PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yoo Ri
melihat Immogi turun dari kamarnya bertanya Ke mana tujuan mereka kali ini.
Immogi menjawab kalau Yoo Ri tidak perlu ikut dan akan memberinya tugas saat
kembali.
***
Dirumah,
Rang tak percaya kalau Shin Joo mengatakan itu kepada Yoo ri Bahwa dia
memanfaatkannya. Shin Joo mengaku salah
bicara karena kesal saat Yoo Ri bilang tidak peduli pada orang-orang itu.
“Siapa
yang peduli dengan orang tuanya? Kau gila. Teganya kau berkata begitu kepada
Yu-ri. Dia mempertaruhkan nyawanya untukku.” Kata Rang marah melempar Shin Joo
dengan boneka.
“Aku
sangat menyesalinya. Tapi aku tidak bisa meneleponnya dan meminta maaf.” Kata
Shin Joo menaruh Su Ho dibangku.
“Habislah kau. Begitu menyimpan dendam, dia bisa sangat kejam.” Ucap Rang marah
“Bisakah
kau bicara padanya agar...” kata Shin Joo. Rang mengaku ia juga seperti itu.
“Aku tidak
akan pernah membiarkan kau dan Yu-ri bersama.” Tegas Ran Shin Joo memastikan
apa Yu-ri akan kembali dengan selamat.
“Kita
harus melakukan sesuatu. Ayo.” Kata Rang. Shin Joo bertanya mereka mau kemana.
Yoo Ri
duduk diruang tamu dan mendengar suara bel rumahnya, saat itu di interkom
melihat Shin Joo dan Rang yang datang. Rang tahu kalau Mobilnya diparkir di luar jadi merasa Yoo Ri ada
di rumah. Yoo Ri hanya diam saja tak membuka pintunya.
“Tidak
masalah jika bedebah itu juga di rumah. Dengarkan saja. Aku akan memukulimu
saat kau pulang. Siapa mengizinkanmu tinggal dengan pria lain? Kau tahu betapa
ini tidak nyaman bagiku?” ucap Rang
“Tidak
ada yang membeli naengmyeon. Anak itu menempelkan stiker di seluruh tubuhku.
Ini membuatku gila.” Ungkap Rang. Yoo Ri tertawa mendengarnya.
“Hei...
Jangan bilang begitu.... Kau yakin dia mendengarkan?” ucap Shin Joo. Rang pikir
mereka masuk saja
“Yoo-ri,
jangan pernah memaafkan bedebah ini...Yoo-ri.. Aku akan minta maaf lain kali...
Kembalilah dengan selamat.. Jangan pedulikan apa pun perkataan bedebah itu.
Utamakan keselamatanmu. Aku berniat melamarmu saat kau kembali.” ucap Shin Joo
memperlihatkan cincinya. Yoo Ri hanya bisa menangis.
“Hentikan.”
Kata Rang menariknya. Shin Joo mengeluh kenapa harus menariknya.
“Ki
Yu-ri.. Aku akan menyelamatkanmu.. Bertahanlah sampai besok... Yoo-ri, aku
akan.. Tunggu sebentar.” Kata Shin Joo. Yoo Ri hanya bisa menangis melihat Shin
Joo dan Rang.
Yeon
menunggu dipinggir jalan, tiba-tiba seseorang datang memeluknya dari belakang.
Ji A pun bertanya Tebak siapa. Yeon mengaku mengenali tangan ini. Ji A
tersenyum lalu bertanya Bagaimana jika seseorang berubah menjadi Nam Ji-ah.
“Mustahil.
Tidak ada yang bisa membuat jantungku berdebar seperti ini.” Kata Yeo
“Kalimat
itu luar biasa. Apa Kau yakin masih lajang selama 600 tahun?” ucap Ji A. Yeon
yakin dengan hal itu.
“Hanya
kau yang kulihat... Selalu dari dekat.” Ucap Yeon. Ji A pun ingin tahu Apa yang
mereka lakukan hari ini
“Hari
ini, kita pasangan yang sangat biasa. Kau tidak akan kecewa. Mari kita lakukan
hal-hal biasa. Kau berjalan di sebelah kanan.” Ucap Yeon dan mereka berjalan
sambil bergandengan tangan.
Yeon
sibuk mengambil boneka di mesin capit, Ji A mengeluh Kenapa harus mesin capit.
Yeon menjawab kalau Ini impiannya dan punya cukup uang untuk membeli seluruh
arkade ini untuk Ji A tapi ingin
memberikan sesuatu dari hasil kerja kerasnya.
“Biar
kutunjukkan... Jangan melawan mesin.
Bergeraklah dengan mesin. Seperti ini.” Kata Ji A membantu Yeon dan berhasil
mengambil sebuah boneka.
“Ini
manis sekali... Sekali lagi. Aku mau yang itu.” Ucap Yeon. Ji A pun memegang
tangan Yeon membantunya dan mereka mendapatkan gantungan kunci yang sama.
Mereka
pun bermain basket bersama, Ji A kesal karena Tidak bisa langsung masuk. Yeon
menahan Ji A yang marah meminta agar Pegang bolanya dengan tangannya. Ji A
meminta Yeon melepaskan tangan karena akan melawan mesin. Yeon langsung memeluk
Ji A yang sedang marah.
Mereka
pun bermain tembak-tembakan dan motor-motoran bersama. Yeon terlihat bahagia
bersama dengan Ji A seperti kencan layaknya kencan orang biasa.
Keduanya
duduk di bangku taman sambil makan es krim. Ji A bertanya Bagaimana rasa mint
cokelatnya. Yeon mengatakan kalau Menyegarkan seperti biasa, Serasa menelan
hutan dan bertanya Bagaimana rasa vanilanya. Ji A menjawab itu rasanya Manis.
“Rasanya
seperti madu” kata Ji A. Yeon menawarkan untuk bertukar. JiA bingung Bagaimana
jika kita mencampurnya. Keduanya pun berciuman
dan saling menatap dengan senyuman.
“Aku
pasti sangat mencintaimu. Aku sudah hidup begitu lama. Begitu banyak nama dan
wajah yang memudar dari ingatan. Tapi aku ingat semua hal tentangmu.” Ungkap
Yeon
“ Jangan
lupakan aku apa pun yang terjadi.” Kata Ji A. Yeon mengaku tak mungkin bisa
melupakan wajah ini.
“Aku
mencintaimu, Yeon.” Kata Ji A lalu bersandar pada Yeon. Yeon pun memeluknya
dengan erat.
Nenek
Yeon berbicara dengan abu anaknya seperti tahu yang terjadi kalau tidak meninggalkan ibu, tapi Ia yang
meninggalkan anaknya dan Karena itukah
ini terjadi kepadanya.
“Ibu
terus meyakinkan diri bahwa ibu tidak akan memaafkanmu. Tapi kini ibu sadar
bahwa diri inilah yang tidak bisa ibu maafkan. Bagimu, orang tua seperti apa
ibu ini?” ucap Nenek Yeon.
Yeon
memejamkan mata sambil berdoa, Ji A melihatnya bertanya Harapan apa yang
dibuatnya. Yeon menjawaba kalau mendoakan kesehatan Ji A agar tidak terluka,
sakit, atau menangis. Ji A mengejek Yeon itu serakah.
“Jika
sesuatu di luar kendali kita terjadi, kuharap kau bisa melupakan semuanya.”
Kata Yeon
“Tidak akan. Aku akan menunggumu. Sama seperti kau menungguku.”ucap Ji A
“Kau
tidak boleh melakukan itu. Hidup manusia terlalu singkat untuk melakukan itu.
Ji-ah, kau membuat harapan apa?” kata Yeon
“Aku berharap
ada dewa yang sangat baik di suatu tempat di dunia ini, dan dewa membawa keajaiban.
Aku berharap dewa itu menyelamatkan kita.” Kata Ji A.
Yeon
memeluk Ji A dan menerima telp dari neneknya, lalu kaget seperti memintanya
agar datang sekarang juga.
Yeon
datang ke gedung dan melihat neneknya sedang merokok lalu ingin tahu apa
maksudnya Tentang perkataannya tadi, Nenek Yeon mengaku kalau sudah lama
merokok dan Hanya ada dua pria yang menyuruhnya berhenti merokok.
“Salah
satunya adalah kau...” ucap Nenek Yeon dan Yeon tahu satunya lagi adalah
putranya.
“Dia anak
yang baik. Namun, setelah istrinya meninggal, dia berhenti bicara. Dia seharusnya
membenciku secara terbuka.”kata Nenek Yeon
“Lalu dia
melompat ke Sungai Styx.” Kata Yeon. Nenek Yeon mengingat Dia melepas sepatu buatannya dan menatanya
rapi sebelum pergi.
“Dasar tidak tahu terima kasih. Dia ingin aku
menemui mereka dan bilang tidak akan memaafkanku.” Ucap Nenek Yeon
“Aku
berencana berhenti merokok.” Ucap Nenek Yeon. Yeon memastikan kalau Nenek Yeon
serius.
“Aku
sudah hidup cukup lama. Aku akan mencoba hal yang belum kulakukan.” Kata Nenek
Yeon. Yeon tak mengerti apa maksud ucapan neneknya.
“Artinya
ada cara untuk mengakhiri ini tanpa harus mengorbankan dirimu atau dia.” Kata
Nenek Yeon. Yeon pun ingin tahu Apa itu.
Pria yang
ditaman budaya mengucapkan Terima kasih atas kerja kerasnya pada
pegawainya. Ia pun berpisah dan masuk ke
dalam toilet.
Sementara
Yeon masih berbicara pada Neneknya. Nenek Yeon meminta agar membunuh Imoogi
datang besok, maka Yeon tebas Ji-ah dengan pedang ini. Ia meminta Yeon agar
bisa menebaslah yang kuat agar dia bisa mati. Yeon kaget mendengarnya.
“Saat dia
hampir mati, Imoogi di dalam tubuhnya akan mencoba lari dari tubuhnya sebelum
dia mati.” Kata Nenek Yeon
“Bagaimana
dengan sisiknya?” tanya Yeon. Nenek Yeon
meminta agar Jangan memakai sisiknya.
“Biarkan
dia pindah ke tubuh Imoogi. Saat kedua Imoogi bersatu, aku akan mengubahnya
menjadi batu.” Kata Nenek Yeon.
“Aku
harus menebus kesalahan karena melanggar tabu.” Kata Nenek Yeon. Yeon tak
percaya mendengarnya memeluk Neneknya.
“Hentikan
komentar konyol itu. Pastikan saja membawa kedua Imoogi dan gadis itu tepat
waktu.” Ucap Nenek Yeon. Yeon bahagia karena nenek Yeon tidak sejahat itu.
Nenek Yeon mengeluh kalau melepaskanya.
Si Pria
mencuci tangan dan menaruh batu disamping wastafel. Imoogi kelua dari toilet
mengaku menikmati penampilan mereka tadi.
Si pria pun mengucapkan Terima kasih dan tahu kalau Immogi itu juga bukan
manusia. Immogi pun menyindir kalau Pengamatan pria itu tajam.
“Kau
manusia atau bukan, taman ini sudah tutup.” Ucap Si pria. Immogi mengaku datang
untuk mencari sesuatu.
“Jika
kehilangan sesuatu, pergilah ke tempat barang hilang.” Kata si pria sinis.
“Tidak
apa-apa. Aku langsung menemukannya.” Kata Immogi. Si pria ingin tahu Apa itu.
Immogi melempar batu ke arah si pria dan mengatakan kalau yang dicari adalah Cermin
Bulan.
“Saat
ibuku meninggal, aku merasa seperti anak yatim piatu. Tapi berkat kau dan
Jae-hwan, aku sama sekali tidak kesepian. Terima kasih.” Kata Sae Ron. Ji A
meminta agar Sae Ron bertahan.
“Nona
Nam... Kurasa kau harus menjawabnya.” Kata Jae Hwan melihat seseorang menelp Ji
A terus.
Ji A
mengangkat telp dan Immogi tahu Sepertinya ada yang sekarat. Ji A marah
bertanya Di mana Immogi. Immogi yang ada diluar gedung bisa melihat jendela
memberitahu kalau Tempat yang dekat dengan Ji A. Ji A marah mengambil pistol
dan berlari keluar dari rumah.
“Akhirnya,
kau mendatangiku.” Ucap Immogi. Ji A bertanya Di mana obatnya.
“Kau bisa
mencemaskan orang lain? Kau bisa mati kapan saja.” Kata Immogi. Ji A meminta
agar memberikan obatnya.
“Tidak
ada hal seperti itu. Aku lahir dari wabah. Aku tahu cara membunuh manusia, tapi
tidak pernah belajar cara menyelamatkan mereka.” Kata Immogi
“Ini
sebabnya aku menyukaimu. Kau berada dalam situasi berbahaya dan sulit
mengendalikan tubuhmu. Kau tidak tampak kacau meski sepertinya bisa begitu. Aku
akan memilikimu.” Kata Immogi.
“Jangan
harap.. Lebih baik aku mati daripada mendatangimu.” Kata Ji A marah
“Jangan
bekerja sama dengan Lee Yeon. Mereka merencanakan sesuatu.” Ucap Immogi di
tubuh Ji A.
“Itu
tidak penting. Ada yang harus kau lakukan sekarang.” Kata Immogi.
Yeon
kembali ke rumah heran melihat Ji A yang berdiri di sana. Ji A hanya menundukan
kepalanya lalu memberitahu kalau Magistrat Wilayah diserang. Yeon kaget
mendengarnya dan bertanya apa maksudnya, Oleh siapa. Ji A memberitahu kalau
oleh Imoogi.
“Dia
belum mati, tapi bilang ada benda penting yang diambil darinya.” Kata Ji A
“Kau dia,
bukan?” ucap Yeon membalikan badan Ji A dan Immogi tersenyum sinis.
“Ini kuis
singkat. Apa yang dia ambil dari Magistrat Wilayah?” kata Immogi mengejek. Yeon
bisa tahu kalau itu Cermin Bulan.
Nenek
Yeon kaget melihat sosok Immogi yang ada didepanya dan bertanya-tanya Bagaimana
bisa memiliki wajah itu, Immogi pikir ini wajah yang dirindukan yaitu Anak malang
yang dibunuh oleh ibunya, Putranya sendiri.
“Bok-gil.
Bok-gil anakku.” Kata Nenek Yeon tak percaya. Immogi mengaku memilih tubuh khusus
untuk Nenek Yeon saat dilahirkan kembali.
“Kupikir
hari ini akan datang.” Kata Immogi. Nenek Yeon bingung Bagaimana tahu soal
putranya.
“Ini kuis
singkat kedua. Kenapa separuh dari diriku mengincar Cermin Bulan?” kata Immogi.
“Tidak.
Nenek.” Ucap Yeon akan pergi. Ji A menahan Yeon karena harus
tetap bersamanya
Yeon akan
pergi tapi Shin Joo langsung menyerang dari belakang. Shin Joo seperti avatar
yang dikendalikan oleh Immogi. Yeon bertanya Immogi melakukanya. Yeon menjawab
Karena dia menyuruhnya.
“Suatu
saat, saat Imoogi di tubuh wanita itu memanggilmu, kau akan menjadi prajuritku.”
Ucap Immogi.
Nyonya
Bok yang dibisikan oleh Immogi juga menyerang
Yeon, Rang pun juga karena sebelumnya memakan celepukan.
“Bok-gil
anak yang baik. Dia yang pertama bicara denganku, yang dibenci oleh seluruh
dunia. Untuk kali pertama dalam hidupku, aku merasa punya teman.” Ucap Immogi
“Tapi apa
kau tahu? Orang yang menanam benih wabah ke dalam tubuh istri Bok-gil adalah
aku.” Kata Immogi
“Kenapa?
Kenapa kau melakukan itu?”tanya Nenek Yeon. Immogi melhat Dia tampak sangat
bahagia.
“Dasar
berengsek!” teriak Nenek Yeon, saat Itu Immogi mengeluarkan cerminya dan
terlihat sinar terang di dalam gedung.
Yeon
berusaha melawan semuanya sampai akhirnya sadar lalu menarik Ji A kalau tidak
bisa melakukan ini tanpa Nenek. Immogi menjawab kalau sudah terlambat. Yeon berteriak
agar Ji A sadar, sementara Rang dkk tersadar kalau kepalanya sakit.
“Kita
berdua bisa hidup. Untuk kali pertama, ada harapan.” Kata Yeon. Shin Joo ingin
bicara tapi Yeon meminta agar Jangan ikut campur.
“Rang,
ikut denganku.” Kata Yeon. Nyonya Bok tersadar dan meminta maaf. Yeon piki
nanti saja bicara den bergegas pergi.
“Kalian
baru saja kerasukan. Bawa Ji-ah bersamamu.” Ucap Yeon berlari lebih dulu. Rang
akan mengajak Immogi pergi, tapi Immogi mengeluh kalau akan pergi sendiri.
Yeon
berlari ke dalam gedung dan melihat Immogi sudah ada di dalam lalu bertanya Di
mana Nenek. Immogi hanya tersenyum, Ji A yang masih kerasukan berpikir Immogi
sudah menangkapnya. Immogi memperlihatkan cermin ditanganya.
“Ini
jelas salah satu dari empat harta karun roh gunung.” Kata Immogi. Yeon pun
melihat Nenek Yeon sudah menjadi batu.
“Aku menemuinya
dengan wajah putranya dan wanita tua yang tidak tertandingi itu kehilangan
akal. Meski mereka dewa di antara semua dewa, selama mereka memiliki hati
manusia, akan selalu ada ikatan terlemah.” Ucap Immogi
“Ini rencanamu sejak awal.” Kata Yeon akhirnya mencekik Immogi.
“Semua
ini karenamu, Lee Yeon. Kau menolak untuk menyerah, jadi, orang tidak bersalah
mati, wanita tua itu mati, dan Ji-ah juga akan mati.” Kata Immogi.
Yeon
mencoba menyerang Immogi tapi tubuhnya pindah dengan cepat, saat akan menusuk
Immogi tiba-tiba Ji A menahanya.. Yeon tetap ingin menusuk Immogi.
Ji A
kembali melindungi Immogi. Yeon mencoba melawan tapi akhirnya Ji A yang
menyerangnya. Ji A pun mencekik Yeon, Yeon pun memohon pada Ji A agar segera
sadar.
“Bahkan di saat seperti ini, dia tidak bisa sentuh tubuh ini. Itu sebabnya kau harus menyumbangkan tubuh itu dan mati.” Ucap Ji A
“ Kau
tidak punya pilihan sekarang. Hanya itu cara agar Ji-ah bisa hidup.” Kata Immogi.
Ji A pun mulai berubah menjadi Immogi.
“Cukup...
Lepaskan Ji-ah. Aku akan... Ambillah tubuhku.” Kata Yeon sudah siap memakan sisik
Immogi.
Rang
melihat Yoo Ri didepanya dan bertanya Sedang apa di sini. Yoo Ri mengatakan Rang tidak boleh
masuk ke sana. Rang menegaskan kalau kemari untuk menyelamatkannya dan Lee
Yeon.
“Jika
terjadi sesuatu pada Lee Yeon, kau akan menebusnya.” Ucap Rang menatap sinis Yoo
Ri.
Immogi
melihat saat Yeon akan makan sisiknya. Ji A meminta Yeon agar tak makan mengancam
dengan pistol dikepalanya. Yeon kaget melihat Ji A membawa pistol dan makan
mendekat. Tapi Ji A meminta Yeon agar jangan bergerak.
“Kau
masih bertahan?” keluh Immogi. Ji A meminta agar jangan melakukanya. Yeon
meminta Ji A agar meletakan pistolnya.
“Aku akan
melindungimu, Lee Yeon.” Ucap Ji A tapi Yeon merasa agar bisa melakukanya. Ji A
akan melepaskan tembakan tapi Yeon bisa mengarakan kearah langit-langit.
“Maafkan
aku. Ini untuk melindungimu.” Kata Yoo Ri sudah siap dengan tusuk kondenya.
Tapi Rang hanya memukul sekalidan Yoo Ri pun terjatuh.
Ji A
menangis melihat Yeon yang berubah menjadi Immogi. Yeon menyuruh Ji A agar
menjauh. Immogi memberitahu kalau Lee Yeon yang dokenal sudah mati dan ia yang
jadi menang. Rang datang kaget bertanya Apa yang terjadi.
Immogi
dan Rang mulai berkelahi, Rang tak bisa melawan Immogi bahkan kakinya terluka.
Yeon menatap Ji A yang terus menangis.
“Aku
tampak buruk, bukan? Aku ingin terlihat tampan di saat-saat terakhirku. Namun,
kita menang.” Ucap Yeon akhirnya berdiri dan melihat Immogi kesakitan.
“Ini
hadiahku. Saat separuh dari dirimu melemah, kau juga, bukan?”kata Yeon. Immogi
seperti akan muntah.
“Ini
evening primrose dari makam.” Kata Yeon memakan bunga sebelum bertemu dengan
Immogi.
Immogi dan Yeon saling menyerang, Ji A panik melihatnya dan Rang tak bisa membantu karena kakinya terluka. Pintu terbuka, Yeon memeluk erat Immogi dan memanggil Rang. Immogi meminta agar Yeon melepaskanya
“Sekarang
kita bersatu... Jika membunuhku, kau juga akan mati. Itulah yang kuinginkan.” Ucap
Yeon memanggil Rang.
“Tidak.
Aku tidak bisa melakukan ini.” Kata Rang tak tega melakuanya Yeon memberitahu
kalau Tidak lama lagi,akan menjadi Imoogi.
“Izinkan
aku tetap menjadi diriku.. Rang...” kata Yeon memohon. Rang tak bisa menusukan
pedang pada kakaknya.
“Selamatkan
aku...” ucap Yeon. Rang tak bisa melihat kakanya yang terluka akhirnya menusuk pedang.
Ji A berteriak histeris lalu mencoba mengejar Yeon.
“Aku akan
terlahir kembali. Aku akan terlahir kembali dan mencarinya lagi.” Ucap Immogi marah
“Aku
mencintaimu.” Ucap Yeon akhirnya jatuh ke dari pintu
Ji A
berteriak histeris didepan pintu melihat boneka yang ditinggalkan Yeon.
“Dia
tersenyum... Seolah dia berkata bahwa dia senang karena bisa menyelamatkanku.
Seolah ini akhir bahagianya. Pada akhirnya, kurasa aku mendengarnya berkata..
Lee Yeon! aku mencintaimu.” Ucap Ji A menangis.
Bersambung
ke episode 16
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar