PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 05 Desember 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ji A membuka surat dengan amplop hitam ditaman,  [Untuk Ji-ah yang kusayangi, kau suka hadiahmu? Kuharap begitu. Aku ingin tahu betapa cantiknya dirimu mengenakan gaun pengantin. Aku ingin tahu siapa yang akan mendampingimu.]

Yeon sengaja memilih gaun untuk hadiah Ji  A sebelum bertemu dengan Immogi. Ia menuliskan surat di ruangan kerjanya sambil mengingat kenangan dengan Ji A. Mulai dari minum kopi bersama, Yeon yang menatap Ji A yang tidur disampingnya.

 [Siapa pun itu, kuharap dia orang baik. Kuharap aku bisa mengatakannya dengan santai, tapi apa boleh buat? Aku sudah membenci pria itu meski tidak tahu siapa dia.]


 [Aku sangat menyukaimu. Aku suka caramu menghadapi dunia. Aku suka walau harus menghadapi takdir yang buruk, kau tidak mudah menyerah. Setiap kali aku minum kopi denganmu, saat melihatmu tidur, saat aku berjalan bersamamu, bahkan semua waktu yang kuhabiskan untuk menunggumu, aku sangat menyukai semuanya.]

Yeon menangis menuliskan surat untuk Ji A karena harus berpisah. Ji A juga menangis membaca surat dari Yeon. Yeon menatap foto dengan Ji A dan terus menangis.

[Ji-ah... Setiap kali aku mengucapkan setiap suku kata dalam nama lembutmu yang tidak memiliki konsonan akhir, jantungku berdebar. Meski kau harus berjalan sendirian di jalan yang kita lewati bersama, kau akan terbiasa.]

 [Kau mampu mengatasinya. Jadi, relakanlah aku sekarang. Kau harus melakukannya.]

“Aku tidak mau.. Aku tidak bisa merelakanmu, Kembalilah.. Aku sangat merindukanmu.” Ucap Ji A terus menangis dan bunga saat itu bunga berguguran. 



Su Ho melihat Rang pergi bertanya apakah akan mencari kakak Gumihonya. Rang mengeluh kalau Su Ho sudah melarangnya mengatakan Gumiho. Yoo Ri bertanya apakah Rang sudah mendengar kabar dengan wajah khawatir.

“Tidak juga. Aku akan mendatangi mereka yang bukan manusia dan memukuli mereka untuk mencari cara menyelamatkannya.” Ucap Rang. Yoo Ri pikir akan mengantar Rang

“Jangan. Di luar dingin dan bersalju.” Kata Rang. Yoo Ri meminta Rang agar segera kembali.

“Kita berempat akan memanggang perut babi. Hati-hati dengan mobil.” Kata Yoo Ri. Rang menganguk lalu keluar dari rumah. Su Ho memberikan senyuman pada Rang. 


Ji A berjalan pergi setelah membaca surat dari Yeon lalu tersadar kalau gantungan kuncinya hilang. Ia berlari mencari gantungan kenangan dengan Yeon lalu menemukan terjatuh dijalan dan langsung menangis sambil memeluknya. Saat itu seorang datang mendekatinya.

“Kenapa kau di sini?” ucap Ji A heran melihat Rang yang datang. Rang malah bertanya balik pada Ji A

“Karena mendengar rumor, aku akan mendatangi pria tua itu.” Ucap Rang melirik ke bagian belakang Ji A.

Ji A melihat sebuah tentang bertuliskan [Saju, membaca wajah, menentukan kecocokan pernikahan, Ramalan Pindah, Ramalan Kekayaan, Ramalan Kesehatan] Didalamnya sudah ada peramal yang ada di rumah budaya. 


Ji A dan Rang akhirnya masuknya, Rang memastikan kalau pria itu  salah satu hakim akhirat. Sipria mengaku kalau ia adalah  Raja Odojeonryun yaitu  Raja kesepuluh yang menguasai Neraka Kegelapan dan Hakim terakhir.

“Aku juga menentukan kehidupan akhirat kalian.   Bisakah kau duduk tegak, Nak?”ucap Raja.  Rang yang melipat kakinya langsung duduk tegak.

“Jika kau yang memutuskan kehidupan akhirat kami...” ucap Rang. Raja membenarkan kalau bertanggung jawab atas reinkarnasi.

“Reinkarnasi? Apa kau di sini karena Lee Yeon?” tanya Ji A. Raja merasa kalau Situasinya agak ambigu.

“Tapi aku kebetulan memiliki barangnya.” Ucap Raja. Ji A mengingat saat Raja mengatakan “Kau punya kelereng rubah. Berikan padaku.”


“Kelereng rubah... Bisakah ini menghidupkan Lee Yeon kembali?” kata Ji A

“Jangan terburu-buru. Aku kemari hanya karena adik Raja Yeomra tidak berhenti menelepon dan mengganggu para hakim akhirat. Tapi kami tidak melakukannya dengan cuma-cuma. Kalian tahu peraturannya, bukan?” kata  Raja. 

“Aku harus memberimu sesuatu milikku yang paling berharga, bukan? Biar aku saja. Aku bisa melakukannya. Asalkan Lee Yeon bisa hidup kembali.” ucap Ji A

“Bagaimana jika dia kembali, tapi kau tidak bisa menemuinya? Tidak ada yang tahu. Kalian mungkin akan saling melewatkan. Mungkin dia akan lahir setelah kalian berdua mati. Mungkin penampilannya tidak akan seperti yang kalian ingat.” Ucap Raja. Ji A dan Rang saling menatap.

“Aku tidak peduli.” Kata Ji A. Rang pun setuju dan menegaskan kalau menginginkan kesepakatan.

“Baiklah... Sebelum semua pasir jatuh, bawakan sesuatu yang akan aku sukai.” Kata Raja dan memutar jam pasir. 



Nenek Yeon berdiri dimeja kerjanya merasakan sesuatu. Tuan Hyun bertanya ada apa. Nenek Yeon tahu Raja Odojeonryun datang Itu sebabnya turun salju di bulan April jadi Dia akhirnya datang lalu bergegas ke keluar gedung.

“Apa itu suara gagak? Dia menggaok tiga kali.” Kata Tuan Hyun mendengarkan dengan jelas.

“Tamu akan memakai pakaian berkabung. Akan ada pemakaman lagi.” Ucap Nenek Yeon sudah mengetahuinya. 


Ji A langsung memutuskan agar dirinya saja. Raja ingin mendengarkan lebih dulu. Ji ah tahu Sesuatu yang paling berharga baginya adalah Lee Yeon. Setelah dia pergi, Ia hanya punya kenangan dan itu Kenangan tentang Yeon maka akan memberinya kenangan.

“Aku tidak butuh kenangan. Coba yang lain. Bukankah dia memberimu sesuatu yang sangat berharga?” kata Raja.

“Aku akan memberimu apa pun. Katakan apa maumu.” Ucap Ji A. Raja memberikan contoh adalah nyawanya.

“Jika aku memberimu nyawaku, bisakah Lee Yeon bereinkarnasi?”kata Ji A. Rang berteriak marah.

“Nyawa dibalas nyawa. Bukankah itu kesepakatan yang adil?” ucap Raja.  JI A memutuskan akan memberikanya. Rang berteriak kesal mendengarnya.

“Hei... Lee Yeon menyelamatkan nyawamu bukan untuk kau sia-siakan. Apa Kau akan membuat kematiannya sia-sia? Kau bodoh.” Teriak Rang.

“Kalau begitu, maukah kau memberikan nyawamu kepadaku?” ucap Raja. Rang pun kembali duduk.

“Baiklah. Aku mencurinya sejak awal. Aku tidak akan mempertahankannya.” Kata Rang, kali ini Ji A yang berteriak.

“Jangan ikut campur.” Ucap Rang. Raja merasa ada masalah karena  sejak awal Rang tidak punya ikatan.

“Apa itu berharga bagimu? Biarkan aku menilainya itu.” Ucap Raja mulai melihat dengan kaca pembesarnya ke mata Rang. 




“Tunggu.... Apa Kau punya keluarga sekarang? Hidupmu mulai berarti. Ini Diterima.. Kesepakatannya telah dibuat... Sepakat.” Ucap Raja. Ji A tak bisa terima begitu saja.

“Tunggu sebentar... Aku masih punya waktu, bukan? Bisakah kau memanggil mereka? Setidaknya izinkan aku berpamitan.” Kata Rang melihat jam pasirnya.

Ji A menunggu didepan taman, Yoo Ri akhirnya datang dengan Shin Joo yang mengendong Su Ho. Mereka berlari untuk melihat Rang terakhir kalinya. Rang pun melihat mereka berlari dari kejauhan dengan senyuman.

Yoo Ri menangis ingin mendekat tapi waktu Rang sudah habis dan saat itu Raja dan juga Rang langsung menghilang didepan mata mereka. Ji A menemukan ponsel Rang yang tertinggal dengan wallpaper keluarga barunya, dengan Shin Joo, Yoo Ri dan Su Ho. 

Mereka akhirnya melakuan pemakan pada Rang, dengan foto dan batu yang diukir nama [Lee Rang] Su Ho memberikan buket bunga dan mereka menangis dengan kepergiaan Rang yang mengorbankan diri untuk Yeon agar bisa bereinkarnasi. 


Ji A pergi ke pantai sendirian seperti ingin menenangkan dirinya setelah kehilangan Yeon dan Rang. Ia kembali ke kantor dan hujan turun, Seorang petugas memanggilnya memberikan payung agar bisa mengunakanya. Ji A kaget melihat payung merah milik Yeon.

“Dari mana kau dapat payung ini?” tanya Ji A kaget. Si pegawai mengaku tak tahu.

“Kudengar seseorang meninggalkannya di tim kami, mengatakan itu untukmu.” Ucap Si pria

“Kapan?” tanya Ji A. Si pria menjawab kalau itu Sebelum shiftnya berkerja, Sekitar lima menit yang lalu.


Ji A berlari mencari sosok Yeon dan melihat pria mengunaka payung hitam, tapi saat membalikan badan ternyata bukan Yeon.  Ia terus berlari mencari Yeon dan menemukan saat akan menyebarang jalan, saat akan mendekat lampu hijau belum menyala.

“Sudah kubilang jangan berkeliaran saat hujan.” Ucap Yeon menatap Ji A dari kejauhan. Setelah lampu hijau penjalan kaki menyala Ji A langsung berlari ke arah Yeon.

“Yeon... Benarkah itu kau? Kau sungguh bukan orang yang menyamar? Benarkah ini bukan mimpi? Benarkah ini kau? Lantas, kenapa kau berdiri di sana? Kenapa kau tidak mendatangiku?” ucap Ji A memeluk Yeon sambil menangis.

“Aku sudah berubah.” Kata Yeon. Ji A tak mengerti maksudnya. Yeon memberitahu kalau tidak bisa terbang.

“Saat kau jatuh dari tempat tinggi, aku tidak bisa memegangimu. Saat kau berjalan di jalan gelap, aku tidak bisa membawa kunang-kunang. Aku merasa sakit saat dipukul. Aku terluka saat ditikam. Tidak ada yang bisa kulakukan untukmu.” Ucap Yeon

“Itu tidak penting... Itu sama sekali tidak penting.” Kata Ji A. Yeo mengaku kalau telah menjadi manusia.

“Manusia? Kau dalam masalah sekarang. Aku tidak akan melepasmu sampai kau mati. Kata Ji A memeluk Yeon kembali.

“Aku sangat merindukanmu. Aku sangat merindukanmu hingga hampir gila Aku sangat takut tidak bisa bertemu denganmu lagi.” Ucap Yeon akhirnya melepaskan payungnya dan menangis bersama dengan Ji A ditengah hujan. 


Di kamar, Yeon mengeringkan rambut Ji A dengan handuk. Ji A  ingin tahu Bagaimana Yeon melakukannya. Yeon bingung apa maksudnya. Ji A mengaku kalau Enam bulan serasa enam tahun baginya jadi  Bagaimana Yeon bisa menunggu selama 600 tahun.

“Kau punya kemampuan menunggu khusus atau terbiasa menunggu seiring berjalannya waktu?”ucap Ji A

“Bukannya aku terbiasa menunggu, tapi aku tidak pernah terbiasa hidup tanpamu.” Kata Yeon

“Aku ingin kuat sepertimu selagi menunggumu. Tapi hal-hal kecil membuatku resah dan sedih.” Akui Ji A

“Apa saja? Apa yang membuatmu resah?” tanya Yeon. Ji A memberikan contohnya.

“Misalnya, udara malam saat kau mengantarku pulang. Alarm penanak nasiku yang berbunyi saat nasinya sudah matang. Kehangatan tanganmu yang kupegang saat kita berjalan bersama. Kenangan sepele semacam itu.” Ucap Ji A

“Karena itulah kau menemukanku kali ini. Kau menemukanku.” Kata Yeon bangga pada Ji A

“Tanganmu benar-benar tangan manusia sekarang.” Kata Ji A. Yeon membenarkan kalau ia juga punya tubuh manusia.

“Dan bibir manusia” kata Ji A mencium Yeon. Yeon pun menatap Ji A mereka pun berciuman melepaskan rasa kangen setelah 6 bulan tak bertemu. 



Yeon duduk melihat rekaman Video Shin Joo yang membawa gitar, lalu  menebak kalau Shin Joo Tidak mungkin dan tidak akan bernyanyi di sana. Ia pun hanya bisa melonggo melihat Shin Joo yang menyanyi untuk Yoo Ri saat melamar.

 Video memperlihatkan saat Ji A berbicara pada Tuan Hyun [Pak, bisa katakan sesuatu kepada Lee Yeon?]

 [Hei, Yeon. Nenek akhirnya berhenti merokok. Sekitar 80 persen berkat kau.] Ji A pun meminta Nyonya Bok agar mengatakan sesuatu.

[Saat aku mulai menyukai petani manusia, hanya kau yang mendukungku. Kau bilang pernah mengalami cinta seperti itu. Wanita itu menunggumu dengan berani. Kuharap kalian berdua akan bertemu lagi.]

Yeon melihat kalau Tuan Choi sebagai suami Nyonya Bok dimasa lalu kembali memberikan makanan. Rang juga terlihat merawat Su Ho dengan mengelap mulutnya yang belepotan makanan. Yeon tersenyum melihat adiknya yang bisa memberikan perhatian lebih pada Su Ho. 



Shin Joo pergi mengajak jalan anjingnya sambil berbicar kalau akan  makan ayam setelah berjalan-jalan. Ia lalu terdiam melihat pria yang menunggu didepan kliniknya, Yeon melambaikan tangan dengan senyuman. Shin Joo langsung berlari memeluknya sambil menangis.

“Bagaimana apartemennya? Nyaman?” tanya Yeon melihat foto-foto di rumah Shin Joo.

“Jangan memancingku. Semua ada di sini. Ada sauna dan gimnasium.  Dilihat dari infrastrukturnya, harganya diremehkan. Ada dua stasiun metro di sini.” Ucap Shin Joo

“Kau rubah, tapi memedulikan banyak hal.” Ejek Yeon. Shin Joo dengan bangg kalau dia adalah bendahara asosiasi penghuni di sini.


“Apa Pak Bendahara menyadari nilaiku saat aku pergi?” uap Yeon. Shin Joo menaku lupa kalau Yeon utidak ada karena menikmati masa pengantin barunya.

“Aku mau pergi saja.” Keluh Yeon kesal. Shin Joo menahanya kalau ucapanya bercanda.

“Sejak aku menjadi manusia, perubahan suasana hatiku kacau. Hati-hati. Aku merasa rendah diri untuk kali pertama dalam hidupku.” Kata Yeon

“Kau akan dilempari batu sampai mati jika mengaku mengalami rendah diri. Terima kasih sudah kembali. Kami semua menghadapi kematianmu dengan cara yang berbeda dan menunggumu. Terkadang kami menangis dan saling mengandalkan.” Akui Shin Joo

“Bagaimana dengan Rang?” tanya Yeon. Shin Joo memberitahu Rang kacau setelah Yeon meninggal.

“Dia pernah menangis semalaman, tapi membaik saat pindah kemari. Tapi dia terus mencari kakaknya.” Cerita Shin Joo

“Apa Kau melihatnya di akhir waktunya?” tanya Yeon. Shn Joo mengelengkan kepalanya.

“Dia pasti sangat ketakutan sendirian. Terlepas dari penampilannya, dia mudah takut.” Kata Yeon

Shin Joo memberikan pada Rang kalau itu ponsel milik adiknya. 



Yeon melihat foto-foto yang disimpan Rang dan melihat semua foto seperti keluarga. Ia pun melihat video yang dibuatkan Rang.

 [Ini aku... Aku akan segera mati. Jika ada di saat seperti ini, kau akan segera menyelamatkanku. Kini tidak ada yang kuandalkan. Habislah aku.,, Jadi, pahami perasaanku sambil menonton wasiat hidupku, Berengsek.]

 [Kukira aku akan merasakan hal hebat sebelum mati. Mungkin karena kau benar dan aku mudah menyerah, tapi aku merasa getir. Jadi, jangan bersikap menjijikkan dan menangis.

[Aku tidak menangis meski kau tidak di sini. Aku hanya minum banyak.] Yeon tahu kalau Rang itu Pembohong dengan senyuman

 [Aku sudah lama mengganggumu, tapi aku tidak mau minta maaf karena kau lebih buruk. Bahkan saat kita berbagi buah, kau selalu memberiku potongan besar. Aku tahu kau terobsesi pada telur, tapi kau selalu memberiku telurmu.]

 [Kau melatihku seperti itu, tapi meninggalkanku demi cinta. Bukankah aku akan menjadi kacau? Aku akan terlahir kembali sebagai udang Dokdo. Untuk berjaga-jaga, jangan makan udang.

[Pastikan kau juga akan terlahir kembali. Kuharap kau menjadi sangat jelek. Tapi tetap saja...Tapi tetap saja, jika memungkinkan, mari bertemu lagi... Kakakku.]

Yeon menangis untuk terakhir kalinya memanggil Hyung pada Yeon. Yeon pun pun menangis karena harus kehilangan Rang karena berkorban untuk dirinya. 




Su Ho berjalan pulang dari sekolah, temanya tahu kalau SuHo itu tidak punya ibu atau ayah, bahkan mendengar kalau ibunya melarikan diri. Su Ho menegaskan kalau itu tidak benar. Temana mengejak kalau Su Ho itu juga miskin.

“Aku melihatnya saat kami satu kelas.”kata Temanya lalu mengejek Su Ho sambil menyanyi Kau miskin

Saat itu Yoo Ri datang memanggil Su Ho,Su Ho tersenyum berlari menghampiri Yoo Ri sudah seperti ibunya. Yoo Ri dengan pakaian yang mahal pun mengajak Su Ho pulang. Su Ho mengangguk dan memeluknya.

“Kami tidak miskin.” Kata Yoo Ri lalu mengancam dengan kepalan tanganya. Keduanya pun ketakutan dan hanya diam saja. Su Ho mengejek dua temanya.

“Aku tepat waktu, bukan?” ucap Yoo Ri. Su Ho menganguk dan mereka saling high five. 


Yeon melihat dari kejauhan kalau Yoo Ri dan Su Ho sudah seperti anak dan ibunya yang dipertemukan dan ditolong oleh adiknya. Yeon akhirnya pergi ketempat Rang dan duduk menemani adiknya.

 [Kebaikan Rang yang tidak disengaja tidak sengaja diwariskan ke generasi berikutnya. Metode mereka mungkin masih agak kacau, tapi mereka mencintai seseorang.]

**

Tuan Hyun memijit bahu Nenek Yeon mengaku kalau bekerja dengan baik hari ini. Yeon datang, Tuan Hyun berteriak bahagia melihat Yeon datang. Yeon mengaku kalau merindukan Nenek. Nenek Yeon acuh menyuruh Yeon Berhentilah bersikap menyedihkan karena itu Norak sekali.


“Kau cari bantuan untuk menyelamatkanku.” Kata Yeon. Nenek Yeon mengelak kalau tak mungkin melakukanya.

“Dia menelepon setidaknya 200 kali. Kakaknya bahkan memblokirnya.”kata Tuan Hyun. Nenek Yeon melirik sinis pada suaminya.

“Kau tidak bisa hidup tanpaku, bukan?” ejek Yeon memeluk neneknya. Nenek menyuruh Yeon pergi saja.

“Aku memang berencana untuk segera pergi. Hari ini kali terakhir kau akan melihatku.” Kata Yeon. Tuan Hyun bingung ingin tahu alasanya.

“Aku tidak bisa datang ke sini lagi. Kini aku manusia. Aku harus hidup di antara manusia.” uca Yeon

“Kalau begitu, kau akan bertemu Yeon saat dia meninggal.” Kata Tuan Hyun

“Astaga. Membahas kematian bisa membawa sial! Sangat sulit menghidupkannya kembali.” keluh Nenek Yeon

“Terima kasih banyak sudah bersikap baik kepada berandal sepertiku. Kau membuatku bekerja keras sampai Ji-ah kembali hingga pikiranku bisa tetap waras. Berkat kalian berdua. aku bisa sampai sejauh ini” ucap Yeon

“Hiduplah dengan baik. Hidup sebagai manusia akan jauh lebih sulit dari dugaanmu, tapi kau pasti bisa mengatasinya.” Kata Tuan Hyun. Yeon menganguk mengerti.

“Kalian berdua harus sehat dalam waktu lama. Aku permisi.” Kata Yeon pamit pergi.

“Hei... Selagi kau di sini, makanlah tteokbokki sebelum pergi.” kata Nenek Yeon. Tuan Yeon mengeluh kalau harus keluar dan membeli tteokbokki itu. Nenek Yeon pikir kalau itu sudah jelas. 



Tuan Hyun mulai makan dan mengeluh kalau ini pedas sekali. Nenek Yeon heran suaminya yang merasa pedas dan meminta agar bersikaplah dengan benar. Tuan Hyun pikir Meski sedang, rasanya tetap pedas lalu berkomentar Sundae di tempat ini enak.

“Nenek masih menjadi penggila kerja.” Gumam Yeon melihat keduanya yang sudah kompak.

“Rasa tteokbokki sangat penting.” Kata Nenek Yeon. Tapi tuan Hyun pikir kalau odengnya itu enak.

“Jika ada satu hal yang berbeda, yaitu terkadang, pasangan ini terjaga semalaman untuk membicarakan mendiang putra mereka. Serta tteokbokki terasa enak meski tingkat kepedasannya sedang.” Gumam Yeon. Tuan Hyun masih terus mengeluh kalau pedas sekali dan tetap memakanya. 


Yeon masangkan cincin ditangan Ji A, cincin dari setangkai bunga. Ji A memakai gaun yang diberikan Yeon padanya. Mereka melakukan ikatan pernikahan ditengah ilalang. Yeon memasangkan mahkota bunga dikepala Ji A.

“Begini... Cinta abadi... Aku tidak yakin soal itu. Tapi kau suka paha ayam, dan aku suka dada ayam. Kau suka kuning telur, dan aku suka putih telur. Artinya kita pasangan yang sempurna.” Ucap Ji A

“Kau pasti wanita pertama dalam sejarah yang memakai ayam dan telur untuk mengekspresikan cinta.” Ejek Yeon. Ji A hanya bisa tertawa.

“ Akhirnya kita menikah.”kata Yeon. Ji A juga senang akhirnya Yeo menjadi manusia.

“Manusia adalah kata yang menarik. Menjadi manusia berarti mencintai. Aku punya kepribadian yang cukup buruk. Dan aku tidak terbiasa menjadi manusia. Tapi aku tahu cara mencintai... Aku mencintaimu...” ucap Yeon.

“Aku juga mencintaimu.” Kata Ji A dan mereka pun saling berciuman ,saat itu terlihat bunga mulai berguguran dan dibawa oleh angin. 

Tuan Hyun yang ada diluar gedung melihat ada Bunga di musim gugur. Nenek Yeon memberitahu kalau Ini perayaan, Bunga, pohon, dan angin berkata kepada pemilik lama mereka, "Selamat tinggal." Terima kasih untuk semuanya."





Yeon melihat video saat mereka melakukan pernikahan dan seperti memberikan suara dubbing “Gumiho yang sangat tampan dan cintanya hidup bahagia selamanya.” Ji A mengeluh klau Yeon tak bisa menambahkan suara payah itu

“Istriku bekerja di media... Semua perkataanku fakta.” Kata Yeon. Ji A memina agar putar balik videonya. Yeon pun mengikuti perintahnya.

“Sebaiknya kita punya anak?” ucap Ji A. Yeon pun langsung setuju tapi mencemaskan sesuatu. Ji A bertanya apa itu.

“Bagaimana jika putri kita malu karena ayahnya tidak kuliah?” ucap Yeon khawatir.

“Kita akan memberitahunya bahwa kau melakukan hal yang lebih hebat.” Kata Ji A. Yeon ingin tahu seperti apa.

“Bahwa kau menyelamatkan ibunya, dan meski tidak ada yang tahu, kau menyelamatkan seluruh dunia.” Ucap Ji A. Yeon membenarkan.

“Tapi siapa bilang dia perempuan?” keluh Ji A. Yeon tak sadar kalau mengatakan itu. Ji A membenarkan. Yeon merasa kalau itu Tidak mungkin. Keduanya pun bercanda diatas tempat tidur. 


[Rumah Sakit Hewan Shin-ju]

Yeon dan Shin Joo terlihat sedang malas berbaring diatas sofa sambil makan ayam goreng. Shin Joo meminta Yeon jujur Bagaimana perasaannya menjadi manusia, apakah Lebih baik dari menjadi Gumiho. Yeon mengaku mengira semua akan baik-baik saja, tapi ternyata tidak.

“Ada banyak sekali variabel.” Ucap Yeon serius. Shin Joo bingung apa maksudnyaVariabel?

“Aku mengidap astigmatisme dan penglihatanku berbeda. Coba Lihat ini... Benda ini bisa langsung membuatmu tampak lebih buruk.” Ucap Yeon duduk mengunakan kacamatanya.

“Saat ini, aku mungkin lebih tampan.” Kata Shin Joo tersenyum bahagia dan akan mengambil fotonya, tapi ternyata wajahnya masih kalah tampan dengan Yeon yang mengunakan kacamatanya.

“Lebih parahnya lagi, tidak berakhir di sana.” Ucap Yeon mengingatkanya. 


Flash Back

Ji A menarik Yeon ke sebuah tempat, Yeon mengeluh kalau Ji A yang  membohonginya karen mengira akan makan es krim. Ji mengaku  tidak berbohong karena hanya bilang  akan mampir ke suatu tempat. Yeon ketakuta pergi ke Klinik gigi.

“Lebih baik aku ditikam... Jangan ada lagi suntikan bius.” Kata Yeon. Ji A menarik Yeon agar bisa Jadilah anak baik.

Yeon mencoba kabur tapi Ji A menariknya. Ia mengeluh kalau cinta bisa cepat berubah. Ji A langsung jewer kuping Yeon dan menariknya masuk ke klinik gigi. Yeon pun tak bisa menolaknya. 


“Perawatan saluran akar gigi tidak tertahankan. Menjadi manusia berarti melawan rasa sakit yang tidak terduga.” Ungkap Yeon

Saat malam hari, Yeon masak ramyun untuk Ji A.  Ji A mulai memakanya. Yeon ingin tahu pedapatnya. Ji A memuji aklau Ramyeon buatan Yeon tidak terkalahkan. Yeon tersenyum bahagia. Ji A pun bertanya apakahmerkea punya soju.

Yeon langsung mengambilkanya. Ji A pun minum soju bersama dengan suaminya.  Ji  A merasa kalau Ramyeon dan soju itu adalah kehidupan.


Yeon duduk sendiri ditaman dan terdiam saat melihat seorang anak yang mengayuh sepeda dan jatuh didepanya. Ia mencoba membantu dan mengingat wajah sianak mirip dengan Rang yang menjadi adiknya dulu bermain baduk.

“Jika kau jatuh lagi, cobalah bangun sendiri, mengerti?” ucap Rang. Si anak menganguk mengerti dan mengucapkan terimakasih.

Ibu si anak datang menghampiri anaknya yang terjatuh dan si anak memberitahu kalau kalau Seorang pria membantunya. Yeon tersenyum kalau Rang bukan udang Dokdo.


Ji A keluar dari gedung dan melihat Yeon sudah menunggu. Keduanya pun berpelukan. Yeon dan bertanya pada Ji A Bagaimana harinya. Ji A mengaku kalau  Tidak ada yang istimewa. Mereka pun menaiki mobil bersama dan Ji A mengingat sesuatu.

“Aku melihat pria aneh di kantor polisi hari ini.” Cerita Ji A. Yeon ingin tahu seperti apa dia?

“Seorang pria tua memakai topeng Hahoe. Tapi topengnya tidak bisa lepas seolah menyatu dengan wajahnya.” Kata Ji A.

“Topeng Hahoe? Apa kau menginjak kotoran burung hari ini?” kata Yeon memastikan

“Aku tidak menginjak kotoran burung, tapi aku menginjak permen karet.” Kata Ji A. Yeon tiba-tiba mengumpat kesal. Ji A bingung bertanya ada apa.

“Orang itu adalah Samjae.” Kata Yeon. Ji A tak mengerti apa itu Samjae. Yeon tahu itu adalah Kesialan yang menimpa orang setiap sembilan tahun.

 “Mungkin ada makhluk yang tidak kita ketahui hidup di antara kita di dunia ini. Mungkin legenda perkotaan yang dibicarakan secara luas hanyalah nama lain bagi mereka. Aku sudah mengintip rahasia dunia.” Gumam Ji A 


“Hidup sebagai manusia berarti hidupmu dipenuhi pengalaman pertama dan terakhir. Salju pertamaku, langkah pertamaku, piknik pertamaku, saluran akar gigi pertamaku, “ gumam Yeon yang berdiri dibalkon sendirian. Ji A datang mendekatinya.

“dan cinta pertamaku.. yang abadi.” Gumam Yeon dan mereka pun berpelukan di balkon. 


Ji A tertidur pulas ditempat tidur. Yeon pergi ke tempat penyimpanan payung dan mengambil payung merah. Seseorang terlihat sedang berjalan sambil melempar sesuatu dijalan. Yeon datang dengan payungnya memanggil si orang tersebut.

“Hei... Apa kau Samjae?”ucap Yeon dan terlihat matanya seperti berubah jadi Guminho. Samjae dengan wajah berbentuk topeng pun ketakutan.

THE END

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

5 komentar:

  1. Tidak terasa drama Korea trending Start-Up segera memasuki episode terakhir. Drakor yang dibintangi Bae Suzy, Nam Joo Hyuk, Kim Seon Ho dan Kang Han Na ini akan menayangkan episode 15 pada Sabtu (5/12/2020) dan episode terakhirnya yakni episode 16 pada Minggu (6/12/2020).

    BalasHapus
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus
  3. Jadi endingnya lee yeon kembali jadi rubah lagii apaa gimanaa :((
    Tapi kan katanya manusia dia :(
    Ko punya mata rubah lagii dah
    Someone pls explain..

    BalasHapus
  4. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    BalasHapus
  5. Bener nih aku baru nonton tp penasaran juga endingnya jd rubah lg apa ya

    BalasHapus