PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 09 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Wan Seung mencoba untuk memadamkan api di dalam rumahnya dengan kain. Seorang wanita menelp dari dalam mobil, sambil menelp dengan wajah panik bertanya Apa ini sudah berakhir sekarang, dan  Apakah ada hal lain yang harus aku lakukan.
“Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya.” Ucap  Si wanita misterius.
Wan Seung seperti tak bisa memadamkan api akhirnya memilih untuk keluar dari jendela rumahnya. Seol Ok tertidur pulas di kamarnya, lalu ponselnya berdering.  Polisi Lee menelp tengah malam dan Seol Ok langsung terlihat panik mengetahui kabar Detektif Ha. 

Seol Ok berlari masuk ke dalam rumah sakit hanya mengunakan sandal rumah. Polisi Lee didepan ruangan IGD memanggilnya,  Seol Ok bertanya apa yang terjadi sebenarnya dengan Detektif Ha. Polisi Lee menceritakan Wan Seung melompat keluar dari jendela jadi pergelangan kakinya terluka.
“Aku meneleponmu karena  dia mungkin membutuhkan bantuanmu.” Jelas Polisi Lee yang terlihat ikut panik
“Bagaimana dengan  Detektif Ha?  Apa dia baik-baik saja? Apa dia terluka? “ tanya Seol Ok panik. Polisi Lee menunjuk ke arah ruangan IGD.
Seol Ok terkejut melihat pasien dengan semua badanya yang dibalut dengan perban dan akan pindah,  Polisi Le merasakan ada yang aneh. Saat itu tiba-tiba Wan Seung sudah ada dibelakang Seol Ok sambil makan ramyun bertanya apa yang dilihatnya. Seol Ok terlonjak kaget. 

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Seol Ok panik. Wan Seung mengaku kalau kejadian tadi tidak akan membunuhnya.
“Ada apa dengan sepatu itu?” tanya Wan Seung melihat Seol Ok hanya mengunakan sandal rumah. Seol Ok mengaku kalau sandalnya sangat nyaman.
“Apakah kau lari ke sini karena khawatir?” ejek Wan Seung
“Tentu saja aku berlari karena Aku selalu ingin memecahkan kasus pembakaran.” Kata Seol Ok tak ingin terlihat sangat khawatir.
Wan Seung mengeluh dengan komentar Seol Ok padahal  hampir mati dirumahnya. Seol Ok mengulang kata-kata Wan Seung kalau kejadian itu tidak cukup buruk untuk membunuhnya, lalu mengeluh dengan cara makan Wan Seungterlihat sangat menyedihkan.
“Kenapa kau tidak makan di restoran?” keluh Seol Ok. Wan Seung pikir Sudah terlambat untuk pergi.
“Seharusnya aku tidak makan disini, 'kan? Ini bagus. Aku akan mencari yang lain.” Kata Wan Seung lalu berjalan pergi dengan membawa ramyun ke tempat yang nyaman.
“Apakah dia benar-benar menempati  posisi pertama di Universitas Polisi? Dia tidak pernah mendapat pujian  atas apa yang dia lakukan. Tapi Dia mendapat pukulan dan terluka, lalu Sekarang api.. Dasar Betapa bodohnya...” keluh Seol Ok melihat Wan Seung yang berjalan pergi. 


Tuan Jo menyambut Tuan Shin didepan kantor polisi. Tuan Shin bertanya apakah pelaku Pembakar sudah ditangkap. Tuan Jo membenarkan kalau mereka siap untuk pengarahan. Sung Woo mengadakan rapat memberitahu  Nama pelakunya Na Jin Tae dengan Umur 32 tahun
“Pekerja konstruksi didaerah Baebang-dong. Pada usia 17 tahun, dia diusir karena menyalakan api di sekolah gym. Lalu Pada usia 29,  dia didenda dan dipecat dari pekerjaannya karena membagikan video ilegal.” Jelas Sung Woo
“Manajer Jo... Dimana Wan Seung?” bisik Tuan Shin tak melihat juniornya
“Dia benar-benar sibuk berusaha untuk mengurus urusan yang mendesak.” Ucap Tuan Jo
“Aku senang dia berada di luar penglihatanku.” Ungkap Tuan Shin. Tuan Jo pikir atasanya tidak perlu khawatir dengan Wan Seung. 

Beberapa orang melihat rumah Wan Seung yang sudah hangus terbakar, Seol Ok hanya bisa melonggo melihat semua menghitam dan sudah diberikan garis polisi. Wan Seung akan melewatinya, pertugas yang berjaga langsung melarangnya.
“Ini rumahku.” Ucap Wan Seung sambil memberikan ID card sebagai polisi. Seol Ok pun ikut masuk mengaku kalau ikut bersama dengan Wan Seung.
Keduanya masuk ke rumah yang sudah habis terbakar dan menghitam, Seol Ok hanya bisa melonggo lalu melihat sebuah foto yang terjatuh dan tak ikut terbakar. Ia mengetahui kalau wanita itu adalah Seo Hyun Soo.

Sung Ha melihat mayat yang sudah gosong, lalu menyebut nama Seo Hyun Soo. Seorang dokter masuk ruangan heran melihat wajah Sung Ha yang terlihat sangat lusuh. Sung Ha mengaku pergi ke tempat kejadian  untuk menemukan beberapa petunjuk.
“Sepertinya kau sudah berjalan sepanjang malam. Apakah kau menemukan sesuatu?” tanya Dokter. Sung Ha hanya diam saja.
“Dia benar-benar terbakar, jadi sulit untuk mendapatkan sidik jari... Ini akan memakan waktu... Lagi pula, kenapa kau mencari mayat terbakar?” keluh Dokternya. Sung Ha akhirnya keluar dari ruangan dan memegang sebuah pulpen yang disimpan dalam sapu tanganya. 

Flash Back
Sebuah mobil terbakar di dalam terowongan dan  sudah ada garis polisi, Sung Ha datang mengecek bagian dalam laci lalu tak melihat ada buku catatan, tapi hanya pena, lalu mengambilnya dengan sapu tangan. Seorang polisi datang menghampiri
“Kau bilang dari kantor pusat.. Tapi aku tidak dapat telepon apapun.” Ucap Polisi yang bertugas.
“Aku mampir karena aku di lokasi dan akan di sini untuk sementara waktu.” Ucap Sung Ho meminta agar Polisi bisa berhati-hati lalu pamit pergi.
Sung Ha mendengarkan suara rekaman dalam pulpen “Direktur Kim ..Kudengar kau mencariku.” Ia berpikir Tuan Kim yang mana, lalu Direktur Kim bertanya siapa yang berbicara. Si wanita mengaku  Seo Hyun Soo.

Seol Ok sibuk mencari-cari sesuatu dan sempat melihat foto Seo Hyun Soo. Wan Seung bertanya apakah sudah menemukan sesuatu. Seol Ok pikir Api adalah bidang khusus. Wan Seung mengejek kalau selama ini menganggap Seol Ok adalah Nona Serba Tahu tapi ternyata tak menemukan apapun.
Wan Seung menemukan sebuah kotak yang tak terbakar, lalu mengeluarkan sepasang satu menyuruhnya Seol Ok menganti sandalnya karena sudah basah.  Seol Ok menolak karena meraa baik-baik saja.
“Kau akan terserang flu jika sepatumu basah.” Kata Wan Seung. Seok Ok dengan gugup merasa kalau Wan Seung jangan mempedulikannya.


“Aku tidak ingin terserang flu darimu.” Kata Wan Seung ketus. Seol Ok pun membiarkan Wan Seung menganti sandalnya.
“Aku berpikir tidak bisa lari dari ini.” Ucap Seol Ok mengeluh. Wan Seung kesal kalau Seol Ok selalu berpikir untuk lari.
“Aku masih hidup dan sehat. Jadi Pergi dan belajarlah untuk ujian Aku tidak ingin kau menyalahkanku karena gagal.” Kata Wan Seung
“Aku harus menangkap si pembakar.” Balas Seol Ok tak mau pergi.
“Yahh.. Benar. Kau tidak akan pergi  hanya karena aku menyuruhmu. .” Kata Wan Seung.

Tuan Shin memberikan perintah pada Sung Woo agar menyelesaikan semuanya tanpa hambatan apapun. Sung Woo menganguk mengerti meminta Tuan Shin agar Jangan khawatir lalu bersama dengan Tuan Jo keluar dari ruangan. 

Seol Ok melihat sekeliling melihat kalau Wan Seung tidak membongkar barang-barangnya, bahkan Kotak yang terbakar,tidak ada apapun di dalamnya. Ia juga melihat kalau Gas belum terpasang dan Tidak ada peralatan pemanas listrik.
“Kau bilang orang kaya... Ada apa dengan tempat lusuh ini? Kupikir kau pindah ke tempat yang sangat bagus. Tapi Bagaimanapun, api tidak menyala didalam ruangan atau di dapur.” Ucap Seol Ok sambil mengambil foto saat kejadian.
“Apakah seseorang menyalakan api diluar?” kata Wan Seung
“Apa kau pernah membuat orang kesal? PastiAda banyak, 'kan?” ejek SeolOk
“Pasti ada karena aku seorang polisi.” Kata Wan Seung tak menampiknya 

Tuan Jo berbicara sambil menyalakan korek pada tanamnanya mengatakan kalau tidak boleh curiga dan harus terlihat alami. Ia menyakinkan kalau semua Kecelakaan atau murni bencana dan menurutnya Api juga tidak akan buruk.
“Apa perlu membunuh?” tanya Sung Woo dengan wajah serius
“ Jika tidak,  itu akan menjadi sumber masalah. Aku sudah melalui ini. Kau tidak ingin memangkas pohon,  dan berakhir dengan tidak berbuah. (tidak menyelesaikan masalah) Ini penting untuk kebaikan semuanya.” Ucap Tuan Jo. Sung Woo ingin menyampaikan pendapat tapi disela oleh atasnya.
“Ketua tim Gye Timjang... Apa kau sudah mengembangkan semacam kasih sayang? Kau lebih sentimental dari penampilanmu.” Ungkap Tuan Jo. 

Seol Ok dan Wan Seung akhirnya keluar dari rumah. Seol Ok pikir Pembakar biasanya muncul di lokasi kejadian, karena senang dan memadamkan api, atau membantu di tempat kejadian. Ia ingin tahu apakah Wan Seung melihat ada yang mencurigakan.
“Hei.. Apa kau melihat ada yang mencurigakan? Siapa saja yang membantu memadamkan api atau seseorang yang menonjol?” tanya Wan Seung pada petugas Kim. Petugas Kim langsung menunjuk pria yang ada diseberang jalan menahan orang-orang yang ingin mendekat pada TKP. Wan Seung langsung memukul kepala Petugas Kim dan mendekati Petugas Lee.
“Hei, Polisi Lee... Kenapa kau masih disini?” tanya Wan Seung mulai curiga
“Aku khawatir dan Aku juga memeriksa  apa ada yang mencurigakan.” Jelas Petugas Lee
“Dari caraku melihatnya,  Kau paling mencurigakan. Kau Masuklah dan istirahat.” Ucap Wan Seung. Petugas Lee pun menganguk mengerti. 

Tuan Jo seperti kebingungan apakah benar-benar  harus membunuhnya. Sung Woo pikir kalau Tuan Jo baru saja bilang  bahwa harus membunuhnya. Tuan Jo menceritakan kalau Saat orang ini berumur enam tahun, kehilangan orang tuanya  dan tinggal bersama sanak saudaranya.
“Dia akhirnya bertemu dengan cinta sejatinya lalu akhirnya belajar tentang kebahagiaan.” Ungkap Tuan Jo ternyata membahas kembali tentang novelnya pada Sung Woo.
“Lalu...mari buat dia melewati krisis mematikan... dan bersatu kembali dengan karakter utama.” Kata Sung Woo mencoba membantu atasanya.
“Bisakah aku benar-benar melakukan itu?” ucap Tuan Jo. Sung Woo seperti pasrah harus melayani keinginan Tuan Jo. 


Akhirnya Sung Woo keluar dari Kantor Pengelola Urusan Pidana, dengan wajah menahan kesal karena merasa harus menulis novel itu sendiri saja. Detektif Yuk datang,  memberitahu membawa Na Jin Tae diruang interogasi.
“Apa yang kau ingin aku lakukan dengan dia?” tanya Detektif Yuk.
“Buat dia mengaku hari ini  dan tutuplah kasusnya.” Kata Sung Woo dan ingin tahu tentang Ha Wan Seung.
“Kudengar rumahnya terbakar.” Kata Detektif Yuk 

Seol Ok kembali mencari sesuatu dibagian samping gedung dan menemukan karung bertuliskan "Wumyung Lime" lalu mencari keyword dalam internetnya. Ia heran karena ada karung padahal tidak ada pot di sekitar rumahnya, dan berpikir kalau Wan Seung memang memelihara ayam.
“Lalu kenapa kau membeli kapur dari Wumyung Lime Ini sebagian besar digunakan untuk. desinfektan peternakan ayam atau pupuk.” Ucap Seol Ok menunjukan hasil penelusuran di ponselnya
“Kenapa aku membeli barang seperti itu?” kata Wan Seung heran lalu teringat sesuatu.
Saat di rumah Nenek memberitahu Polystyrene bisa terbakar jika sudah dekat kapur.
“Ini yang dilakukan Na Jin Tae.” Ucap Wan Seung dengan tatapan yakin pada Seol Ok. 


Di ruangan interogasi
Sung Woo melihat sosok Tuan Na ada didepan kaca, seperti tak takut dan menantang polisi. Ia bertanya pada Detektif Yuk, apakah memang Tuan Na sebagai pelaku Pembakar.
“Dia tidak tertangkap setelah melakukan pembakaran  lebih dari 34 kali.  Jadi aku bertanya-tanya seberapa hebatnya dia.” Kata Sung Woo penasaran lalu akhirnya duduk di ruangan interogasi.
“Aku akan mulai sekarang.. Apa kau menyalakan api di truk  di Joongjin-dong?” tanya Sung Woo. Tuan Na menjawab Tidak.
“Bagaimana dengan Sekolah Bahasa Inggris Joongjin?” tanya Sung Woo. Tuan Na mengaku belum pernah kesana.
“Ahhh... Jadi Kau belum pernah kesana... Lalu kau tidak harus memulai api  di toko keempat Genoise.” Kata Sung Woo
“Apa Genoise membuka toko keempat mereka? Aku hanya tahu tentang toko ketiga.” UngkapTuan Na seperti berusaha untuk menyangal. 

Seol Ok terlihat kesal dengan Wan Seung yang nebak pelakunya Na Jin Tae padahal orang itu sudah tertangkap. Wan Seung pikir Mungkin sebelumnya membeli barang-barang untuk alibinya. Ia merasa punya perasaan tentang ini dan mimpinya kemarin juga aneh.
“Kau punya sesuatu, 'kan? Kau tahu sesuatu, 'kan?” kata Wan Seung melihat Seol Ok mulai berpikir
“Apa kau populer di kalangan polisi wajib militer? Aku rasa salah satu dari mereka menguntitmu.” Kata Seol Ok menunjuk ke arah Petugas Kim yang mengambil foto mereka dari kejauhan. 

Wan Seung langsung berlari mengejarnya, Saat itu Detektif Yuk menerima sebuah foto dalam ponselnya dan terlihat kesal melihat sosok Seol Ok selalu bersama dengan Wan Seung di TKP. Sementara Wan Seung mencoba mencengkram bagian tubuh Petugas Kim.
“Apa kau mencintaiku?” ucap Wan Seung marah. Petugas Kim menjawab tidak.
“Lalu kenapa kau menguntitku?” tanya Wan Seung marah. Petugas Kim mengaku kalau seniornya bilang  akan membiarkan menggunakan ponsel jaka terus mengawasi Wan Seung. .
“Siapa? “ tanya Wan Seung. Petugas Kim menjawab itu adalah  Rekan-rekan Yuk Gye.
“Itu masuk akal... Kenapa mereka memintamu  melakukan hal seperti itu?” ungkap Wan Seun heran
“Untuk melihat apa kau bertemu dengan detektif dari markas.” Ucap Petugas Kim
“Apa yang kau laporkan pada mereka?” tanya Wan Seung. Petugas Kim menjawab kalau ini Tentang kebakaran dan Ahjumma yang ada didekat Wan Seung.
Ia juga perlu melaporkan tentang kapur yang ditemukan. Wan Seung makin kesal merasa kalau Petugas Kim sedang mencoba memata-matainya dengan terang-terangan.  Saat itu Seol Ok seperti berpikir lalu berkata kalau Dugaaannya benar.
“Katakan apa dugaanmu...” tanya Wan Seung akhirnya melepaskan petugas Kim.
“Ada lebih dari satu pelakunya.” Ucap Seol Ok yakin
“Apa Ada orang lain selain Na Jin Tae?” kata Wan Seung tak percaya, Petugas Kim yang mendengarnya langsung melonggo karena terasa mengagumkan.


Di toko kue
Hee Yeon sedang menghias kue strawbery, pegawainya memberitahu kalau Kebakaran terjadi didekat toko mereka  tadi malam. Dan Mobil polisi dan truk pemadam kebakaran yang datang. Hee Yeon dengan santai mengaku kalau sudah tahu.
“Apa baik-baik saja?” tanya Hee Yeon. Si pegawai mendengar kalau ada seseorang terluka.
“Maksudku, kue itu.” Ucap Hee Yeon. Pegawai terlihat binggung dengan sikap Hee Yeon yang terlihat acuh. 

Seol Ok yakin kalau Pelaku lainnya ada kaitannya dengan toko keempat. Wan Seung pikir Na Jin Tae menyebabkan kebakaran  di Genoise dan tertangkap bahkan juga menonton  video Arbiter of Fire. Seol Ok menegaskan kalau itu tentang toko ketiga.
“Dia tidak menyalakan api di toko keempat.” Ucap Seol Ok yakin

Sung Woo menulis laporan kalau Tuan Na tidak mendekati tempat tinggal siswa, warung internet, bar,  atau bengkel mobil yang terbakar. tidak mendekati mineral spring itu. Ia pikir kalau Tuan Na itu  memang tidak salah apa apapun.
“Aku bilang padamu... Pasti ada semacam kesalahpahaman... Jadi lepaskan aku.” Ucap Tuan Na dengan tatapan mengejek
“Tentu saja, aku akan lepaskan... Tapi Sebelum itu, kau harus melalui beberapa prosedur. Ini Tidak butuh waktu lama.” Ucap Sung Woo berjalan keluar dari mejanya.
“Ini sudah sedikit menggangguku... Dan Kau Duduklah dengan benar.” Kata Sung Woo menendang bagian kaki Tuan Na.
Setelah itu Sung Woo langsung menginjak kaki Tuan Na dengan sangat keras. Tuan Na menjerit kesakitan, Sung Woo langsung menutup mulutnya menegaskan kalau Tuan Na bukan satu-satunya dikantor ini dan mengucapkan Selamat bersenang-senang. Detektif Yuk masuk dengan wajah garang dan ditanganya sudah memegang sebuah korek. 

Wan Seung pikir Seperti yang dikatakan Seol Ok kalau Modus Operadi itu milik Na Jin Tae dan Ada banyak pembakar gila di setiap kota. Ia Tapi tidak ada yang menggunakan  berbagai metode seperti Na Jin Tae dengan menggunakan kapur, aseton, alkohol, dan...
“...Pelakunya ini meniru cara Na Jin Tae” kata Seol Ok. Wan Seung berpikia kalau ini kejahatan peniru. Petugas Kim kaget dengan kasus Kejahatan peniru. Wan Seung menyuruh Juniornya itu diam saja.
“Ini sama seperti yang dilakukan Na Jin Tae.. Kapur, pengiriman, ramalan cuaca, dan menutupinya dengan kotak kertas juga.” Kata Seol Ok. 

Di dalam video si pria mengatakan “Jika kau membuat pesanan sebagai bukan anggota, tidak ada bukti yang tersisa.” Dengan karung bertuliskan  “Wumyung Lime”. Akhirnya Wan Seung yakin pelakunya menirunya sama persis. Seol Ok pikir tidak persis sama.
“Pelakunya ada ditangan kita sekarang. Jadi Mari kita lacak alamat IP dulu. “ kata Wan Seung pada petugas Kim
“Tidak bisa dilacak di the deep web.” Kata Petugas Ki. Wan Seung yakin kalau bisa dilakukan dikantor pusat.
“Bahkan FBI pun tak bisa melakukannya dan Kita juga tidak bisa menemukan alamat IPnya.” Ungap Ketua Tim


“Apa yang kau tahu tentang FBI? Kita bisa menemukannya  jika melalui bank dan ATM. Itu hanya masalah waktu saja. Jadi pulanglah, dan aku akan pergi  ke Kantor Polisi Joongjin... Ah... Kau akan ikut denganku, 'kan?” kata Wan Seung menatap wajah Seol Ok.
“Kau sudah tahu, jadi kenapa kau bertanya?” keluh Seol Ok lalu pergi dari TKP.
Wan Seung mengeluh melihat Petugas Kim yang mengikuti mereka juga,  Petugas Kim mengaku harus menyelesaikan tugasnya. Wan Seung menyuruh Petugas Kim tetap berada dalam TKP sedikit lebih lama. Tapi diam-diam Petugas Kim mengikuti keduanya. 

Sung Woo di ruang kontrol melihat Tuan Na mulai bicara sambil meminum kopi.  Tuan Na mengaku ingin menikmati pertunjukan setelah beberapa saat tertunda, tapi suasana hatinya malah hancur. Ia kesal melihat Anak-anak tidak memiliki sopan santun dan sangat kasar.
“Aku bertanya-tanya bagaimana  orang tuanya mendidik mereka. Mereka membuat kekacauan  dengan kertas toilet ketika orang lain ada disekitarnya.” Ucap Tuan Na
“Itu sebabnya kau membakar, 'kan?” ucap Detektif Yuk
“Aku hanya bertindak sebagai Pelaku pembakaran.” Kata Tuan Na ketakutan
“Dasar Kau bajingan... Siapa kau untuk menghakimi mereka? Lalu Apa lagi?” ucap Detektif Na sambil sedikit menarik rambut Tuan Na. Tuan Na mengaku kalau semuanya sudah diceritakan padanya. 

Wan Seung masuk ke kantor polisi sambil menerima telp, Seol Ok mencoba menempelkan ID Cardnya agar bisa masuk tapi tak berfungsi. Saat Wan Seung menempelkan ID Cardnya, pintu pun terbuka. Dengan wajah sombong masuk ke dalam ruangan dan Seol Ok mengikutinya.
“Wah.. Ini besar... Ini sangat berbeda dengan Kantor Polisi Seodong.” Ungkap Seol Ok. Wan Seung mengeluh kalau Seol Ok sangat norak.
Seol Ok tiba-tiba melirik pada Wan Seung kalau ada kotak bertuliskan  “Rekaman yang dicatat  oleh Unit Investigasi Kebakaran” Sung Woo melihat Wan Seung langsung menyapanya. Seol Ok makin bersemangat karena itu adalah rekaman video insiden.
“Kudengar rumahmu terbakar.  Apa kau baik-baik saja?” tanya Sung Woo. Wan Seung menganguk.
“Apa kau melukai pergelangan kakimu? Wah... Ini tidak bagus. Kau harus mengambil beberapa cuti. Aku akan bilang pada Manajer Jo untukmu.” Kata Sung Woo
“Aku masih punya pekerjaan yang tersisa. “ ucap Wan Seung. Sung Woo menahan agar tak berkerja
“Orang-orang mungkin mengira aku mengeksploitasimu. Kami sudah menangkap pembakar berantai.” Kata Sung Woo
“Ada pembakar lainnya.” Tegas Seol Ok. Sung Woo mengeluh kalau Seol Ok  tidak bisa berada di polisi tanpa izin.
“Ada peniru Na Jin Tae Dan peniru itu lebih berbahaya, lebih berani dari Na Jin Tae.” Ucap Seol Ok
“Kau terlalu banyak menonton film. Kau bilang Peniru?” kata Sung Woo mengejek.  Wan Seung yang kesal sengaja mendorong Seol Ok agar mendekat pada kardus.
“ Hei... Kenapa kau tidak mendengarnya sebelum kau melihatnya?” kata Wan Seung 
“Apa aku harus duduk-duduk  dan mendengarkan omongan Ahjumma?” balas Sung Woo lalu bisa melihat Seol Ok yang memegang CD, lalu memperingatakan kalau dianggap sebagai pencurian  jika menyentuhnya.
“Kau tidak bisa menyentuh itu.” Kata Wan Seung sengaja memperingatkan Seol Ok, tapi keduanya mencoba seperti memberikan kode.

“Dia sudah membuat pengakuan. Kami punya rekaman video Dan kami bahkan punya sidik jarinya. Tidak ada lagi yang perlu diselidiki.  Jadi  Ini sudah berakhir.” Kata Sung Woo
“Ada kasus di mana kau tidak pernah menemukan sidik jari. Kau tidak menemukannya di toko keempat.” Ucap Seol Ok. Sung Woo terdiam mendengarnya. 
Saat itu juga Hoo Yeon sedang berdiri didepan rumah Wan Seung yang terbakar, wajahnya seperti menyembunyikan sesuatu. Seol Ok menatap Sung Woo yakin kalau yang diucapkan itu benar, kalau Sung Woo tidak menemukan sidik jari disana.
“Kita tidak bisa selalu menemukan sidik jari.” Ejek Seung Woo. Sung Woo pikir  Itu bisa saja terhapus saat api padam.
“Ada dua pembakar yang berbeda untuk toko ke-3 dan ke-4. Aseton yang digunakan untuk toko ketiga berbau seperti stroberi.” Ucap Seol Ok

Seol Ok masih mengingat saat di TKP, Baunya seperti stroberi. Saat itu Seung Woo mencoba mengambil CD yang berisi video. Seol Ok ingat kalau yang ada ditoko keempat, hanya berbau seperti aseton. Sung Woo dengan dan meremehkan ingin tahu kelanjutanya.
“Siapa yang menyimpan rekaman video dalam CD besar seperti ini?  Ini sudah sangat tua.” Ejek Wan Seung. Sung Woo memperingatkan agar jangan menyentuhnya. Wan Seung mengaku bahkan tidak tertarik.
“Aseton dengan wewangian biasanya digunakan  untuk menghilangkan cat kuku. Dia mungkin membelinya di toko kosmetik.” Ucap Seol Ok seperti mengajak Sung Woo ke toko kosmetik tempat si pelaku membeli aseton.
“Tapi yang tidak berbau biasanya dijual di apotek atau pasar.” Balas Sol Ok dan Sung Woo tak ingin berlama-lama agar Seol Ok langusng mengatakan saja.
“Salah satu dari mereka berpikir aseton adalah produk kosmetik, dan yang lainnya menganggap itu bahan kimia. Ini untuk membingungkan penyelidikan. Dia melakukannya dengan sengaja.” Kata Seol Ok dan saat itu juga Wan Seung berhasil mengambil CD dan dimasukan ke dalam jaket.
“Penjahat akhir-akhir ini benar-benar pintar.” Komentar Sung Woo
“Dia telah membakar pada toko yang sama dengan metode yang sama.”kata Seol Ok.  Sung Woo ingin tahu apakah si pelaku membuatnya bingung dengan aseton

“Ya, itu tidak masuk akal, bahkan Rokok juga berbeda.” Ucap Seol Ok yang sempat melihat bagian puntung rokok.
“Kau tidak perlu merokok  dengan rokok yang sama. Aku merokok rasa mentol saat leherku kering.” Kata Sung Woo tetap membantah yang dikatakan Seol Ok
“Ada perbedaan yang lebih penting. Pembakar untuk toko ketiga benar-benar perokok. Tapi yang keempat membakarnya saja dan Itu seseorang yang tidak bisa merokok.” Jelas Seol Ok
Sung Woo mendengarnya merasa kalau Seol Ok itu tak mengerti persoalanya, menurutnya si pelaku Dia tidak melakukannya  karena bisa memberikan DNA-nya dan meminta izin agar memberi tahu sekali lagi. Ia yaki kalau Penjahat akhir-akhir ini  benar-benar berpengalama dengan DNA dan sidik jari.


“Kau pasti bercanda... Sidik jarinya ditemukan, dan dia merokok di toko ketiga. Lalu Kau bilang keduanya  dilakukan oleh penjahat yang sama.” Kata Seol Ok dengan nada tinggi
Kau ingin menutup mulutnya ‘kan? Itu juga sering terjadi padaku... Tapi anehnya, dia selalu benar.” Bisik Wan Seung. Sung Woo yang kesal menyuruh Wan Seung untuk Diam.
“Lalu Siapa pelakunya?” tanya Sung Woo menantang, Seol Ok ingin memberitahu Pelakunya tapi saat it terdengar teriakan Tuan Jo yang terburu-buru masuk ruangan sampai jatuh terpeleset. 



Semua terlihat panik melihat Tuan Jo jatuh dan membantunya untuk berdiri. Tuan Jo mengaku baik-baik saja jadi menyuruh mereka kembali bertugas saja. Seol Ok melihat Tuan Jo hanyabisa melonggo. Tuan Jo menyapa Seol Ok sebagai perwira terhormat yang membawa kehormatan pada kantor mereka.
“Aku sudah menunggu.  Kenapa kau tidak datang lebih awal?” ucap Tuan Jo memarahi Sung Woo. Sung Woo binggung melihat sikap Tuan Jo. Seol Ok pun menyapa atasanya.
“Merupakan suatu kehormatan  untuk bertemu denganmu secara langsung. Jika aku tahu kau akan datang, maka Aku akan pergi untuk menyambutmu sendiri.” Ungkap Tuan Jo seperti menjilat

“Kau tidak perlu melakukan itu.” Ungkap Seol Ok. Tuan Jo pikir kalau Seol Ok memang pantas mendapatkannya dan mengajak agar datang ke ruangannya. Sung Woo melihat sikap Tuan Jo hanya bisa melonggo binggung.
“Kenapa kau membersihkannya hari ini dari semua hari? Hei... Dan apa yang kau pikirkan? Seharusnya kau membawanya ke ruanganku... Kau membiarkannya berdiri di lantai yang licin.” Ucap Tuan Jo mengomel pada petugas lain dan juga Sung Woo.
Tuan Jo bahkan menaruh tissue agar Seol Ok Melangkahlah di kertas tisu  karena Lantainya licin. Seol Ok binggung tapi Sung Woo menyuruh agar mengikuti saja. Seol Ok pun melangkah diatas Tissue. Sung Woo pun mengambil tissue untuk membuangnya.

Tuan Jo bertemu dengan Seol Ok membahas dengan bangga kalau kantor polisi mereka  merupakan tingkat penangkapan tertinggi di negara ini, Tapi menurutnya tidak punya cukup anggaran  atau orang jadi keadaa membunuh kita. Ia mengaku kalau sangat melegakan untuk mengetahui bahwa ada orang seperti Seol Ok. 

Flash Back
Tuan Jo melihat foto Seol Ok dengan Wan Seung yang diberikan Petugas Kim, lalu komentar kalau keadaan ini tak baik karena keduanya seharusnya tidak bersama jadi meminta agar Sung Woo untuk memisahkannya. Ia memberikan perumpamaan agar bisa menuangkan air panas ke atasnya atau apa pun itu  
“Kepala Shin akan benar-benar khawatir tentang hal itu.” Ungkap Tuan Jo
“Bagaimana bisa aku melakukan  sesuatu pada warga sipil yang tidak melakukan apapun?” kata Sung Woo. Tuan Jo pikir kalau pasti akan sakit kepala kalau dihadiahkan foto itu
Tuan Jo lalu melihat sesuatu seperti bisa menyelesaikan masalahnya dengan melihat Poster “Kelas Menyenangkan dengan Kantor Polisi Joongjin” senyumanya pun terlihat sangat bahagia. 
Tuan Jo berpura-pura kaget karena Tidak ada yang menelepon Seol Ok, karena mereka terus menelepon untuk memberitahu tentang kelas khusus. Seol Ok pikir akan melakukannya lain kali karena Ada pembakar lain selain Na Jin Tae.
“Jika kau tidak mendapatkannya sekarang...” ucap Seol Ok yang lebih penasaran kasus pembakaran. Tuan Jo mencoba menahanya.
“Apakah kau menyerah pada pemenuhan tugasmu? Lalu kau tidak dapat mempertahankan statusmu sebagai petugas kehormatan... Itu mengecewakan. “ kata Tuan Jo membujuk
“Lalu... apa aku harus pergi sendiri?” tanya Seol Ok. Tuan Jo mengatakan tidak


Wan Seung ingin ikut Ruang Interogasi. Sung Woo bisa melihatnya menyindir kalau Wan Seung tak memperbolehkan masuk ke sana. Wan Seung pikir tidak pernah membutuhkan izin  untuk mengajukan pertanyaan pada tersangka. Sung Woo mengejek Itu saat berada di Kantor Polisi Seodong.
“Ketua Tim Gye. Dia akan menumpahkan semua kacang.. begitu aku mengintrogasinya. Jangan khwatir.” Kata Wan Seung yakin
“Aku sudah mendapatkan pengakuannya. Jadi Jangan lakukan sesuatu yang aneh.” Ungkap Sung Woo 

Saat itu Wan Seung menerima telp dengan sinis mengaku kalau sibuk. Seol Ok bertanya apakah Wan Seung mendapatkan rekaman  dari sekitar rumahnya. Wan Seung mengaku hanya memiliki rekaman yang  diambil oleh pemadam kebakaran.
“Kita membutuhkan semua rekaman CCTV dari hari kau pindah saat terjadi kebakaran... Pelakunya pasti ada disana.” Kata Seol Ok yang ada ditoilet.  Anak Tuan Shin memanggil Seol Ok kalau mereka harus bergegas. Seol Ok pun meminta untuk menunggu sebentar.
“Aku tidak punya waktu  untuk menjelaskan lebih jauh. Kau harus memeriksa rekaman segera sebelum mereka melakukan kejahatan lain.” Kata  Seol Ok. Wan Seung mengerti.
“Aku akan mengurus itu dan Berhenti memerintahku... Aku hanya akan...” ucap Wan Seung dan Seol Ok langsung menutup telpnya begitu saja.


“Jika kau tidak ingin beristirahat, maka kita akan melakukan kontrol intensif untuk kasus bullying di sekolah. Mereka butuh lebih banyak orang, jadi...” ucap Sung Woo dan langsung di sela oleh Wan Seung
“Lalu apa istirahatku dimulai seperti sekarang? Manajer Jo bilang oke, 'kan?” kata Wan Seung. Sung Woo langsung menyetujuinya.
“Kau tidak perlu datang  dalam beberapa hari ke depan.” Kata Sung Woo tersenyum bahagia.
“Oke, teruskan pekerjaan bagusnya. Aku harus pergi ke dokter. Dan semoga berhasil dengan interogasinya.” Ungkap Wan Seung dengan nada menyindir lalu melangkah pergi.
“Hei.. Kenapa dia memerintahku?” keluh Sung Woo melihat anggota Timnya yang lebih suka berbicara sendiri. 

Petugas Kim keluar dari kantor polisi dengan wajah bahagia karena selesai bertugas. Wan Seung mendekatinya bertanya apakah Petugas Kim istirahat  setelah menangkap pembakar itu. Petugas Kim menganguk. Wan Seung bertanya apa rencananya hari ini.
“Aku akan pesta minum, menonton beberapa drama dan film.” Ungkap Petugas Kim
“Aku punya sesuatu yang panas, Ikut denganku. Ini  tidak dipotong dan Edisi terbaru.” Ungkap Wan Seung memperlihatkan CD panas di balik jaketnya. Petugas Kim langsung melonggo melihatnya. 

Di sebuah warnet
Keduanya menonton bersama,  Wan Seung pikir kalau Petugas Kim  menyukainya dan bertanya apakah pernah melihat sesuatu seperti ini. Petugas Kim hanya bisa melonggo karena itu hanya rekaman CCTV.
“Kau belum pernah melihat yang seperti ini, 'kan? Apa kau menyukainya?” ucap Wan Seung. Petugas Kim kesal memilih untuk pulang saja.
“Hei.. Berhenti disana, Kau Harus Tetap mencari... Ada pelaku yang mengatur kebakaran rumahku dan toko keempat.” Kata Wan Seung. Petugas Kim kaget mendengarnya.
“Apa kau merasa tidak enak karena memata-mataiku? Jadi Temukan pria itu. Aku memberimu kesempatan.” Kata Wan Seung. Petugas Kim pun langsung mengikuti perintah Wan Seung.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar