PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 13 April 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Seol Ok naik mobil bersama Hee Yeon, suasana agak sediki canggung lalu Hee Yeon bertanya apakah Seol Ok belum menikah. Seol Ok menjawab kalau ia pernah menikah tapi sudah bercerai. Hee Yeon merasa tak enak hati meminta maaf atas pertanyaan.
“Aku berniat mengenalkan  pria baik kepadamu.” Ucap Hee Yeon
“Aku tidak tertarik dengan cinta” balas Seol Ok
“Tanpa cinta,tidak ada alasan untuk hidup di dunia yang kejam ini.” Kata Hee Yon.
“Apa cinta sekuat itu?” pikir Seol Ok. Hee Yeon pun bertanya apakah Seol Ok  belum pernah jatuh cinta.
“Aku tidak tahu... itu cinta atau bukan.” Ucap Seol Ok dengan menatap keluar jendela mobil. 

Flash Back
Wan Seung menemani Seol Ok di rumah sakit mengatakan minta maaf atas kejadian yang menimpa orang tua Seol Ok. Ia juga ingin menangkap para penjahat itu Tapi tidak sanggup.
“Mustahil kita tidak mengenali cinta. Karena perasaan itu sangat kuat.” Komentar Hee Yeon. Seol Ok kembali mengingat sesuatu.

Flash Back
Di dalam mobil, Seol Ok mengatakan tidak mau Wan Seung itu  terluka karena dirinya.Wan Seung meminta agar  Jangan melakukannya sendiri tapi pergi bersama saja dan mencarinya bersama.. Lalu saat di rumah sakit, Wan Seung mengulurkan tangan pada Seol Ok karena terlihat tak percaya diri.
“Ini belum berakhir sampai semuanya tuntas... Ayo..” ucap Wan Seung agar mereka bisa menyelesaikan masalah bersama.
“Kami selalu bersama dan selalu saling membantu.” Ungkap Seol Ok
“Itu persahabatan.” Komentar Hee Yeon seperti tahu yang dimaksud adalah Wan Seung
“Aku tidak suka jika orang yang kusukai terlalu mengenalku.” Akui Hee Yeon
“Jika mencintai seseorang, kita pasti ingin tahu bahkan sisi terburuknya.” Ungkap Seol Ok
“Tidak ada sisi terburuk yang indah.” Balas Hee Yeon seperti penuh arti. 


Wan Seung berhasil mengantar Sung Ha ke rumah sakit sambil bergumam Jika Sung Ha sampai ditembak begini, mustahil kalau memihak Sekretaris Kim. Sung Ha sambil berjalan mengucapkan  Terima kasih atas semua bantuannya hari ini. Wan Seung pikir mereka itu satu tim jadi tak masalah.
“Syukurlah cederamu tidak parah. Melihat wajahmu tadi, kukira kamu akan mati.” Ejek Wan Seung
“Lukaku tidak parah, tapi aku tetap kesakitan. Pelurunya menggores pahaku, dan itu bagian yang paling sakit.” Keluh Sung Ha. Wan Seung tak ingin banyak bicara mengajak Sung Ha pulang saja.
“Entah siapa yang ingin kau temui, tapi sepertinya dia bukan orang biasa. Dia sama sekali tidak terekam CCTV.” Kata Wan Seung lalu berjalan lebih dulu.

Sung Ha terdiam mendengar penjelasan Wan Seung dan mengingat saat datang ke tempat latihan tembak mencari Nomor tujuh dan saat itu Sek Kim langsung mengarahkan tembakan padanya, dan ia pun melakukan hal yang sama.
“Dia mencabut setiap CCTV di area tembak mulai dari nomor tujuh.” Ucap Sung Ha seperti makin penasaran dengan sosok Sek Kim. 


Wan Seung datang ke rumah Seol Ok, Seol Ok membuka pintu dengan wajah cemberut karena Wan Seung yang meninggalkanya di tengah jalan tol. Wan Seung mengeluh aklau Orang akan mengira kalau ia memang melakukan itu tapi sebenarnya adalah menurunkan di area peristirahatan.
“Itu Sama saja.” Kata Seol Ok kesal dan akan masuk rumah, tapi saat itu Wan Seung seperti seorang anak anjing yang tak ingn di tinggal ibunya menarik baju Seol Ok
“Sedang apa kau? Jangan menarik bajuku.” Ucap Seol Ok, Wan Seung tetap saja menarik bajunya. 

Keduanya berjalan bersama, Wan Seung meminta maaf dengan menceritakan saat Seol Ok  membeli kentang, Sekretaris Kim sudah mau melarikan diri. Ia berpikir kalau Sek Kim takut saat tahu dirinya akan datang. Seol Ok langsung bertanya apakah Wan Seung sudah menemui Sekretaris Kim.
“Belum, tapi seseorang yang melihatnya kabur.” Kata Wan Seung.
“Jangan beralasan lagi. Kau pasti mencoba membohongiku.” Keluh Seol Ok tak ingin dibodohi
“Aku tidak bisa membohongimu walaupun mau.” Balas Wan Seung. Seol Ok kembali memastikan apakah Wan Seung  bertemu dengan Sekretaris Kim atau tidak.
“Aku bertemu dengan Inspektur Woo.” Akui Wan Seung Seung. Seol Ok kaget mendengarnya. 

Flash Back
Wan Seung datang setelah Sung Ha di tembak, lalu membawanya ke mobil untuk segera dibawa kerumah sakit.
“Tadinya dia ingin menemui Sekretaris Kim, jadi, aku mengikutinya. Tapi Sekretaris Kim tidak ada.” Cerita Wan Seung
“Kenapa Inspektur Woo mengincar Sekretaris Kim?” tanya Seol Ok
“Entahlah. Dia tidak mau cerita, jadi, aku tidak tahu.” Kata Wan Seung. Seol Ok menyuruh Wan Seung agar mencari tahu karena mereka sudah tinggal bersama.
“Hei.... Aku kesulitan karenamu. Kenapa kau menyewakanku kamar di rumahnya?” keluh Wan Seung
“Kau bisa Masak untuknya, Bersihkan rumahnya dan cobalah mengenalnya. Tapi Kurasa kau bukan tipe yang bisa melakukan itu. Biar aku saja... Aku akan mengajaknya minum-minum dan membuatnya mabuk dengan minuman racikanku.” Ucap Seol Ok penuh semngata.
“Ah... Kenapa kau mau melakukan itu?!!!Aku teman serumahnya. Aku saja yang melakukannya.” Kata Wan Seung seperti cemburu. Seol Ok pun dengan senang hati menyuruh Wan Seung agar melakukanya.
“Omong-omong, orang-orang mesum di area ini sudah tidak ada. Belakangan ini mereka menghilang.” Kata Seol Ok melihat sekeliling.
“Cuaca terlalu dingin untuk keluar... Mereka juga manusia. Setelah lebih hangat Bunga sakura harus mekar sempurna. Saat itulah mereka...” kata Wan Seung memcoba memperagakan orang mesum yang suka membuak jaketnya.
Seol Ok seperti tak percaya dan berpikir kalau ini Aneh. Tapi mereka sadari seorang pria keluar dari gedung lalu masuk ke dalam mobil, seperti sebagai pelaku mesum yang sudah tak beredar. 

"Kepolisian Sektor Joongjin"
Seol Ok langsung menyapa Sung Woo yang baru saja datang, langsung memuji karena  datang ke kantor pagi-pagi dianggap sebagai polisi yang hebat. Sung Woo hanya bisa menghela nafas. Seol Ok pikir Sung Woo  tidak boleh terus melakukanya dengan tidak menjawab panggilannya.
“Sudah kubilang aku memblokir nomormu. Ini namanya menguntit.” Kata Sung Woo kesal
“Aku hanya minta waktumu sebentar... Pak Gye.” Rengek Seol Ok.  Sung Woo dengan wajah kesal menegaskan kalau ia orang sibuk!

Seol Ok akhirnya datang ke kantor Tuan Gi, bersama dengan Sung Woo setelah melihat sekeliling menceritakan Lee Yeong Sook mengamati rumah itu sampai pagi, tapi Jang Myung Hoon tidak keluar sama sekali dan menurutnya itu bukan Jang Myung Hoon..
“Tidak ada alasan aku tidak mengenalinya. Karena aku sudah menunggunya sepanjang malam.” Akui Nyonya Lee yang semalaman menunggu Tuan Jang keluar dari rumah.
“Pada tanggal 21 Maret pukul 4.30, seseorang melihatnya meninggalkan rumah itu dengan tas besar.” Kata Sung Woo mematahkan pernyataan Nyonya Lee yang dikatakan Seol Ok.
“Wajahnya tidak terlihat. Itu hanya dugaan.” Kata Seol Ok yakin.
“Bagaimana dengan kuncinya yang terlihat di sini?” tanya Sung Woo
“Kuncinya yang terlihat, bukan Jang Myung Hoon.” Kata Seol Ok. Sung Woo pikir pernyatan Sung Woo itu aneh menurutnya siapa lagi kalau bukan Tuan Jang.
“Itu Bukan Jang Myung Hoon.” Kata Seol Ok. Sung Woo pikir kalau tuan Jang yang meninggalkan rumah dengan tas yang besar dan berat.
“Ini pembunuhan.. Dia bilang tas itu besar. Dan Demikian besarnya sampai bisa memuat mayat.” Kata Seol Ok yakin. Sung Woo binggung kalau itu untuk menaruh mayat.
“Kantor personalia bisa sangat berantakan dengan semen dan sisa konstruksi. Jadi Tidak akan sulit menyembunyikan mayat di sana.” Kata Seol Ok yakin dengan ucapanya.
“Wahh.. Kau sungguh imajinatif. Tas itu ditemukan di sini saat kami menggeledah tempat ini. Dan Tidak ada noda darah di tas itu.” Kata Sung Woo masih mengingat saat mengeledah tas yang ada di dalam kantor.
Seol Ok ingin tahu dengan sidik jari, Sung Woo mengatakan Terlalu banyak sidik jari yang tumpang tindih sehingga sulit mendeteksinya. Seol Ok pikir Sung Woo sudah menggeledah seluruh tempat ini, Sung Woo mengatakan kalau mereka tidak menemukan apa pun.
“Teknologi sudah maju dalam tujuh tahun ini. Kau harus mencari lagi. Pasti akan menemukan sesuatu.” Saran Seol Ok
“Apa menurutmu itu mungkin tanpa surat perintah? Kami tidak menemukan apa pun tujuh tahun lalu walau sudah menggeledah dengan saksama. Orang tidak senang dan mengeluh.” Kata Sung Woo
“Itu tidak sulit sama sekali. Tuan Gi Yong Seob sekarang di penjara. Dia ditahan atas kekerasan dalam rumah tangga. Jadi Ini bisa menjadi tempat kejadian perkara. Kita harus menggeledah tempat ini dan Akan kuminta Pak Hwang menganalisis sidik jari.” Kata Seol Ok penuh semangat. 



Seol Ok menemui Tuan Hwang di ruanganya, Tuan Hwang terlihat kesal berpura-pura tak mengenal Seol Ok karena salah satu komplotan yang mencuri poliribosomnya. Seol Ok hanya terdiam tapi Tuan Hwang tahu kalau Seol Ok itu si asisten administrasi.
Kyung Mi berpesan pada Seol Ok agar Jangan ke lab forensik untuk sementara. Dan mengatakan ini demi kebaikannya. Ia menceritakan Na Ra yang datang beberapa saat lalu dan dicecar habis. Seol Ok mengingat pesan Kyung Mi tapi tetap datang ke tempat Tuan Hwang.
“Coba kau lihat Ini.. Anda diwawancarai untuk "Science Times". Aku sangat senang melihatnya sampai langsung membelinya setelah diterbitkan. Anda sangat keren di foto-foto ini.” Ucap Seol Ok sengaja memperlihatkan untuk merayu Tuan Hwang.
“Ini terbit lebih cepat dari dugaanku.” Kata Tuan Hwang dengan wajah berbinar-binar.
“Kalau Anda sibuk, nanti saja aku kembali.” Kata Seol Ok akan pergi, Tuan Hwang menahanya langsung membuka pintu agar Seol Ok masuk. 

Seol Ok sengaja menahan Tuan Hwang agar tak melihat majalahnya sambil bertanya apakah bisa  mengidentifikasi noda darah dari tujuh tahun lalu. Tuan Hwang sedikit mengeluh dengan Seol Ok berusaha  meminta untuk mengidentifikasi kasus tujuh tahun lalu.
“Mengidentifikasi noda darah dari tujuh tahun lalu tidak semudah omonganmu. Kau harus meminta Pak Oh karena dia adalah pakar di bidang itu. Pak Hwang bukan mahakuasa,  Apa kau tahu” ucap Kyung Mi pada Seol Ok
“Rupanya dia tidak mahir di segala bidang.” Komentar Seol Ok dan Tuan Hwang langsung menyela.
“Sepertinya ada kesalahpahaman. Karena aku unggul di bidang-bidang lain, bukan berarti Pak Oh lebih baik dariku dalam hal mengidentifikasi noda darah.” Kata  Tuan Hwang seperti tak ingin dibandingkan dengan yang lainya. 

Sung Woo datang dengan tongkatnya, Na Ra dan Han Mi langsung bergegas menghampirinya dengan wajah panik, bertanya apa yang terjadi. Wan Seung menceritakan kalau Sung Woo itu hanya Disenggol mobil, dan akan baik-baik saja jika memakai perban dengan mengoleskannya antiseptik selama beberapa hari.
“Dokter bilang dia tidak perlu kruk, tapi dia bersikeras memakainya.” Ejek Wan Seung
“Apak kau pikir, Memangnya dua pekan itu cuma beberapa hari?” balas Sung Woo.
“Itu Cukup untuk kecelakaan kecil.” Komentar Wan Seung. Han Mi pun ingin membantu Sung Woo duduk di kursinya.
“Dia sudah memakai kruk, tidak perlu dibantu dan bisa jalan sendiri.” Ejek  Wan Seung
“Tidak usah... Aku tidak mau membesar-besarkan ini.” Kata Sung Woo lalu berjalan sendiri kursinya. 

Wan Seung bertanya kemana Seol Ok karena tak ada di mejanya, Han Min memberitahu kalau Tadi Seol Ok  pergi bersama Pak Gye, menurutnya Belakangan ini mereka menjadi sangat dekat dan Mungkin berkencan. Wan Seung terlihat kesal meminta Han Min agar Jangan sembarangan biscara.
“Tadi dia ke lab forensik.” Kata  Na Ra melihat Seol Ok
“Jadi Karena semua sudah lengkap, mari kita mulai rapatnya.” Ucap Sung Woo tapi Wan Seung malah langsung bergegas pergi.
“Letnan Ha... Mau ke mana dia?” ucap Sung Woo, Na Ra menjawab kalau Wan Seung akan pergi Lab forensik.

Tuan Hwang akhirnya melihat wajahnya di majalah yang menurutnya  lumayan bagus tapi berpikir sebaiknya garis rahangnya dibuat lebih tirus, karena Ekspresinya kurang tepat dan ingin tahu pendapat Seol Ok dan Kyung Mi
“Aku kesal karena mereka gagal membuat hidung mancung Anda tampak lebih menonjol.” Komentar Kyung Mi memuji
“Kyung Mi, kau sangat pintar.” Ucap Tuan Hwang dan saat itu Wan Seung datang dengan nafas terengah-engah.
“Hei... Aku mencarimu ke mana-mana dan sudah melarangmu ke tempat ini.” Kata Wan Seung memarahinya.
Tuan Hwang lalu menyapa Wan Seung dengan memperlihatkan majahnya, Wan Seung bertanya apa yang ada ditangan Tuan Hwang. Tuan Hang pikir Wan Seung yang belum membaca majalah ini. Tuan Hwang pikir Buat apa membaca majalah seperti ini.
“Wajahmu terlalu banyak diedit. Ini foto atau lukisan?!!” ejek Wan Seung
“Ini foto!!!!” kata Tuan Hwang dengan nada berteriak marah lalu berjalan pergi.
 Wan Seung memuji Seol Ok yang memang lihai karena berhasil membujuk Pak Hwang. Seol Ok mengaku Kyung Mi yang melakukannya, karena dapat beradaptasi dengan situasi apa pun dan memujinya pintar. Saat itu terdengar teriakan Tuan Hwang yang memanggil Kyung Mi, Kyung Mi pun bergegas kembali ke ruangan Tuan Hwang dengan pamit pada keduanya.


Seol Ok berjalan keluar dari kantor polisi mengajak untuk mencari mayat itu. Wan Seung heran dengan Seol Ok yang tidak kenal takut dan bertanya apakah tidak takut mencari mayat itu. Seo Ok mengaku kalau malah takut mereka tidak bisa menemukannya jadi harus segera menemukannya dan menuntaskan dendamnya jika ada.
Sementara di ruangan Tuan Gi, Kyung Mi dan Tuan Hwan menutup semua jendala dan menyemportkan cairan. Setelah itu Seol Ok datang dengan Wan Seung. Tuan Hwang pikir merkea  tahu luminol mengeluarkan pendar berwarna biru dalam gelap lalu mematikan lampu.
“Aku tidak melihat apa pun dan Sepertinya tidak ada apa-apa.” Ucap Seol Ok tak melihat apapun dalam gelap.
“Ada ruangan lain di dalam.” Kata Tuan Hwang menyalakan lampu dan mereka pindah ke ruangan lain. Seol Ok kaget melihat ada warna biru dibagian lantai.
“Sayangnya, sebuah tragedi pernah terjadi di sini... Biasanya diperlukan sekitar satu pekan bagi tim forensik untuk menemukan identitasnya. Tapi aku sudah selesai mengidentifikasinya karena aku peneliti ilmiah genius.: ucap Tuan Hwang bangga. Seol Ok kaget kalau hasilnya sudah ada.
“Tidak diperlukan tes DNA.” Kata Tuan Hwang dan meminta agar Kyung Mi bisa menjelaskanya.
“Golongan darahnya tidak sama. Jang Myung Hoon bergolongan darah A. Tapi darah yang ditemukan di sini bergolongan O.” Kata Kyung Mi
“Golongan darah Lee Yeong Sook juga O.” Kata Wan Seung. Seol Ok pikir  Tidak mungkinkah mengidentifikasi noda darah dari tujuh tahun lalu seperti dugaan mereka.
“Omong kosong! Walau sudah tujuh tahun lalu, noda darah laten pun dapat teridentifikasi dengan metode terbaru yang aku ciptakan. Tapi semua noda darah yang ditemukan di sini, yang bergolongan O, adalah darah yang masih baru.Kesimpulannya, tidak ada noda darah dari tujuh tahun lalu. Sama sekali tidak ada.”tegas Tuan Hwang.
Seol Ok tiba-tiba melihat sesuatu,  yang menurutnya Aneh. Wan seung melihta Semen di bagian dinding berbeda warna. Tuan Hwang tahu kalau Campuran semen tidak bisa selalu sama dan mungkin dinding ini tidak disemen secara bersamaan dan dindin itu baru disemen setelahnya.
“Kyung Mi, ambilkan detektor metal.” Kata Tuan Hwang. Kyung Mi pun mengeluarkan dengan mencari dibagian belakang dinding dan alat itu berbunyi cukup keras.
Wan seung dan Tuan Hwang membuka dinding dan menemukan sebuah kotak di dalamnya.  Tuan Hwang dengan sarung tangan membuka dan menemukan sebuah pisau dan juga baju dengan noda darah. Seol Ok sempat kaget melihatnya karena menemukan barang bukti.


Tuan Gi keluar dari kantor polisi, Wan Seung melihatnya bertanya Mau ke mana. Tuan Gi mengatakan kalau Istrinayasudah mengakui semuanya, kalau ia tidak pernah menganiayanya.  Seol Ok bertanya apakah Tuan Gi tidak mengancamnya lagi.
“Tapi Anda ditangkap atas pembunuhan Jang Myung Hoon. Kami menemukan pisau dan baju dengan noda darah di kantor biro personalia.” Ucap Wan Seung dengan memasakan borgo.
“Sepertinya Anda tidak kaget. Rahasia pasti terbongkar.” Kata Seol Ok dan akhirnya Tuan Gi kembali dibawa masuk ke dalam kantor polisi. 

Wan Seung langsung menginterogasi ingin tahu alasan Tuan Gi  membunuh Tuan Jang. Tuan Gi mengaku bukan ia pelakukanya. Wan Seung menegaskan kalau sudah ada bukti sambil mengeluh mau Sampai kapan lagi berpura-pura tidak bersalah.
“Memang benar aku memukulnya, tapi aku tidak membunuhnya.” Akui Tuan Gi
“Bagaimana dengan pisau dan baju itu?” tanya Wan Seung
“Tampaknya itu tas miliknya, jadi, aku tidak berani menyentuhnya.” Cerita Tuan Gi.
Flash Back
Tuan Gi masuk ke dalam kantor melihat tas besar milik Tuan Jang berpikir kalau akan kabur dari rumah tapi Kenapa malah  menyimpan tas sebesar ini di kantor.
“Anda menguburnya.” Kata Wan Seung yakin kalau Tuan Gi adalah pelakunya.
“Aku pergi ke restoran tempat istriku bekerja, lalu mendengar ada detektif datang dan mengatakan Jang Myung Hoon menghilang, tapi itu diduga kasus pembunuhan.” Cerita Tuan Gi 


Flash Back
Tuan Gi akhirnya  melihat melihat isi tas dan kaget karena ternyata ada sebuah pisau dengan darah, akhirnya Ia bergegas menyembunyikan dibalik dinding karena takut kalau dianggap sebagai pembunuh Tuan Jang.
“Banyak orang melihatku memukulinya. Aku melakukan itu karena tidak mau dicurigai. Aku mantan narapidana, jadi, kupikir tidak ada yang akan mempercayaiku.” Ucap Tuan Gi ketakutan 
Sung Woo yang ada di ruang kontrol berkomentar kalau pelakunya sudah ditangkap jadi meminta Seol Ok Berhentilah mengirimikanya pesan dan Berhenti mendatangi Unit Satu juga, setelah itu keluar dari ruangan.
“Itu aneh.” Komentar Seol Ok. Na Ra binggung bertanya Apa yang aneh?
“Sepertinya bukan orang ini pelakunya.” Kata Seol Ok merasa ada yang janggal. 

Seol Ok dan Wan Seung keluar dari ruang interogasi. Seol Ok pikir Jika Gi Yong Seob adalah pelakunya dan ingin tahu  di mana mayat itu, menurutnya ini sangat aneh karena Tuan Gi hanya mengubur barang buktinya menurutnya Gi Yong Seob mungkin bukan pelakunya.
“Apa Maksudmu, ada seseorang yang menjebaknya?” ucap Wan Seung heran.
“Aku tidak yakin.” Kata Seol Ok. Wan Seung gemas ingin tahu apakah Gi Yong Seob pelakunya atau bukan.
“Aku butuh makanan manis.” Ucap Seol Ok ingi ditraktir. Wan Seung pikir kalau  Seol Ok mau ke Genoise lagi
“Aku butuh gula.” Kata Seol Ok. Wan Seung meminta agar berpikir dengan permen murahan saja karena harga kuenya itu Sembilan dolar sepotong. Seol Ok mengikuti Wan Seung yang akan membelikan kue. 

Sung Ha pergi ke sebuah mall dengan menatap lebih dulu di depanya.
Flash Back
Seorang wanita bertanya apakah Sudah selesai melakukan tugasnya. Hee Yon langsung pergi menaiki eskalator. Si wanita memberitahu kalau ponsel Hee Yeon tertinggal. Hee Yeon  menyuruh membuangnya karena itu pasti berbahaya.
Saat itu Sung Ha sengaja menelp orang yang mengaku sebagai Hyun Soo ingin tahu keberadaanya. Si wanita yang butuh uang ingin meminta imbalan alau memang memberitahu. 

Sung Ha pun mencari dari rekaman CCTV dan akhirnya menemukan sosok Hee Yeon sedang menaiki eskalator setelah berbicara dengan si wanita. Sung Ha mengingat kalau  Hee Yeon itu pemilik Genoise.
Flash Back
Setelah kejadian kebakaran terjadi, Sung Ha sempat datang bertanya apakah Hee Yeon punya musuh. Hee Yeon mengaku hanya membuat kue. dan mengelola gerai jadi tidak tahu apa-apa. Ia juga mengaku belum pernah bertengkar dengan seseorang.
“Apa Kau Sekretaris Kim?” ucap Sung Woo seperti tak percaya ternyata Sek Kim adalah Hee Yeon yang selama ini ada didekatnya. 

Hee Yeon kembali membuat kue dengan pegawainya di dapur,  Lalu Si pegawai mengaku kalau Beberapa hari yang lalu, seorang detektif datang ke gerai ketiga mereka. Hee Yeon kaget siapa Detektif itu. Si pegawai pikir Hee Yeon tahu kalau  yang dimaksud detektif dengan wanita yang sering ke gerai.
“Kenapa mereka datang?” tanya Hee Yeon berujar seperti tak peduli.
“Mereka bertanya tentang sebuah cincin. Awalnya, aku tidak begitu ingat, tapi setelah memikirkannya perlahan, aku pun ingat bukan aku yang memasukkan cincin itu ke kuenya.” Ucap Si pegawai. Hee Yeon tak mengerti yang dimaksud pegawainya.
“Apa Anda tidak ingat cincin itu? Anda yang memasukkan cincin itu ke kue.” Ucap si pegawai. Hee Yeon hanya terdiam, Si pegawai ingin tahu apakah Hee Yeon ingin mengingatnya. 

Flash Back
Hee Yeon keluar dari dapur dan melihat Wan Seung ada di Counter kur meminta agar memasukkan sebuah cincin ke kue yang dibeli. Si pegawai mengaku bisa melakukanya. Hee Yeon melihat sosok Seol Ok menunggu di depan jendela.
Pegawainya masuk dan Hee Yeon berpura-pura sedang sibuk, Si pegawai memberitahu ada pelanggan yang mau memasukkan cincin ke kue dan berpikir kalau ingin melamar wanita itu Tapi mereka berdua mabuk berat sambil tertawa.
“Jangan rusak kuenya. Biar aku saja yang masukkan.” Ucap Hee Yeon dan akhirnya si pegawai pun keluar dari dapur. Hee Yeon melihat cincin dalam kotakn dan ingin memakainya, tapi si pegawai kembali datang ke dapur.
“Sudah tidak ada tamu lagi. Mau kututupkan tokonya?” ucap si pegawai. Hee Yeon menyembunyikan cincin dibalik tubuhnya sambil mengangguk.


Hee Yeon memberikan sebuah amplop pada pegawainya, Si pegawai binggung karena bukan tanggal gajiannya. Hee Yeon pikir pegawainya itu sudah bekerja begitu keras dan berpikir kalau tidak perlu datang lagi ke gerainya. Si pegawai kaget karena diberhentikan begitu saja. 

Sung Woo berjalan sendiri ke parkiran masih kaget karena tidak pernah membayangkan Sekretaris Kim itu wanita Atau dia pria yang pura-pura menjadi wanita. Akhirnya ia menelp seseorang meminata agar kirimkan semua informasi latar belakang yang dimiliki tentang Jung Hee Yeon, yang mengelola toko kue.

Seol Ok datang ke toko Hee Yeon yang sepi lalu bertanya Apa stafnya sedang berada di gerai ketiga. Hee Yeon mengaku sudah memecatnya. Seol Ok kaget dan ingin tahu alasanya. Hee Yeon pikir Seol Ok kurang menyukainya dan terlihat mencemaskan pegawainya.  Seol Ok binggung dengan komentar Hee Yeon terdengar sinis.
“Aku bercanda... Kurasa dia sudah bisa mandiri, jadi, dia menangani gerai baru kami. Omong-omong, Apa kau perlu bicara dengannya?” ucap Hee Yeon. Seol Ok mengaku Tidak.
“Lalu Di mana Detektif Ha? Kau selalu datang bersamanya.” Kata Hee Yeon.
“Kami datang bersama.” Kata Seol Ok melihat Wan Seung malah hanya berdiri di luar toko. Wan Seung pun hanya melambaikan dari jauh saja.
“Detektif Ha pasti suka menonton teater. “Komentar Hee Yeon
“Karena teater itu spesial. Dia selalu menontonnya saat dipentaskan dan ke sana sendirian.” Cerita Seol Ok. Hee Yeon kaget Wan Seung pergi Sendiri
“Aoa Kau pernah menonton itu? Rasanya seperti membaca buku harian seseorang, jadi, aku tidak mau menontonnya. Itu kisah seseorang yang menyatakan cinta kepada suatu ruangan.” Cerita  Seol Ok 


Di ruang teather dan seorang pemain ada diatas panggung.
“Jun, yang akan pergi, memenuhi ruangan itu dengan kata-kata cinta. Cuma tubuhku yang akan pergi dari sini. Aku meninggalkan diriku yang sebenarnya di sini. Aku pasti akan mengatakan ini supaya kau tidak kesepian....Aku mencintaimu... Aku mencintaimu...”
“Dia ingin berada di sana seperti udara di sisi kekasihnya yang kesepian. Jun meninggalkan ruangan itu dan menjalani sisa hidupnya tanpa cinta. Ruangan penuh cinta itu menunggu pemiliknya.” Kata Hee Yeon
“Karena itulah judulnya "Ruangan yang Menunggu". Apa Kau pernah menontonnya?” tanya Seol Ok
“Ya... Itu sangat menyedihkan sampai aku berderai air mata.” Kata Hee Yeon. 

Wan Seung berjalan keluar toko melihat hari yang hangat, maka pas untuk orang mesum berkeliaran. Seol Ok memberikan sebuah tiket mengaku baru memungutnya di jalanan. Wan Seung mengeluh akalu Seol Ok Jangan memberinya sampah karena itu sikap yang buruk.
“Aku akan melaporkanmu karena mencuri. Itulah sebabnya.” Kata Seol Ok
“Apa Kau mau menemaniku?” tanya Wan Seung. Seol Ok menolaknya.
“Kau tidak pernah menontonnya.” Ucap Wan Seung. Seol Ok pikir memang tak ingin menonton. 

Sung Ha mengetahui kalau Jung Hee Yeonadalah direktur yayasan amal Firma Hukum Ha dan Jung. Setelah itu menghentikan mobilnya dan melihta foto Jung Hee dan juga Ji Seung.
“Sekretaris Kim menemui Firma Hukum Ha dan Jung... Kenapa Ha dan Jung menyeret seorang pelobi seperti Sekretaris Kim ke yayasan amal mereka? Pasti ada yang tidak beres.” Ucap Sung Ha penasaran. 

Foto Hee Yeon yang berjabat tangan dengan Ji Seung dan aktifitas lainya terlihat di rak, Ji Seung menyuruh tamunya untuk duduk. Sung Ha datang menemui kakak Wan Seung, melihat kalau Ruangan tanpa dekorasi, Buku-buku yang tertata rapi, Perabot ditata sesuai fungsinya saja., Terlalu banyak foto, menurutnya tidak sesuai dengan sifatnya dan Semuanya tentang Dongban.
“Wan Seung pernah cerita bahwa kalian rekan kerja. Dia banyak bercerita tentang kau.” Komentar Ji Seung.
“Sepatu hitam. Kaus kaki putih... Dia tidak mengikuti mode dan memakai apa saja. Tapi Jaket merah itu pemberian seseorang. Dia memakainya dengan hati-hati.” Gumam Sung Ha melihat semua yang ada di ruangan.
“Jika oang terkenal seperti kau mendukung yayasanku, maka itu akan sangat membantu kami.” Ucap Ji Seung dengan senyuman
“Dia sopan. Tapi cara bicaranya acuh tidak acuh. Tipikal seorang elite.” Gumam Sung Ha terus menatap semua gerak gerak Ji Seung.
“Direktur yayasan ini Nona Jung Hee Yeon.” Kata Sung Ha. Ji Seun kaget kalau Sung Ha mengenal Hee Yeon
“Dia menyebut nama depannya. Apa Mereka saling kenal secara personal?” gumam Sung Ha.
“Aku pernah bertemu dengannya sebentar. Tapi aku ingin tahu bagaimana kau mengenalnya. Dia tidak berkecimpung di bidang hukum.” Ucap Sung ha penasaran.
“Aku bertemu dengannya selagi bekerja sukarela saat masih menjadi hakim.” akui Ji Seung
“Dia menyukainya dan menyeret Sekretaris Kim masuk atas alasan pribadi.” Gumam Sung Ha bisa melihatnya.
“Presdir Ha dan Jung, Ha Ji Seung... Sekretaris Kim mengincar Firma Hukum Ha dan Jung. Seorang hakim yang naif dan siswa teladan. Mungkin tidak sulit untuk merayunya.” Ucap Sung Ha setelah keluar dari kantor Ji Seung.
Sementara Ji Seung menelp seseorang  adan aSelidiki tentang Inspektur Woo dari Polsek Joongjin dan ingin tahu Alasannya untuk bergabung dengan Dongban yang menurutnya mencurigakan.
Bersambung ke part 2

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar