PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 03 Desember 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yeon terlihat sudah berubah menjadi setengah Immogi dengan kulit ular dibagian wajahnya. Di sisi lain, Rang terlihat ketakutan dan memohon maaf seperti baru saja melakukan kesalahan. Sementara Ji A seperti sudah pasrah di tembak oleh Tuan Kwon. 


[Episode 15, Takdir Yang Dikenal Sebagai Dirimu]

Immogi dan Yeon berjabat tangan bersama, Yeon akhirnya mengajukan pertanyaan ingin tahu alasan Immogi memutuskan untuk bekerja sama denganya. Immogi pikir Mungkin alasan yang sama Yeon ingin bekerja sama dengannya. 

“Kenapa kau di sini?” tanya Ji A kaget melihat Tuan Kwon. Tuan Kwon menjawab kalau hanya bisa hidup jika Ji A mati.

“Aku akan mengakhiri semuanya sendiri.” Ucap Tuan Kwon. Ji A meminta agar Jangan lakukan ini.

“Jika kau melakukan ini...” kata Ji A. Tuan Kwon pun mengucapkan  Selamat tinggal lalu melepaskan tembakanya. Ji A bisa memalingkan kepalanya.

Ji A pun membalas dengan nembak peluru ke arah dada Tuan Kwon. Tuan Kwon akhirnya jatuh lemas dan terlihat kaget. Ji A pun berubah menjadi Immogi.


“Ji-ah sudah memperingatkanmu bahwa ide ini buruk.” Ucap Immogi. Tuan Kwon tak percaya kalau Bukan Ji A.

“Kau bahkan tidak mengenali pemilikmu? Dasar cacing. Seharusnya aku tidak menyelamatkanmu.” Ucap Immogi marah.  Tuan Kwon tak percaya dianggap "Cacing"

“Tanpa ceplukan, aku tidak mungkin tahan denganmu. Sejujurnya, kau membuatku jijik.” Ucap Immogi lalu menarik bagian jantung Tuan Kwon.

“Kau bukan dewa atau manusia. Kau mengalami rasa rendah diri. Kau melantur. Kau hidup terlalu lama. Pergilah ke Neraka. Keluargamu pasti menunggumu di sana.” Kata Immogi marah.

Tuan Kwon pun merasakan anaknya yang memanggilnya, yang sangat bahagia saat pulang dan bertanya apa yang dibawa oleh ayahnya.

[Kapan itu?Aku pernah memiliki hal yang lebih berharga daripada nyawaku.] Anak-anakku, istriku, dan ibuku. Tapi aku bahkan tidak ingat wajah mereka lagi.]

Jae Hwan terdiam dan kaget melihat Ji A yang berubah jadi Immogi. Immogi pun menatap Jae Hwan dan berpikir sudah melihatnya sendiri, Jae Hwan terlihat ketakutan. 



Immogi mulai minum dengan Yeon lalu mengaku Ini terasa aneh karena Orang-orang yang mengisi gelasnya, itu biasanya memohon waktu lebih lama. Ia tahu Mereka ingin hidup sehari lagi, setahun lagi saja.

“Kau sangat bangga tidak punya teman?” tanya Yeon. Immogi mengaku  tidak memercayai siapa pun.

“Maksudmu tidak ada yang memercayaimu, bukan?” kata Yeon. Immogi mengaku Tidak ada yang bisa dilindungi.

“Itu membuatku lebih kuat darimu.” Kata Immogi. Yeon menegaskan lebih kuat dari Imoogi karena ada yang harus dilindungi.

“Menurutmu begitu? Pasti terjadi sesuatu pada Ji-ah. Separuh dari diriku bangun lagi.” Kata Immogi. Yeon kaget dan akan pergi. Tapi Immogi menyuruhnya duduk.

“Jika kau pergi sebelum menyelesaikan ini, tidak ada sekutu.” Ucap Immogi mengancam.

“Ini satu-satunya kesempatanku untuk membawanya ke Sungai Styx. Haruskah aku membuang kesempatan ini dan mendatangi Ji-ah atau... Jangan khawatir.” Gumam Yeon mengingat yang dikatakan Ji A.

“Dia hanya keluar saat merasa berada dalam bahaya atau saat aku mengeluarkan darah.” Kata Ji A menunjuk tanganya yang terluka.

“Naluri penjagaan dirinya kuat. Tidak akan terjadi apa-apa setidaknya pada Ji-ah.” Gumam Yeon akhirnya kembali duduk.

“Ini yang membedakan aku denganmu.” Kata Immogi. Yeon merasa juga tak tahu. 



“Bukankah ada satu hal yang harus kau lindungi? Bagaimana dengan separuh dirimu di tubuh Ji-ah? Rumornya, kau bukan apa-apa begitu dia mati. Kau berlagak pintar, tapi kenapa menyembunyikan hal berharga di tubuh wanitaku dan menyebabkan semua masalah ini?” ucap Yeon.

“Kau mengambil sisik, bukan?” kata Immogi . Yeon bertanya apakah mau itu. Immogi bertanya apakah Yeon mau mengembalikannya?

“Kembalikan Ji-ah dahulu.” Kata Yeon. Immogi mengajak agar merekamengalahkan Nenek dahulu.


Immogi melihat Jae Hwan yang ketakutan, Jae Hwa memohon agar Jangan mendekat. Tapi Immogi tetapa mendekat dan mencoba mengacnam Jae Hwan. Jae Hwan panik melhat Immogi mendekat. Immogi bertanya Apa yang akan dilakukan.

“Apa kau mau Membunuhku? Jika aku mati, Ji-ah juga akan mati. Apa kau Mau menembakku?” ucap Ji A mengancam.

“Kau pikir aku tidak bisa?” kata Jae Hwan yang memegang pistol dari Ji A.

“Seperti yang kau lihat tadi, lakukan sekaligus. Jika tidak, aku akan menembakmu... Baiklah. Kuhitung sampai tiga... Tentukan pilihanmu.” Ucap Immogi dan langsung mulai menghitung. 


Flash Back

Ji A pikir mereka bertemu secara kebetulan tapi Jae Hwan yakin itu takdir.

Orang yang mengincarku lebih dekat daripada dugaanku. Sama seperti kalian melindungiku di kehidupan lampau, aku ingin melindungi kalian.”kata Ji A

Jae Hwan tak bisa melepaskan pelurunya, Immogi kesal melihat dan akhirnya mengambil pistol dan langsung mengancam Jae Hwan dengan pistol dikepalanya.  


Sae Ron akhirnya datang langsung menampar Ji A dan meminta agar sadar. Ji A pun akhirnya mulai sadar dan melihat tanganya yang berlumuran darah. Sae Raon pun mengeluh melihat tangan Ji A yang berlumuran darah karena merusak pakaian indahnya.  Akhirnya Ji A pun tersadar merasa tak percaya melihatnya,

“Apa Kau mengenali kami sekarang?” kata Sae Ron. Ji A pun bisa melihat Jae-hwan.

“Aku baik-baik saja... Aku sama sekali tidak terluka.” Kata Jae Hwan. Ji A langsung meminta maaf dan melihat tubuh Tuan Kwon yang sudah menghilang. Sae Ron pun memastikan Ji A kalau mereka  bertiga aman karena itu yang penting.


“Bagaimana rencanamu untuk mengalahkan Nenek? Seberapa banyak yang kau tahu tentang dia?” ucap Immogi penasaran

“Aku tahu dia bisa mengubah roh gunung menjadi batu hanya dengan berkedip. Selain itu, dia bisa menerawang.” Kata Yeon.

“Soal kekuatan penerawangannya, sejauh apa dia bisa melihat? Apa Dia bisa melihat wajahku?”tanya Immogi

“Dia bukan kamera pengawas. Hanya saja dia bisa membaca seluruh pergerakan dunia. Misalnya, dia mungkin tidak tahu persis apa yang kita rencanakan, tapi dia mungkin tahu kita akan menemuinya sekarang.” Kata Yeon.

“Rupanya dia bisa melewatkan detailnya.” Ucap Immogi. Yeon pikir mereka  punya kesempatan asalkan menutup matanya. Immogi ingin tahu Bagaimana caranya.

“Kau mengirim ini untuk membuatku tidur, bukan? Rang minum setetes, dan itu bekerja dengan baik.” Ucap Yeon

“Menurutmu Nenek akan meminum ini?” kata Immogi. Yeon pikir  Mungkin saja.

“Kita akan memakai satu-satunya orang yang dia percaya.” Ucap Yeon. Immogi ingin tahu  Siapa. Yeon menjawab Hyuneuiong.

“Dia bersiaga untuk mematuhi perintah Nenek.” Kata Immogi. Yeon menjawabTidak lagi.

“Hyuneuiong melawannya dan menyelamatkan Ji-ah.” Kata Yeon. Immogi seperti tak yakin Tuan Hyun akan menidurkan Nenek sebelum mereka tiba

“Begitu dia tidur, kau yang mengurus sisanya.” Kata Yeon. Immogi bertanya Kapan mereka akan melakukannya. 



“Besok... Datanglah besok siang. Begitu semuanya berakhir, kau akan menjadi penguasa Sungai Styx serta meninggalkanku dan Ji-ah selamanya sesuai janji.”kata Yeon. Immogi pun setuju.

 “Apa Aku terlalu khawatir? Tapi aku menduga ini lebih sulit daripada ini... Tidak. Setidaknya dia mengambil umpanku... Begitu aku mengajaknya ke Sungai Styx... Gumam Yeon

“Bukankah pasangan itu punya putra?” kata Immogi. Yeon kaget Immogi bisa tahu.

“Aku hanya kebetulan tahu. Aku penasaran bagaimana akhir cerita ini.” Kata Immogi. Yeon yakin Tentu saja akan berakhir bahagia. Diam-diamYoo Ri mendengar pembicaraan keduanya.

 


Ji A menyimpan pistol dalam tasnya. Yeon akhirnya kembali kerumah melihat Ji A dan langsung mendekat. Ji A memberitahu kalauDirektur tadi di sini dan punya penyakit yang sama dengan Nona Kim.

“Katanya jika membunuhku, dia bisa hidup.” Kata Ji A menangis. Yeon ingin tahu Apa yang terjadi padanya

“Dia sudah mati. Aku menyerangnya. Aku berubah menjadi Imoogi dan...” ucap Ji A menangis karena merasa bersalah.

“Terlepas dari kehidupan alaminya, dia sudah hidup selama ratusan tahun. Meski bukan karenamu, dia tidak akan selamat malam ini.” Ucap Ji A memastikannya.

“Aku juga hampir membunuh Jae-hwan. Aku hampir tidak sadar dan...” kata Ji A ketakutan.

“Kau melakukannya dengan baik.” Uap Yeon langsung memeluk Ji A. Ji A mengaku takut sekali.

“Ini hampir selesai... Ini akan berakhir besok.” Ucap Yeon memeluk erat Ji A. 



Nyonya Bok melihat Tuan Choi yang masih terbaring lalu bertanya apakah tidak ingin buang air kecil. Tuan Choi malu mengaku tidak melakukan itu. Nyonya BOk menegaskan kalau berbaring di tengah restorannya jadi Kenapa harus malu sekarang

“Kenapa kau begitu baik kepadaku? Kau bahkan menutup restoran karena aku.” Ucap Tuan Choi heran

“Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai.” Ucap Nyonya Bok. Tuan Choi tahu kalau suami Nyonya Bok sudah lama meninggal.

“Seperti apa suamimu?” tanya Tuan Choi. Nyonya Bok menceritakan Saat mereka makan ikan, maka dia akan membuang semua tulang untuknya.

“dan menaruhnya di sendokku. Semanis itulah dia. Aku pernah bilang di tengah musim dingin bahwa aku ingin makan kue beras madu. Dia melewati bukit bersalju untuk membelikanku kue beras.” Cerita Nyonya Bok

“Padahal Dia bisa saja memakai jasa pengiriman. Dia tidak perlu bersikap dramatis di hari bersalju. Sebenarnya, apa masalahmu? Kenapa kau terus berada di dekatku?” tanya Nyonya Bok.

“Saat aku menyantap makananmu, bagian dadaku ini menjadi geli. Rasanya tidak asing dan nostalgia.” Kata Tuan Choi. 



Nenek Yeon berbicara ditelp ingin tahu Berapa banyak yang mati karena Imoogi semalam. Ia pun kaget kalau sudah 903 lalu meminta agar  Kerahkan semua staf bantuan dan minta mereka bertahan malam ini saja. Ia merasakan lelah dan melihat obatnya yang habis.

“Sayang!” teriak Nenek Yeon lalu tersadar kalau suaminya sudah tak ada disana.

Akhirnya Nenek Yeon pergi ke tempat obat, sudah ada label didepan botol obat [Saat matamu buram. Saat kau menenangkan diri. Bagus untuk sakit perutmu!]


Tuan Hyun masih ada direstoran, Nyonya Bok melhat Tuan Hyun bertanya Apa ada yang membuatnya resah. Tuan Hyun mengaku sudah waktunya istrinya meminum suplemen sendi dan mencoba agar tak peduli. Nyonya Bok merasa sebaiknya Tuan Hyun pulang saja.

“Kau sudah cukup bersenang-senang.” Kata Nyonya Bok. Tuan Hyun pikir tidak akan kembali.

“Kau akan menyesal.” Ucap Nyonya Bok. Tuan Hyun mengaku memang menyesal.

“Kenapa aku yakin bisa mengubahnya? Kenapa tidak kutinggalkan dia saat kehilangan anakku?” kata Tuan Hyun

“Karena kau mencintainya.” Jawab Nyonya Bok. Tuan Hyun mengaku mencintainya.

“Kukira itu cinta. Dalam hal kepribadian dan selera, kami tidak punya kesamaan. Kami bahkan tidak bisa berbagi semangkuk tteokbokki. Aku selalu makan tidak pedas dan dia selalu makan sangat pedas.” Ucap Tuan Hyun.

'image.png' gagal diupload. TransportError: There was an error during the transport or processing of this request. Error code = 103, Path = /_/BloggerUi/data/batchexecute



“Kalian bisa makan yang pedas sedang bersama. Semua suami istri seperti itu.”kata Nyonya Bok.

“Kami hanya terlalu berbeda.” Kata Tuan Hyun. Nyonya Bok memastikan kalau Tuan Hyun akan diam saja

“Kau bilang Lee Yeon mungkin akan mati alih-alih wanita itu.” Kata Nyonya Bok.

“Jika tidak, istriku tidak akan membiarkannya hidup.” Ucap Tuan Hyun. Nyonya Bok meminta agar Tuan Hyun harus menghentikannya.

“Jika dia mendengarkan perkataanku, ini tidak akan pernah terjadi. Tapi kita tidak bisa kehilangan Lee Yeon seperti ini.” Jelas Tuan Hyun. 


Rang duduk di kamarnya terlihat hanya terdiam lalu melihat Yeon yang menelpnya. Yeon memberitahu kalau harus menemui adiknya. Rang pikir Yeon bisa mengatakan ditelp karena sudah siap.  Yeon pikir Terlalu lama di telepon.

“Aku baru saja bertemu Imoogi.”ucap Yeon. Rang seperti acuh dan tak peduli lalu mencoba mengikuti ucapan kakaknya.

“Ada apa dengan sikapmu? Gadis itu hidup atau mati?” ucap Rang bingung lalu mendengar bunyi bel dan Ji A datang ke rumahnya.

 



Shin Joo tak mengerti maksud ucapan Yeon ingin tahu alasan harus memakan sisiknya. Yeon memberitahu Saat  memakan sisiknya, maa Imoogi di tubuh Ji-ah akan mendatanginya. Shin Joo kaget dan ingin tahu apa yang akan dilakukan Yeon.

“Aku akan melompat ke Sungai Styx bersamanya.” Kata Yeon. Shin Joo langsung menolaknya.

“Itu tidak boleh terjadi... Pasti ada cara lain.” Kata Shin Joo. Yeon menegaskan Saat ini,tidak hanya menangani Ji-ah

“Tapi juga banyak orang yang sekarat karena wabah. Aku mempertimbangkan segala cara dan ini satu-satunya cara untuk menangkapnya.” Ucap Yeon

“Kalau begitu, biar aku saja. Aku akan makan sisiknya dan melompat ke Sungai Styx.” Kata Shin Joo

“Kau tidak bisa menangani Imoogi.” Ucap Yeon. Shin Joo menengis meminta agar jangan lakukan itu.

“Kumohon jangan. Jika kau mati, rohmu tidak bisa diselamatkan. Kau tidak bisa bereinkarnasi.” Ucap Shin Joo. Yeon mengaku tahu.

“Jika kau tahu, berhentilah membahas kematian!” kata Shin Joo mulai menangis.

“Shin Joo... Aku ingin kau memahamiku. Aku bisa jujur karena itu kau.” Ucap Yeon

“Kau kejam sekali... Lee Yeon, kau sangat kejam!” teriak Shin Joo marah 



Rang bertemu dengan Ji A ingin tahu alasanya datang. Ji A menyindir mengucapkan Terima kasih atas hadiahnya. Rang bingung apa maksudnya hadiah. Ji A mengaku tahu Rang mengutus Direktur Kwon. Rang hanya bisa tersenyum licik.

“Jika kau tahu itu aku, kenapa tidak beri tahu Lee Yeon?” tanya Rang. Ji A pikir Karena tindakan Rang pasti sama.

“Jika menjadi kau, aku pasti sudah memberitahunya.” Kata Rang. Ji A menegaskan tidak melakukannya dan tidak akan.

“Kenapa?” Rang. Ji A menjawab Karena Yeon menghargainya. Rang terdiam mendengarnya.

“Karena Yeon akan sedih kehilanganmu. Yeon berencana bekerja sama dengan Imoogi.” Ucap Ji A

“Kau tahu apa artinya?” kata Rang. Ji A bertanya Apa artinya. Rang memberitahu kalau Yeon akan mati demi menyelamatkan Ji A.

“Karena kau, Yeon akan mati.” Ucap Yeon. Rang tak percaya kalau Yeon sangat ingin menyelamatkan nyawanya.

“Bukankah sudah jelas? Omong-omong, bisakah kau memberiku satu alasan aku tidak boleh membunuhmu?” kata Rang

“Jika itu keinginanmu, aku tidak ingin menghentikanmu, tapi aku tidak menyarankannya. Kau akan mati atau terluka. Seseorang baru saja mengujinya.” Kata Ji A.

“Aku akan mengatakan ini langsung. Aku tidak berencana untuk mati. Setidaknya tidak sekarang.tegas Ji A. Yeon tak percaya kalau Tidak sekarang?



“Jika entah bagaimana aku menyakiti Yeon, maka aku akan bunuh diri. Jika gagal, aku ingin kau membunuhku. Yeon tidak akan melakukan itu.” Ucap Ji A memberikan pistol pada Ji A.

“Kau serius?” kata Rang. Ji A tahu kalau tujuan mereka sama Yaitu melindungi Yeon.

“Jika kau ingin menyelamatkan kakakmu, maka kita harus berdamai. Setuju?” ucap Ji A. Rang pun menyetujuinya. 


“Apa yang harus kulakukan?” tanya Shin Joo. Yeon meminta Jangan terlibat dalam pertarungan ini dan tetaplah hidup untuk melindungi Ji-ah.

“Awasi dia untukku.” Kata Yeon. Shin Joo berjanji akan melindunginya

“Tidak. Jika dia terluka karena aku dan mulai bertingkah, marahi dia dan suruh dia hidup benar.” Kata Yeon

“Aku akan sering memarahinya.” Ucap Shin Joo. Yeon meminta Shin Joo Bangun keluarganya sendiri dengan pencuri kalung itu.

“Aku akan memberimu hadiah pernikahan lebih dahulu. Ini apartemen yang baru dibangun. Kau banyak menderita di dekat orang pemarah sepertiku.” Ucap Yeon memberikan amplop dan berjalan pergi. Shin Joo memanggilnya.

“Aku tidak akan mengatakan bahwa aku bersyukur dan minta maaf. Aku sudah cukup memberimu makanan, pakaian, dan tempat tinggal.” Kata Yeon

“Lee Yeon... Boleh aku bertanya? Dahulu, saat aku dikejar roh gunungku, kenapa kau menyelamatkan nyawaku?” tanya Shin Joo

“Untuk membalas dendam.” Kata Yeon. Shin Joo bingung dianggap Balas dendam

“Aku pernah makan mi bibim dengan roh gunungmu. Tapi dia mengambil satu-satunya telurku dan memakannya.” Kata Yeon

“Kau menyelamatkan nyawaku karena alasan sepele?” kata Shin Joo tak percaya.

"Alasan sepele"? Aku selalu menyimpan telur untuk dimakan terakhir.” Ucap Yeon. 




Dua mangkuk Nangmyeong diatas meja. Rang heran apa maksud kakaknya mengajak makan ini. Yeon pikir apa harus punya alasan untuk makan naengmyeon. Rang pun ingin tahu Kenapa Yeon tiba-tiba membelikannya naengmyeon.

“Kau yang bayar. Aku belum makan siang.” Kata Yeon. Rang mengeluh kalau tahu pikir kakaknya.

“Jangan bersikap menyebalkan dan makanlah.” Kata Yeon. Rang mulai makan menuangkan bumbu.

“Kau hanya menambahkan moster dan tanpa cuka.” Komentar Yeon. Rang yang makan lahap terlihat bingung.

“Ki Yu-ri? Dia memberitahuku, kau hanya menambahkan moster saat makan naengmyeon.” Kata Yeon. Rang baru tahu Yeon yang bilang seperti itu.

“Kau hanya bisa tahu itu saat sangat memedulikan seseorang.” Ucap Yeon tersenyum melihat Rang yang makan dengan lahap.

“Aku menyelamatkan nyawanya. Jika bukan karena aku, dia akan dipukuli atau mati kelaparan di kebun binatang.” Ucap Rang.

“Ada apa dengan anak kecil di rumahmu?” tanya Yeon. Rang memberitahu kalauitu Geomdung. Anjing yang kuajak ke mana pun di kehidupan lampau.

“Meski dia anjing yang kau pelihara di kehidupan lampau, kenapa membawanya pulang? Bagaimana orang tuanya?” tanya Yeon.

“Ayah tirinya memukulinya setengah mati dan itu membuatku marah.” Ucap Rang. Yeon pun hanya bisa tertawa

“Kenapa kau tertawa?” kata Rang. Yeon mengaku hanya tercengang.

“Kau tampak seperti Joker saat menghalangi di mana-mana, tapi sering berbuat baik.” Ejek Yeon. Rang tak suka mendengarnya menyuruh Yeon agar menutup mulutnya saja.

“Kau sudah menjadi manusia, Tukang Mengompol.” Ejek Yeon sambil tertawa.

N “Aku akan membunuhmu. Berikan telurmu jika tidak mau memakannya.” Kata Rang marah. Yeon akhirnya memberikan telurnya. Rang pun langsung melahap dengan senyuman bahagia. 


Yoo Ri menendang angin dihalaman, Immogi heran Yoo Ri menunjukkan bahwa  tidak senang. Yoo Ri megaku benci bersama Immogi dan ingin pulang. Immogi mengejek Yoo Ri yang ingin Pulang dan bertanya apakah Ada rumah untuknya kembali.

“Kau menyayat tubuh Lee Rang dengan kedua tanganmu sendiri dan mulai kemarin, Shin-joo mencampakkanmu. Tidak akan ada yang mencarimu sekarang.” Kata Immogi

“Tidak. Lee Rang akan menungguku. Aku yakin Gu Shin-ju juga.” Ucap Yoo Ri yakin

“Tidak. Tempat ini lebih cocok untukmu. Kau pernah disiksa manusia, bukan? Dalam waktu lama, sampai jiwamu hancur. Aku melihat kegelapan dalam dirimu.”kata Immogi

“Jangan coba membaca pikiranku. Itulah yang membuatku ngeri terhadapmu.” Kata Yoo Ri

“ Makhluk sepertimu hanya akan menulari Lee Rang dan Shin-ju dengan kemalangan dengan berada di sisi mereka. Sama sepertiku. Jadi, berhentilah membuang waktumu dengan memiliki harapan. Tidak akan ada yang menyelamatkanmu. Aku tahu karena mencobanya.” Kata Immogi. Yoo Ri pun hanya bisa terdiam


Keduanya selesai makan, Yeon heran Yoo Ri yang sangat menyukai naengmyeon. Rang pikir Setidaknya naengmyeon terasa enak dan ingin tahu Apa yang Yeon suka dari gadis itu, Apa yang Yeon suka darinya sampai rela mengorbankan nyawanya.

“Ji-ah melindungiku di kehidupan lampau. Dia bertaruh nyawa untuk melakukan itu. Jika aku tidak menghentikan ini, maka dia akan kembali mencoba menyelamatkanku daripada dirinya sendiri. Dia juga selalu menepati janjinya.”kata Yeon

“Minta saja dia melindungimu. Dia melakukannya karena ingin.” Ucap Rang tak peduli dengan Ji A

“Tidak. Aku akan malu jika harus mengalaminya dua kali.” Ucap Yeon. Rang merasa Yeon itu gila.

“Lantas, kau akan mati menggantikan dia?” keluh Rang. Yeon meminta Rang  harus ikut denganku besok.

“Ke mana?” tanya Rang. Yeon menjawab ke Sungai Styx Untuk menangkap Imoogi.

“Hentikan perubahan apa pun yang terjadi dalam rencana kami.” Kata Yeon. Rang ingin tahu Apa rencananya.

“Kau tidak perlu tahu detailnya. Jadilah tangan dan kakiku jika ada yang berubah.” Kata Yeon. Rang menjawab akan memikirkannya.

“Hei... Aku menyelamatkan nyawamu dua kali.” Tegas Yeon. Rang mengeluh Yeon yang membahas itu

“Kau membahas poin yang bagus. Itu reaksi terbaik yang bisa kau berikan kepadaku?Kau tidak tahu nasib kakakmu, tapi tidak menangis.” Ucap Yeon

“Kau tidak akan mati. Kau bukan manusia. Hidup Gumiho tidak mudah berakhir.” Tegas Yeon. 



“Langitnya indah. Tidak terlalu buruk jika dunia berakhir di hari seperti ini.” Ucap Immogi

“Apa rencanamu dengan Lee Yeon?” tanya Yoo Ri. Immogi pikir Yoo Ri sudah mendengar tentang ia dan Lee Yeon

“Bahwa kau benar-benar akan menjadi dewa? Apa yang akan kau lakukan?” tanya Yoo Ri

“Aku akan mendapatkan dunia ini dan Ji-ah.”kata Immogi. Yoo Ri marah karena Bukankah itu berbeda dari janjinya.

“Janji itu tidak bisa ditepati. Lee Yeon pasti memikirkan hal yang sama. Selagi membahasnya, ikutlah denganku ke Sungai Styx.” Ucap Immogi. Yoo Ri bingung Kenapa

“Jika Lee Yeon tidak datang sendiri, kau harus menghentikan mereka.” Ucap Immogi

“Bagaimana jika aku tidak mau?” ucap Yoo Ri. Immogi menegaskan tidak pernah meminta pendapatmnya.

“Kau ingin aku menelepon Lee Rang dan Shin-ju sekarang? Semua akan berakhir jika kubilang mereka ingin mati. Kau pernah mengalaminya.” Ucap Immogi mengancam

“Lebih baik kau membunuhku!” teriak Yoo Ri. Immogi menegaksan Bukan begitu cara kerjanya.

“Jika membunuhmu, aku tidak bisa melihatmu putus asa.” Tegas Immogi. 



Nyonya Bok gugup akan masuk ke ruangan Imigrasi akhirat, akhirnya masuk bertemu dengan Nenek Yeon. Nenek Yeon bertanya Ada perlu apa datang kemari. Nyonya Bok mengaku mungkin hanya orang yang bisa memasak, tapi tidak bisa diam saja melihat Lee Yeon mati.

“Lihatlah dan diam saja. Tidak ada yang bisa kau lakukan.” Ucap Nenek Yeon. Nyonya Bok mengaku tidak bisa melakukannya.

“Apa katamu? Pengantin Siput... Tempat apa ini?” kata Nenek Yeon memegang wajah Nyonya Bok yang terlihat ketakutan.

“Tempat yang mengendalikan perbatasan dari dunia ini dan Neraka.” Ucap Nyonya Bok

“Siapa aku?” tanya Nenek Yeon. Nyonya Bok menjawab Nenek Yeon itu penguasa Sungai Styx.


“Kalau begitu, kau pasti tahu sikap tidak sopan yang kau tunjukkan kepadaku.” ucap Nenek Yeon. Nyonya Bok menganguk mengerti.

“Namun, sebelum menjadi penguasa Sungai Styx, kau istri, ibu, dan teman seseorang.” Kata Nyonya Bok.

Nenek yeon terdiam mengingat ucapan suaminya “Kau bukan ibu Bok-gil atau istriku.Kau hanya penjaga Sungai Styx.”

“Kau salah... Aku tidak pernah menjadi istri, ibu, atau teman seseorang. “ ucap Nenek Yeon duduk disofa.

“Kau akan baik-baik saja jika kehilangan Lee Yeon?” kata Nyonya Bok. Nenek Yeon terlihat gugup.

“Maksudku bukan takdir. Aku membicarakan perasaanmu. Selama ini Lee Yeon memercayai dan bergantung padamu dalam waktu lama. Aku yakin kau juga baik kepadanya. Karena dia mengingatkanmu pada mendiang putramu, bukan?” ucap Nyonya Bok 




“Apa Pria tua itu mengatakannya kepadamu? Apa Dia juga memberitahumu apa yang kulakukan kepada anak sulungku?” ucap Nenek Yeon sinis.

“Putraku memohon kepadaku tepat di tempat Yeon memohon kepadaku. Dia memohon agar aku menyelamatkan istrinya. Tapi aku menolak permintaannya.” Kata Nenek Yeon

“Dan kau masih tidak bisa memaafkan dirimu untuk itu sampai hari ini.” Ucap Nyonya Bok. Nenek Yeon marah Nyonya Bok marah berani mengatakan itu.


“Maaf jika aku keterlaluan, tapi...” ucap Nyonya Bok dan Nenek yeon langsung memperingatkannya.

“Katakan satu kata lagi, aku akan menghancurkan tanganmu agar tidak bisa memasak lagi.” Ucap Nenek Yeon marah.

Nyonya Bok akhirnya menaruk sebotol “Glukosamina” dan itu dari Tuan Hyun lalu memohon agar jangan abaikan Lee Yeon atau suamiya. Nenek yeon hanya bisa terdiam melihat botol obat yang selama ini disediakan oleh suaminya.

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 



 

1 komentar:

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    BalasHapus