PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 19 November 2017

Sinopsis Andante Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
[Episode 8: Ajakan Menjalani Hidup Sehari-hari]
Shi Kyung terlihat sangat malas mengepel lantai. Guru Park dengan nada tinggi menyuruh Shi Kyung untuk memersihkan lantai dengan benar, supaya mengkilap.  Wakepsek melihag Lee Shi Kyung yang sudah lama tidak bertemu.  Shi Kyung pikir sudah bertemu kemarin.
“Aku belum melihatmu lagi di ruang guru sudah sejak lama.  Kau sedang dihukum dengan tugas bersih-bersih, kan? Kenapa? “ tanya Wakepsek
“Dia terlambat, dan aku memberinya jalan yang mudah dengan tugas bersih-bersih. “ kata Guru Park
“Tapi, Shi Kyung tampaknya tidak seperti sedang dihukum. Tugas seperti ini cocok untuknya.” Pikir Guru Kim
“Ya, kau terlalu sering bertugas bersih-bersih jadi kau sudah terbiasa. Bersihkan sekitaran kursiku juga. “ kata Wakepsek
“Oh, Lee Shi Kyung sedang sibuk. Dia bahkan belum mulai membersihkan ruangan. “ ejek Guru Kim
Guru Kim memberitahu Shi Kyung, kalau Bom akan absen karena liburan keluarga. Shi Kyung kaget bertanya kapan. Guru Kim heran melihat Shi Kyung seperti belum tahu dan bertanya-tanya  Apa kalian mereka tidak pacaran. Shi Kyung tak banyak berkata-kata. Wakepsek tahu kalau keduanya sedang bertengkar.
“Apa ada masalah? “ tanya Wakepsek. Shi Kyung milih untuk diam saja.
“Kalau kau diam saja, tidak mengakui perasaan pacarmu maka kau bisa dalam masalah. “ pesan Guru Kim
“Oh, Shi Kyung!.. Apa kau terlambat? Kau cuma diam terus, sampai selamanya pagi ini. “ keluh Bibi Oh lalu bergegas pergi ke meja kerjanya. Shi Kyung hanya bisa melonggo melihat tingkah bibinya. 


“Apa aku benar-benar cuma diam terus dan tidak bertindak? Ada apa?” gumam Shi Kyung duduk dengan tatapan kosong.
Bibi Oh menjelaskan kalau Lagu ini banyak digemari layaknya lagu kebangsaan Italia. Tapi semua anak terus berisik, Bibi Oh duduk di depan piano dan langsung menyanyikan lagu dengan bahasa italia dengan sangat fasih. Semua murid melonggo kaget termasuk Yong Gi yang selama ini terlihat malas belajar. Shi Kyung pun terlihat bangga dengan bibinya yang punya suara merdu. 

Shi Young membaca buku di ruang tengah, Ibunya keluar kamar melihat anaknya bertanya Ada apa dengan bukunya karena tidak pernah melihatmu membaca sebelumnya.  Shi Young hanya diam saja seperti masih marah padanya.
“Apa kau punya waktu hari Sabtu ini?  Apa kau mau ikut ke Seoul bersamaku dan Shi Kyung?” ucap ibunya mendekati Shi Young.
“Aku tidak bisa.” Ucap Shi Kyung. Ibunya bertanya kenapa tak bisa
“Aku sudah punya rencana di Seoul hari itu. “ ucap Shi Young. Ibunya binggung mau melakukan apa anaknya Di Seoul. 

Shi Young dan Ga Ram pergi ke Seoul dengan bus. Shi Kyung bersama ibunya dan Nyonya Shin pergi ke Seoul dengan mobil milik Bibi Oh. Nyonya Shin menatap ke luar jendela terlihat bahagia karena tiba-tiba jadi teringat film "Thelma dan Louise." Karena pergi seperti ini.
“Apa aku Thelma ataukah Louise?” ucap Nyonya Oh bersemangat. Shi Kyung binggung siapa nama mereka.
“Kau mengenalnya, pencuri yang tampan itu. “ kata Nyonya Shin. Nyonya Oh menjawab itu Brad Pitt!
“Benar! "Tuan Roti." Itu nama panggilan yang lucu.” Kata Nyonya Shin.
“Dia bilang anaknya seperti pencuri yang tampan. Ibu pasti suka.” Gumam Shi Kyung pada ibunya.
“Kau harus belajar banyak sebagai seorang junior SMA, Shi Kyung. Kau peringkat ke berapa di sekolah?  Apa kota ini mengarahkanmu belajar di bidang agrikultural?” ucap Nyony Shin. Shi Kyung terlihat binggung.

“Dari Bahasa Inggris, menulis, pendidikan jasmani, dan kesenian.  Apa bidang keahlianmu?  Bagaimana dengan klub untuk mata pelajaranmu?  Apa Buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaranmu?  Tanyakan padaku kalau ada sesuatu yang ingin kau tanyakan.” Ucap Nyonya Shin.
Shi Kyung hanya diam saja. Nyonya Shin bertanya apakah Shi Kyung tidak punya pertanyaan. Shi Kyung mengaku tak punya. Nyonya Shin tahu kalau Shi Kyung punya pacar jadi tahu Pasti sulit belajar saat punya pacar dan menceritakan Ada seorang anak laki-laki yang sangat pintar bernama Jin Hyuk di kelasnya Soo Bin.
“Setelah dia punya pacar, dia langsung kalah saing dengan Soo Bin-ku.” Kata Nyonya Shin banga.
“Kalau dia mau punya pacar atau tidak, itu takkan mempengaruhi nilainya. “ ejek Nyonya Oh.
“Sungguh!! Itu akan sulit saat seusianya. “ komentar Nyonya Shin.
“Itu takkan begitu sulit untuknya.  Nilainya terbentuk dengan sendirinya.” Ucap Nyonya Oh. Shi Kyung hanya bisa cemberut dengan komentar ibunya. 


Keduanya sampai didepan apartement, Nyonya Shin memberikan uang pada Shi Kyung untuk membeli sesuatu.  Shi Kyung menolak begitu juga ibunya mengambil kembali uang dari tangan anaknya. Nyonya Oh berpesan aga Jangan jauh-jauh dan angkat telepon saat  menghubunginya.
Nyonya Shin kembali memberikan uang pada Shi Kyung dan bergegas pergi. Nyonya Oh mengeluh karena Nyonya Shin tak perlu melakukan itu. Shi Kyung bisa tersenyum melihat ada uang ditanganya.
“Saat dia memberiku uang, aku kepikiran apa yang mau kulakukan bersama Bom.. Aku ingin memukuli diriku sendiri” gumam Shi Kyung kesal menatap uang ditanganya. 

Shi Young melihat sebuah gedung didepanya, bertanya apakah Ga Ram  datang ke sini dengan rantai sepeda. Ga Ram membenarkan. Shi Young ingin tahu alasan datang ke tempat itu dan membawa rantai sepeda. Ga Ram mengaku membawa rantai sepeda untuk jaga-jaga bila seseorang cari gara-gara, dan harus berkelahi. Shi Young mengerutka dahinya.
“Aku cuma bercanda. .. Kudengar ada orang yang kukenal melakukannya, jadi aku menirunya karena itu keren. “ ucap Ga Ram. Shi Young tak percaya kalau Ga Ram melakukan itu.
“Aku memasuki masa pubertas waktu itu.  Kau tidak tahu soal laki-laki dan pubertas, 'kan?”kata Ga Ram.
“Lee Shi Kyung dan pubertas... Kurasa aku memahaminya.  Tapi Tindakanmu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan masa pubertas Shi Kyung. Lalu Kenapa harus ke sini?” ucap Shi Young
“Kalau aku mau kuliah, sebaiknya aku memilih sekolah medis. Kurasa saat itulah aku mulai memikirkannya.  Aku sudah sering melihat banyak orang sakit di hospice semenjak aku kecil.  Sejujurnya, ibuku juga meninggal karena penyakit.” Ungkap Ga Ram yang membuat Shi Kyung terkejut.
“Kita mungkin pernah bertemu juga sebelumnya.  Selama tahun terakhirku di SMP, aku juga datang ke fakultas kedokteran ini. “ kata Shi Kyung. Kali ini Ga Ram kaget kalau Shi Young pernah datang ke rumah sakit juga. 



Nyonya Shin duduk di cafe wajahnya terlihat bahagia menceritakan Semua ibu akan berkumpul di cafe ini untuk berbagi informasi soal ujian dan bisa gila karenanya.  Nyonya Oh merasa sungguh menakjubkan, ibu Soo Bin. Karena tidak tahu apa yang sudah dilakukan untuk anak-anaknya.
“Kurasa aku sudah mengusahakan yang terbaik. Aku terus bertanya pada diriku sendiri belakangan ini, apakah ini benar-benar sudah yang terbaik. “ kata Nyonya Shin.
“Siapa yang tahu jawaban yang tepat?  Semua orang melakukan apa yang terbaik dalam hidupnya.” Kata Nyonya Oh. Nyonya Shin seperti tak yakin tapi memastikan kalau memang seperti itu.
“Aku akan menanyakan Dokter Lee apakah kau boleh menyeruput sedikit.” Kata Nyonya Oh melihat Nyonya Shin yang mulai mencium bau kopi didepanya.
Tiba-tiba Nyonya Shin merasakan sesuatu, Nyonya Oh panik  berpikir kalau membutuh obatnya. Nyonya Shin menangis karena sudah melewatkan begitu banyak kebiasaan sehari-harinya, bahkan Sekedar minum kopi dan belanja bahan makanan. Jadi ingin kembali suatu hari nanti. Menyiapkan makan malam, Sehari saja...
“Aku sudah menjalani hidupku dengan tekun.  Aku benar-benar bekerja sangat keras dalam hidup. “ ucap Nyonya Shin.
“Tentu saja. Kau masih seperti itu sekarang. “ kata Nyonya Oh menyakinkan.
“Astaga, apa aku sedang membuang-buang waktu berhargaku?  Ayo pergi belanja bahan makanan.  Soo Bin suka sup pasta kedelai dengan kepiting biru di dalamnya. Ayo pergi lihat kepiting biru.  Sekarang musimnya kepiting biru. Kedengarannya enak.” Kata Nyonya Shin penuh semangat. 


Mereka pergi ke semua supermarket, si Bibi melihat Nyonya Shin yang sudah lama tak datang ke counternya, Nyonya Shin pun meminta agar bisa memberikan kepiting yang bagus karean sudah lama sekali tak datang. Nyonya Oh menatap Nyonya Shin masih bisa tersenyum padahal sedang sakit.
“Apa anda pergi jauh ke tempat lain?  Aku sudah lama belum melihat anda.” Tanya si Bibi. Nyonya Shin membenarkan. 

Shi Young memberitahu kalau sekolah medis ini tempat ayahnya kuliah.  Ga Ram kaget ternyata Dokter Lee juga sekolah disini, jadi Ada dua orang dari sekolah mereka yang masuk sekolah medis. Shi Young pikir kalau Ga Ram akan jadi yang ketiga. Ga Ram pikir mereka bisa lihat saja nanti.
“Kenapa kau kemari saat SMP? “ tanya Ga Ram. Shi Young mengaku Alasannya sama seperti Ga Ram.
“Aku dapat nilai yang bagus kala itu. Dan ingin masuk sekolah medis.  Tapi itu hanya masa lalu” ucap Shi Young. Ga Ram pikir kenaapa Shi Young tak memikirkanya lagi.
“Itu Sudah tidak mungkin lagi, mustahil dengan nilaiku.” Kata Shi Young
“Apa kau sungguh tahu alasanku mengajakmu ke sini?  Maukah kamu... belajar bersamaku?” kata Ga Ram. Shi Young kaget tiba-tiba Ga Ram mengajak belajar bersama.
“Karena kau sudah memberiku sepeda, maka aku akan membantumu belajar. “ kata Ga Ram ingin membalas budi. 


Shi Kyung tersadar kalau telpnya tak ada disakunya, lalu berpikir kalau meninggalkannya di mobil. Ia pun bergegas ke telp umum, tapi hanya bisa bergumam tidak bisa ingat satu pun nomor tanpa teleponnya. Ia pun bingung dengan dirinya sekarang, tiba-tiba matanya seperti melihat Bom di depanya.
“Lee Shi Kyung! Kau bertingkah aneh. .. Itu bukan Bom... Setelah melalui semua itu Bom tidak mungkin ada di Seoul.” Ucap Shi Kyung
“Tapi, bagaimana kalau itu Bom?” gumam Shi Kyung akhirnya mengikuti wanita yang dianggapnya Bom. 

Nyonya Oh melihat Nyonya Shin hanya memasak untuk dua porsi dan bertanya Bagaimana dengan suaminya. Nyonya Shin tersenyum karena Nyonya Oh tidak tahu. Bahwa sudah bercerai dan menjadi ibu tunggal. Nyonya Oh ingin tahu masalahnya berpikir kalau Nyonya Shin  belum pernah menemui sebelumnya.
“Saat dia ada dengan ku pun, dia selalu pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis.  Aku harus menghasilkan banyak uang, lalu ingin bisa mengkuliahkan Soo Bin dan melihatnya menikah.  Kita harus hidup bersama. “ ucap Nyonya Shin.
“Bagaimana kau bisa melalui semua itu dalam waktu yang begitu lama?  Kau bekerja dan menjalani perawatan. “ ucap Nyonya Oh tak percaya.
“Entahlah. Aku bahkan mengagumi diriku sendiri. Tapi Bisakah kau cicipi ini untukku? Aku tidak yakin akan indra pengecapku akhir-akhir ini. “ ucap Nyonya Shin memberikan sesendok sup buatanya.
“Kau Bisa tambahkan sedikit garam. “ kata Nyonya Oh. Nyonya Shin pikir ini sudah enak karena Soo Bin suka yang seperti itu.


Saat itu Soo Bin menelp, Nyonya Oh terlihat panik. Nyonya Shin pikirtidak perlu berakting hari ini lalu mengangkat telpnya. Soo Bin terlihat bahagia karena melihat Ibu benar-benar pulang bertanya apa yang sedang dimasak untuk makan malam.
“Ibu buatkan sup pasta kedelai dengan kepiting biru dan cumi isi.” Ucap Nyonya Shin. Soo Bi mengaku Air liurnya sudah menetes.
“Apa Ibu kenal Hyo Eun?  Aku mau pergi beli pakaian dengannya.  Jadi Tunggu sebentar. Aku akan segera ke sana. “ ucap Soo Bin.
“Oke, jangan lari hanya untuk bisa kemari dengan cepat. “ pesan Nyonya Shin menutup telp mengejek anaknya masih seperti bayi mungil.
Nyonya Oh mengeluarkan ponselnya untuk menelp Shi Kyung, tapi tak diangkat, lalu teringat kalau Shi Kyung. Nyonya Shin pikir kalau anak  Nyonya Oh makan bersama juga. Nyonya Oh pikir tak mungkin karena Hari ini adalah hari yang spesial jadi lebih baik habiskan saja waktu bersama putrinya saja. 

Shi Kyung mengikuti wanita yang mirip Bom tersadar kalau ia sudah pergi jauh dan bingung dimana keberadaanya sekarang, dan mulai panik kalau nanti ibunya menelp. 

Nyonya Oh binggung karena Shi Kyun tak mengangkat telpnya, lalu teringat dengan  Shi Young juga di Seoul, tapi berpikir kalau anaknya itu  tidak mau menjawab teleponnya dan tidak punya sopan santun. Tapi ternyata anaknya dengan cepat mengangkat telp dari ibunya. Saat itu tiba-tiba Nyonya Shin jatuh dan tanganya gemetar.
“Shi Kyung tidak menjawab teleponnya.... Hei.. Shi Young, kemari sekarang. Aku akan mengirimimu alamatnya sekarang, jadi cepatlah!” kata Nyonya Oh panik melihat Nyonya Shin yang jatuh.
“Bangunlah, ibunya Soo Bin dan Angkat tanganmu, lalu Taruh lenganmu ke atas. Kita harus melakukan suntik dubur.” Ucap Nyonya Oh. Nyonya Shin menolak sambil menangis menahan rasa sakit.
“Hei.. Apa maksudmu? Kau harus melakukannya, karena nanti bisa jatuh koma.  Dokter Lee sudah bilang ini kemungkinan yang terburuk.  Dan Kau juga tahu benar soal itu. “ ucap Nyonya Oh
“Aku tidak mau... Aku tidak mau kau melihatku dalam keadaan seperti itu.” Ucap Nyonya Oh sambil menangis.  
“Bagaimana kalau Soo Bin segera kembali? Apa kau mau menyambutnya dengan keadaan begini? “ ucap Nyonya Oh. Nyonya Shin mulai menangis memanggil nama anaknya. Nyonya Oh berjanji hanya akan melakukannya dengan cepat. 

Shi Kyung dan Ga Ram sudah sampai di depan apartement dan berlari untuk pergi ke lantai 7. Akhirnya mereka sampai  dengan membereskan lantair rumah dan peralatan. Nyonya Shin sudah duduk walaupun terlihat masih lemas.
“Ya, aku sudah lakukan suntikan dubur.” Ucap Nyonya Oh dan mencari obat yang diperintahkan oleh Dokter Lee melalui telp yaitu IR Codon, Nyonya Oh pun akan segera memberikan pada Nyonya Shin.
“Kau Minum obat penahan sakit ini dan akan merasa sedikit jauh lebih baik.” Ucap Nyonya Oh memberikan minum.
“Soo Bin akan segera ke sini. “ kata Nyonya Shin khawatir.
“Aku tidak begitu mahir soal ini, tapi akan memijat kakimu.  Jangan pikirkan apapun dan diam saja sebentar.” Kata Nyonya Oh.
Ga Ram pun menawarkan diri untuk membantu mengangkat ke ranjangnya. Nyonya Shin meminta maaf pada keduanya karena semua ini gara-garanya. Nyonya Oh mengomel kalau meminta Nyonya Shin jangan bilang apapun atau berpikir apapun.
“Apa kau tidak mau makan bersama Soo Bin malam ini?” ucap Nyonya Oh mengomel. Nyonya Shin pun menganguk mengerti.
“Tolong berikan nomornya Soo Bin... Akan kucoba mengulur lebih banyak waktu untuk anda, Hanya sampai anda merasa baikan. “ kata Shi Kyung.
“Kedengarannya itu ide yang bagus. Kita bisa melakukannya, 'kan?  Aku benar-benar tidak bisa membiarkannya melihatku seperti ini. “ kata Nyonya Shin. Nyonya Oh meminta agar Shi Kyung melakukanya.


Tapi saat itu juga bunyi angka password ditekan, mereka mulai panik karena Soo Bin sudah datang. Shi Young membereskan semua obat dan menyembunyikan dibalik kursi. Soo Bin berteriak memanggil ibunya. Nyonya Shin bisa berdiri dan langsung memeluknya dengan berkaca-kaca.
“Aku merindukanmu... Bau ibu berbeda... Bau ibu seperti bau obat.” Ungkap Soo Bin.
“Ini masuk angin. .. Apa aku sudah bau karena sudah tua? “ ungkap Nyonya Shin. Soo Bin mengeluh dengan yang dikatakan oleh ibunya. Saat itu ketiganya hanya bisa menatap sedih karena anak dan ibu yang Sali bertemu. 

Mereka pun pulang menaiki mobil. Shi Young memegang telp kakaknya. Nyonya Oh meminta agar anaknya itu mengangkat telp Shi Young apabila berdering, karena juga tidak tahu apakah dia sudah pulang dengan selamat.  Shi Young mengeluh kakaknya selalu saja meninggalkan barangnya.
“Dia sudah lama tidak pulang, dan aku meninggalkannya sendirian di rumah kosong.” Ucap Nyonya Shin sedih
“Katanya dia mau memanggil Hyo Eun.  Putrimu kelihatannya baik-baik saja, tapi kaulah yang bermasalah.  Dokter Lee mengatakan bahwa terbangun semalaman bisa sangat berbahaya.  Apa yang bisa kita lakukan?” ucap Nyonya Oh
“Seharusnya aku tidak datang.  Seandainya aku tahu rasanya akan sesakit ini, maka aku tidak akan datang menemuinya. “ kata Nyonya Shin menangis.
“Nyonya, bagaimana kalau anda membuat diri anda sakit lagi? “ ucap Shi Young menenangkan Nyonya Shin dengan mengelus pundaknya.  Nyonya Shin memegang tangan Shi Kyung seperti memegang tangan anaknya sendiri. 

“Ayah... Kau memberikan petunjuk itu di mukaku. Apa tujuannya?.. Ini siksaan.. Yaitu Siksaan oleh nama Bom.” Gumam Shi Kyung kesal berjalan sendirian di Seoul.
Tapi Shi Kyung tiba-tiba berhenti disebuah cafe, matanya melotot kaget melihat sosok wanita yang dicarinya. Bom duduk dicafe sendirian juga melihat Shi Kyung dengan mata berkaca-kaca. Shi Kyung tak percaya sempat mengusap matanya, tapi ternyata memang benar Bom. 

Keduanya duduk dicafe, Shi Kyung membahas Bom yang  pergi liburan keluarga.  Bom mengaku kalau itu bohong karena hanya ingin tidak mau pergi sekolah.  Shi Kyung mengeluh Bom yang terus berbohong
“Semuanya jadi sangat sulit untukku  beberapa hari belakangan ini.  Aku mendapat pikiran yang aneh. “ ucap Bom. Shi Kyung ingin tahu Pikiran aneh macam apa
“Kau bilang, tidak mungkin tahu kalau aku tidak memberitahumu.  Begitu pula denganku.  Kalau kau tidak memberitahuku, maka aku juga tidak tahu.” Ucap Bom.
“ Aku tidak tahu cara memberitahumu.” Kata Shi Kyung
“Hubungi aku saat kau sudah siap untuk memberitahuku.” Ucap Bom berdiri dari tempat duduknya.
“Kuharap kau tidak akan melakukannya..” ucap Shi Kyung akhirnya biara sebelum Bom pergi.
“Kuharap kau tidak akan melakukan pekerjaan semacam itu lagi. .. Aku masih belum memahamimu sebaik itu.  Mungkin aku bilang begini karena aku tidak tahu apa-apa tentang dunia.” Ungkap Shi Kyung
“Tapi, saat kau melakukan segalanya untukku dengan uang yang kau dapatkan dari pekerjaan semacam itu, aku sama sekali tidak bahagia.  Itu jadi membuatku membayangkan hal-hal yang aneh.  Kau menemui para pria yang tidak kukenal... Jangan bekerja seperti itu. “ kata Shi Kyung. Bom terlihat marah dan memilih untuk pergi.
“Aku Sudah mengatakan padanya... Aku sudah terus menunggu, kemudian akhirnya kukatakan.. Apa aku sudah melakukan hal yang benar?” gumam Shi Kyung duduk sendirian dan akhirnya keluar dari cafe. 



Bom berjalan ke arah yang berbeda dengan Shi Kyung, lalu mencoba menelp Bernard, tapi tak diangkat. Akhirnya ia berbalik arah dan langsung memeluk Shi Kyung dari belakang. Shi Kyung kaget karena tiba-tiba Bom memeluknya dari belakang.
“Aku minta Maaf... Maaf tentang semuanya...Aku suka padamu, tapi...  aku tidak tahu cara menunjukkannya padamu.” Ungkap Bom. Shi Kyung akhirnya membalikan badan menatap wajah Bom yang menangis.
“Kita berdua sama-sama belum berpengalaman. Tapi... Kita masih harus saling mengenal” gumam Shi Kyung akhirnya memeluk Bom merasa kalau ia juga harus minta maaf. 

Dokter Lee memeriksa Nyonya Shin merasa berSyukur karena  tiba dengan selamat dan sudah memberikan obat untuk membant tidur, jadi meminta agar Nyonya Shin untuk beristirahat. Nyonya Shin menganku mengerti.
“Aku seharusnya ikut denganmu. Kerjamu bagus.” Kata Dokter Lee memuji Nyonya Oh.
“Aku hanya mengikuti apa yang sudah diperintahkan, Dokter.” Kata Nyonya Oh dan pamit pergi.
“Terima kasih, ibunya Shi Kyung dan kalian semua.” Ucap Nyonya Shin. Nyonya Oh pun meminta agar segera istirahat.
“Ibu, aku harus bicara dengannya sebentar. “ kata Shi Young. Nyonya Oh melarang karena pasien perlu tidur.
“Aku cuma perlu waktu sebentar. Bisakah ibu tunggu dulu di luar sebentar?” kata Shi Kyung. 

Nyonya Oh akhirnya membiarkan anaknya berbicara dengan Nyonya Shin, tapi sengaja mendengarkan dari depan pintu. Shi Young berkata kalau ini hanya dari pemikiranya jadi meminta Nyonya Shin bisa mendengarkanya.
“Kuharap anda mau jujur dan memberitahukan Soo Bin kebenarannya. Aku tidak tahu apakah ibuku yang menyuruh anda.  Tapi Ayahku pergi menghilang 12 tahun silam.  Kami belum sempat mengucapkan selamat tinggal. “ ucap Shi Young
“Ada banyak orang yang meninggalkan dunia ini tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal.  Bagi orang-orang yang ditinggalkan...  apa anda tahu bagaimana sulitnya itu?  Anda masih bisa mengucapkan selamat tinggal, jadi kenapa anda tidak mau melakukannya? “ ucap Shi Young menyadarkan Nyonya Shin agar memberitahu anaknya.
“Soo Bin... akan melalui saat-saat yang sulit.  Dia harus belajar.” Kata Nyonya Shin sambil menahan tangis.
“Kenapa anda hanya memikirkan diri anda sendiri?  Apa anda tidak peduli dengan Soo Bin? Dia akan ditinggalkan sendirian. Kenapa belajar jadi sangat penting saat ini?” ucap Shi Young dengan nada sedikit tinggi.
“ Kalau anda pergi tanpa sempat mengucapkan apapun, maka  Soo Bin akan menghadapi kesulitan itu seumur hidupnya.  Aku paham semuanya dengan sangat baik. Saat ada orang yang pergi tanpa bilang apa-apa dan anda tidak bisa melihat mereka lagi.  Itulah hal yang paling sulit. “ tegas Shi Young. Nyonya Shin hanya bisa menangis dengan memalingkan wajahnya.

Bersambung ke part 2

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar