PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 09 Juni 2015

Sinopsis High Society Episode 3 Part 1

Chang Soo berdiri didepan rumah Ji Yi mengingat harapan si pegawai paruh waktu ingin menjadi anak bungsu dari seorang Chaebol lalu bajunya robek sampai hanya menyisakan bagian kerah. Sementara Yoon Ha membawa Ji Yi tertidur dikamarnya setelah mabuk lalu menatapnya karena dirinya sudah berbohong sebagai anak bungsu dari Chaebol tapi tak bahagia.
Yoon Ha keluar masih melihat Chang Soo berdiri disana bukanya pulang. Chang Soo ingin melihat akhirnya lalu bertanya kenapa Yoon Ha datang. Yoon Ha malah balik bertanya aasan Chang Soo datang ke rumah temannya.
“Kisah cintamu sungguh mengagumkan. Kau menyukai gadis cantik. Ji Yi juga cantik.” kata Yoon Ha sedikit meremehkan kisah cinta Chang Soo
“Wanita itu lucu. Mereka akan saling memuji jika mereka bersama tapi merasa lebih cantik jika tidak bersama. Dia memintaku mengantarnya pulang.” cerita Chang Soo

“Yang benar saja. Aku tahu dia. Dia orang yang tidak akan meminta hal seperti itu. Dia bukan orang yang ingin hidupnya lebih baik dengan mengencani orang kaya. Jika kau main-main dengannya, kubunuh kau.” tegas Yoon Ha mengancam.
“Apa aku bilang sesuatu? Kenapa menuduhku untuk apa yang belum terjadi? Kau tahu apa terjadi padaku karena dia?” ungkap Chang So kesal memperlihatkan yang sudah tak pakai baju karena dirobek.
Yoon Ha hanya bisa diam karena tahu temannya yang membuat masalah, Chang Soo duduk menanyakan alasan Yoon Ha datang padahal tempat itu bukan rumahnya, menurutnya Ji Yi akan sakit hati apabila tahu kebenarannya. Yoon Ha malah mengejek Chang Soo itu tak pernah tahu apa artinya sakit hati.
“Kau pikir aku ini orang seperti apa? Lain kali, panggil aku oppa. Aku kenal semua saudaramu.” teriak Chang Soo
“Pasti kau juga tahu seperti apa aku dirumah.” ucap Yoon Ha
“Belum lama ini aku tahu. Bahwa kau ini orang yang menyusahkan. Memang apa yang akan berubah jika kerja paruh waktu?” pikir Chang Soo mengejek

“Itu membuatku bertahan. Bahkan jika pergi dari rumah, neraka telah menungguku.” jelas Yoon Ha
“Karena itulah. Kau melihat kesusahan orang lain dan berfikir, "Oh, aku lebih baik dari mereka. Aku harus bertahan." Itu yang kau rasakan?” ejek Chang Soo
Yoon Ha tak berpikir diriya lebih baik dari orang lain, tapi tak ingin hidup di neraka lain karena sudah hidup di dalam neraka sekarang. Chang Soo menyarankan Yoon Ha menikah dengan begitu bisa meninggalkan rumah.
“Aku ingin menikah dengan orang yang kucintai, memiliki kehidupan yang hangat dan sederhana dan juga seseorang yang mencintaiku apa adanya Bukan karena aku anak keluarga kaya.” harapan Yoon Ha dengan wajah berseri-seri
“Seleramu aneh juga ya. Kenapa harus menyembunyikannya? Itu hal terbaik yang kau miliki.” balas Chang Soo heran
Yoon Ha mengajak Chang Soo untuk menyudahi pembicaraan mereka sambil berdiri, karena besok ia akan tidur seharian akibat dipecat jadi pegawai paruh waktu dan merasa badmood karena si Joon Gi sambil mengumpat. Chang Soo menyuruh Yoon Ha tak mengumpat pada temanya. Yoon Ha pikir tak ada salahnya karena Joon Gi yang sudah memecatnya, malah semakin tegas mengumpat Joon Gi itu bajingan. 

High Society
Episode 3

Tuan Jang datang ke kejaksaan yang langsung diserbu dengan pertanyaan wartawan. “Apakah anda sendiri yang memerintahkan penggelapan pada cabang tersebut?” Tuan Jang sambil berjalan mengatakan bukan dirinya. “Bagaimana pendapat anda tentang semua kejadian ini?” Tuan Jang hanya melirik lalu pengawalnya memberikan jalan supaya wartawan tak menghalangi jalan.
Ye Won kesal melihat ayahnya yang datang tanpa memberitahunya dan menganggap ayahnya sudah membuangnya sekarang. Sekertaris menceritakan kalau itu ide Kyung Joon seperti mencoba untuk mengarahkan perusahaan pada Ye Won. 

Ibu Yoon Ha membicarakan tentang keadan mereka sekarang dan meminta Yoon Ha untuk lebih hati-hati lagi. Yoon Ha sudahm mengetahuinya dari berita. Ibu Yoon Ha meminta supaya tidak terlibat masalah disaat seperti ini.
“Mulai saat ini, pernikahanmu, ibu yang akan mengurus dan menentukannya. Begitulah ibu menikah dulu.” ucap Nyonya Min memutuskanya
“Ibu ingin aku hidup seperti ibu?” keluh Yoon Ha melirik sinis
“Kehidupan setelah menikah akan sama saja. Ada cinta atau tidak.” tegas ibunya
“Aku akan menikah dengan orang yang kucintai, lalu kita lihat sama atau tidak.” kata Yoon Ha melawan
Nyonya Min meminta Yoon Ha berhenti keras kepala dan melakukan yang ia perintahkan karena sebagai orang tua tak akan membuat sesuatu yang menyakitkan anaknya. Tiba-tiba ponsel Yoon Ha berdering dan langsung mengangkatnya, Joon Gi menelp didepan cafe.
“Choi Joong Gi? Timbangan? (Namanya mirip kata timbangan)” ucap Yoon Ha binggung
“Bukan, Choi Joon Gi.” balas Joon Gi dengan pengucapan sedikit dieja.
Yoon Ha ingat dengan pria yang memecatnya, karena melihat ibunya ada didekatnya meminta izin untuk pergi sekarang. Nyonya Min memandang anaknya dengan tatapan sinisnya. 

Joon Gi menanyakan apakah Yoon Ha sibuk. Yoon Ha sudah masuk kamar meminta Joon Gi bicara saja karena sedang tak sibuk. Joon Gi menyuruh Yoon Ha datang ke kantor sekarang. Yoon Ha berhenti melangkah karena kaget.
“Aku tahu ini akan terjadi. Kau menyesal setelah memecatku dan memintaku kembali, kan?” ucap Yoon Ha sinis
“Tidak, Aku optimis sekali dengan masalah yang kau buat.” tegas Joon Gi 

Yoon Ha akhirnya datang menanyakan alasan Joon Gi menyuruhnya datang apabila tidak ingin mempekerjakan lagi, lalu membanggakan dirinya yang orang baik karena mau datang. Joon Gi merasa Yoon Ha itu punya orang hebat dibelakangnya. Yoon Ha kaget kembali
“Pelanggan kemarin datang untuk minta maaf padamu. Kelihatannnya dia bisa mati jika tidak minta maaf.” cerita Joon Gi
“Aku mau pulang saja, karena Aku bukan pegawai lagi. Jika aku tidak memaafkannya, kau yang akan kesulitan. Aku ingin lihat itu terjadi.” ucap Yoon Ha penuh dendam.
“Kau tahu apa yang terjadi, tapi aku juga tahu orang seperti apa dirimu. Tanggung jawab. Itu yang tak kau punya. Karena hal yang kau lakukan, seseorang hampir kena masalah. Tapi tidak ada hubungannya denganmu?” tegas Joon Gi, Yoon Ha menatap sinis. 

Yoon Ha mendatangi si customer di cafe, Si Nyonya langsung meminta maaf dengan kejadian kemarin menceritakan moodnya tidak baik pada hari itu, berharap Yoon Ha mau memaafkannya. Yoon Ha memperingatinya untuk tak melakukan lagi.
“Baiklah. Aku tidak tahu siap orang dibelakangmu, tapi tolong bicara hal baik tentang kami. Perusahaan suamiku hampir bangkrut.” kata si Nyonya menahan tangisnya
“Aku mengerti, anda boleh pergi.” kata Yoon Ha mencoba bersikap ramah
“Saat aku datang lagi nanti. Aku akan bersikap lebih baik.” janji si Nyonya
Yoon Ha mengatakan kalau ia sudah dipecat, Si Nyonya berpikir Yoon Ha belum tahu karena dirinya sudah meminta supaya tak memecatnya. Yoon Ha semakin dibuat binggung. 

Yoon Ha menelp Kyung Joon mengeluh karena kakaknya melakukan sesuatu yang sudah diminta tak perlu melakukannya. Kyung Joon malah mengartikan apabila adiknya itu meminta sesuatu lalu mengatakan tidak, maka yang diingikan adiknya itu ia melakukan sesuatu.
“Maaf telah membuatmu khawatir.” ucap Yoon Ha
“Terima kasih sudah sedikit mengalihkan perhatianku. Membuatmu melanjutkan kerja paruh waktu bukan hanya demi dirimu. Karena kupikir itu bisa membantu kita saat kau berada diperusahaan nanti.” jelas Kyung Joon
“Mereka tidak menyuruhku untuk bekerja lagi. Menurutku terlalu tamak jika aku tanya mereka.” kata Yoon Ha sedih
“Jika kau tidak bisa mendapatkan perkerjaanmu lagi, ketulusanmu aku pertanyakan.” tegas Kyung Joon.

Joon Gi dengan bahasa inggrisnya yang fasih menelp untuk meminta buku manual untuk metode pembagian gudang Dan event dengan efek penjualan terbaik lalu dikirim melalui email. Terlihat seorang dengan kacamata hitam melirik sinis pada Joon Gi yang duduk didepanya.
“Untuk rapat hari ini, panggil para perkerja paruh waktu. Merekalah yang berhubungan langsung dengan pembeli. Mereka merasa tidak penting, hanya dengan begini kita membuat mereka loyal pada kita.” perintah Joon Gi pada bawahnya.
“Oh, dan juga. Carikan nomor telpon Jung Chang Wook, Ray Kim, dan Choi Hyun Suk lalu berikan padaku.” ucap Joon Gi menyerahkan semua nama pada si pria berkacamata yang terlihat tua.
Yoon Ha datang menemui Joon Gi yang sedang berbicara dengan bahasa Jepang ditelp, Joon Gi melihat ponselnya, Chang Soo kembali mengajaknya bertemu lalu bertanya ada apa Yoon Ha datang menemuinya. Yoon Ha ingin mengatakan sesuatu.
Joon Gi dengan cuek meminta no telp yang diminta pada bawahannya lalu menyuruh Yoon Ha berbicara saja. Yoon Ha meminta untuk berbicara ditempat lain, Joon Gi menatap Yoon Ha lalu mengajaknya keluar dari ia juga akan pergi. 

Yoon Ha membahas tentang Joon Gi yang tidak memberitahunya kalau si Nyonya sudah memintanya untuk berkerja lagi ditempat itu, lalu bertanya kapan dirinya bisa mulai berkerja. Joon Gi dengan ketus menyuruh Yoon Ha tak usah datang. Yoon Ha menanyakan alasanya.
“Karena kau akan menyebabkan masalah lagi.” ucap Joon Gi
“Masalah yang sudah terselesaikan itu bukan lagi masalah.” kata Yoon Ha membela diri
“Sepertinya kau tidak membutuhkan pekerjaan ini. Karena itu, akan kuberikan pada orang yang membutuhkan pekerjaan ini.” tegas Joon Gi
“Menurutku itu tidak benar. Ibu itu sudah minta maaf. Dan dia minta supaya aku diterima kembali, lakukan yang dia minta.” pinta Yoon Ha
Joon Gi membahas alasan Nyonya itu meminta maaf itu sangat meragukan karena seorang manusia seperti itu tak mungkin bisa berubah dengan cepat. Yoon Ha melihat tatapan Joon Gi terlihat menuduhnya. Joon Gi merasa Yoon Ha seperti memberikan tekanan pada ibu itu dan sekarang akan menekannya juga lalu berjalan pergi. 

Yoon Ha mengejar Joon Gi sampai ke tangga darurat, lalu merasa seorang Anak dari keluarga kaya tahu seperti Joon Gi tak tahu apa-apa karena tak pernah merasakan kegagalan.
“Bagaimana aku harus menunjukkan keputusasanku? Apa aku perlu bersujud dan memohon?” ucap Yoon Ha
“Aku tidak tahu kenapa aku ingin mengatakan ini. Ini kisah pribadi. Aku tidak menceritakan kisahku pada orang yang tidak dekat denganku.” tegas Joon Gi 

Flash Back
Seorang penghuni marah pada Tuan Choi yang mengirimkan paket jeruk yang sudah membusuk. Tuan Choi sebagai penjaga meminta maaf, Si penghuni merasa maaf tak menyelesaikan masalah sambil mendorong Tuan Choi dan seharusnya memberikanya apabila ada kiriman barang.
Joon Gi kecil melihat ayahnya diperlakukan dengan cara direndahkan membela ayahnya, menurutnya ayahnya tak salah tapi seharusnya si penghuni mengambil sendiri kirimannya. Tuan Choi meminta Joon Gi tak ikut campur dengan pembicaraan orang dewasa.
Si penghuni mengejek Keduanya itu sampah, Joon Gi langsung menendang kakinya untuk tak melakukan itu pada ayahnya. Si penghuni ingin memukulnya, sang ayah langsung melindunginya meminta maaf karena anaknya tak tahu apa-apa. Setelah si penghuni pergi, Tuan Choi membersihkan jeruk meminta anaknya pulang lebih dulu.
“Kenapa ayah diam saja saat dipukul? Kenapa tidak ayah pukul saja dia? Keluarlah dari perkerjaan ini!” ucap Joon Gi sambil menangis, Ayahnya hanya bisa menatap sedih. 

Yoon Ha langsung meminta maaf, Joon Gi binggung kenapa Yoon Ha harus meminta maaf padanya. Yoon Ha merasa harus meminta maar Karena telah membuat Joon Gi  menceritakan kisah sulit untuk diceritakan.
“Jang Yoon Ha, apa menurutmu ini kisah memalukan? Itulah kenapa kau tidak bisa maju jika berasal dari lingkungan yang buruk. Apa kau malu pada keluargamu yang miskin?”ucap Joon Gi, Yoon Ha tertunduk karena Joon Gi tak tahu kalau ia dari keluarga kaya
“Orang yang membuatku seperti ini adalah ayahku. Ibuku adalah pembantu. Gelak tawa tidak pernah hilang dari keluargaku. Hal yang ingin aku sampaikan padamu, melalui kisah seorang pria yang harus melalui berbagai penghinaan untuk mempertahankan perkerjaannya, adalah seperti apa pentingnya sebuah pekerjaan. Itulah sebuah pekerjaan bagiku.” jelas Joon Gi
Yoon Ha masih saja terdiam, Joon Gi melihat itu pekerjaan bukan sesuatu yang penting, lalu tersadar mengapa harus mengatakan semua ini padanya lalu pamit pergi. Yoon Ha bertanya apakah ia bisa berkerja lagi. Joon Gi memberitahu akan ada makan malam dengan seluruh karyawan dan memintanya untuk datang. 

Joon Gi datang menemui Chang Soo yang sedang ada dikolam berenang. Chang Soo mengajak Joon Gi untuk berlomba, Joon Gi menolak karena tak bawa baju ganti lalu mengulurkan tanganya supaya Chang Soo cepat naik. Tapi Chang Soo yang Jahil menarik Joon Gi ke kolam renang dan bermain bersama seperti anak kecil.
Di ruang ganti, Joon Gi mengeringkan rambutnya dan Chang Soo memberikan baju ganti pada teman terbaiknya lalu menceritakan kakaknya baru saja menelpnya. Chang Soo juga memberitahu baru menemui Kakak Chang Soo.
“Seharusnya cukup bicara denganku. Kenapa menelpmu juga?” tanya Chang Soo heran
“Dia selalu memeriksa performanya setiap hari.” jelas Joon Gi santai
“Dia bilang untuk berhati-hati padamu.”kata Chang Soo blak-blakan
“Kita butuh event. Setelah perombakan, aku akan mempersiapkan pembukaan ulang.” ucap Joon Gi tak menanggapi ucapan Chang Soo
“Karena dia tidak punya orang dipihaknya. Siapa juga yang suka dengan orang itu?Tidak ada yang mau mempertaruhkan nyawa untuknya, jadi Dia iri padaku, Karena itu dia ingin memisahkan kita.”ucap Chang So yakin
“Kita bukan orang yang bisa dipisahkan.” balas Joon Gi dengan nada mengoda
“Aku tahu... kelihatannya dia akan menyuruhmu bergabung dengannya. Aku pernah lihat dia lakukan itu. Dia menyuruhmu bergabung dengannya. Bahkan saat aku mengingatnya, darahku akan mendidih” ucap Chang Soo mengumpat kesal
Joon Gi tersenyum, menurutnya Seseorang pasti menyangka mereka ini pacaran. Chang Soo merasa sebagai pacar bisa berpisah tapi menurutnya sebagai teman tak ada alasan untuk berpisah, karena Joon Gi itu lebih berharga daripada wanita.
“Tapi Kau ini... Tak pernah sekalipun kau bilang suka padaku, kan?” keluh Chang Soo
“Orang ini kelakuannya wanita sekali....” ejek Joon Gi sambil membersihkan dagunya.
“Kau harus mengungkapkan rasa sayangmu. Ikuti aku!....Aku menyukaimu....Aku sangat menyukaimu.” kata Chang Soo tanpa rasa malu meminta Joon Gi mengatakan itu padanya.
Joon Gi tertawa geli lalu mengumpat Chang Soo sudah gila, memilih pergi ke ruang ganti. Chang Soo tetap merengek meminta Joon Gi mengatakan kalimat itu sekali saja. 

Ji Yi merasakan kepalanya sakit karena masih banyak minum. Yoon Ha datang membawa makanan menyalahkan temannya yang minum terlalu banyak. Ji Yi melihat mie yang dimakan Yoon Ha lebih enak, Yoon Ha mengeluh Ji Yi yang mencuri makanan orang lain padahal tak ingin. Ji Yi mengatakan lebih enak jika mencuri dari orang lain.
“Dia tidak akan minta ganti rugi bajunya yang sobek, kan? Ingatanku cuma sampai itu. Terlalu mengerikan mengingat kejadian itu. Aigoo, berapa harganya itu? Pasti berbulan-bulan gajiku.” keluh Ji Yi tak bisa berpikir panjang.
“Saat seseorang menceritakan kisahnya pada orang lain untuk pertama kali. Jika orang itu bilang "Ini pertama kalinya aku ceritakan hal ini pada orang lain", Mereka menceritakan kisah yang tidak pernah mereka ceritakan pada orang lain.” cerita Yoon Ha ingin tahu artinya.
“Jika itu pria, 100% dia mempermainkanmu. Apa menurutmu mereka sepolos itu mengatakan hal itu karena menyukaimu? Tapi lain lagi jika yang bilang Manager Choi.” ucap Ji Yi dengan wajah tersipu membayangkan Manager Choi yang menceritakannya.
“Ah, benarkah? Dia yang bilang begitu, Manager Choi menceritakan tentang dirinya. Dia bukan anak orang kaya dan tumbuh dikeluarga miskin.” jelas Yoon Ha
Ji Yi binggung dengan kepribadian Joon Gi yang baik sekali, Yoon Ha merasa temanya salah sangka pada orang kaya. Ji Yi setuju melihat Chang Soo seorang Chaebol bukan berarti polos dan tak tahu dunia, lalu menganggap akan menyukainya. Tapi sekarang ia bisa melihat Manager Choi dengan pandangan yang berbeda dan bisa berharap. Yoon Ha mendukung temannya dengan Manager Choi. 

Ji Yi sedih karena Joon Gi tak ada dimejanya lalu melotot kaget saat melihat Chang Soo yang datang lalu memberikan hormat dan berusaha untuk pergi. Chang Soo langsung memanggilnya, lalu menghampirinya. Ji Yi langsung membahas tentang “noblesse oblige” jadi sekarang Joon Gi akan mengatakan tak usah menganti kemejanya lalu pamit pergi.
Chang Soo menarik kembali Ji Yi dengan mendorong kebelakang, merasa Ji Yi itu lucu. Ji Yi mengerti harus menganti tapi tak mungkin karena nanti akan kelaparan dan akan diusir dari rumahnya karena tak membayar sewa. Chang Soo tersenyum melihat Ji Yi itu sangat lucu.
“Kalau begitu. Karena aku sudah melucu, bagaimana kalau kita anggap saja impas?” kata Ji Yi tersenyum.
“Apa kepalamu isinya cuma uang?” kata Chang Soo kesal, Ji Yi membenarkan.

“Ah, aku yang kalah Atau memang orang ini yang aneh? Bagaimana bisa kau melihatku dan hanya memikirkan uang?” teriak Chang Soo kesal, Ji Yi melonggo binggung
“Tentu saja, aku tak mengatakan itu dan berpikir kau seharusnya jatuh cinta padaku. Tapi, kau ini keterlaluan. Lupakan tentang baju itu. Anggap saja “noblesse oblige”.” tegas Chang Soo
Ji Yi tersenyum bahagia lalu mengucapkan terimakasih dan langsung pergi, Chang Soo menyindir Ji Yi yang langsung pergi begitu saja. Ji Yi binggung apa lagi yang harus dilakukan selain pergi. Chang Soo mengejek Ji Yi tak punya tata krama, ketika seseorang sudah berbuat baik maka Ji Yi harus berbuat baik juga.
“Hubungan dengan orang lain itu tidak bisa hanya sepihak” tegas Chang Soo, Ji Yi mengert meminta Chang Soo mengikutinya.
“Orang kaya itu seharusnya semakin kaya semakin pelit. Dengan begitu mereka bisa mengumpulkan uang. Lee Ji Yi, kau harus lebih baik. Mulai sekarang, bawa bekal untuk makan siang.” ucap Ji Yi ngedumel sendiri, Chang Soo mengodanya berpura-pura tak mendengar lalu berjalan lebih dulu. Ji Yi berdalih hanya komat kamit mengusir hantu.

Joon Gi datang menemui kakak Chang Soo meminta tanda tangan diruanganya. Lalu Kakak Chang Soo membahas  timnas sepakbola Korea saat dilatih Hiddink.
“Hidupmu bisa berubah berdasarkan pemimpin yang kau pilih. Aku pikir kau cukup pintar. Kau telah bersama Chang Soo terlalu lama.” kata Kakak Chang Soo kembali mencoba merayu Joon Gi untuk mendukungnya. Joon Gi hanya bisa terdiam. 

Chang Soo melihat kopi yang dibawa Ji Yi padahal sebelumnya mengatakan sudah mengerti, Ji Yi mengatakan 1 juta bagi Chan Soo itu sama dengan 10.000 baginya. Chang Soo menolak kopi instant, Ji Yi meminta izin untuk meminumnya supaya tidak ada pemborosan. Chang Soo mempersilahkan melihat Ji Yi yang menikmati kopi instant.
“Kau ini lumayan aneh juga. Aku lihat Kau ini tidak dewasa, miskin, dan bodoh. Tapi anehnya... aku selalu ingin bersamamu.” ungkap Chang Soo blak-blakan
“Siapa yang tidak dewasa, miskin, dan bodoh?” tanya Ji Yi polos, Chang Soo mengatakan kalau itu Ji Yi, terlihat Ji Yi kembali komat kamit ngedumel. 
“Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja.” perintah Chang Soo
“Aku tidak berhak mengatakan apa yang ingin aku katakan. Meski begitu kau boleh mengatakan yang ingin kau katakan.” balas Ji Yi tahu diri walaupun dengan nada ketus
“Karena itu aku menyuruhmu mengatakannya.” tegas Chang Soo
Ji Yi pikir Chang Soo akan merasa tidak enak hati. Chang Soo makin kesal sebenarnya apa yang ada dipikiran Chang Soo tentang dirinya. Ji Yi langsung mengatakan Chang Soo itu Gae-kasar, gae-playboy, gae-sombong, gae-keras kepala, dan gae-sangat canggung. (gae = anjing) Chang Soo ingin protes, tapi Ji Yi mengatakan kalau ada juga yang awalan Kim.

Chang Soo penasaran, Ji Yi langsung mengatakan “Kim yang tampan.” Chang Soo langsng  tersenyum malu-malu, Ji Yi pikir Chang Soo tak akan menyalahkanya sekarang setelah memberitahu semuanya lalu pamit pergi. Chang Soo langsung mengajak Ji Yi bertemu lagi karena menurutnya ini sangat menyenangkan.
“Saat aku lelah atau terpuruk, ini sempurna untuk memompa semangatku.” ucap Chang Soo bahagia
“Kau bilang hubungan antar manusia itu tidak bisa sepihak. Aku tidak merasa dirimu menyenangkan, Direktur.” balas Ji Yi jujur
“Bukankah aku membuat hidupmu lebih baik hanya dengan bersamamu?”kata Chang Soo bangga lalu berdiri.
“Aku pikir akan bagus jika bertemu orang sepertimu.Aku, sebenarnya pengikut Chaebol. Tapi, pikiranku berubah setelah bertemu denganmu.” akui Ji Yi.
Chang Soo heran apa yang salah dengan dirinya, Ji Yi merasa sudah mengatakan sebelumnya.  Chang Soo ingat dengan “Gae” tadi dengan nada kesal. Ji Yi pikir tidak punya banyak hal menarik dalam hidupnya dan ingin terus menjadi fan para Chaebol, menurutnya hanya membayangkan dan merasakan sudah cukup menyenangkan.
“Aku tidak suka bersama mereka di kehidupan nyata.” ungkap Ji Yi lalu pamit pergi
“Apa aku baru saja ditolak?” ucap Chang Soo tak percaya melihat Ji Yi yang pergi begitu saja. 

Ye Won mendatangi ruangan Kyung Joon menyindir usaha yang sangat keras dengan membuat ayah mereka pergi ke kantor kejaksaan dan semua adalah rencananya. Kyung Joon mengingatkan kakaknya dengan bahasa perumpaman “Jika nunna terus makan makanan berminyak, bisa berdampak pada tekanan darahmu. Saat seperti inilah, harus dibersihkan.” Ye Won menyuruh adiknya untuk menghentikannya.
Aku dengar noona hanya sampai bulan ini di Taejin group. Jauhkan tanganmu dari Taejin Group.Akan kucarikan posisi baru untukmu...” ucap Kyung Joon membalikan badanya.
“Apa aku ini ancaman besar bagimu?” kata Ye Won dengan nada tinggi
“Sudah kubilang ini bersih-bersih. Kau terlalu berambisi dan melakukan apapun untuk ambisimu. Itu bentuk kepemimpinan yang usang.” tegas Kyung Joon berjalan mendekati kakaknya.
“Kepemimpinan yang emosional dan tidak realistis. Apa itu bentuk kepemimpinan modern? Kau bahkan tidak peduli dengan manejemen.” balas Ye Won
Kyung Joon menganguk mengerti lalu merasa kakaknya itu ingin duduk dibangku tempat yang ia duduki sekarang, lalu mengodanya mempersilahkan untuk duduk walaupun hanya sebentar karena akan pergi lalu keluar ruangan. Sekertaris datang memberitahu Ye Won kalau Tuan Jang tak bisa dihubungi, Ye Won merasa harus ada seseorang yang bisa melakukan hal yang tidak bisa dilakukan sendiri.
“Aku harap seseorang akan membunuhnya. Hubungi Han Nam Dong.” perintah Ye Won dengan tatapan sinis

PS : diawal gue pikir namanya Han Nam Dong, ternyata itu nama tempat tinggalnya dan Nama si wanita simpanan Tuan Jang Itu Kim Se Ro
Nyonya Kim memanggil Nyonya Lee untuk membuatkan teh karena akan ada tamu yang datang, lalu menyuruhnya pulang saja. Nyonya Lee merasa belum menyelesaikan pekerjaan membersihkan kamar mandi, Nyonya Kim menyuruh ibu Joon Gi membersihkan besok saja. Ibu Joon Gi mengerti dan bersiap-siap untuk pergi.
“Aku menyukaimu karena tidak banyak bertanya.” ungkap Nyonya Kim
“Apa gunanya bagiku bertanya?” ucap Nyonya Lee merasa tak penting
“Benar, tidak ada gunanya. Sekarang akan kuberi uang, besok belanjalah sebelum kesini. Belanja di food market di mall Yoo Min saja.Tempatnya orang kaya belanja. Jangan belanja kepasar.” perintah Nyonya Kim sombong, Nyonya Lee mengerti. 

Ye Won dengan sengaja datang kerumah Nyonya Kim dengan membawakan hadiah. Nyonya Kim memberitahu Tuan Jang akan datang sebentar lagi. Ye Won pun meminta Nyonya Kim nanti supaya bisa bicara dengan ayanya saja, Nyonya Kim setuju karena nanti akan datang membantu ke tempat bazaar Nyonya Min.
Tuan Jang datang melirik sinis pada Ye Won, Nyonya Kim langsung keluar dan akhirnya duduk disofa. Ye Won mengatakan kalau ia sengaja datang ke rumah ini untuk bertemu dengan ayahnya.
“Kyung Joon menipumu. Tolong periksa ini. Tidak adil bagiku jika hanya aku yang ditendang.” tegas Ye Won tak terima menyerahkan USB sebagai bukti.
“Lalu, apa maumu?” tanya Tuan Jang
“Ayah sangat mencintai Kyung Joon.” kata Ye Won menatap ayahnya dalam-dalam
“Jika kau ingin membuat kesepakatan denganku, harusnya bawa sesuatu yang menguntungkanku. Jangan bawa umpan.” perintah Tuan Jang 

Nyonya Lee berbelanja di supermarket yang disuruh oleh majikannya, Yoon Ha yang menjaga bagian counter mencoba menjual agar-agar yang terbuat dari 100 kacang hijau organik dan boleh mencobanya, Nyonya Lee tersenyum karena boleh mencobanya, tapi agar-agarnya malah jatuh. Yoon Ha  ramah mengatakan tak apa-apa lalu mempersilahkan mengambil yang lain.
“Ini Enak. Aku harus beli agar ini, Aku akan datang lagi setelah belanja.” ucap Nyonya Lee lalu mendorong trollynya untuk berbelanja. 

Nyonya Min baru saja memeriksa berkas mengatakan pada sekertarisnya kalau dalam bazaar kali ini harus mengubah pandangan buruk dari publik, karena mereka melakukan itubukan karena kasus itu tapi karena ini bagian dari budaya perusahaan.
Terdengar bunyi ketukan pintu, Nyonya Min pikir dirinya memiliki janji, sekertarisnya mengatakan tidak, Nyonya Kim langsung masuk kedalam dengan berlaga ingin berbuat baik, Sekertaris menahan Nyonya Kim tak boleh masuk apabila tak ada janji. Nyonya Ki malah melangkangkan tamparan pada pipi sekertaris.
“Kami keluarga. keluarga tidak perlu membuat janji. Buatkan teh sana.” perintah Nyonya Kim sombong 

Nyonya Kim langsung duduk disofa dengan memberika amplop sebagai sumbangan lalu memberitahu Ye Won sedang ada dirumahnya, bersama dengan ayahnya dan itu sangat menyenangkan melihat keduanya sedang ada dirumahnya. Nyonya Min hanya diam.
“Kau mengabaikanku? Kenapa tidak menjawab?” keluh Nyonya Kim
“Aku tidak tahu harus berkata apa setelah melihat hal yang tidak biasa” ungkap Nyonya Min terlihat menahan amarahnya.
“Iyakan? Setelah menamparnnya, Aku terlalu berlebihan. Tapi hidup itu... hyungnim, memang tidak biasa, kan? Lihatlah hubungan kita. Siapa yang akan membayangkannya? Sekarang, kau harus terbiasa dengan ini.” ungkap Nyonya Kim terlihat bahagia
Bahkan jika dunia ini tidak biasa, masih ada orang yang berdiri untuk melakukan sesuatu yang layak. Aku ada janji, aku harus pergi. Terima kasih telah memikirkan bazar ini.” ucap Nyonya Min
Nyonya Kim mengartikan kalau harus pergi sekarang juga, lalu pamit pergi tapi sebelum itu berpesan supaya mengajaknya main kerumah di Pyungchangdong, karena ingin melihat bagaimana kehidupannya. Nyonya Min meluapakan rasa kesalnya dengan menyobek amplop lalu meminta sekertarisnya memangil Ye Won untuk menemuinya. 

“Aku kecewa. Kau pikir bisa memimpin perusahaan kalau menahan Ye Won saja tidak bisa? Mulai sekarang, mulailah dari bawah lagi. Mundurlah dari jabatanmu. Pergi ke kantor yang lebih kecil.” perintah Tuan Jang marah
“Aku tidak mau.” tegas Kyung Joon merasa tak bersalah
“Kau tidak mau? Sejak kapan kau boleh melawan perintahku? Keluar!” teriak ayahnya lalu melempar semua barang yang ada diatas meja, koran, cangkir bahkan sampai mengenai laptop diatas meja. Kyung Joon hanya bisa diam. 

Yoon Ha kembali melayani pelanggan, Nyonya Lee datang kembali ke kantor untuk membeli agar-agar. Yoon Ha kaget karena tak biasanya pelanggan datang lagi. Nyonya Lee sudah mengatakan sebelumnya akan datang kembali.
“Kau Lelah berhadapan dengan banyak orang? Aku mengerti perasaanmu.” ucap Nyonya Lee lalu melepaskan ada selotip yang menempel dibaju Yoon Ha lalu meminta dua buah agar-agar.
Nyonya Lee melihat Joon Gi yang sedang memberitahu pelayan lain dengan wajah tersenyum, Yoon Ha melihat arah pandangan Nyonya Lee lalu bertanya apakah mengenalnya. Nyonya Lee mengatakan kalau itu adalah anaknya. Yoon Ha kaget mengetahui kalau Nyonya Lee itu adalah ibunya Joon Gi. Nyonya Lee malah lebih kaget karena Yoon Ha mengenalnya.
Yoon Ha mencoba memanggil Joon Gi, tapi Nyonya Lee merasa tak perlu takut akan mengganggunya. Yoon Ha merasa tak akan menganggu pasti Joon Gi sangat menyukainya lalu berteriak memanggilnya, Nyonya Lee langsung melambaikan tanganya, Joon Gi menghampiri ibunya.

“Sebenarnya aku tidak ingin memanggilmu. Aku takut hanya akan mengganggumu.” ucap Nyonya Lee
“Tidak apa-apa, ibu.” kata Joon Gi terlihat ramah lalu melirik pada Yoon Ha
“Benarkan, yang aku katakan. Ibu anda tidak ingin melakukannya, hanya saja aku agak cerewet.” jelas Yoon Ha
“Kau tidak cerewet, tapi kau itu sangat ramah.” puji Ibu Joon Gi
Yoon Ha memperkenalkan namanya dan bekerja sebapai pekerja paruh waktu di supermarket itu dan memintanya untuk datang kembali. Nyonya Lee merasa tak perlu disuruh pasti akan serin datang. Joon Gi mengajak ibunya untuk minum teh, Nyonya Lee menolak karena harus memasak untuk ayahnya, tapi menurutnya sekarang lebih baik minum teh bersama anaknya.
Joon Gi mengajak pergi, Nyonya Lee menceritakan anaknya tak pernah terus terang dulu tapi sekarang sifatnya berubah lalu mengajak Yoon Ha untuk minum teh bersama. Joon Gi merasa itu akan membuat suasana tak nyaman, Nyonya Lee pun akhirnya mengajak anaknya pergi berdua saja. Tiba-tiba Yoon Ha berteriak memanggilnya. 

bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar