PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 09 April 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Akhirnya Sung Woo kembali ke kantor dengan senyuman bangga kalau Tidak usah dibahas. Wan Seung pikir seorang detektif harus menangkap penjahat dan melindungi warga. Sung Woo menegaskan kalau tidak melakukan ini karena Wan Seung yang minta.
“Hei, omong-omong, Apa kalian berkencan?” tanya Sung Woo menunjuk ke meja Seol Ok pada Wan Seung.
“Aku hanya melindungi warga sebagai detektif. Apa Kau gila? Kami tidak berkencan.” Tegas Wan Seung. Sung Woo pun bisa percaya.
“Aku mempertimbangkan untuk mengencani dia. Aku tidak peduli dia sudah bercerai.” Kata Sung Woo. Wan Seung terlihat marah berpikir Sung Woo tidak waras.
“Aku hanya bercanda. Kenapa kau marah? Kurasa Nyonya Yoo bukan sekadar warga sipil. Aku bisa menebaknya karena kau semarah itu.” Kata Sung Woo mengejek. Wan Seung mengelak kalau tidak marah.
“Aku hanya mencemaskanmu... Hei, berkencan saja. Berkencanlah dengan ibu itu!.. Kau bisa mengencaninya! Silakan!” teriak Wan Seung seolah tak peduli. 

Sung Woo memilih untuk berjalan pergi, saat itu juga Seol Ok datang  bertanya Siapa pacarnya sekarang. Wan Seung kaget melihat Seol Ok dan bertanya darimana saja, dan menegaskan kalau bukan hanya Seol Ok yng menjadi Ahjumma ada di dunia ini dan masuk ada yang lainya.
“Pak Gye mau mengencani Ahjumma” kata Wan Seung. Seol Ok pikir kalau sangat  mengejutkan.
“Kukira dia hanya menyukai wanita muda.” Kata Seol Ok. Wan Seung heran Seol Ok bisa mengetahuinya. Seol Ok mengaku kalau  sekilas sudah kelihatan.
“Yah... Memang benar. Dia suka grup idola.” Kata Wan Seung lalu melihat Tuan Shin yang akan pergi meninggal ruangan lalu pamit dan bergegas pergi.
“Tekadnya untuk menjilat Kapolsek pasti sangat kuat.” Komentar Seol Ok melihat tingkah Wan Seung. 

Wan Seung mengemudikan mobilnya, sambil mengingat yang dikatakan Tuan Shin saat berbicara dengan Sekretaris Kim yang akan bertemu di hari Kamis. Tapi saat itu Wan Seung malah masuk ke apartement tempat tinggalnya. Wan Seung binggung karena Tuan Shin malah pulang.
“Apa Dia akan menemui Sekretaris Kim Kamis depan?” ucap Wan Seung binggung. 

Sementara didepan pintu, Sung Ha merasa Sangat tidak nyaman sambil mengeluh kalau ingin sendiri. Wan Seung keluar dari lift berpikir kalau pergi ke sauna saja, karena selalu memberengutdan entah apa yang S ung Woo pikirkan.
“Kami tidak bisa akur... Aku sangat ingin sendirian. Menyebalkan sekali.” Keluh Wan Seung dan dikagetkan dengan Sung Ha sudah ada didepan pintu. Keduanya terlihat gugup karena sama-sama tak nyaman untuk tinggal berdua.
“Kau pulang setiap malam... Itu kebiasaan baik.” Ucap Sung Ha bergegas masuk. Wan Seung pun mengikutinya tanpa bicara. 

Wan Seung duduk di ruang Tv terlihat canggung, Sung Ha keluar kamar membuka kulkas melihat Tidak ada makanan, dengan nada canggung bertanya apakah Wan Seung butuh sesuatu, karena akan berbelanja bahan makanan.
“Jangan khawatirkan aku... Aku akan membelinya sendiri.” Ucap Wan Seung. Sung Ha mengucap syukur.
“Omong-omong, aku tidak tahu di mana pasar swalayannya. Bisa kita pergi bersama?” kata Wan Seung. Sung Ha sempat terdiam akhirnya membiarkan Wan Seung ikut denganya.
Setelah berbelanja, Wan Seung dengan sengaja menjatuhkan buah apel dan berusaha untuk mengambilnya. Sung Ha pun bergegas mengambil buah apel. Wan Seung diam-diam menempelkan alat pelacak di mobil Sung Ha, setelah itu keduanya berpisah menaiki mobil masing-masing. 

Wan Seung berdiri didepan pintu, lalu bergegas menyingkir karena menerima telp Seol Ok. Ia bingung Seol Ok berada ada disebuah tempat dan belum pulang. Seol Ok mengaku kalau bersama Pak Gye.  Wan Seung kesal karena Seol Ok bersama dengan Sung Woo.
Seol Ok pikir Wan Seung yang melarang pergi sendirian dan bertanya Wan Seung mau datang atau tidak. Akhirnya Wan Seung bergegas pergi, Sung Ha keluar kamar binggung melihat Wan Seung meninggalkan rumah. 

Wan Seung memberikan kartu kalau Nyonya Lee bisa tinggal di temapt untuk sementara. Nyonya Lee mengucapkan Terima kasih. Seol Ok akhirnya memastikan kalau Nyonya Lee Yeong Sook sebenarnya menutupi sesuatu, Nyonya Lee terdiam mendengarnya.
“Apa hubungan Anda dengan Jang Myung Hoon yang menghilang?Dia tidak biasa membaca buku..Tapi setiap Sabtu, dia meminjam buku.” tanya Seol Ok penasaran

Flash back
“Sebelum menghilang, dia selalu meminjam buku setiap hari Sabtu. Dia rutin melakukannya, jadi aku ingat.” Ucap pemilik buku yang suka disewa oleh Tuan Jang.
Seol Ok tahu kalau itu karena Nyonya Lee yang suka membaca buku dan melihat tumpukan buku di restoranya.  Nyonya Lee mengaku kalau suka membaca novel roman.
“Jang Myung Hoon pergi ke gereja setiap hari Minggu untuk memberi Anda buku, kan?” ucap Seol Ok 


Flash Back
Tuan Jang datang ke gereja memberikan sebuah buku pada Nyonya Lee setelah itu pergi begitu saja. Nyonya Lee terlihat binggung karena Tuan Jang tiba-tiba memberikan buku padanya.
Nyonya Lee mengaku Tuan Jang yang  adalah orang yang baik. Saat itu Sung Woo datang dengan nafas terengah-engah. Wan Seung mengeluh Seol Ok yang memanggil Sung Woo itu juga. Seol Ok mengaku itu karena Wan Seung yang bilang tidak mau datang.
“Kurasa kau buru-buru datang setelah menerima teleponnya.” Ejek Wan Seung. Sung Woo juga berpikir Wan Seung juga buru-buru datang.
“Ahjuuma ini mengirimiku 57 pesan teks. Berhentilah menggangguku dan Urus Ahjummamu ini baik-baik.” Keluh Sung Woo merasa tergangu.
“Ahjumma, kenapa kamu mengiriminya 57 pesan teks?”bisik Sung Woo mengeluh
“Hanya dia yang tahu tentang kasus ini.” Kata Seol Ok. Sung Woo mengaku sibuk jadi meminta agar Cepat selesaikan.
“Tahukah apa yang suami Anda lakukan kepada Jang Myung Hoon? Darah Jang Myung Hoon terdeteksi di pakaian Gi Yong Seob pada saat itu.” Ucap Sung Woo

Flash Back
Sung Woo datang ke kantor Tuan Gi lalu meminta semua anak buahnya agar mengeledah ruangan. Beberapa pegawai terlihat panik. Akhirnya anak buahnya keluar membawa jaket Gi Yong Seob dengan noda darah.
“Kenapa darah Jang Myung Hoon ada di jaket suami Anda?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee terlihat mulai kebingungan.
“Anda bilang suamimu membantu Jang Myung Hoon yang terluka di kantor dan itu meninggalkan noda di jaketnya.”kata Sung Woo. Nyonya Lee tetap terdiam.
“Nyonya Lee Yeong Sook... Itu bohong, kan?” ucap Wan Seung. Nyonya Lee akhirnya mengaku Suaminya memukul Jang Myung Hoon setelah melihat mereka meninggalkan gereja bersama.

Flash Back
Tuan Gi memukul Tuan Jang bertubi-tubi setelah melihat berjalan dengan istrinya keluar dari gereja. Tuan Jang mencoba menahanya kalau Istri Tuan Gi itu menderita. Tuan Gi tak terima terus memukulnya, Nyonya Lee hanya bisa melihatnya terlihat sangat ketakutan.
“Apa Suami Anda mencurigai hubungan kalian?” tanya Seol Ok
“Dia sangat pencemburu karena suka berkhayal. Dia cemburu kepada setiap pria yang kutemui. Aku tidak bisa ke mana-mana selain restoran dan gereja di hari Minggu. “ cerita Nyonya Lee
“Kurasa dia tidak sepenuhnya berkhayal... Novel yang Pak Jang pinjam sebelum dia menghilang, ditemukan di kulkas restoran Anda. "Ruang Tunggu" adalah judul buku tersebut.” Ucap Sung Woo masih mengingatnya. 


Flash Back
Sung Woo membuka freezer menemukan sebuah buku berjudul "Ruang Tunggu" dan bertanya pada Nyonya Lee apa maksudnya.  Nyonya Lee pikir kalau Tuan Jang yang meninggalkannya saat datang untuk makan dan Mungkin tak sengaja menaruh buku disana karena ada makerel di sana
“Tapi Kelihatannya tidak ada makerel di sana.” Kata Sung Woo. Nyonya Lee hanya bisa menghela nafas dan hanya bisa terdiam.
“Kita harus menemukan Jang Myung Hoon sekarang, dalam keadaan mati atau hidup.” Ucap Seol Ok menyakinkan
“Aku menyukainya.” Akui Nyonya Lee. 

Flash Back
[Gereja Joongjin Baru]
Tuan Jang memberikan sebuah buku berjudul "'Tersenyum Untukku'" Nyonya Lee terlihat sangat bahagia menerimanya dan melihat Tuan Jang yang sangat baik padanya.
“Aku tidak bisa ke toko buku karena suamiku. Tapi dia meminjamiku buku setiap hari Minggu. Dia bahkan mentraktirku kopi sepulang kebaktian. Walau singkat, saat aku bicara dengannya, tapi waktu berlalu sangat cepat.” Cerita Nyonya Lee
“Kapan kali terakhir Anda melihat Pak Jang?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee mengaku Minggu malam.

Flash Back
Tuan Jang bertemu dengan Nyonya Lee mengatakan kalau hari ini adalah hari untuk membuat keputusan. Nyonya Lee mengatakan kalau akan melakukan, lalu pulang ke rumah dengan memasukan semua barang ke dalam tas.
“Seumur hidupnya, itu adalahh pertama aku mengumpulkan keberanian. Pak Jang dan aku berniat untuk melarikan diri.” Akui Nyonya Lee
Di malam hari Nyonya Lee keluar dari rumah membawa tas seperti akan kabur dan menunggu di halte bus, tapi Tuan Jang tak datang.
“Apa itu kali terakhirnya?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee membenarkan. Sung Woo dan Wan Seung pun menatap Nyonya Lee untuk memastikan kebeneranya. 

Seol Ok pikir Darah Pak Jang ditemukan jadi Kasus ini mengarah pada pembunuhan Tapi  heran kenapa disimpulkan secara internal. Sung Woo mengatakan polisi tidak menemukan mayatnya di mana pun.
Flash Back
Sung Woo datang mengeledah ruangan Tuan Gi, Bahkan pergi ke restoran milik Nyonya Lee, lalu ke ruangan tempat Tuan Jang berkerja yang ada di rumah. Ia juga pergi ke rumah memastikan kalau mereka memeriksa toilet, lemari, kamar, laci, dibawah tempat tidur, tapi tak menemukan apapun.
Sung Woo menegaskan tanpa mayat, Wan Seung melanjutkan kalau merekea tidak bisa menginvestigasi lebih lanjut. Seol Ok pikir Pembunuhan tidak bisa dibuktikan dengan noda darah saja. Sung Woo pikir Asudah mengatakan semua yang diingat dan juga sudah menyimpan nomor Seol Ok sebagai nomor pesan sampah.
“Sudah kuduga... Kau tidak pernah menjawab teleponku.” Ucap Seol Ok kecewa.
“Jangan terlalu puas diri karena sudah membantu kasus ini.” Ejek Wan Seung. Sung Woo melirik sinis lalu memilih untuk pamit pergi.
“Ahjumma... Apa kamu penguntit? Kenapa kau mengirimkan pesan teks sebanyak itu?” keluh Wan Seung kesal. 


Ji Seung bertemu dengan Hee Yeon menceritaka kalau Situasinya buruk setelah ayahnya masuk rumah sakit, menruutnya Jika bukan karena Hee Yeon maka tidak akan mampu menanggungnya. Hee Yeon pikir tidak melakukan apa-apa dengan senyuman liciknya.
Flash Back
Hee Yeon bertemu dengan mantan pengacara Ji Seung, mengatakan kalau  bisa kembali bekerja di Firma Hukum Ha dan Jung begitu juga Para pengacara lainnya juga. Si Pria bertanya Bagaimana dengan urusan penerimaan universitas anaknya.
“Adakah masalah seperti itu? Aku tidak pernah mendengarnya.” Ucap Hee Yeon
“Aku akan kembali ke Firma Hukum Ha dan Jung. Tapi kenapa Anda melakukan ini? Sebelumnya, Anda meminta kami pergi ke firma hukum lain.” Tanya si pengacara.
“Tidak ada firma hukum sebaik Ha dan Jung.” Ucap Hee Yeon melakukan rencananya.
“Hee Yeon... Aku harus memberimu cincin ini, selagi keberanianku ada.” Ucap Ji Seung.
Hee Yeon kaget melihat sekotak cincin ditanganya. Ji Seung mengaku kalau itu cincin milik ibunya. Lalu Hee Yeon menatap cincin pemberikan Ji Seung sebagai Firma Hukum Ha dan Jung.


Seol Ok tak berbisa tertidur kembali memikirkan semua kejadian saat masuk ke rumah Tuan Jang, lalu melihat ruangan kerja, setelah ini menemui istri Tuan Jang dan memeriksa kamar bersama Sung Woo. Ia lalu menemui bibi tetangga, Nyonya Lee gereja, menemukan novel di restoran.  Ia juga menemui Tuan Gi sebagai mantan petinju.
Wan Seung pun tak bisa berbaring, mengingat saat pertama kali melihat Sung Ha menemui Tuan Shin. Lalu mengetahui dari Tuan Park kalau Sung Ha sedang mencarinya bahkan menanyakan sesuatu yang menurutnya aneh. Ia mengingat saat bertemu dengan Sung Ha yang keluar dari gedung Theather.
“Siapa yang ingin kamu temui di sini? Aku tahu kamu mengincar sesuatu. ucap Wan Seung penasaran. Tapi Sung Ha malah mengejeknya dengan bertanya balik “Apa yang kuincar?”
Ha Wan Seung ada di mana-mana...Seo Hyun Soo, Sekretaris Kim, Ha Ji Seung, dan Yoo Seol Ok.” Kata Sung Ha yang tak tidur juga di kamarnya. Sementara Seol Ok seperti menemukan sesuatu.
“Benar... Dia menghilang di hari Minggu. Jika itu benar, Jang Myung Hoon... Yah... Benar... Itu dia.” Ucap Seol Ok menemukan sesuatu. 


Wan Seung heran Seol Ok meneleponku sepagi ini. Seol Ok mengatakan kalau Pak Jang terlihat pada hari Minggu dan tetangganya tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas jadi hanya menebak.
Flash Back
Si Bibi mengaku Tuan Jang itu membawa sebuah tas besar pagi-pagi sekali dan berpikir mau bepergian atau semacamnya.
“Pegawai kantor personalia itu hanya melihat gantungan kuncinya.” Kata Seol Ok. Si Pendeta mengaku Saat itulah melihat pintu kantornya terbuka jadi memeriksa apa kantor itu kemalingan tapi lega setelah melihat gantungan kunci itu tergantung.
“Gi Yong Seob orang terakhir yang melihatnya.” Kata Seol Ok. Tuan Gi mengaku “Di malam dia menghilang. Jika tidak salah, sekitar pukul 21.00. Aku melihat dia masuk ke rumahnya.”
“Setelah itu, Pak Jang menghilang.” Kata Seol Ok. Wan Seung memikirkan tentang Hari Minggu.
“Lantas, mungkin Lee Yeong Sook yang terakhir melihatnya.” Kata Wan Seung. Seol Ok bingung dengan kesimpulan Wan Seung.  Wan Seung pikir kalau ini sudah jelas.


Nyonya Lee mengaku melihatnya sepanjang malam di sana dalam persembunyiannya. Seol Ok tak percaya kalau Wan Seung bisa mengetahuinya berpikir kalau itu Nalurinya.
“Mereka berjanji mempertaruhkan nyawa dan melarikan diri bersama, tapi dia tidak datang. Apa kau mau pulang jika berada di posisi itu?” ucap Wan Seung.  Seol Ok mengaku pasti tidak.
“Aku bukan membencinya... Aku ke sana karena khawatir suamiku akan memukulinya lagi “Akui Nyonya Lee.
Flash Back
Tuan Jang kembali ke rumah, lalu saat Tuan Gi pun melihatnya seperti ingin memastikan tapi setelah itu pulang ke rumah. Nyonya Lee yang bersembunyi di balik dinding rumah Tuan Jang melihat suaminya yang pergi.
“Aku hanya ingin memastikan apa dia bersungguh-sungguh.” Ucap Nyonya Lee yang mencoba menelp tapi tak diangkat.
“Setidaknya aku ingin tahu itu... Tapi dia tidak keluar dari rumahnya semalaman. Bahkan Dia juga tidak menjawab telepon.” Cerita Nyonya Lee sedih
“Lalu Pagi-pagi buta di hari itu, seseorang melihatnya keluar dari rumah. “ kata Wan Seung
“Pria itu keluar dengan tas yang sangat besar pagi-pagi sekali. Pasti ada sesuatu yang berat di dalamnya, tapi orang itu kesulitan membawanya.” Pikir Nyonya Lee. Seol Ok ingin tahu siapa itu.
“Saat itu terlalu gelap, aku tidak melihatnya dengan jelas. Tapi itu bukan Jang Myung Hoon. Mustahil aku tidak mengenalinya karena aku sudah menunggunya sepanjang malam.” Kata Nyonya Lee.  Wan Seung pikir benar juga.
“Omong-omong, apa tas itu cukup besar untuk memasukkan mayat?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee membenarkan

Tuan Park melihat dilayar komputernya, mobil Sung Ha berjalan ke arah "Joongjin-gu"  dan menyimpulkan Sung Ha sedang bergerak dan  sudah keluar dari wilayah kuasa Polsek Joongjin dengan mengarah ke luar kota.
Sung Ha berada di mobil mengulang suara telp “Ini Sekretaris Kim. Di Provinsi Gyeonggi, Hwasung,  Dongpyeong-gun Dansu-ro 74.” Dari GPS terlihat kalau itu arena menembak. Ia pun bertanya-tanya alasan SeolSekretaris Kim mau menemuinya di sana, bahkan meminta naik taksi lalu bertanya-tanya kenapa harus nomor tujuh. 

Seseorang sedang menembak dengan baju hitam dan tak terlihat wajahnya, hanya berdiri di lintasan nomor tujuh.  Tuan Park terus melihat kalau Sung Ha mengarah "Hwaseong" sementara Sung Ha turun dari mobil lalu menaiki taksi meminta agar Ke arena menembak terdekat.
“Lalu kenapa aku harus ke Hwaseong? Di Hwaseong bagian mana?” tanya Wan Seung heran menerima telpnya.
“Tempat parkir transit, Artinya dia ganti mobil. Dia melarikan diri... Aku sudah menyuruhmu memasangnya di sepatunya atau semacamnya.” Keluh Tuan Park
“Inspektur Woo tidak seperti aku... Dia punya banyak sepatu, aku tidak bisa melakukan itu.” Kata Wan Seung
“Aku akan meninjau rekaman CCTV di area itu. Mulailah bergerak sekarang. “ kata Tuan Park. Wan Seung pikir tidak punya tempat tujuan. Tuan Park seperti tak peduli memilih untuk menutup telpnya.
Saat itu Seol Ok berlari dan masuk ke dalam mobil. Wan Seung mengaku  tidak punya waktu dan sangat sibuk. Seol Ok pikir tidak seberat kelihatannya dan Mobil ini tidak akan melambat karena dirinya. Wan Seung tak mengerti maksudnya lalu memilih untuk mengemudikan mobilnya. 
“Kau sudah menemukan Sekretaris Kim, kan?” ucap Seol Ok. Wan Seung kaget karena Seol Ok mengetahuinya.
“Kau pindah tugas ke Polsek Joongjin karena Kapolsek Shin. Untuk mencari tahu tentang Sekretaris Kim.” Ucap Seol Ok 

Flash Back
Tuan Park membahas kalau angka kejahatan di sana tinggi. Wan Seug pikir saat Tuan Park sedang menanganinya, jadi meminta agar memindahkan juga ke Polsek Joongjin.
“Selain itu, kentara sekali saat kau mencoba ramah kepada Kapolsek Shin.” Ucap Seol Ok
Flash Back
Wan Seung yang memberikan surat dan minuman pada Tuan Shin melalui anaknya kalau itu dari hatinya. Setelah itu saat rapat menyapanya, kalau selalu mengamati bahkan membuat Tuan Shin heran.

“Apa Kau mengincar Sekretaris Kim? Aku juga merasa aneh melihatmu selalu menghilang saat menerima telepon dari pria itu.” Ucap Seol Ok
Wan Seung selalu mengangkat telp menjauh dan langsung berkata kalau segera ke kantor. Seol Ok ingin tahu siapa pria itu dan Kenapa menyembunyikan ini darinya. Wan Seung hanya diam saja. Seol Ok pikir kalau tidak memercayainya. 


Flash Back
Wan Seung menemukan Seol Ok yang terluka dengan wajah panik. Seol Ok dengan setengah nafasnya ingin memberitahu pelaku sebenarnya...
Wan Seung seperti tak ingin Seol Ok terluka, mengaku kalau tidak percaya. Seol Ok seperti kecewa, tapi menurutnya Terserah percaya atau tidak, tapi akan mencari tahu kebenarantentang kasus orang tuanya, kalau mereka tidak bunuh diri.
“Sudah lama aku menantikan kebenaran itu, seperti kau mencari Seo Hyun Soo.” Ucap Seol Ok mengingat kematian orang tuanya dalam taksi.
Wan Seung terdiam mengingat saat menemukan jasad Hyun Soo dengan cincin pemberian tanganya, lalu berkata “Hyun Soo... Aku sudah bilang akan menemukanmu. Bahwa aku tidak akan mati sebelum menemukanmu.”
“Ahjumma, ini terlalu berbahaya.” Ucap Wan Seung memperingatkan
“Karena itulah kita harus melakukannya bersama... Karena ini berbahaya. Apa Kau tidak ingat ucapanmu kepadaku?” ucap Seol Ok membela diri.
Flash Back
“Ini terlalu berbahaya...Aku akan menemukan pelakunya.” Kata Wan Seung mengemudikan mobil.
“Kenapa? Itu terlalu berbahaya dan Ini tidak ada urusannya denganmu.” Kata Seol O
“Aku merasa jauh lebih baik jika melakukannya sendiri. Aku tidak mau mencemaskanmu saat kau turun ke lapangan.” Ucap Wan Seung
“Aku juga tidak mau kau terluka karena aku. “ tegas Seol Ok

Wan Seung hanya bisa menghela nafas karena tak bisa menghentikan Seol Ok, lalu Seol Ok berpikir kalau Wan Seung selalu tertipu olehknya. Wan Seung meminta agar Jangan jadikan itu lelucon karena menurutnya mereka itu tak cocok. 
Mereka pun sampai di area istirahat,  Wan Seung pikir kalau mereka bisa makan. Seol Ok pikir mereka sedang buru-buru. Wan Seung mengaku Ada orang yang pernah melihat Sekretaris Kim jadi mau mendengar ucapanya. Seol Ok pikir kalau  kaan membeli makanan ringan.
“Aku pikir kentang panggang dengan mentega itu enak.” Kata Wan Seung. Seol Ok pun akan membelikanya lalu turun dari mobil.
Setelah Seol Ok pergi, Wan Seung pergi membawa mobilnya. Seol Ok kembali dengan membawa kentang tapi tak melihat mobil Wan Seung yang terparkir. Ia berteriak memanggil Wan Seung lalu menerima pesan “Ahjumma, makanlah kentang itu dan tunggu aku...Aku segera kembali.” 

Sementara Sung Ha sudah sampai di "Arena Menembak" mencari lintasn nomor tujuh, terlihat seseorang yang mulai menembak. Lalu Sek Kim mengarahkan pistolnya ke arah Sung Ha, Akhirnya Sung Ha pun mengeluarkan pistolnya.
Wan Seung berjalan menyusuri jalan, sampai akhirnya mendengarkan suara tembakan dan langsung berlari. Sek Kim menembak ke arah kaki Sung Ha, sementara Sung Ha menembak tangan Sek Kim, Wan Seung pun datang melihat Sung Ha sudah terjatuh, sementara Sek Kim bergegas pergi masuk ke dalam mobilnya berwarna putih.
 Sung Ha binggung melihat Wan Seung tahu keberadanya. Lalu akhirnya Wan Seung membawa Sung Ha pergi. Sementara Seol Ok menerima telp Wan Seung mengeluh kalau menyuruh menunggu. Wan Seung mengaku  ada urusan mendadak jadi Nanti ditelepon dan langsung menutup telp.
“Apa Dia menyuruhku pulang sendirian? Bagaimana aku bisa pulang? Apa Berjalan kaki? Dahulu dia bahkan melarangku naik taksi karena berbahaya.” Ucap Seol Ok merasa harus kembali dan menyelesaikan kasus.

Wan Seung memastikan Sung Ha baik-baik saja dan memberitahu kalau Ada rumah sakit di dekat sini. Sung Ha ingin tahu alasan Wan Seung bisa tahu dan datang.
“Aku terlahir di keluarga kaya, jadi, hobiku adalah golf, berkuda, dan semacamnya.” Ucap Wan Seung bangga.
“Bagaimana dengan menonton teater? Kenapa kau di Teater Pierre? Apa Untuk mencari Seo Hyun Soo? Lalu kenapa kamu berada di arena menembak? Mencari siapa?” tanya Wan Seung
“Bukankah orang ke sana untuk menembakkan pistol? Aku ke sana untuk menembak. “kata Sung Ha
“Seharusnya kau melakukan itu. Kenapa sampai tertembak?!!!” keluh Wan Seung kesal
“Kau tidak bisa menanyakan itu kepada orang yang ditembak. Tanyalah penembaknya.” Ucap Sung Ha marah
Wan Seung tak ingin membahasanya mengejek kalau Sung Ha itu analis profil pembohong dan bukan tipenya, lalu mengejek kalau Sung Ha tidak akan mati jadi meminta bertahan. 

Sek Kim dengan tangan yang berdarah keluar mobil lalu terlihat Hee Yeon keluar terlihat santai dengan pakaian gaunya. Sementara Seol Ok pergi ke pemberhentian bus menanyakan apakah mereka akan pergi ke seoul, tapi semua bus pergi ke Hwaseong Cheongju atau Ke selatan.
“Teganya kau melakukan ini kepadaku, Detektif Ha?” keluh Seol Ok kesal, lalu tiba-tiba Hee Yeon datang menyapa Seol Ok, Seol Ok kaget bertanya sedang apa di pemberhentian.
“Aku mau pulang ke Seoul setelah membeli beberapa bahan organik. Wortel dan labu dari kebun di sini punya kualitas terbaik. Omong-omong, sedang apa kau di sini?” tanya Hee Yeon
“Aku marah setelah dikhianati dan tidak punya cara untuk pulang ke Seoul.” Ucap Seol Ok.
“Kau butuh tumpangan, kan?” kata Hee Yeon. Seol Ok pun terlihat senang menerima tumpangan. 

Hee Yeon pergi ke parikiran dengan mobil berwarna merah membuka pintu untuk Seol Ok mengatakan akan mengantar dengan selamat. Seol Ok terlihat sangat senang mengucapkan Terima kasih, karena sungguh tidak tahu  bagaimana cara pulang ke Seoul. Setelah Seol Ok masuk, Hee Yeon akan masuk ke dalam mobil dengan tatapan seperti penuh rencana, lalu meninggalkan tempat istirahat.
"Tersangka 1, Lee Yeong  Sook, Istri Gi Yong Seob"
"Tersangka 2, Park Kyung Ja,  Istri Jang Myung Hoon"
"Tersangka 3, Jang Se Yeon,  Putri Jang dan Park"
"Tersangka 4, Gi Yong Seob,  Mitra Bisnis Jang"
Bersambung ke episode 13

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar