Kang Joon berjalan mondar-mandir di dalam ruangannya, ia teringat dengan permintaan Chae Yoon untuk balik nama bangunannya sampai jam lima sore. Ia melihat jam tangannya sudah pukul 8 malam. Chae Yoon datang keruangannya.
“Apa yang kau percayai di situasi seperti ini?” tanya Chae Yoon.
“Aku diskors sebagai CEO.” ucap Kang Joon
Chae Yoon pura-pura tak percaya, Kang Joon untuk menyelesaikan masalah bangunan. Ia memutuskan untuk membagi dua saja bangunan itu, Chae Yoon tersenyum licik menyuruh Kang Joon untuk menelp kerumah satu jam lagi.
Kang Joon terlihat binggung untuk apa ia menelp ke rumah. Chae Yoon tersenyum dengan penuh rencana pergi keluar ruangan.
Chae Yoon duduk di meja kerjanya, lalu Ia menelp Jin Young yang sedang ada dikamar. Jin Young dengan nada kesal bertanya kenapa Chae Yoon menelp.
“Kami tak bisa keluar rumah setelah kau membuat Kang Joon jadi bahan lelucon.” ucap Jin Young ketus
“Ini baru permulaan saja. Akan lebih buruk jika kalian sudah mengerang. Coba periksa emailmu.” perintah Chae Yoon.
Min Young yang baru masuk kamar bertanya apa yang terjadi. Jin Young mengatakan kalau Si Jalang Chae Yoon menyuruhnya untuk memeriksa emailnya.
Keduanya melihat laptop bersaman, Jin Young membaca email dari Chae Yoon.
“ini rekaman black Box dari mobil Kang Joon dan ini menunjukkan dia yang membunuh Sa Geum Ran?”
Keduanya saling berpandangan dengan wajah binggung, Jin Young menekan mouse untuk melihat video yang dikirimkan Chae Yoon pada mereka. Terlihat gambar mobil Kang Joon yang sengaja di matikan dan rekaman menjadi gelap.
Jin Young melihat dari di depan mobil Kang Joon ada mobil Geum Ran, wajahnya panik karena Kang Joon mengikutinya. Dari rekaman berikutnya, Jin Young berteriak histeris karena tak percaya kalau Kang Joon itu pelakunya.
Terlihat rekaman saat Kang Joon membalikan arah mobilnya, lalu dengan sengaja berada di jalur yang sama dengan mobil Geum Ran, saat sudah mendekat ia menyalakan lampu mobil dan menghindarinya. Jin Young dan Min Young langsung menutup mulutnya karena terlalu kaget.
“Kalau begitu... Kang Joon mem....” teriak ibu Kang Joon langsung menutup mulutnya.
Ia takut ada orang yang mendengar, dua anaknya sudah duduk bersama di luar keluarga. Ibu Kang Joon bertanya kembali apakah benar Kang Joon itu membunuh Geum Ran.
Jin Young dengan wajah sedih sudah bisa membuktikannya dari video, Min Young juga melihat saat di jalan ipar babinya mati dan saat itu Kang Joon sengaja melajukan mobilnya dengan cepat. Jin Young juga melihat tanggal dan waktunya itu sama. Ibu masih tak percaya anaknya bisa setega itu melakukannya.
“Jadi karena itu lah kenapa seseorang melaporka Kang Joon pada polisi atas dugaan pembunuhan lalu ditahan.” ucap Jin Young
Min Young binggung apa yang harus mereka lakukannya, ibunya masih saja melonggo. Jin Young merasakan ia merinding setelah mengetahui semuanya.
Ayah Kang Joon datang bertanya kenapa mereka semua itu berkumpul, istrinya yang sedang melonggo sampai terkejut melihat kedatangan suaminya.
Ketiganya langsung tertunduk, mencoba menyembunyikan sesuatu. Ayah Kang Joon menduga istrinya itu sudah berbuat dosa. Istrinya yang masih melonggo, terbata-bata mengatakan tidak, ayah kang Joon berteriak sebenanya ada apa.
Istrinya tetap menutupi dan mengatakan tidak ada apa-apa. Kang Joon pulang kerumah, ibunya langsung melonggo melihat Kang Joon yang pulang kerumah. Ayah Kang Joon melihat istrinya yang masih melonggo, Min Young dan Jin Young ketakutan melihat suasana yang terasa sangat tegang.
Ibu dan Kang Joon akhirnya berada di dalam kamar.
“Kang Joon, kau brengsek. Kenapa kau melakukannya? Bagiamana bisa kau melakukannya?” ucap ibunya sambil memukul Kang Joon dengan penuh penyesalan.
“Jika sampai terbongkar, hidupmu berakhir. Berakhir sepenuhnya.” ucap Ibunya penuh kepanikan.
Kang Joon hanya bisa menatap kosong kedepan tanpa berkomentar, Ibunya tetap kebinggungan menanyakan apa yang harus mereka lakukan. Kang Joon mengatakan kalau itu tidak akan terjadi dan ibunya tetap berpikira tidak ada orang yang percaya itu.
“Meskipun kau menyangkalnya, bagaimana jika dunia melihat video ini? Kau sepenuhnya selesai. Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?” ucap ibunya dengan tangisan.
“Chae Yoon memalsukannya dengan niat jahat. Jangan katakan apapun pada ayah. Beritahu nuna dan Min Young untuk menghapus emailnya.” perintah Kang Joon.
Ibu Kang Joon terus menangis sambil mengeluh kalau keluarga mereka akan selesai sepenuhnya dan terus bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Kang Joon tetap terdiam, ibunya terus memegang lengan bajunya sambil mengoyang-goyangkan tanganya karena kebingungan.
Chae Yoon mengangkat telpnya dengan wajah sumringah bertanya bagaimana dengan rencananya lalu bertanya apakah Kang Joon sudah berubah pikiran. Kang Joon bertanya dimana Chae Yoon.
“Aku sedang Menyiapkan dokumen. Jika kau tak mau memberiku bangunan itu, kita tidak perlu bertemu.” tegas Chae Yoon
Ia merasa kalau Kang Joon itu belum siap, tangan kanannya mulai memaikan mousenya dan memberikan ceklist pada laptopnya.
“Sekarang ini, aku mengumpulkan email para dewan direksi. Lalu Aku akan mengirimkan video black box pada semua email pribadi direktur.” jelas Chae Yoon dengan wajah sumringah.
Kang Joon menyuruh Chae Yoon untuk menghentikan rencananya sekarang juga, Chae Yoon kembali bertanya apakah Kang Joon sudah siap untuk mengalihkan banguna itu padanya, wajahnya terlihat semakin licik dan sinis.
Keduanya bertemu di apartment Ji Hoon, Chae Yoon duduk melipat tangannya di dada dan Kang Joon duduk dengan tatapan sinsnya.
“Kau sudah bawa dokumen balik namanya?” tanya Chae Yoon
Kang Joon melempar amplop coklat begitu saja , Chae Yoon membuka dan melihat surat pengalihan kepemilikan dan pemohon, lalu melihat lembaran berikutnya dibagian bawa yaitu cap nama Lee Kang Joon.
Wajahnya tersenyum puas sambil melirik suaminya, Kang Joon melirik sinis karena harus menyerahkan bangunan yang seharusnya menjadi miliknya setelah merampas dari tangan Geum Ran.
“Tak perlu bersedih. Anggap saja sebagai hukuman sudah membuang seorang wanita.” ucap Chae Yoon penuh senyuman kemenangan. Kang Joon melirik Chae Yoon dengan penuh amarah dan juga dendam.
Ibu Kang Joon sedang bersama suaminya didalam kamar
“Kenapa kau tak bisa melihat mataku jika ini bukan masalah besar?” ucap ayah Kang Joon.
“Iya ya... akhir-akhir ini mataku buram.” jawab Ibu Kang Joon sambil mengucek matanya.
Ayah Kang Joon berteriak apakah dirinya itu akan memakan istrinya sendiri, Istrinya mengelengkan kepala dan berkata kalau itu tidak seperti itu. Suaminya bertanya ada apa dengan Kang Joon dan istrinya dan juga dengan bangunan itu.
“Kita sudah setuju untuk mengembalikannya pada besan beberapa saat yang lalu. Kenapa sampai sekarang belum ada. Bawa dokumennya kemari! Aku yang akan mengurusnya.” perintah ayah Kang Joon
Istrinya mengerti, lalu pergi keluar dari kamar dengan wajah kebingungan. Ayah Kang Joon menatap kedepan seperti sedang memikirkan kalau terjadi sesuatu pada anak dan istrinya yang tidak ia ketahui.
Kang Joon masuk ke dalam kamar dengan wajah kesal dan duduk di meja kerjanya, ibunya masuk ke dalam kamar dengan wajah panik dan suara keras.
“Kang Joon. Kurasa ayahmu merasakan sesuatu. Dia minta dokumen bangunan itu. Apa kata Chae Yoon?” tanya ibunya panik
Kang Joon meminta ibunya untuk tenang karena takut ayahnya itu bisa mendengar, Ibunya berkata ia tak akan mungkin bisa tenang dengan keadaan seperti ini.
“Apa yang terjadi, Kang Joon? Kau kehilangan bangunan itu?” tanya ibunya yang terlihat makin panik.
“Aku takkan menyerahkannya.” tegas Kang Joon
Ibunya sudah tahu Kang Joon memberikan dokumen balik nama pada Chae Yoon karena Chae Yoon itu mengancam jadi tak mungkin ia tak memberikannya.
Kang Joon menegaskan kalau ia masih punya solusi terakhir. Ibunya semakin binggung dan bertanya apa solusi Kang Joon dalam masalah ini. Kang Joon menatap lurus kedepan dengan tatapan seperti memiliki rencana lainnya.
Sa Ra duduk di dalam restoran dengan wajah sedih menatap ponselnya. Ia teringat dengan ancaman Kang Joon saat di rumah sakit.
“Semakin kau bersikeras... Han Tae Hee lebih dalam bahaya. Kau mengenalku dengan baik. Kau tahu apa yang kulakukan pada Sa Geum Ran.”
Ia juga ingat saat Tae Hee sedang berbaring di rumah sakit, ada orang asing yang mencoba mencari-cari Tae Hee dalam rumah sakit. Lalu ia mengingat kembali dengan percakapan terakhir kali di depan tangga.
“Setidaknya kau memberiku waktu untuk berpikir atau bersiap. Begitu mendesak dan tiba-tiba... ini tidak benar, Ahjumma.” ucap Tae Hee yang baru saja pulang dari rumah sakit.
Sa Ra terlihat makin sedih dengan mengingat ucapan Tae Hee, ia lalu menelp seseorang tapi ponselnya tak aktif, akhirnya ia meninggalkan pesan setelah terdengar bunyi bip.
“Kyung Joo. Aku bertanya-tanya apa Han Tae Hee ada menelpon. Jika kau ditelpon atau bertemu dengannya, kabari aku apa dia baik-baik saja. Baru-baru ini dia sakit. Dan juga dia makan apa tidak.” ucap Sa Ra meninggalkan pesan pada temannya.
Sementara Kyung Joo terlihat binggung, Tae Hee sedang ada di rumah Ibu Geum Ran. Tae Hee baru tahu ibu Geum Ran tak ada dirumah dan bertanya dimana keberadaannya.
“Dia ada urusan di daerah.” jawab Kyung Joo singkat.
“Tapi Dia tidak menjawab telponku.” ucap Tae Hee binggung
Kyung Joo berdalih kalau mungkin ponsel ibu Geum Ran battreinya habis. Tae Hee berharap dirinya itu bisa tahu keberadaan Sa Ra. Kyung Joo mengatakan ia tak tahu dimana keberadaan Sa Ra.
“Aku juga harus pergi, Bisa kau pergi?” pinta Kyung Joo berdiri dari depan meja untuk memgambil jaketnya.
Ponsel Kyung Joo berbunyi diatas meja, Tae Hee melihat nama Geum Ran yang menelp Kyung Joo. Ia menatap dan melihat itu itu nama Geum Ran, Kyung Joo berlari langsung menutup ponselnya.
“Kau tahu tentang Sara. Nomor apa ini? Sara tidak keluar negeri? Dia di Korea?” tanya Tae Hee yang terlihat binggung. Kyung Joo hanya bisa menutup matanya karena ia kebohongannya terbongkar.
Tae Hee sudah berada dalam mobil dan berkonsetrasi mengendarai mobilnya.
“Seorang teman seperti saudara bagi Ibu... membuka restoran di kampung dan Geum Ran disana Bersama ibu.” cerita Kyung Joo saat Tae Hee masih ada dirumah Ibu Geum Ran.
Mengingat cerita Kyung Joo itu, Tae Hee seperti sangat berharap bisa langsung bertemu dengan Sa Ra kali ini.
***
Kang Joon sudah duduk di dalam mobil, ia melihat Min Hyuk berjalan menuju parkiran. Ia tahu dari sekertaris Min Hyuk kalau bosnya itu akan pergi ke daerah dan akan pergi sendirian.
Min Hyuk masuk ke dalam mobil dan mengendarai mobilnya tanpa sopir. Tatapan Kang Joon terlihat sinis pada Min Hyuk karena sengaja menyembunyikan Sa Ra darinya. Mobil Min Hyuk keluar dari parkiran, Kang Joon ikut juga keluar dari pakiran.
Di dalam Mobil Min Hyuk, seperti menelp sekertarisnya memberitahu ia sedang mencari Sa Ra dan akan membicarkan tentang pekerjaan. Dari belakang mobil Kang Joon sengaja mengikuti Min Hyuk untuk mengetahui keberadaan Sa Ra.
Tae Hee sudah lebih dulu sampai di restoran, ia memarikan mobilnya dipinggir jalan lalu melihat kearah depan lalu ia berjalan.
Di dalam restoran sedang penuh dengan pelanggan, tamu meminta lobak kimchi, Sa Ra pun berteriak kalau Lobak Kimchi akan datang. Wajahnya tersenyum melayani pelanggan, walaupun terlihat lelah.
Tae Hee berdiri tempat Sa Ra tinggal dan berkerja sekarang. Sa Ra masih sibuk melayani pelanggan yang meminta tambahan kimchi, Tae Hee melihat dari luar jendela. Matanya sedih melihat Sa Ra tapi Sa Ra terlihat tersenyum melayani pelanggan.
Sa Ra berlari ke pelanggan lainnya, ia memberikan senyuman dengan menambahkan kimchi. Tae Hee hanya bisa menghela nafas karena melihat Sa Ra yang masih bisa tersenyum walaupun mereka harus berpisah.
Ibu Geum Ran datang memanggil Tae Hee yang berdiri di depan restoran menatap Sa Ra yang ada di dalam. Tae Hee memberikan hormat, ibu Geum Ran menatap Tae Hee dengan tatapan sedih begitu juga Tae Hee melirik ibu Geum Ran dengan tatapan sedih.
Keduanya bertemu di restoran lainnya
“Aku penasaran apa Sara baik-baik saja?” tanya Tae Hee khawatir
“Dia baik-baik saja. Aku tidak senang bertemu denganmu jadi Aku mohon padamu. Jangan melukai Geum Ran untuk kedua kalinya. Aku menyalahkanmu sekarang.” ucap Ibu Geum Ran.
Tae Hee hanya bisa tertunduk, bertanya apakah Sa Ra baik-baik saja, Ibunya menjawab tanpa mau menatap Tae Hee kalau sekarang keadaan Sa Ra itu lebih baik.
“Kau putranya dari pemilik Grup Winner, sementara Geum Ran hidup dengan identitas lain. Kalian berdua tidak cocok dan rapuh. Kau seharusnya memulai yang baru apalagi kalian sudah putus” ucap Ibu Geum Ran yang kembali menatap Tae Hee.
Ia meminta Tae Hee untuk lebih kuat lagi dan berharap Tae Hee tidak datang lagi ke tempat Sa Ra tinggal sekarang. Tae Hee hanya bisa tertunduk lesu mendengar pemintaan ibu Geum Ran.
Ibu Geum Ran lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan selamat tinggal. Tae Hee hanya bisa melihat dan telihat semakin terpuruk karena ibu Geum Ran menolak hubungan mereka.
Sa Ra sedang menguleni adonan, bibi yang sedang di dapur mengambil kimchi, memuji mie buatan Sa Ra itu sangat kenyal dan meminta untuk mengajari rahasianya.
“Rahasianya... adalah kekuatan. Tangan yang kuat yang bisa menghancurkan sebuah apel.” ucap Sa Ra dengan bangga memperlihatkan kepalan tangannya pada bibi.
Senyuman Sa Ra terlihat lebar seperti tak memiliki masalah, bibi itu merasa Sa Ra itu sangat lucu, keduanya pun tertawa bersama.
“Aku pikir Kau juga bisa sukses di TV acara kompetisi masak itu. Coba ikutlah pertunjukan itu.” saran bibi
Sa Ra tersenyum sambil terus menguleni, bibi keluar dari dapur. Sa Ra teringat tentang kompetisi masak, saat itu Tae Hee yang sedang sakit meminta Sa Ra untuk pergi demi dirinya dan memintanya untuk menang kalau bisa. Tapi Tae Hee memintanya kembali untuk bisa menang.
Ponsel Sa Ra berbunyi, ia mendapatkan telp dari Kyung Joo, ia bertanya apakah Tae Hee itu datang kerumah. Kyung Joo memberitahu kalau Tae Hee itu memang datang kerumah.
“Aku tak pilihan selain memberitahunya kau dimana. Sepertinya dia pergi mencarimu” cerita Kyung Joo.
Sa Ra kaget, ia memakai jaket dan langsung berlari keluar dari restoran mencari Tae Hee tapi ia tak melihat ada sosok Tae Hee di luar restoran. Dengan wajah bersedih, di dalam hati ia memanggil Tae Hee.
Ia akhirnya berjalan kembali masuk ke dalam restoran, sebuah mobil putih berhenti di depan restoran, Min Hyuk keluar dan langsung memanggil Sa Ra. Kedunya berbicara di depan restoran.
Di belakang mobil Min Hyuk, Kang Joo tersenyum melihat Sa Ra yang sudah ia temukan keberadannya sekarang, wajah tersenyum puas sangat terlihat dari wajhanya.
“Sa Geum Ran. Rupanya kau sembunyi disini.” ucap Kang Joon dengan senyuman liciknya.
Di depan restoran Sa Ra kaget mengetahui kalau Winner Food akan bangkrut. Min Hyuk menceritakan setelah kepergian Sa Ra maka Tae Hee mengabaikan pekerjaannya begitu saja. Sa Ra tertunduk sedih mendengarnya.
Min Hyuk menceritakan ada yang lebih buruk dari Winner Grup adalah serikat buruh terus mendesak dan bergerak tidak seperti biasanya. Sa Ra semakin terlihat sedih karena Tae Hee bisa dalam bahaya karena Winner Grup akan bangkrut dan tuntutan dari para serikat buruh.
Tae Hee sedang ada di perjalanan, wajahnya terlihat benggong sambil menyetir. Pikirannya teringat dengan senyuman Sa Ra yang lebar saat melayani pelanggan tidak sepertinya yang sedang bersedih.
ia mengingat ucapan Ibu Geum Ran yang memberitahu kalau Sa Ra lebih baik sekarang, lalu perkataan neneknya juga yang mengatakan kalau Sa Ra itu tak merasakan hal yang sama sepertinya dan hanya dia saja yang bersedih.
Matanya melihat cincin yang masih ia gunakan saat melamar Sa Ra untuk menikah dengannya. Ingatannya kembali saat ia memasangkan cincin pada jari Sa Ra begitu juga sebaliknya, Tae Hee juga mngingat Sa Ra saat ada di kompetisi masak.
“Baru-baru ini... aku setuju untuk menikah dengan pria yang kucintai.” ucap Sa Ra
Tae Hee mengingat saat mereka berlatih berjalan sebagai pengantin, lalu Sa Ra juga mencoba gaun pengantin. Saat dirumah sakit, Tae Hee seperti merasakan Sa Ra yang memegang tangannya saat ia terbaring koma.
“Kau terluka dengan parah. Kupikir aku takkan bisa bertemu denganmu lagi.” kata Sa Ra yang pertama kali melihatnya di rumah sakit. Mengingat itu semua, Tae Hee langsung memutar balik mobilnya begitu saja.
Min Hyuk sudah duduk di dalam restoran sambil meminum secangkir air putih.
Tae Hee sudah kembali ke restoran, kali ini ia memarkirkan mobilnya tepat di depan restoran. Setelah melepaskan sabuk pengaman dan akan turun, ia melihat Sa Ra yang sedang duduk dengan Min Hyuk.
“Jika ada hubungannya dengan Winner Food,kabari aku.” pinta Sa Ra dengan wajah tersenyum.
“Baiklah. Tapi Sara apa kau benar baik-baik saja ada disini?” tanya Min Hyuk khawatir.
Sa Ra mengatakan dengan wajah tersenyum. ia baik-baik saja jadi Min Hyuk tak perlu khawatir dengan masalah itu. Tae Hee melihat dari jauh Sa Ra yang memberikan senyuman pada Min Hyuk.
Min Hyuk pamit pergi dan berjanji akan bertemu lagi. Saat Min Hyuk keluar dari restoran, Tae Hee sengaja memalingkan wajahnya supaya tak terlihat lalu ia turun dari mobilnya. Ia melihat Min Hyuk yang sudah pergi dan Sa Ra yang masuk duduk di dalam restoran.
Tae Hee berjalan masuk ke dalam restoran, ia memanggil Sa Ra lalu Sa Ra terlihat kaget mendengar suara Tae Hee dan menengok melihat Tae Hee yang sudah berdiri dengan tatapan sedih.
“Kau terlihat baik, Ahjumma..” ucap Tae Hee yang sudah duduk berhadapan dengan Sa Ra.
“Tidak begitu buruk, lalu kau baik-baik saja? Kau makan teratur?” tanya Sa Ra yang terlihat sedikit khawatir
“Kau bilang kau pergi ke luar negeri. Kenapa kau disini?” tanya Tae Hee tanpa menjawab pertanyaan dari Sa Ra.
“Aku ingin hidup dengan tenang membuat rencana dan memikirkan beberapa hal.” jawab Sa Ra dengan wajah tersenyum. Tae Hee hanya bisa menatap Sa Ra dengan tatapan sedih.
“Kudengar kau mengabaikan pekerjaan di Winner Food. Kau tahu Ini waktu yang penting jadi Mana boleh kau mengabaikannya” ungkap Sa Ra dengan wajah khawatir.
Tae He mengatakan kalau ini semua karena Sa Ra yang membuat dirinya terlihat idiot dan tak berguna. Sa Ra mengatakan karena mereka putus lalu Tae Hee tak bisa melakukan apapun itu hanya sebuah alasan saja.
“Bahkan suami istripun bisa bercerai, pria dan wanita putus bukan masalah besar. Aku baik-baik saja jadi kau juga kembalilah ke tempatmu. Jangan temui aku lagi.” pinta Sa Ra dengan tegas.
“Ahjumma Apa mungkin kau merasa keadaan ini tidak berat bagi mu?” tanya Tae Hee binggung melihat sikap Sa Ra
Sa Ra sempat terdiam sejenak, lalu teringat dengan ucapan Tae Hee saat itu yang menilai dirinya itu seperti kayu dan batu dan juga sangat membosankan. Ia menegaskan kalau semenjak jadi ibu rumah tangga, dirinya itu menjadi lebih realistis.
“Aku kerja, makan dan merasa nyaman dengan yang lain.” Cerita Sa Ra
“ Kau berbeda denganku” ungkap Tae Hee. Mata Sa Ra sedikit melotot kaget mendengar ucapan Tae Hee.
Tae Hee mengatakan ia melihat Sa Ra yang tertawa dan setelah melihat keadaan Sa Ra yang baik-baik saja, sejujurnya ia merasa benci padanya. Ia setuju membiarkan Sa Ra untuk pergi saja dan berpura-pura tidak melihat.
Ia menceritakan awalnya sudah dalam perjalanan kembali ke Seoul tapi putar balik lagi, dengan mata berkaca-kaca Sa Ra bertanya alasannnya. Tae Hee mengakui kalau itu karena dirinya sangat merindukan Sa Ra.
Suasana terlihat hening sejenak, Sa Ra seperti menahan tangisnya. Tae Hee terus menatap lurus Sa Ra.
“ Tapi Aku tidak. Semuanya sudah berakhir dan Aku tak ingin melihatmu lagi. Sekarang Aku ingin sendirian dan ingin berhenti bergantung pada seseorang.” jelas Sa Ra menutupi kebohongannya
“Kau ingin sendirian, tapi kau menelpon Han Min Hyuk? Kenapa harus dia?” tanya Tae Hee yang terlihat kesal
Sa Ra menegaskan kembali kalau mereka itu sudah berakhir jadi tak ada alasan untuk menjelaskan semuanya. Tae Hee merasa semua yang dilakukan Sa Ra itu sudah berlebihan dan semakin parah. Sa Ra merasa kalau semua tak perlu disesali lagi dan jangan peduli lagi padanya.
“Energi yang ada padaku sekarang... hanya untuk bekerja.” tegas Sa Ra mencoba menyakinkan Tae Hee untuk menjauh darinya.
Tae Hee duduk didalam mobil, ia menangis sendirian karena ucapan neneknya itu benar kalau Sa Ra tidak seperti dirinya yang bersedih tapi tersenyum bahkan menerima kunjungan Min Hyuk dengan tersenyum.
Sa Ra sendiri juga menangis di dalam restoran sendirian, ia harus melepaskan orang yang dicintainya supaya keadaannya tidak dalam bahaya. Air mata Tae Hee mengalir di pipinya, begitu juga Sa Ra yang terus menangis karena harus berpisah dengan Tae Hee.
***
Ibu Geum Ran masuk ke dalam restoran, dan mengatakan akan pergi ke rumah bibi pemilik restoran untuk mengambil selimut.
Dengan wajah tertunduk dan mengambil jaketnya, Sa Ra mengatakan pada ibunya akan pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan di restoran yang sudah habis. Ibunya menghela nafas melihat Sa Ra yang pergi dengan wajah tertunduk sedih.
***
Tae Hee masuk ke dalam rumah dengan tertunduk sedih. Ia duduk diruang tamu sambil menatap cincin yang ada dijari manisnya,
“Tahap terakhir dari kesedihan adalah... penerimaan Menerima kenyataan.” ucapnya.
Ia melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya dan menaruhnya begitu saja di atas meja.
Sa Ra berjalan dengan membawa bahan-bahan makananya, wajahnya masih saja tertunduk sedih karena harus berpisah dengan Tae Hee. Saat mengangkat wajahnya, matanya melotot kaget melihat Kang Joon sudah berdiri di depannya.
Kang Joon menengok melihat Sa Ra yang terlihat kaget, ia berjalan mendengakan dengan senyuman pembunuh berdarah dingin. Sa Ra masih saja terus melotot. Kang Joon berjalan dengan wajah senyuman.
***
Kang Joon duduk dengan gaya sombong di dalam restoran, Sa Ra langsung menyuruh Kang Joon untuk keluar dari rumah. Kang Joon mengatakan kalau ini restoran dan ia datang untuk makan.
“Apa yang kau inginkan sekarang ?” tanya Sa Ra blak-blakan
“Chae Yoon mengancamku dan mengambil bangunan. Di hari kecelakaan mobil itu Chae Yoon punya video black box-nya, dalam Video itu menunjukkan aku mendorongmu jatuh ke jurang.” cerita Kang Joon
Ia ingin Sa Ra bisa menyelamatkannya dengan mengungkapkan kalau dirinya adalah Geum Ran. Kang Joon mengatakan kalau bangunan itu adalah milik Geum Ran dan meminta untuk mengambilnya kembali setelah mengungkapkan dirimu.
“Satu lagi, bersaksilah aku tidak membunuhmu.” pinta Kang Joon
“Kenapa aku harus melakukannya?” tanya Sa Ra
“Jika tidak maka setiap hari aku akan datang. Aku diskors sebagai CEO dan sudah diceraikan, Sekarang bangunan itu diambil. Apa lagi yang kupunya? Aku tak punya pilihan selain ikut menyeretmu.”ucap Kang Joon
Sekarang Kang Joon merasa tak punya pilihan lain untuk ikut menyeret Sa Ra dalam masalah ini. Menurutany ia merasa kalau pertengkaran dalam pernikahan itu sama seperti mencincang air dengan pisau.
Ibu Geum Ran datang dengan membawa tas berisi selimut, melihat Kang Joon yang datang ke restoran langsung mengumpat kenapa si brengsek bisa ada direstoran itu dan tahu keberadaan anaknya. Kang Joon terlihat tertunduk kesal, Ibu Geum Ran menanyakan keadaan anaknya. Sa Ra mengangguk kalau ia baik-baik saja.
“Keluar sebelum aku menelpon polisi. Segera keluar!!!” teriak ibu Geum Ran, Kang Joo akhirnya berdiri dari kursinya.
“Sekarang kau tahu aku siapa. Sayang..... Kau putri yang baik. Lindungilah kebahagiaan ini.” ucap Kang Joon memperingatkan.
Ibu Geum Ran langsung mendorong Kang Joon untuk cepat keluar dari restoran dan menyuruhnya untuk menjauh dari anaknya. Kang Joon meminta Sa Ra untuk memikirkan apa yang sudah ia katakan sebelumnya. Setelah itu ia berjalan keluar dari restoran, Sa Ra menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca.
“Si bangsat menjijikkan itu. Beraninya dia mengikutimu sampai kemari? Ayo kita pindah.” ajak ibunya
“Dia masih tetap bisa menemukanku.” ucap Sa Ra sambil melirik sinis .
Min Hyuk berada di restoran bersama direktur Kim. Ia merasa kalau mereka ada di peragu yang sama jadi ia meminta Direktur Kim untuk tetap membantunya. Sikap Direktur Kim terlihat acuh dengan melipat tangannya di dada.
“ Jika aku menjadi pemimpin Grup Winner, juga tidak buruk untukmu. Ini kesempatan kita saat Han Tae Hee sedang lemah. Aku akan memalsukan dokumen dan menuntut Han Tae Hee. Aku akan mengurusnya.” ucap Min Hyuk sambil menuangkan teh dalam gelasnya.
Direktur Kim seperti hanya mendengar tanpa menatap Min Hyuk sedikit pun. Min Hyuk meminta pengadilan nenek segera dipercepat untuk putusan hukuman karena ia ingin memasukan neneknya ke dalam penjara. Direktur Kim baru melirik Min Hyuk.
“Aku serahkan tugas ini padamu, Direktur Kim.” ucap Min Hyuk.
Selembar kertas bertuliskan [Kontrak Pinjaman Pengeluaran Dana]Ketua Serikat buruh bertanya apa yang diberikan Min Hyuk pada mereka.
Min Hyuk memberitahu dalam rangka menunda kebangkrutan maka Tae Hee membuat kesepakatan dengan rentenir dengan mengatas namakan perusahan dengan niat menyelamatkan perusahaan.
“Tapi metodenya salah. Dia menggunakan dana ilegal. Aku mendapatkan kontraknya untuk ditunjukkan pada serikat buruh. Jika kebangkrutan diadili,hukumannya 5 tahun penjara. Karena serikat buruh setuju, ini kejahatan yang sama.” jelas Min Hyuk dengan nada mengancam.
Serikat buruh kaget mendengar ancaman penjara yang akan mereka dapatkan, lalu ia menanyakan keberadaannya Tae Hee. Min Hyuk bertanya apakah Tae Hee akan datang setelah melakukan seperti ini.
“Dia meninggalkan Winner Food beberapa saat yang lalu.” ucap Min Hyuk mencoba terus menghasut.
Dua orang perwakilan buruh semakin kebinggungan karena menurutya Tae Hee pergi begitu saja dan juga meminjam uang dari rentenir.
“Apa? CEO menggunakan pinjaman dari rentenir? Itu tidak mungkin.” tegas Ketua Choi
Dua orang buruh mendatangi tempat kerja Tae Hee, dengan lembaran kertas ditangannya ia langsung melempar ke wajah Ketua Choi.
“Untuk menyelamatkan perusahaan, dia menggunakan pinjaman dari rentenir. Begitu caranya menyelamatkan perusahaan?” teriak Ketua Buruh.
Ia menegaskan kalau mereka tidak bisa menerima keadaan seperti ini. Ketua Choi hanya bisa menunduk dan terlihat sangat binggung.
Ketua Choi mendatangi rumah Tae Hee dan langsung menekan bel memanggil Tae Hee dari depan rumah. Tapi tak ada sahutan atau pintu yang terbuka untuknya. Ia mulai mengedor-gedor pintu rumah.
“CEO, masalah besar! Kau tak bisa diam saja! Tolong jawab ponselmu, CEO!” teriak Ketua Choi Panik.
***
Ketua Choi mengeluarkan ponselnya, Sa Ra yang sedang ada direstoran kaget mengetahui Tae Hee akan dituntut, Ketua Choi menelp Sa Ra memberitahu kalau ia tak bisa menghubungi Tae Hee sekarang.
“Ini jadi masalah besar jika kita biarkan begitu saja.”ucap Ketua Choi.
Sa Ra menutup ponselnya dengan wajah sedih mengetahui Tae Hee yang akan dituntut oleh serikat buruh.
Ji Sook menemui anaknya diruangan, ia menanyakan tentang serikat buruh yang akan menuntut Tae Hee, dengan senyuman liciknya sekarang ia tahu kalau semua berjalan sesuai dengan rencana mereka.
“Kali ini penuntutan bukan tujuan kita..... Melainkan Sara.” ucap Min Hyuk melirik ibunya.
Sa Ra duduk dengan wajah bersedih di dalam restoran, akhirnya menelp Min Hyuk dan bertanya apakah mereka bisa bertemu lalu Min Hyuk mengatakan kalau ia yang akan datang menemuinya.
Setelah menutup telpnya, Min Hyuk sempat menghela nafas panjang seperti rencananya berhasil, lalu sedikit tersenyum puas.
Min Hyuk bertemu Sa Ra direstoran pada malam hari.
“Han Tae Hee, kudengar serikat buruh melaporkannya untuk dituntut.” ucap Sa Ra
“ Yaa itu benar...Tapi Tae Hee tidak melakukan apapun.” kata Min Hyuk.
Sa Ra merasa kalau semua ini adalah salahnya membuat Tae Hee seperti sekarang, jadi ia meminta tolong Min Hyuk untuk menghadapi rintangan ini.
Ia tahu Tae Hee akan mengurus semua masalah itu setelah merasa lebih baik karena Tae Hee adalah orang yang seperti itu. Tapi ia memohon untuk menolong Tae Hee sekarang.
“Kalau begitu bagaimana jika kita saling menolong? Sudah kubilang padamu, kalau Aku ini pebisnis dan Ini waktu yang tepat. Aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan Tae Hee. Sebagai gantinya,kau terima penawaranku.” ucap Min Hyuk, terlihat Sa Ra yang melotot tajam penuh kebingungan.
Rumah Tae Hee
Ketua Choi akhirnya bisa bertemu dengan Tae Hee didalam rumah, Tae Hee kaget juga mengetahui dirinya akan melaporkannya untuk dituntut. Ketua Choi khawatir kalau masalah itu sudah telat untuk diselesaikan.
“Sekarang dimana ketua serikat buruh?” tanya Tae Hee
“Mereka sedang rapat di kantor pusat.”ucap ketua Choi, lalu Tae Hee berjalan keluar
Min Hyuk sudah mengunakan pakaian formal, sambil menandatangani berkas. Ji Sook datang dengan gaya seorang wanita Chaebol dengan bulu-bulu. Lalu ia menanyakan apakah anaknya itu sudah siap. Min Hyuk tersenyum menyambut kedatangan ibunya.
“Persiapan forum berjalan lancar.” ucap Min Hyuk
“Hari ini bintang makan malam bisnis adalah dirimu. Komisaris Grup Hansang membuat pengumuman untukmu yang artinya dia menganggapmu sebagai pewaris Grup Winner.” jelas ibunya bangga.
Ibunya mengajak Min Hyuk untuk pergi bersama, Min Hyuk meminta izin untuk seseorang bisa bergabung dengan mereka. Ibunya tersenyum, ia sudah tahu seberapa besar usaha anaknya untuk mendapatkan ini semuanya. Keduanya tersenyum sumringah.
***
Min Hyuk dan Ibunya keluar dari gedung Winner Grup, mobil mereka sudah siap ada di depan gedung. Sepatu wanita turun dari mobil yang ada didepan mereka. Sa Ra turun dari mobil dengan gaun panjang dan juga jaket yang membuatnya elegan.
Dari kejauhan terlihat mobil yang akan menuju gedung Winner Grup. Min Hyuk menyapa Sa Ra dengan senyuman lebar begitu juga Ji Sook. Sa Ra juga memperlihatkan senyumanya walaupun terlihat kaku.
Min Hyuk melirik, ia melihat Tae Hee yang turun dari mobil yang baru saja datang. Ketika Tae Hee akan berjalan masuk, ia menatap Min Hyuk dengan tatapan sinis begitu juga sebaliknya.
Tae Hee melirik lalu Sa Ra yang menengok, baru tersadar kalau Tae He datang. Mata Tae Hee kembali melihat Min Hyuk, Ji Sook terlihat tersenyum puas karena berhasil membuat Tae Hee kalah dari anaknya. Tae Hee kembali menatap Sa Ra, tapi Sa Ra memilih untuk menundukan kepalanya. Tae Hee tetap saja menatap Sa Ra dengan sedikit menghela nafasnya.
Bersambung ke Episode 18
Komentar
Jujur nih yah... ceritanya mulai berada drama korea banget nih. Harus terpisah padahal saling mencintai. hihihihi. Lagi hilang geregetannya kaya awal episode, tapi tetep ditunggu gimana nanti mereka bisa kembali dan kebongkar semua kebusukan Min Hyuk, Kang Joon sama Chae Yoon.
Satu lagi Direktur Kim juga harus mengakui kalau ia ada campur tangan dengan kebakaran yang menewaskan ayah Tae Hee. Sepertinya akan nambah jadi satu episode jadi 21 nih. ^_^
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar