim sedang memijat bagian kaki pasien Tuan Kim. Perawat masuk bertanya apakah Tuan Kim  meminta  pakaian pemakaman. Nenek Oh membenarkan dengan mengukur mengunakan jengkal jarinya.
“Kau berhasil mendapatkan hasil yang sempurna dengan mengukur seperti itu. Hal ini sangat menakjubkan.” Kata Perawat. Nenek Kim bangga kalau dirinya cukup pintar.
“Kupikir pasien ini mengalami depresi. Tolong sering mengunjunginya, Nenek Duk Boon. Dia tidak memiliki keluarga atau wali hukum, jadi aku selalu mencemaskannya. “ bisik perawat
“Kenapa yang paling disayangkan selalu datang dalam terlambat? Menantumu perlu belajar banyak darimu.” Ucap Nenek Kim seperti sengaja menyindir Nyonya Oh. 

Di kelas
Joo Yeon mengeluh pada guru Park karena mereka diminta untuk melakukan pertunjukan bakat di Hospice, semua anak murid pun menolak untuk melakukanya. Guru Park meminta mereka diam dan memberitahu kalau hanya melakukannya sekali sebelum mereka semua mulai kuliah di sekolah ini.
“Aku benar-benar terkejut. Para siswa bernyanyi, menari, dan melakukan komedi. Dan Intinya, aku bertanya-tanya apa itu akan menjadi gangguan bagi pasien.”kata Yong Gi
“Tapi, pasien sangat menyukainya. Mereka tertawa bersama dan bernyanyi bersama.” Ucap Guru Park
“Oh, benarkah? Bisakah kami melakukan apapun yang diinginkan? Apa mereka tidak akan mati setelah  kita mengadakan pertunjukan dan bercanda? Cara kalian semua berpikir adalah benar-benar palsu.” Kata Yong Gi sinis
“Kau benar./ Sama seperti kata Yong Gi, itu bisa tampak benar-benar palsu. Tapi, jika kau melihatnya dengan cara lain, bukankah kita semua juga mati? Kita hanya sekarat sedikit demi sedikit. Dan juga, jika kalian sekarat... Apa kalian tidak diizinkan untuk bahagia?” kata Guru Par, semua pun hanya diam.
“Mereka suka melakukan segala macam omong kosong di sini. Bekerja keras, semuanya.” Gumam Shi Kyung ingin berbaring diatas meja sampai akhirnya namanya di panggil.
“Lee Shi Kyung... Aku diberitahu kalau kau harus membawa kaktus.” Ucap Guru Park. Shi Kyung mengingat itu permintaan dari Wakil kepala sekolah.


Shi Kyung memberikan kaktus yang sudah diberi nama  [Lee Shi Kyung] pada wakepsek. Wakepsek tahu kalau Shi Kyung  membeli ini seharga 1.000 won di Surga Bunga di kota dan sudah mendengar cerita kaktus dari Ga Ram dan merasa masih belum tersentuh oleh cerita itu sama sekali. Shi Kyung mengaku belum.
“Aku ingin kau mengumpulkan 10 kaktus di sini yang tertuliskan namamu.”kata Wakepsek. Shi Kyung kaget.
“Aku kan mengirimmu ke Grand Canyon jika kau bisa mendapatkan 10 di sini. Kau bilang ingin pergi.” Kata Wakepesek. Shi Kyung kaget dan binggung dengan ucapan Wakepsek.
“Jadi, kaktus pertama adalah kau berpartisipasi dalam pertunjukan bakat di Hospice. Hei... Kenapa tidak mendengarkan Ahjumma ini?” kata Wakepsek mengejek.
“Ini adalah perjalanan gratis ke Grand Canyon. Jadi, syaratnya adalah aku harus melakukan sesuatu. Lalu, aku harus membeli kaktus dengan uangku sendiri.” Kata Shi Kyung. Wakepsek membenarkan.
“Benarkah Anda mengirimku ke Grand Canyon jika aku berhasil mengumpulkan 10 buah?” ucap Shi Kyung. Wakepsek membenarkan.
“Apa ada yang pernah pergi kesana seperti itu?” tanya Shi Kyung. Wakepsek mengaku Tentu saja pernah. Shi Kyung hanya bisa bergumam kalau Wakepsek itu aneh. 


Di ruangan ballroom
Joo Yeon ingin tahu dengan Shi Kyung. Shi Young yakin kakaknya tidak akan melakukannya, karena biasanya membenci kegiatan kelompok. Joo Yeon pikir Shi Kyung harus bergabung dengan mereka karena ia adalah orang yang paling tampan di sekolah dan Semua orang akan menyukainya.
“Bernard mendengarkanmu dengan baik, Park  Ga Ram. Kau saja yang bertanya padanya.” Kata Shi Young. Ga Ram pikir kenapa harus ia yang melakukanya. Saat itu Shi Kyung datang sendiri. 

“Aku sudah melihat-lihat untuk kalian semua. Kau bukan orang yang mau bergabung dalam sesuatu seperti ini. Kau diluluhkan oleh wakil kepala sekolah.” Kata Ga Ram. Shi Kyung mengelak.
“Aku hanya mencoba sesuatu yang baru.” Kata Shi Kyung
“Baguslah. Mari kita putuskan apa yang harus dilakukan, sesuatu yang mudah dan unik.” Ucap Joo Yeon bersemangat melihat Shi Kyung yang datang.
Shi Young langsung menyarankan untuk cosplay  karena Itu mudah dan unik. Shi Kyung memberitahu kalau adiknya adalah maniak cosplay. Mereka tak percaya kalau selama ini belum pernah bertemu maniak cosplay dan ingin tahu apa yang dipakai Shi Young untuk cosplay.
“Apa Mungkin Sailor Moon? Lalu Kau akan "Atas nama keadilan, aku akan menghukummu."” Ejek Gi Hoon dan terdiam melihat tatapan Shi Young yang sinis.
“Tidak apa-apa jika dia melakukan Sailor Moon. Dia melakukan sesuatu yang aneh, seperti Alice dari Wonderland.” Cerita Shi Kyung
“Apa kau bilang Alice dari "Alice in Wonderland”? Apa Dengan kelinci juga?” kata Joo Yeon tak percaya. 
Shi Kyung memberitahu adiknya kaalu Bahkan yang lain berpikir itu aneh dan itu hanya sampah. Shi Young menegaskan tidak akan melakukannya jika bukan cosplay, lalu keluar dari ruangan. Temanya pikir Shi Young marah karena mereka. Shi Kyung menyuruh mereka agar membiarkan saja, karena diknya tidak akan melakukannya jika bukan cosplay.
“Bagaimana dengan konser klasik? Kita semua belajar instrumen semester lalu. Aku bisa bermain piano.” Kata Joo Yeon bangga
“Aku tidak bisa memainkan apapun. ” Kata Shi Kyung. Joo Yeon pikir Mari pikirkan hal lain
“Semua orang melakukan hal yang sama. Menari, menyanyi, impressions, lip-syncing, semacam itu.” Kata Gi Hoon

“Ayo kita berdansa. Kita bisa memilih lagu yang menyenangkan, berlatih sedikit gerakan. Itu akan sangat mudah.” Kata si wanita tambun.
“Apa menari itu tidak orisinal? Kita membutuhkan satu penari yang baik, tapi kita tidak memilikinya.” Kata Joo Yeon.
Teman lain bertanya pada Shi Kyung apakah bisa menari,  Shi Kyung pikir bisa mengikutinya. Gi Hoon mengingat kalau ada yang bisa yaitu Kim Bom karena menurut feelingnya, Bom adalah ratu menari dan Ternyata, tariannya bukan lelucon.
Shi Kyung bergumam tak percaya kalau Bom adalah ratu menari. Gi Hoon memikirkan Dengan rambut panjang, serta lengan dan kaki panjang itu,akan mengatakan "ooh la, la, la." Joo Yeon mengeluh melihat temanya kembali mengejek menurutnya kalau Bom memang mau melakukanya.
“Dia meninggalkan kelas, ekstrakurikuler, dan menjadi sukarelawan karena sakit kepala. Dia nyaris tidak datang ke kelas.” Ucap Joo Yeon
“Dia meminta nomor Shi Kyung sebelumnya. Apa kalian berdua dekat?” kata Min Suk.
“Tidak. Seharusnya aku yang mengerjakan prasasti nisannya. Itulah kenapa dia meminta nomorku.” Kata Shi Kyung
“Meskipun begitu, kau sudah berbicara dengan Bom. Kau pasti bisa mengajaknya. Temui dia sekarang. Kita tidak punya banyak waktu.” Ucap Ga Ram. Shi Kyung binggung karena ia yang harus berbicara dengan Bom.
Akhirnya Shi Kyung pergi ke kelas dan melihat Bom sendirian mendengarkan musik dengan earphonenya tapi, ia seperti gugup ingin mendekat karena sebelumnya Bom bersikap dingin.
Bersambung ke episode 4

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



2 komentar: