PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 24 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Di depan ruang olahraga terjadi kegaduhan,  melihat Gi Yong yang sudah terbujur kaku di depan treadmill. Seol Ok masuk dan kaget melihat Gi Yong sudah bersimba darah dan meminta agar Jangan ada yang menyentuhnya sampai polisi tiba.
“Mobil tidak bisa lewat karena longsor dan Polisi tidak bisa datang sampai malam ini.” Ucap Pegawai kacamata
“Jika kalian merusak TKP, investigasi awalnya akan lebih sulit.” Kata  Seol Ok
“Bukankah kita harus memasang garis polisi?” ucap Mi Joo. Dae Woon mengaku kalau ada yang bisa digunakan dengan mengambil plester agar tak ada orang yang melewati mayat Gi Yong.
“Jika menyalakan kamera itu, kita bisa mengawasinya.” Kata Mi Joo. Si Hwan pun sengaja mengarahkan kamera CCTV agar bisa mengetahui apa yang akan terjadi nanti.
“Aku akan ke kantor security untuk melihat apakah videonya jelas.” Kata Si Hwan. Mi Joo pun meminta agar berhati-hati.
 “Ada kamera CCTV di mana-mana di tempat ini. Dia tidak perlu berhati-hati.” Keluh Dae Hwon
“Tapi seseorang tewas walau ada kamera di mana-mana.” Kata Seol Ok. Dae Hwon seperti tak yakin kalau ini pembunuhan
“Mungkin dia jatuh, terbentur sesuatu, lalu tewas. Jadi Bisa saja dia terpeleset dan kepalanya terbentur.” Kata Dae Hwon.
Seol Ok seperti mulai percaya dan melihat alat treadmill kalau  Gi Yong bahkan belum mulai berlari.


Wan Seung terus berjalan seperti tak percaya kalau Seol Ok berani datang sendirian, lalu memujinya Ahjumma itu memang istimewa. Ia pun mengeluh karena tidak melihat cahaya dan masih penasaran Kenapa ada institut di puncak gunung
“Tunggu sampai aku menangkapnya... Maka Aku akan langsung membawanya” kata Wan Seung gemas dan akhirnya melihat gedung yang ada didepanya lalu masuk ke dalam.
“Permisi.... Ada orang di sini?” ucap Wan Seung tapi tak ada siapa pun yang terlihat.
“Kenapa mereka memasang kamera CCTV tiap dua langkah? Tidak ada yang bisa pergi dari tempat ini. Apa Benarkah ini institut? Wahhhh... Hari yang melelahkan. Tunggu saja kau, Ahjumma” ucap Wan Seung tak melihat siapaun juga di ruang belajar. 

Wan Seung melihat banyak kerumunan dan melihat Seol Ok berada di depan seseorang yang tergeletak,  Seol Ok kaget melihat Wan Seung datang dan bertanya ada apa datang ke tempatnya. Wan Seung pikir kalau ia yang seharusnya bertanya. Apa yang dilakukan di tempat ini.
“Aku sangat khawatir karena tidak bisa menghubungimu.” Ucap Wan Seung lalu melihat sesatu tergeletak di lantai,
“Apa Dia tewas? Kenapa ada mayat di sini? Kau selalu terlibat dalam kasus-kasus seperti ini.” Keluh Wan Seung lalu akhirnya memperlihatkan ID cardanya sebagai polisi agar semua menyingkir.
“Aku jauh-jauh kemari dan menemukan mayat lagi.... Pasti aku ditakdirkan menjadi detektif.” Kata Wan Seung mengeluarkan ponselnya. Seol Ok memberitahu kalau Tidak ada sinyal di asrama.
“Kenapa dia bisa tewas?” tanya Wan Seung. Seol Ok pikir mereka  harus mencari tahu alasannya, mulai sekarang.
“Aku bisa menebak dari matamu yang terbelalak bahwa kali ini pun kau tidak akan lulus tes.” Ejek Wan Seung


Si Pegawai berjas memberitahu Ada 230 kamera CCTV di asrama jadi  Butuh sekurangnya satu bulan untuk menganalisis semuanya. Wan Seung pikir asrama itu seperti penjara. Si pegawai mengatakan kalau Tidak ada titik buta. Seol Ok tahu kalau Tidak ada kamera CCTV di ruangan pegawai.
“Ya, kamera CCTV dipasang untuk mengawasi murid dan Privasi para pegawai harus dijaga. Tapi kami masih tetap tidur di kamar asrama yang sama seperti murid-murid demi kenyamanan mereka.”jelas si pegawa
“Tempat yang hanya menjaga privasi pegawainya. Ini seperti penjara.” Kata Wan Seung
“Penjara yang mahal. 1.700 dolar per bulan.” Ungkap Seol Ok. Wan Seung kaget kalau Seol OK membayar mereka 1.700 dolar per bulan
“Beri aku separuhnya, maka Aku akan mengawasimu 24 jam sehari.” Kata Wan Seung penuh semangat.
“Kau penyebab aku tidak lulus ujian.” Keluh Seol Ok. Wan Seung pun hanya meminta bayaran500 dolar dan akan mengajarinya belajar juga.
“Aku bahkan memasak untukmu. Jadi Apa bedanya? Bagaiman Kalau 400 dolar? 300 dolar?” kata Wan Seung terus membujuk.
Tapi Seol Ok seperti tak peduli malah bertanya pada si pegawai Seperti apa Han Gi Yong. 


Ketiga duduk di ruang pegawai, Si pegawai menceritakan Dua murid terlibat insiden berpacaran belum lama ini. Wan Seung pikir  Berpacaran bukanlah insiden. Seol Ok memberitahu kalau di asrama  akan dikeluarkan jika mulai berpacaran.
“Aku juga akan mengizinkanmu berpacaran. Bagaimana kalau 300 dolar? 200 dolar?” ucap Wan Seung yang masih terus membujuk.
“Apa kau merujuk pada insiden Kang Joo Yeon?” tanya Seol Ok. Si pegawai bertanya apakah Seol Ok sudah mendengar kabarnya
“Kudengar dia bunuh diri sepekan lalu.” Kata Seol Ok. Si pegawai mengaku kalau Itu rumor.
“Dia memang dikeluarkan.” Cerita Si pegawai

Flash Back
Joo Yeon dibawa ke mobil sambil berteriak “Aku pasti akan menjadi hantu dan membunuhmu!” Saat di perjalan Si pegawai mengaku mencoba menenangkan dan memulangkan Joo Yeon.
“Joo Yeon... Kau cantik... Carilah pria yang pantas bagimu.” Ucap si pegawai meilhat Joo Yeon yang terus menangis. Joo Yeon mengucapkan terimakasih. 

Si pegawai mengaku kalau itu kali terakhir melihat Joo Yeon. Seol Ok merasa kalau ada aneh karena rumor bahwa Joo Yeon bunuh diri. Si pegawai pikir  Mungkin murid-murid bosan karena terkurung di asrama jadi hanya karangan mereka.
“Tempat ini seram di malam hari dengan suara-suara binatang. Ini tempat yang pas untuk mengarang cerita hantu.” Pikir Wan Seung
“Kalau begitu, Apa ini hanya kebetulan? Bagaimana dengan kematian Han Gi Yong persis setelah sepekan?” ucap Seol Ok
“Mungkin dia mati karena serangan jantung... Hantu itu tidak ada.” Komentar Wan Seung lalu meminta izn untuk melihat rekaman kamera CCTV. 

Mereka pergi ke ruangan CCTV, dan Seol Ok bisa tahu Gi Yong pada jam 5 sore masuk ke dalam ruang. Seol Ok tahu kalau  Tidak ada kelas perbaikan untuk hukum pidana jadi Cuma Han Gi Yong yang memakai tempat ini.
“Tersangka utamanya pasti orang yang pertama menemukannya.” Kata Wan Seung yang bisa melihat In Ae masuk dalam ruangan olahraga.
“Tapi dia hanya di sana selama satu menit... “ ucap Wan Seung bisa melihat rekaman CCTV.
“Bisakah seseorang membunuh orang lain dalam waktu 1,5 menit?” kata Seol Ok kembali masuk ke dalam TKP tempat Gi Yong yang masih tergeletak.
“Bahkan Dia hanya berdiri 20 detik di depan mayat itu” kata Seol OK melihat saat In Ae pergi meninggalkan ruang olah raga.
“Dia terguncang seolah-olah telah melihat hantu.” Ungkap Wan Seung
“Jika dia tidak sengaja membunuh korban, pasti dia sangat terguncang atas perbuatannya.” Kata Seol Ok dan Wan Seung yakin  Han Gi Yong sudah tergeletak di lantai.
“Jika Park In Ae yang membunuhnya, dia hanya butuh 20 detik.” Kata Seol Ok
Wan Seung pikir Jika In Ae memakai suntikan atau racun, itu kedengarannya mungkin menurutnya Kamera CCTV saja tidak cukup. Seol Ok memikirkan sesuatu. Wan Seung tahu kalau mereka harus mencari Park In Ae. Seol Ok menganguk setuju lalu berjalan keluar dari TKP. 



Tuan Kang menunggu di depan gereja seperti tak yakin kalau yang dilihat memang Tuan Shin, lalu berusaha menelp Wan Seung padahal seharusnya ikut juga tapi tidak menjawab panggilannya.
Akhirnya di dalam gereja Tuan Shin mulai menyanyi dengan kitab di tanganya, Tuan Kang masuk ke dalam gereja seperti capung yang pindah dari satu tempat ke tempat lain dan akhirnya berhasil duduk dibelakang Tuan Shin.
Setelah selesai berdoa, Tuan Kang sengaja menabrakan dirinya pada Tuan Shin lalu meminta maaf. Tuan Shin mengaku baik-baik saja dengan mempersilahkan agar pergi lebih dulu.  Tuan Shin melakukan pelayanan dengan menjadi tukang parkir.  Tuan Kang pun akhirnya mendekati Tuan Shin.
“Permisi... Boleh aku minta bantuan?” ucap Tuan Kang. Tuan Shin mengaku boleh dan ingin tahu apa yang akan dibantu.
“Aku ingin mengambil bagian dalam pelayanan parkir. Boleh aku yang melayani untuk hari ini saja?” kata Tuan Kang. Tuan Shin mempersilahkanya dengan memberikan tongkatnya.
“Ini sayang disayangkan, tapi aku tidak bisa mendominasi satu pelayanan sendiri.” Ungkap Tuan Shin dan akhirnya Tuan Kang mulai membantu lalu lintas.
“Kurasa kita pernah bertemu.” Kata Tuan Shin menatap Tuan Kang yang ada didepanya. Tuan Kang gugup mengaku kalau tidak ingat.
“Apa mungkin kau dari Badan Intelijen?” ucap Tuan Kang. Tuan Shin membenarkan dan mencoba mengingatnya.
Tuan Kang menyebut nama Kang Bo Gook lalu Tuan Shin pikir kalau ini  Kebetulan sekali kalau pernah bekerja di Badan Intelijen, mereka bertemu seperti teman lama.  Tuan Kang pun dengan bangga kalau dirinya memang pandai bersosialisasi.



Na Ra datang menemui Sung Ha kalau mengajukan diri untuk Unit Dua dengan membawa kardus. Sung Ha mengaku sudah tahu, dengan melihat "Detail Personal" karena sudah mengirimkan permohonannya lima kali dan sudah cukup melihatnya.
“Aku takut dicoret dari daftar.” Kata Na Ra. Sung Ha memuji sikap Nae Ra baik sebagai polisi lalu berjalan dan melihat berita di TV.

“Jalan Pegunungan Chunhong di Provinsi Gangwon tertutup akibat gempa susulan yang terjadi kemarin. Longsor telah memutuskan sambungan telepon di desa-desa dan institut berasrama di sekitarnya. Komunikasinya juga dilaporkan terputus. Departemen Penanganan Bencana dan Keselamatan akan memeriksa gempa-gempa susulan.”
Sung Ha mengingat tentang  Institut berasrama seperti menduga tempat Seol Ok, tapi seperti tak peduli dan kembali berjalan. Na Ra mulai berbicara meminta izin untuk minta tanda tangan. Sung Ha heran menurutnya kalau dirinya adalah polisi.  Na Ra mengeluh dengan sikap Sung Ha yang sinsi.
“Anda baru di sini. Apa Anda mau kuajak keliling perusahaan?” ucap Na Ra berusaha ramah. Sung Ha seperti tak suka dengan kata Perusahaan
“Kita hanya pegawai.. Jadi, ini perusahaan.” Kata Na Ra. Sung Ha meminta agar Na Ra mendengarkan perkataanya.
“Seorang pegawai negeri sipil tanpa rasa tanggung jawab adalah pegawai. Tapi setiap polisi mengemban tanggung jawab terhormat.” Tegas Sung Ha lalu berjalan pergi. Na Ra melihat Sung Ha lalu berkomentar kalau  sangat keren.
“Dia sedang menyiapkan diri untuk penghargaan sastra dari Harian Kyungan. Nona Shin harus mengingat ini dan melarikan diri.” Kata Sung Ha. Na Ra tak percaya kalau Sung Ha mengetahui banyak informasi.

Wan Seung mengetuk pintu kamar In Ae memberitahu kalau polisi datang, dan mengetahui kalau In Ae orang pertama yang menemukan mayat Han Gi Yong. Tapi ada ada sahutan apapun. Wan Seung mengetuknya sambil bertanya apakah In Ae ada didalam.
“Apa Kau yakin dia di sini?” tanya Seol Ok. Wan Seung pikir mereka  sudah memeriksa kamera CCTV.
“Ada rekaman dia masuk, tapi tidak ada yang menunjukkan dia keluar. Artinya dia di dalam. Bisa kita buka kunci pintunya?” ucap Wan Seung
“Kami tidak bisa membuka kamar wanita.” Kata si pegawai. Wan Seung pikir Ini bisa menjadi keadaan darurat.
“Cuma pengawas yang memegang kuncinya.” Kata si pegawai terlihat kebingungan. 

Si pegawai dengan kacamata keluar dari ruangan,Wan Seung bertanya apakah hanya pegawai itu yang mengelola kunci, Si pegawai menganguk karena mereka mengelolanya dengan tegas jadi mungkin  ada kecelakaan di antara murid. Seol Ok mengingat saat In Ae menanyakan apakah melihat Gi Yong, tapi si pegawai itu seperti santai.
“Omong-omong, Apa kau hafal nama semua murid? Sepertinya kau kenal baik dengan Han Gi Yong.” Ucap Seol Ok
“Dia pernah bermasalah. Karena itulah aku ingat.” Ucap Si pegawai mencari alasan.
“Biasanya, orang akan bertanya "kenapa mencarinya" lebih dahulu. Sepertinya kau sudah mengetahui bahwa dia akan mencari Gi Yong.” Uucap Seol Ok curiga
“Astaga, itu karena... Kamu tahu mereka berdua berhubungan, kan? Dia staf diasrama ini dan Gi Yong adalah murid...Itu saja.” Kata  Si pegawai berusaha untuk menghindar.
“Kau mengetahui sesuatu, bukan? Ada alasan In Ae mencari Han Gi Yong, kan?” ucap Seol Ok
“Itu karena rumor yang beredar... Rumor penguntit itu.” Kata Si Pria
“Apakah... Bahwa dia akan membunuh korban dalam satu pekan?” tanya Seol Ok. 
Si pegawai menceritakan kalau ini adalah hari ketujuh, lalu Kucing yang In Ae pelihara seperti seorang anak juga mati pada hari itu. Jadi ia tahu kalau In Ae merasa gelisah. Seol Ok binggung kenapa In Ae dengan kucing itu.

“Park In Ae merawat kucing itu seperti anaknya sendiri.” Cerita si pegawai mengetahui sampai In Ae mengajak kucingnya tidur bersama diranjangnya.
“Bagaimana kau tahu kucing itu tidur di ranjangnya? Apa Kau mengintip kamarnya?” ucap Wan Seung mulai curiga
“Dia sendiri yang mengatakannya.” Tegas Si pegawai yang berdiri tempat kucing dimakamkan.
Wan Seung yakin si pegawai yang pasti mendengar banyak hal tentang Park In Ae dan ingin tahu Apa hubungan Park In Ae dan Han Gi Yong. Seol Ok ingin tahu alasan Kenapa Park In Ae mencari Han Gi Yong. Si pria mengaku kalau tahu keduanya itu berkencan. 


Flash Back
Si pria akan masuk ruangan dan kaget melihat Gi Yong dan In Ae sedang berciuman dan akhirnya terlihat gugup. Joo Yeon lalu mencari Gi Yong menanyakan apakah melihatnya. Si pria tak menjawab tapi lirikan matanya tertuju pada ruangan disampingnya.
Joo Yeon pun membuka pintu dan melihat keduanya berciuman. Gi Yong marah melihat Joo Yeon yang tiba-tiba masuk. Joo Yeon langsung memberikan tamparan pada In Ae. Gi Yong membela In Ae kalau Joo Yeon tak punya hak memukulnya.
“Dia merayumu... Apa Kau tidak menjawab teleponku karena dia?” ucap Joo Yeon marah dan ingin menarik In Ae tapi  Gi Yong bisa menahanya. 

Seol Ok heran dengan pegawai yang hanya melihat bukan menghentikan mereka karena Berpacaran tidak diperbolehkan di institut ini. Si  pegawai memberikan alasan karena stafnya terlibat dalam masalah ini jadi akan buruk jika orang-orang tahu.
“Jadi, kalian hanya mengeluarkan Joo Yeon.” Kata Wan Seung. Si pria membenarkan.
“Aku juga tidak tahu dia akan bunuh diri. Jadi Wajar Park In Ae terguncang.” Kata si pegawai juga terlihat ketakutan. 

“Mereka bilang peristiwa bunuh diri hanyalah rumor.” Kata Wan Seung berjalan di lorong.
“Kudengar dia melompat dari tebing. Mereka bahkan tidak menemukan mayatnya.” Ucap Si pegawai
“Itu bukan berarti dia sudah mati. Omong-omong, kenapa kamu mengira bahwa itu sesosok hantu?” ucap Seol Ok.
Si pegawai mengaku Karena seseorang melihat Joo Yeon. Seol Ok ingin tahu Siapa yang melihatnya, Si Pegawia mengaku kalau tak tahu tapi  Park In Ae percaya begitu saja kalau  seseorang melihat Kang Joo Yeon.

Flash Back
Si pegawai kembali mengintip mendengar pembicaraan In Ae dan Gi Yong kalau Seseorang melihat Kang Joo Yeon. Gi Yong tak percaya kalau mengetahui Joo Yeon yang sudah bunuh diri lalu menenangkan pacarnya untuk mulai memikirkan penyelesainya.
“Kurasa mereka tidak bilang secara langsung kepadamu.” Ucap Wan Seung
“Aku kebetulan mendengar mereka berdua bicara.” Akui Si pegawai. Wan Seung berpikir kalau pria itu penguntit
“Menguping bukan tindak pidana, benarkan?” kata Si pria membela diri.
“Jadi, apa Kang Joo Yeon betul-betul muncul?” tanya Seol Ok menatap Si pegawai dengan tatapan curiga.
“Mungkin saja pada saat itu dia terekam di kamera CCTV. Aku sudah mencari dengan saksama di setiap rekaman untuk memastikan apa dia betul-betul kembali. Tapi Aku tidak bisa menemukan jejak apa pun. Lagi pula, ini bukan tempat di mana orang mudah keluar masuk. Jadi Itu sebabnya ada rumor tentang hantu.” Jelas si pria dan ingin membuka kamar In Ae.
Seol Ok merasa pria itu sering memakai kunci itu karena langsung menemukan kunci kamar In Ae dari semua kunci yang ada. Wan Seung mengingatkan kalau membuka kunci pintu kamar orang adalah tindak pidana dan masuk tanpa izin.
“Ini Ada nomornya dalam tiap kunci... Berhentilah mencurigaiku.” Keluh Si pria kesal lalu membuka pintu kamarnya.
Ketika membuka pintu, seperti tertahan oleh tali. Wan Seung dan si pegawai mencoba menariknya dan bergegas masuk. Wan Seung langsung menahan Seol Ok untuk tak melihatnya karena In Ae sudah terbaring di kamarnya dan dinyatakan sudah tewas. Seol Ok kaget dan Wan Seung langsung mencengkram tubuh si pria.
“Aku sungguh tidak melakukannya... Bukan aku.” Ucap Si pria panik ketakutan.
“Apa yang tidak kau lakukan?” ucap Wan Seung, Si pria tetap menyangkal kalau bukan ia pelakunya. 

Dua pegawai, bersama Seol Ok dan Wan Seung kembali memeriksa CCTV. Si pria kacamata tetap menyangkal kalau bukan ia pelakunya.Wn Seung merasa kalau Firasat mengatakan ada yang tidak beres. Seol Ok ingin tahu firasat apa itu.
“Jangan terlalu mengandalkan firasatku... Sudah saatnya kau mandiri, Ini membuatku tidak nyaman..” Ejek Wan Seung
“Lalu kenapa kau jauh-jauh datang untuk menemuiku?” balas Seol Ok
“Mari kita mulai dengan rekaman kamera CCTV pada hari kematian Han Gi Yong. Apa polisi dalam perjalanan?” kata Wan Seung mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Kami tidak bisa mengontak polisi, jadi, staf kami langsung ke kantor polisi. “ kata pegawai lainya.
“Mobil saja tidak bisa lewat, bagaimana mereka bisa pergi? Apa Jalan kaki?” ucap Wan Seung heran.
“Ya, karena longsor itu, tiang teleponnya jatuh dan kami tidak bisa memakai telepon kami. “ kata si pria berjas.
Seol Ok tak bisa tinggal diam dan akan pergi, Wan Seung bertanya kemana akan pergi. Seol Ok pikir butuh lebih banyak orang untuk mengecek semua ini. Wan Seung pun pun ingin ikut denganya. 

Akhirnya Si Hwan,  Dae Woon dan Mi Joo ikut membantu mencari dari rekaman cctv. Mi Joo pikir harus mempelajari hukum pidana sekarang. Ei Hwan menyuruh Mi Joo pergi belajar saja karena akan bekerja dua kali lebih banyak.
“Tapi aku takut.” Ucap Mi Joo. Dae Woon pun menyuruh Mi Joo agar  duduk tenang dan lihatlah monitornya.
“Kau sudah pernah dipenjara, jadi jangan sok lemah.” Ejek Dae Woon. Mi Joo terlihat marah begitu juga Si Hwan.
“Apa Kau tidak bisa membedakan penjara dan sel tahanan? Kenapa kamu mengungkit kenangan buruk? Dia ke sana karena tuduhan palsu. Aku tahu kamu dan temanmu mengambil foto rok wanita.” Kat Si Hwan
“Itu tidak benar. Kami membuat film dokumenter.” Kata Dae Hwon membela diri
“Mengambil foto kaki wanita bukanlah dokumenter.” Ucap Si Hwan. Akhirnya Wan Seung berteriak marah menyuruh mereka diam.
“Kalian semua sudah masuk dalam daftar tersangka.” Ucap Wan Seung. Mi Joo tak percaya karena dianggap tersangka kembali.
“Aku juga masuk di daftar itu... Jadi, ayo cepat tangkap pelakunya.” Kata Seol Ok karena berada di TKP. 


Beberapa anak murid dibawa masuk ke dalam ruangan, dengan dua staf dan memberitahu kalau mereka semua murid dalam asrama dan sudah memastikan dengan menghitungnya. Dan ntuk mencegah jatuhnya korban lagi, jadi meminta agar berkumpul bersama.
“Demi keselamatan kalian, kalian akan bergerak dalam kelompok berisi lima orang sesuai instruksi staf. Mohon kerja sama kalian sampai polisi tiba, mengerti?” pesan Wan Seung, semua murid menganguk mengerti. 

Mi Joo melihat Wan Seung langsung berkomentar kalau Pria itu sungguh berkarisma. Seol Ok pun dengan bangga memberitahu kalau  Julukannya adalah Pengendus dan pernah membintangi iklan sebagai detektif tampan juga. Mi Joo pikir itu pantas.
“Apa dia keren?” tanya Si Hwan seperti cemburu. Mi Joo pikir tetap saja Wan Seung itu hanya seorang Ahjussi.
“Hei... Tidak ada detektif yang lebih tampan dari dia... Detektif Ha tampan seperti artis. Hidung mancung dan seterusnya. Bukanlah begitu?” kata Seol Ok meminta pembelaan pada Dae Woon.
“Jangan minta aku menjawab... Kita tidak bisa menangkap pelaku jika kamu bersikap begitu. Tonton saja rekaman kamera CCTV-nya.” Kata Dae Woon. 

Seol Ok melihat rekaman CCTV lalu merasa ada yang aneh, Dae Woon penasaran apa itu.  Seol OK melihat Tentang pengawas berkacamata yang melewati tempat itu tanpa alasan. Dae Woon mengingat tentang rokok dan menunjukan kacamatnya kalau sempat merekamnya.
“Apa Kau merekam dengan kamera tersembunyimu lagi?” keluh Seol Ok.  Dae Woon mengaku melihatnya sendiri.
“Akankah kita menangkap pelaku dengan kamera tersembunyi ini?” kata Seol Ok mengajak agar bisa melihatnya.
Mereka berempat melihat rekaman yang berhasil diambil Dae Woon, Seol Ok melihat Cuma Han Gi Yong yang mengisap rokok merek Peace lalu bergegas pergi. Dae Woon binggung kemaan Seol Ok akan pergi. 


Seol Ok pergi ke kamar In Ae mengambil foto korban diatas tempat tidur. Wan Seung mencari sesuatu dari lemari. Seol Ok pikir Jika pelaku tidak bersembunyi, tapi Wan Seung yakin  Tidak ada tempat untuk sembunyi di kamar sempit milik In Ae.
“Imigran gelap bersembunyi di bagian atas mobil atau tangki bahan bakar yang dimodifikasi selama beberapa hari. Dua sampai empat orang bisa bersembunyi di sini.” Kata Seol Ok melihat ke dalam lemari pakaian.
“Kamera CCTV tidak merekam orang keluar dari kamar ini. Karena itulah kita menggeledah semuanya. Tapi tetap tidak menemukan apa-apa.”kata Wan Seung
“Kalau begitu, artinya... Ini kasus pembunuhan kamar terkunci.” Kata Seol Ok seperti berusaha seperti detektif yang memecahkan misteri.
“Kau membicarakan sesuatu yang sudah jelas lagi. Jadi Kira-kira apa penyebab kematiannya?  Tidak ada bekas cekikan dengan kabel di lehernya. Apa mungkin pelaku menutup saluran pernapasannya?” kata Wan Seung melihat tubuh korban
“Dia bisa saja mati karena guncangan dari reaksi alergi akut. Atau pelaku mungkin saja menyuntikkan sesuatu dengan sebuah jarum.” Kata Seol Ok. Wan Seung  melihat kalau Tidak ada bekas suntikan.


Si Hwan merasa lelah mengajak Mi Joo mencari udara segar. Dae Woon meraa sudah menonton rekaman pintu yang sama sepanjang hari jad bingung apa pintunya, atau pintunya itu dirinya. Mi Joo heran melihat Dae Woon yang ingin ikut.
“Kita harus pergi berlima... Kalian juga mau keluar, kan?” ucap Dae Woon menunjuk dua orang lagi.
“Pegawas.. Kami keluar sebentar dan Kami sudah berlima.” Kata Dae Woon pada Petugas kacamata, tapi si pegawai hanya diam saja seperti tertidur pulas.

Tapi saat di sentuh, si pria langsung jatuh dan terlihat wajahnya seperti keracunan.  Semua menjerit ketakutan, Mi Joo tak bisa menutupi rasa shocknya. Wan Seung dan Seol Ok akan kembali melihat jeritan di aula lalu bergegas menghampiri. Wan Seung memeriksa si pegawai lalu memberitahu si pria  sudah tewas.
“Ini pembunuhan berantai.” Ucap Seol Ok mengingat semua korban.
“Bagaimana pelaku bisa membunuhnya padahal ada begitu banyak orang? “ kata Wan Seung heran
“Tidak ada pembunuhan kamar terkunci. Tapi Semua itu hanya trik. Kamarnya akan terkunci entah setelah pembunuhan atau setelah persiapan pembunuhan itu.” Kata Seol Ok yakin
“Bagaimana pelaku membunuh korban?” kata Wan Seung. Seol Ok seperti bisa menebak pelakunya.
Tersangka 1, Kang Joo Yeon, murid Institut Cheongryul,
Tersangka 2, Kim Yeong Seon, pengawas asrama.
Tersangka 3, Park In Ae, sekretaris Institut Cheongryul.
Tersangka 4, Oh Seong Tae, staf Institut Cheongryul
Bersambung ke episode 9

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar