PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 12 Agustus 2017

Sinopsis Strongest Deliveryman Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Keduanya mencuci piring bekas makan, Jin Kyu pun bertanya apakah memang seperti ini kerjanya tukang antar dan boleh memperlakukan seseorang dengan kasar. Kang Soo pun mengingatkan dengan menyindir Jin Kyu kalau sebelumnya memperlakukannya dengan baik saat diberikan makanan padanya.
“Apa Kau merasa kesal dengan itu?” ucap Kang Soo. Jin Kyu hanya bisa diam. Kang Soo melihat Jin Kyu yang membilas piring tapi masih ada sabun.
“Karena hal itu, aku minta maaf. Aku tidak punya niat jahat.” Kata Jin Kyu. Kang Soo pun tak mempermasalahkan lagi. Jin Kyu memuji sifat Kang Soo yang hebat.
“Aku bukan tipe yang suka menyimpan dendam, selama kau bukan orang jahat Sebenarnya apa hubunganmu dengan Dan Ah?.” Kata Kang Soo
“Aku berhutang padanya, jadi aku membayarnya kembali.” Kata Jin Kyu. Kang Soo ingin tahu berhutang apa.
“Ada sesuatu terjadi.” Kata Jin Kyu. Kang Soo pun tak mempermasalahnya. 


Keduanya keluar dari restoran, Jin Kyu bertanya Besok harus datang jam berapa. Kang Soo mengatakan Hari Minggu mereka  tidak kerja dan Hari Senin datang jam 9 pagi. Jin Kyu senang karena dirinya bebas dan ingin mengajak Kang Soo high five tapi Kang Soo menghindar dan terkejut melihat pakiran yang kosong.
“Oh! Motorku...” ucap Kang Soo binggung. Jin Kyu bertanya apakah motornya dicuri. Kang Soo memberitahu kalau motor Dan Ah juga dicuri.
“Apa? Motornya Dan Ah juga? Siapa yang melakukannya? Mana pencurinya?” kata Jin Kyu marah. 

Byung Joo membawa motor Kang Soo mengeluh karena di dekat wilayah mereka tidak ada toko sepeda motor. Ho Young pikir mereka bisa pasang iklan di internet, Byung Joo mengomel kalau mereka bisa ketahuan dan nanti pemiliknya melihat iklan itu di internet.
“Hei, darimana kalian dapat motor itu?” ucap Teman Kang Soo yang di selamatkan saat kecelakaan, Byung Soo bertanya siapa pria itu.
“Kelihatannya itu motornya Kang Soo  Memang itu motornya, platnya 3254. Siapa kalian? Kalian mencurinya?” ucap si pria. Byung Soo mengajak mereka segera pergi. 

Kejar-kejaran pun terjadi lalu mereka bisa kabur setelah tertahan oleh lampur merah. Byung Joo memastikan si pria tidak mengikuti kita lagi. Young Tae mengaku jadi takut. Byung Joo pikir kalau ini memang kebetulan. Ho Young pun memikirkan peluang.
“Memang ada orang di wilayah ini juga?” kata Young Tae
“Jangan bicara bodoh. Aku jadi terkejut.” Kata Byung Joo
Terdengar teriakan dari seberang jalan, Teman Kang Soo yang menjadi pengantar mengenali motor temanya. Mereka pun kembali baru, teman Kang Soo bisa mengenali kemeja bunga-bunga yang mengambil motor Kang Soo. 

Kang Soo duduk diam dengan menatap ponselnya seperti banyak meminta bantuan sama teman-temanya. Jin Kyu kesal melihat Kang Soo yang  hanya duduk saja dan sebaiknya mereka keluar dan mencarinya, bahkan menelepon polisi
“ Tunggu saja. Apa kau Tidak lihat aku ini sedang update? Ini Berarti bergerak dari Dapsimni ke Cheongnyanri. Mereka mungkin akan menangkap mereka di sekitar Taereung. ” kata Kang Soo.
“Memangnya apa yang kau punya hingga membuatmu percaya diri begitu?” kata Jin Kyu meremehkan.
“Teman-temanku.” Kata Kang Soo. Jin Kyu makan tak percaya 

Ketiga bisa kabur dari dua pria yang mengejarnya. Ho Young tak percay kalau mereka sudah dilihat oleh oleh 10 orang karena Mereka mungkin orang dari kelompok geng jadi lebih baik datang dan minta maaf. Young Tae setuju tapi Byung Soo menyuruh mereka agar diam saja.
“Lagi pula, mereka sudah melihat wajah kita.” Ucap Young Taek. Ho Young juga setuju. Byung Soo tetap tak peduli.
“Apa Mereka merekam videonya? Kalau kita jual ini, semua sudah berakhir.” Kata Byung Joo. Tapi Ho Young pikir kalau ini tidak benar.
“Jangan berlagak bodoh, brengsek. Memangnya dia walikota Seoul? Karena dia kenal beberapa orang, haruskah dia menutup seluruh kota Seoul? Jangan buat lelucon. Mereka mungkin sudah pergi.” Ucap Byung Joo dan melihat sebuah toko jadi mengajak mereka segera menjualnya. 

Byung Soo meminta bayaran 1 juta Won. Sipaman hanya mau membayar 850.000 Won. Byung Soo menawar 950.000 Won. Si paman hanya ingin 900.000 Won dan kalau memang tak mau pergi saja. Byung Soo pun menyetujuinya dan si paman akan mengambil uang di dalam.
Saat itu Hyun Jae dkk datang seperti sudah siap mengepung, Byung Soo dkk terlihat ketakutan diserang oleh banyak orang. Akhirnya Byung Soo berlutut sambil menelp Kang Soo.
“Maafkan aku. Aku jadi tidak tahu. Tolong selamatkan aku.” Ucap Byung Soo memohon.
“Jangan takut. Aku tidak akan membunuhmu.” Kata Kang Soo. Byung Joo mengucapkan Terima kasih.
“Bawa sepeda motor itu kembali ke Lively dan Panggil Baek Gong Gi juga. Aku ingin kalian semua datang. Lakukan yang kusuruh sebelum aku telepon polisi.” Ucap Kang Soo. Byung Soo tak bisa mengelak dengan melakukan yang diminta oleh Kang Soo. 


Ji Yoon berjalan pulang merasa kalau sauna itu seperti surga bagi anak pelarian, lalu merasa agak lapar dan akan minta Ahjussi untuk dibuatkan jjajangmyeon. Saat berjalan melihat tulisan yang ditempel di dinding tempatnya berjalan.
“Byul.. Teleponlah ayahmu ini. Ayah mohon.” Ji Yoon membaca tulisan ayahnya langsung berlari mencoba mencari sosok ayahnya.
Tuan Lee sedang sibuk menempelkan tulisan untuk anaknya disepanjang jalan dan langsung memeluknya. Ji Yoon meminta maaf pada ayahnya karena sudah membuat kesalahan.
Tuan Lee bisa memaafkan dan ingin melihat wajah anaknya dan mengucapkan terimakasih karena Ji Yoon masih hidup. Keduanya saling menatap sambil mata berkaca-kaca karena saling mencintai. 

Keduanya duduk di halte, Ayahnya mengajak Ji Yoon pulang lalu bicara  baik-baik pada ibunya, menurutnya Ji Yoon tak perlu lari lagi karena masalah ini, Ji Yoon mengerti tapi seperti takut. Tuan Lee meminta anaknya agar berani karena Ji Yoon itu sudah dewasa.

Motor Kang Soo dan Dan Ah akhirnya kembali ke restoran. Ji Kyu melihatnya seperti tak percaya melihatnya karena kembali sendiri rupanya, lalu berpikir Kang Soo yang punya indera keenam, Kang Soo mengaku kalau memang hidup sebagai orang baik. Jin Kyu pun memuji Kang Soo yang menarik. 


Byung Soo sudah melakukan posisi push up dan Tuan Baek sudah membawa kayu mengetahui anak buahnya mencuri langsung memberikan pukulan dengan memukul bagian bokong, karena tak mengajarkan hal itu.
“Kami hanya ingin ...” ucap Byung Soo seperti tak bisa menjelaska karena ketakutan. Tuan Baek yang marah menyuruh mereka semua mengatakan.Saat itu Kang Soo datang menyuruh Tuan Baek berhenti dan Byung Soo agar bangun.
“Maaf. Aku minta maaf mewakili mereka. Aku tidak tahu bagaimana harus kuungkapkan rasa sedih ini. Tiba-tiba aku merasa seperti hidup dengan sangat singkat tanpa makna.” Kata Tuan Baek
“Tidak perlu dianggap serius, hanya Pastikan itu tidak terjadi lagi. Aku memberitahumu karena kau bosnya.” Ucap Kang Soo. Tuan Baek mengangguk mengerti.
“Terima kasih karena sudah sangat murah hati.” Ucap Tuan Baek.
“Apa Kalian sudah merenungkannya?” tanya Kang Soo pada Byung Soo dkk. Byung Soo dkk berteriak mengerti.
“Jangan berlebihan. Ini bukan kelompok geng.”ucap Kang Soo. Byung Soo dkk berteriak akan mengingatnya.
“Mulai sekarang, mari kita saling akrab. Sekarang kau menjadi salah satu anggota kami. Selamat datang.” Kata Tuan Baek menyambut Kang Soo.
Kang Soo pun menjabat tangan Tuan Baek seperti mereka sudah berteman, Tuan Baek melihat Jin Kyu bertanya apakah itu anak baru. Kang Soo mengatakan hanya akan bekerja beberapa hari menggantikan Dan Ah.Tuan Baek langsung menatap sinis. Kang Soo memberitahu kalau Dan Ah sedang dirawat di rumah sakit dan Jin Kyu walinya. Tuan Baek makin menatap sinis. 

Yeon Ji mengetahui semua ini terjadi karena Dan Ah mencoba menyelamatkan si pecundang itu, menurutnya Dan Ah memang kurang beruntung, kenapa harus menyelematkan pria itu, bukan selamatkan si duda kaya dan juga ia heran mendengar orang kaya ingin mati.  Dan Ah pikir Yeon Jiharus pergi dan Nanti telat lagi.
“Apa tidak ada kamar yang tersedia?” tanya Yeon Ji
“Semuanya penuh, jadi Aku harus menunggu sampai besok.” Kata Dan Ah. Yeon Ji menganguk mengerti.
“Besok aku akan menjengukmu lagi. Selamat malam.” Kata Yeon Ji lalu beranjak pergi. 

Dan Ah memikirkan berapa biaya perawatannya dan juga vas itu kelihatannya mahal. Beberapa orang datang dengan seorang perawat. Pria itu mengetahui nama Lee Dan Ah dan akan memindahkan ke kamar baru jadi bisa duduk dan tenangkan diri dan akan pindahkan tempat tidurnya.
“Uh, tunggu. Kalian mau membawaku ke mana?” kata Dan Ah binggung dengan karusnya dibawa pergi begitu saja. Si pria mengatakan akan membawa ke Kamar VIP.
“Tidak, tidak. Jangan! Aku tidak punya uang. Kembalikan aku ke kamar ekonomi.” Kata Dan Ah ingin menolaknya.
“Jangan khawatir. Biar aku yang bayar semuanya. Cepat. Masuklah.” Ucap Jin Kyu sudah menunggu dikamar.
“Tidak, jangan. Dia tidak punya uang. Dia menganggur. Dia mendapat uang dari ibunya.” Kata Dan Ah panik berpikir Jin Kyu orang miskin yan malas. 

Semua barang-barang Ji Yoon dimasukan ke dalam mobil dengan sopir. Ji Yoon lalu memberitahu ayahnya kalau Kang Soo adalah orang yang memberikan selimut, mengunci jendela, dan pintunya, menurutnya itu orang baik. Tuan Lee pikir Daripada mengunci pintu, menurutnya Kang Soo seharusnya memanggil polisi.
“Kau juga tahu, dia itu anak kecil.” Ucap Tuan Lee. Kang Soo terlihat binggung. Ji Yoon merengek agar ayahnya jangan memarahi Kang Soo.
“Terima kasih.” Ucap Tuan Lee menjabat tanganya, Kang Soo menahan rasa sakit karena Tuan Lee meremesan tanganya. Ji Yoon pun memohon agar ayahnya tak melakukannya.
“Terima kasih, Ahjussi.. Tidurlah di kamarmu malam ini.” Ucap Ji Yoon lalu mengajak ayahnya pergi. Ji Yoon pun melambaikan tangan sebelum pergi. 

Kang Soo masuk kamar yang sudah tak melihat barang-barang wanita, Hyun Jae menelp bertanya apakah sedang tidur. Kang Soo mengaku belum dan bertanya balik. Hyun Jae mengaku Sekarang tidak bisa tidur karena orang yang selalu ada di dekatnya menghilang. Kang Soo bisa mengerti.
“Dia akan bangun, 'kan?” ucap Hyun Jae seperti merasa sangat takut.
“Jangan pesimis,  Kita harus percaya padanya. Dia pasti akan bangun.” Kata Kang Soo.
“Ya, itu juga yang mau kudengar. Anak malang itu. “ ucap Hyun Jae.
“Kau harus tidur. Sampai ketemu di rumah sakit besok.” Kata Kang Soo. Hyun Jae pun akan bertemu di rumah sakit. 

Dan Ah seperti tak yakin kalau Jin Kyu yang akan membayarnya. Ji Kyu pikir sudah mengatakan berkali-kali agar membayar,  Dan Ah bertannya pakai uang apa dan apakah uang Jin Kyu itu keluarga kaya. Jin Kyu mengaku kalau memang dirinya  keluarga kaya. Dan Ah  melonggo tak percaya.
“Ah, ini amat memalukan untuk jujur padamu. Aku ini putra kedua dari Ketua Ohsung Group.” Kata Jin Kyu. Dan Ah dengan nada mengejek senang bertemu dengan Jin Kyu si anak orang kaya.
“Kau pasti terlihat sangat payah untuk seukuran anak keluarga kaya.” Kata Dan Ah
“Itu karena aku sedang bekerja. Coba kau Lihat ini  Ini dari pemakaman kakekku saat aku kuliah dan Itu satu-satunya foto keluarga kami.” Ucap Jin Kyu memperlihatkan artikel foto dirinya dengan keluarganya.
“Apa Ini sungguhan? Bukan bantuan dari photoshop ?” kata Dan Ah masih tak percya
“Kenapa juga aku harus edit foto itu? Kau menyelamatkan anak dari keluarga kaya. Lagipula, aku masih pecundang. Tapi, dari yang kau pikirkan, aku ini seorang pecundang dengan punya banyak uang.” Kata Jin Kyu  mencoba meyakinkan. 


Dan Ah masih seperti tak percaya terus melihatnya, Jin Kyu mengambil lagi ponselnya agar Dan Ah tak melihatnya. Ia memastikan agar Dan Ah  tidak perlu khawatir dengan biayanya, karena akan mengurus, ia juga sudah menepati janji, bahkan menjadi tukang antar menggantikan Dan Ah.
“Benarkah? Apa Kau sungguh anak dari keluarga kaya?” kata Dan Ah. Ji Kyu kesal meminta Dan Ah agar tak membahasnya karena malah membuatnya mual.  
“Jangan khawatirkan biaya rumah sakitnya dan cukup lakukan perawatanmu. Dan Apa lagi? Kenapa kau khawatir?” ucap Jin Kyu. Dan Ah mengaku tak ada.
“Apa karena vas?” ucap Jin Kyu. Dan Ah kaget Jin Kyu bisa mengetahuinya.
“Aku dengar dari petugas keamanan saat pergi mengambil motormu. Jangan khawatir. Biar kuselesaikan semuanya.” Jelas Jin Kyu. Dan Ah pikir Itu pasti sangat mahal.
“Seharusnya aman kalau harganya mahal, bukan di depan pintu. Jangan khawatirkan itu, karena Pasti vas itu palsu. Lalu Apa lagi yang kau butuhkan? Kubilang aku akan memberimu hadiah. Katakan padaku, aku akan memberikannya padamu.” Ucap Jin Kyu
“Mulai sekarang, kita bicara jujur saja. Berapa banyak yang kau butuhkan? Kau boleh memberitahuku. Kau menyelamatkan hidupku dan aku punya banyak uang. Lalu apa wajar-wajar saja kalau aku membayarmu dengan uang? Matamu terus saja berkedip. Jangan terlalu khawatir.”kata Jin Kyu meminta agar Dan Ah agar mulai memikirkanya.
“Misalkan kau menyelamatkan pemilik toko roti. Dia punya banyak roti, jadi dia membalasnya dengan memberimu roti. Apa Kau mau menolak tawaran roti gratis itu?” ucap Jin Kyu mencoba memikirkanya. 

Dan Ah memastikan kalau Jin Kyu akan memberiku hadiah, mneurutnya Kalau  memang  bersungguh-sungguh, dengan senang hati menerimanya. Jin Kyu ingin tahu berapa yang dibutuhkan. Dan Ah menghitung di ponselnya da menyebut angka 15.650.000 Won. Jin Kyu heran dengan angkat yang tepat sekali. Dan Ah pikir tidak perlu tahu.
“Minta saja lebih banyak. Memang hidupku ini layak?” kata Jin Kyu merasa sangat sedikit.
“Ini saja yang kubutuhkan. Aku tidak butuh yang lain.” Ucap Dan Ah seperti tak ingin serakah.
“Baiklah. Aku akan pergi ke bank saat kau sudah keluar dari RS, mengerti?” kata Jin Kyu
Dan Ah hanya diam saja, Jin Kyu berpikir kalau Dan Ah tak bisa menjawab. Dan Ah pikir kalau hanya mimpi saja, menurutnya kalau memang benar pasti akan memalukan, seperti Cinderella-complex menurutnya Ini adalah mimpi orang-orang yang tidak memiliki kebanggaan tersendiri.
“Haruskah aku mencubitmu?” ucap Jin Kyu. Dan Ah menyetujuinya. Jin Kyu sudah siap untuk memberikan cubitan. Dan Ah pun sudah siap mendekat dan ingin dicubit, dengan mata tertutup. Jin Kyu malah menatap Dan Ah seperti merasakan sesuatu.
“Sudahlah. Ini sangat kekanak-kanakan.” Kata Dan Ah dan menyuruh agar tidur karena Sudah telat lalu pamit pergi. Dan Ah pikir kalau hanya mimpi saja. 

Ji Yoon berlutut didepan ibunya, Nyonya Jung pun menanyakan keputusan anaknya, apakah mau belajar ke luar negeri. Jin Yoon mengaku tidak dan ingin tinggal di Korea. Ia ingin pindah dan mencoba hidup sendiri karena sudah mendapat pekerjaan serta merasa inilah kehidupannya. Ia measa kalau ini adalah jalan yang benar untuknya.
“Aku mohon. Tolong izinkan aku. Aku ingin melakukan ini dengan izin Ibu.” Kata Ji Yoon.Nyonya Jung pun setuju, Ji Yoon tak percaya ibunya bisa mengizinkanya.
“Sebagai gantinya, kau harus pacaran dengan orang yang Ibu kenalkan.” Kata Nyonya Jung
“Aku ingin menikah dengan orang yang kucintai.” Kata Ji Yoon
“Ibu tidak bilang ingin menikahinya. Pacaran saja dulu dengannya. Pacarilah dia setidaknya sampai satu tahun.”kata Nyonya Jung.
Ji Yoon menanyaka apa yang Yang harus dilakukan adalah pacaran dengan pria pilihan ibunya saja. Nyonya Jung mengatakan kalau memang Ji Yoon masih tidak suka, maka putus saja dengannya, menurutnya kalau pria itu tidak bisa mendapatkan anaknya setelah satu tahun, maka dinyatakan tidak layak. Ji Yoon ingin tahu siapa pria itu.
“Kau akan tahu begitu kau bertemu dengannya. Pergilah. Ibu sudah selesai bicara.”kata Ibu Ji Yoon. Ji Yoon pun berjalan keluar kamar tanpa membantah. 


Nyonya Jung menelp anaknya, Ji Kyu mengeluh siapa yang harus ditemuinya dan langsung menolak dengan tegas. Nyonya Jung pun menyuruh anaknya pergi ke Filipina, karena Ayah Jin Kyu ingin mengirim ke sana untuk mengerjakan pembangunan resor di sana, bahkan ingin mengurus paspor serta harus membangun tembok selama tiga tahun.
“Ibu memintanya untuk menolak, dan hampir berhasil.Ibu bilang padanya kalau menyuruhmu menikah lebih awal.” Kata Nyonya Jung
“Ibu, Apa ini mau mengancamku?” ucap Jin Kyu merengek. Nyonya Jung membenarkan.
“Jadi, lebih baik bertemu saja dulu dengannya. Semua orang tahu bantuanmu tidak mendukungmu sehingga kau ditolak semuanya. Keluarga itulah satu-satunya yang menerimamu. Jangan lupa.  Hari di mana kau ditolak lagi oleh keluarga itu, maka hari itu pula kau pergi ke Filipina. Pastikan kau harus bagus di mata mereka.” Kata Nyonya Jung menutup telpnya. Dan Ah hanya bisa mengumpat kesal sendirian.

Kang Soo pergi masuk ke ruang ICU dan melihat keluar Hyun Soo seperti sedih dan lelah karena belum juga sadar, akhirnya ia memilih untuk segera keluar saja.  Hyun Jae menunggu di depan ruangan bertanya apakah Kang Soo sudah menemuinya dan ingin tahu keadaanya.
“Sung Jae... Aku melewati jalan raya itu dalam perjalananku ke sini. Tapi Aneh rasanya.” Ucap Kang Soo. Hyun Jae ingin tahu bertanya ada apanya.
Flash Back
Kang Soo pergi ke jalan tempat yang sebelumnya di tutup, ia tahu kalau di jalan tersebut tidak ada perbaikan. Bahkan Tidak ada aspal atau jalur mobil baru yang dilukis. Ia menatap jalannya yang harusnya bisa membawa Hyun Soo lebih cepat ke rumah sakit.
“Lalu kenapa bisa mereka menghalangi jalan?” tanya Hyun Jae binggung.
“Itu yang tidak kuketahui, tapi pasti ada sesuatu di sana. Ayo. Kita bicarakan ini pada supir taksi itu.” Kata Kang Soo. 

Keduanya pergi ke tempat taksi, mereka bertanya pada sopir taksi apakah melihat sesuatu yang aneh. Sopir taksi memikirkanya, Kang Soo menayakan apakah melihat sesuatu yang mencurigakan saat ingin putar balik. Sopir taksi mengaku tidak tahu karena terlalu buru-buru.
“Di belakangku sedang sekarat, jadi tidak ada waktu untuk melihatnya. Tapi, ada orang lain yang bilang kalau mereka melihat sesuatu yang aneh.” Kata Sopir. Kang Soo ingin tahu apa maksudnya.
“Ada seorang sopir yang ke sana sekitar 20 menit setelahku. Blokir jalan sudah selesai. Tapi, yang keluar malah bukan kendaraan konstruksi. Yang keluar adalah sekumpulan mobil yang mahal.” Cerita sopir taksi. Kang Soo ingin tahu keberadaaan supir itu sekarang.
“Dia akan bekerja di malam hari” kata si sopir taksi. Kang Soo dan Hyun Jae saling menatap. 

Ji Yoon berjalan di cafe, bertanya-tanya  Kenapa juga harus menemuinya Memangnya dia itu penting, tapi akhirnya memilih untuk berjalan masukk. Seorang pelayan datang bertanya apakah punya reservasi. Ji Yoon pun menyebut atas nama Jung Hye Ran. Pelayan pun membawa meja yang sudah diduduki oleh Ji Kyu.
Jin Kyu kaget melihat ternyata Ji Yoon yang dijodohkan, begitu juga Ji Yoon karena ibunya malah membuat bertemu kembali dengan Jin Kyu. Akhirnya mereka makan bersama dalam diam. 

“Apa Kau akan tetap diam saja?” ucap Jin Kyu. Ji Yoon mengaku  tidak mau bicara dengan pelanggan yang kasar.
“Kenapa juga aku bersikap kasar? Siapa yang membuatku kesal dengan anting-anting itu?” ucap Jin Kyu
“Aku tidak pernah mengacaukanmu. Aku tidak pernah salah mengucapkan.” Kata Ji Yoon.
“Apa Kau tidak punya hati nurani?” kata Jin Kyu. Ji Yoon pun memutuskan akan tetap diam sja.
Jin Kyu memilih untuk tak membahasnya lagi, lalu mencoba untuk ramah dengan bertanya apa hobi Ji Yoon. Ji Yoon menjawab tidur. Jin Kyu bertanya Apa aktivitasnya saat hari libur. Ji Yoon tetap menjawab tidur. Jin Kyu betanya apa Keterampilannya. Ji Yoon menjawab kalau akan tidur semaunya.
“Hei, haruskah kau begini?” keluh Jin Kyu menahan amarah. Ji Yoon pikir tak ada masalah karena sudah menjawab pertanyaannya.
“Kulihat kau ini hebat kalau memancing emosi orang.” Ejek Jin Kyu. Ji Yoon malah mengucapakn Terima kasih atas pujiannya dan dengan sengaja mengambil air minum dengan cara berkumur. Jin Kyu heran melihat tingkah Ji Yoon.
“Itu adalah metode yang digunakan untuk menolak.” Kata Ji Yoon blak-blakan. Jin Kyu mengakutidak akan menolak apa pun. Ji Yoon heran kenapa Jin Kyu tak menolaknya.
“Aku menyukaimu tidak peduli apapun” kata Jin Kyu. Ji Yoon seperti sedang menelp Kang Soo agar menolongnya karena Ada yang aneh di meja tiga.
“Kau rupanya sedang mencoba semuanya. Apa Memang ada sesuatu di telingamu? Tapi, apa hubunganmu dengan dia?” ucap Jin Kyu tak bisa dibodohi begitu saja.
“Kami jatuh cinta. Kami sudah saling berciuman, dan telah berbagi lebih dari itu Lebih tepatnya, hubungan kami ini sangat dalam.” Kata Ji Yoon penuh kebanggaan.
“Kulihat tidak ada apa-apa di sana.” Kata Jin Kyu. Ji Yoon pikir Jin Kyu melihat buktinya. Jin Kyu menolaknya,
“Caoba Lihat... wajahmu-lah buktinya. Sudah jelas kalau kau selalu menempel padanya.” Kata Jin Kyu
Ji Yoon kesal akan pergi mengaku tidak berselera, Jin Kyu pun mengucapkan akan jumpa lagi nanti karena menyukaimnya bahkan mungkin mencintainya. Ji Yoon segera pergi. Jin Kyu menahan hatinya supaya menyukai Ji Yoon karena tak ingin pindah ke Filipina. 



Sopir taksi yang melihat di jalan yang sebelumnya ditutup menceritakan ada 15 mobil, Mereka keluar beriringan dengan seorang gadis di kursi penumpang tapi tidak terlalu melihatnya. Dan Pria terakhir itu keluar menghentikan mobilnya.
“Dia bilang "kerja bagus" pada orang-orang yang mengurus pemasangan tanda konstruksi. Lalu dia melemparkan semacam amplop uang pada mereka. Aku yakin.., kalau Tidak ada konstruksi. Mereka memblokir jalan untuk bersenang-senang di sana.” Ucap Si pria. Kang Soo dan Hyun Jae bisa tahu kalau ini hanya sabotase dari anak-anak kaya. 

Hyun Jae berjalan ke motor menanyakan apa yang akan dilakukan Hyun Jae sekarang. Kang Soo mengatakan harus menemukannya, Hyun Jae menanyakan caranya karena Kang Soo tidak tahu siapa orangnya. Kang Soo megatakan mereka harus mencari tahu.
“Aku tidak bisa memaafkan anak-anak itu.  Aku akan mencarinya di seluruh negara ini untuk menemukannya.  Demi Hyun Soo, aku akan pergi jauh... sepanjang jalan ini.” Gumam Kang Soo mengemudikan motornya.
Bersambung ke episode 4

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar