Kang Seok
akan masuk ruangan, Da Ham menunjuk ke arah ruangan. Kang Seok melihat seorang
pria berdiri didepan pintu ruanganya, lalu seperti memberikan kode pada Da Ham
ingin tahu maksudnya. Da Ham seperti tak bisa mengerti maksudnya.
Akhirnya
Kang Seok pergi ke ruangan Nyonya Kang dengan wajah kesal karena Promosiny
ditarik kembali. Nyonya Kang mengaku
Atidak tahu apa yang Presiden Park dengar, tapi mengajukan gugatan dan Geun Sik
pergi untuk menenangkannya.
“Jika dia
menyelesaikan ini, maka kau berlututlah dan terima dia nanti.” kata Nyonya
Kang. Kang Seok setuju dengan perintah atasanya.
“Lalu,
tidak ada masalah dengan promosiku. Ini
tidak seperti bisnis kita bangkrut hanya
karena kehilangan klien yang buruk.”
Kata Kang Sek
“Apa Kau
pikir kita tidak akan melakukannya? Ada
jutaan firma hukum dan pengacara yang
merupakan mantan jaksa. Korporasi kini membentuk tim hukum mereka sendiri. Inilah situasi
industri. Dan jika kau kehilangan klien
terbesar kita, bagaimana aku bisa mempromosikanmu sebagai mitra seniorku? Menurutmu, apa yang
akan dipikirkan rekan lain?” ucap Nyonya
Kang
“Apa
rekan lain menganggap itu penting
bagimu, Bu Kang?” kata Kang Seok
“Tidak,
yang lebih penting dari itu adalah Kang
dan Ham. Jika kau seorang mitra senior, bukan
hanya kau yang dipecat. Seluruh firma hukum kita akan didakwa.” Balas Nyonya Kang.
“Kenapa
kau harus membuat kebohongan itu? Kesalahan sederhana bisa menjerat kita ke tanah, dan retakan
kecil bisa menghancurkan seluruh
bangunan. Apa Kau sudah lupa bagaimana kita bisa sampai sejauh ini?” keluh
Nyonya Kang
“Aku tidak
akan membiarkan kebohongan atau angkat
kaki dari sekarang.” Kata Kang Seok yakin
“Jika kau
membuatku terjerat dengan situasi seperti ini lagi, maka aku akan membuatmu
berdiri di depan hakim.” tegas Nyonya
Kang
[#Suit2 - Jika kau memiliki kesempatan
melempar dadu, lemparlah tanpa ragu. Saat
kau melempar, kau akan maju, setidaknya
satu kotak.]
Yeon Woo
kaget karena tiba-tiba dipecat, tak
percaya karena Kang Seol bisa memecatnya di hari pertama kerja dan berpikir
kalau ini semacam tes. Kang Seok mengaku
bukan tapi sekarangs dang berdiri di ujung pisau.
“Dan jika
ada yang tahu bahwa kau tidak
berkualifikasi, bahkan bukan seorang pengacara, maka pisau itu akan
menembus perutku.” Ungkap Kang Seok
“Ini
Selalu sama dan Selalu seperti ini. Kalian semua sama saja.” Ungkap Yeon Woo
yang benar-benar kecewa.
“Masalahnya
bukan aku. Tapi kau... Syukurlah kau
menyadarinya sekarang.” Kata Kang Seok
sinis
“Tapi
tetap saja, Aku sedikit berharap. Aku berpikir, Anda akan berbeda. Aku pikir akan
ada kesempatan yang datang padaku.” Ungkap Yeon Woo
“Tidak,
kau hanya bermimpi, dan aku membuat kesalahan kecil. Itu saja. Jadi...” kata Kang Seok yang
langsung disela oleh Yeon Woo.
“Aku
tidak tahu apa pisau itu, tapi tolong pertimbangkan kembali. Aku akan pastikan
pisau itu tidak menikam Anda karena aku.
Aku akan membuktikan bahwa itu bukan
kesalahan...” ucap Yeon Woo dan Kang Seok un menyela
“Tidak...
Kupikir kau akan menjadi senjata
nantinya. Tapi sekarang aku berada di
ujung pisau,dipikiranku hanya kau yang akan menjadi kelemahan bagiku. Ini
kesalahan.” Tegas Kang Seok.
“Apa Anda
berada di ujung pisau? Lalu bagaimana denganku? Aku berdiri di tepi
tebing. Jika Anda mendorongku, itu sama
saja menyuruhku harus diam dan mati.”
Ucap Yeon Woo
Kang Seok
bertanya apakah Yeon Woon mau memegangknya dan jatuh bersama. Yeon Woo mengaku punya
banyak cara untuk itu, dengan menyindir Kang Seok yang orang seperti apa
dirinya.
Flash Back
Kang Seok
berkata kalimat yang sama pada Nyonya Kang, apakah sudah lupa dengan dirinya.
Nyonya Kang mengaku tak mungkin lupa tapi sedikit meragukan yang bisa dilakukan
saat ini. Kang Seok meminta agar Nyonya Kang bisa menyetujui promosinya seperti
yang direncanakan.
“Jika
tidak, aku akan segera pergi bekerja
untuk Kim dan Jo atau Taeyang. Dan tentu saja, aku akan mengambil semua berkas klienku.” Ucap Kang Seok sedikit
mengancam.
“Ayo kita
lihat... Taeyang agak jauh dari sini, tapi Kim dan Jo berjarak sekitar lima menit jika berjalan kaki... Tapi
Lupakan tentang Kim dan Jo.. Kau akan dibombardir dengan panggilan telepon dari polisi,
jaksa... dan komite disiplin dari
asosiasi pengacara. bahkan sebelum kau menyeberang
dijalan sana.” Ucap Nyonya Kang menyadarkan pilihan Kang Seok.
“Lupakan
pencemaran nama baik dan pemerasan. Kau
akan dikenakan denda karena membeli narkoba. Apa Kau baik-baik saja?” balas
Kang Seok
“Kita
akan melihat apa aku baik-baik saja ketika
kita berada di pengadilan. Tapi sebelum itu, Andalah orang yang Melindungiku di depan para detektif itu dan membuatku sampai ke titik ini dengan
memberiku pekerjaan. Pada akhirnya...” kata Yeon Woo.
Flash
Back
“Pada
akhirnya, kau ada berada di sana bersamaku, karena bersekongkol atas apa yang kulakukan. Tidak peduli
dimana aku akan berakhir, pengadilan
atau komite disiplin, maka kau akan berdiri di sana di sebelahku.” Tegas Kang Seok
“Kau
pasti sangat marah sampai menyalahkan
diri sendiri, jadi kau ingin menyeretku bersamamu?” ungkap Nyonya Kang.
Flash Back
Kang Seok
mengaku Itu tidak masalah dengan menyindir Nyonya Kang yang lupa mereka bisa
berjalan sejauh ini, Nyonya Kang hanya bisa tersenyum. Kang Seok pikir Nyonya
Kang tak mungkin lupa, kalau menyuruh agar
mereka bisa hidup bersama.
“Apa Kau
memerasku?” kata Nyonya Kang.
Yeon Woo
mengaku tidak memeras, tapi putus asa karena kesempatan ini. Saat itu juga Kang
Seok mengingat yang dikatakan Nyonya Kang setelah beragumentasi dengan ucapan
yang sama dengan Yeon Woo.
“Baiklah.
Aku akan menyetujui promosimu. Tapi,
jangan berpikir bahwa aku mengalah
karena gertakanmu.” Ucap Nyonya Kang
“ Anggap
saja kita membuat kesepakatan atau
ancaman, apa pun itu. Kau memaksaku untuk mengambil langkah terburuk tanpa
membuat konflik.” Ucap Kang Seok lalu memutuskan kalau Yeon Woo lulus.
“Namun,
kau memiliki enam bulan masa pelatihan.
Kau harus menjalani hari seperti ini
selama 48 jam dan pastikan memenuhi syarat
untuk mengikuti ujian. Jangan khawatir tentang uang.” Kata Kang Seok.
Yeon Woo terlihat kaget.
“Mengapa?
Apa Tidak bisa kau lakukan itu? Lalu, apa kau berencana melanjutkan permainan tipuan ini di bawah
namaku?” ucap Kang Seok. Yeon Woo mengaku akan melakukanya.
Flash Back
Kang Seok
pun menyetujui dan bertanya apa syarat yang diinginkan Nyonya Kang. Nyonya Kang
tak percaya kalau Kang Seok tahu kalau dirinya itu punya syarat. Kang Seok
mengaku kalau sudah tahu tentang sifat Nyonya Kang.
“Aku akan
dianggap keterlaluan karena meminta terlalu banyak tanpa syarat. Pertama, kasus
Presiden Park... Selesaikan kasus itu dan
pastikan tidak membuat kekacauan. Lalu Kedua, Alih-alih Presiden Park, bawa Parlemen Cho sebagai salah satu klien
kita dalam minggu ini.” Kata Nyonya Kang
“Tidak
masalah. Apa Itu saja?” tanya Kang Seok merasa syarat yang tak terlalu berat.
“Tidak,
satu lagi... Ini kasus pro bono [Kasus Layanan Publik]” ucap Nyonya Kang. Kang
Seok mengeluh merasa tak perlu mengambilnya.
“Terima
semua atau tidak. Jika kau tidak mau, sampai jumpa di pengadilan.” Ucap Nyonya
Kang. Kang Seok mengeluh Nyonya Kang yang memberikan pilihan berat untuknya.
“Kasus-kasus
pro bono sangat penting bagi citra firma
hukum kita.” Kata Nyonya Kang
“Itu
sebabnya aku membuatnya... Maksudku, aku mengambil beasiswa.” Ucap Kang Seok.
“Tidak,
ini lebih penting dari itu. Ini untuk menumbuhkan karakter seorang pengacara. Dan terutama bagi seorang pengacara yang terlalu bangga,
berpikir bahwa dia bisa membaca pikiran
orang, dan tidak bisa membaca apa yang
sebenarnya diinginkan klien.” Komentar Nyonya Kag
“Siapa
bilang aku tidak bisa membacanya? Hanya
saja dia menghalangi pekerjaanku.” Keluh
Kang Seok. Nyonya Kang meminta agar Kang Seok bisa membuktikan sendiri dengan
memperlihatkan berkas ditanganya.
Kang Seok
memberikan berkas pada Yeon Woo sebagai kasus pertamanya. Yeon Woo hanya bisa
melonggo lalu bertanya apa maksudnya, Kang Seoo menjelaskan kalau itu kasus Pro
bono, Pelecehan seksual di tempat kerja,
ditambah pemecatan yang tidak adil.
“Apa Kau
tahu apa itu pro bono?” tanya Kang Seok. Yeon Woo menjawab Menyumbangkan bakat
seseorang demi kepentingan publik.
“Di
sebuah firma hukum, dia membela kasus
kepentingan umum.” Ucap Yeon Woo. Kang Seok kembali memuji Yeon Woo.
“Rahasiakan
bahwa aku memberimu kasus ini Jangan
pernah ketahuan oleh Bu Kang. Dan... kenapa
pakaianmu itu?” keluh Kang Seok. Yeon Woo pikir tak ada salah dengan stelan
jasnya.
“Setelan
jas layaknya baju baja bagi seorang
pengacara. Itu menunjukkan tekad mereka. Ketika seorang tentara pergi berperang...” kata Kang Seok dan
langsung disela oleh Yeon Woo
“Ketika
seorang tentara pergi berperang, yang
terpenting bukan baju bajanya. Tapi pedangnya.” Kata Yeon Woo menunjuk ke otak
yang dimilikinya.
“Yang
terpenting,persidangan adalah pertempuran...di mana kedua belah pihak berakhir
dengan kehilangan darah. Jadi, seharusnya di awal tidak perlu ada pertarungan. Aturan nomor
satu. Jika memungkinkan, cobalah untuk
tidak membawa perkara ke pengadilan.” Kata Kang Seok
Yeon Woo
mengingat kalau Jangan bawa perkara ke pengadilan. Kang Seok mengeluarkan kartu
agar Yeon Woo membeli stelan jas sendiri, dan membeli apapun yang dibutuhkan.
Yeon Woo pun dengan canggung menerima kartu kredit dan memastikan tidak akan
membiarkan kesalahan apa pun. Kang Seok
bertanya pada Da Ham , siapa yang bertanggung jawab atas orientasi pendatang baru.
Seorang
wanita sibuk didalam ruangan, Yeon Woo masuk ruangan memperkenalkan
dirinya. Kim Gina memperkenalkan
dirinya, lalu hanya bisa melonggo karena Yeon Woo yang membuat bajunya terkena
cipratan air, lalu mengaku sebagai seorang paralegal. Yeon Woo bingggung Gina
mengaku sebagai Paralegal.
“Itu
berarti...Anda sekretarisku?” ucap Yeon Woo polos. Gina dengan sinis mengejek
Yeon Woo yang tuli atau bodoh.
“Aku baru
saja bilang bahwa jabatanku paralegal” tegas Gina lalu keluar dari ruangan.
Yeon Woo pun tak banyak berkata.
Keduanya
menaiki lift, Yeon Woo menatap Gina yang berdiri disampingnya. Gina
memperingatakan kalau sudut pandang Yeon Woo sungguh tidak tepat dengan mengejek kalau
pikirany itu cukup vulgar karena berpikir semua wanita yang bukan pengacara,
tentu saja akan menjadi sekretaris. Dan juga
cukup jahat karena berpikir semua
sekretaris akan memiliki semacam hubungan
asmara dengan pengacara.
“Bukan
begitu... Kurasa ada sesuatu di bajumu.” Komentar Yeon Woo
“Rekan
baru cenderung memiliki kesalahpahaman.
Tapi, tempat ini mirip seperti tentara.
Katakanlah kau baru saja ditugaskan
sebagai letnan kedua. Dan itu membuatku menjadi petugas non-komisioner yang telah melalui segala
macam selama tiga tahun.” Sindir Gina
“Sepertinya
semua orang membicarakan perang.” Keluh Yeon Woo
“Tentu
saja. Tempat ini adalah medan perang.
Kau sudah wamil, kan? Apa Kau sebagai advokat hakim?” sindir Gina.
“Aku
dibebaskan.” Ucap Yeon Woo. Gina heran ingin tahu alasan Yeon Woo
dibebastugaskan.
“Soal
itu,ada banyak hal yang terjadi padaku.
Jangan bilang Anda memiliki pemikiran
yang bias tentang pria yang tidak masuk
tentara..” Ungkap Yeon Woo
Da Ham
memberikan secangkir kopi dengan menatap Kang Seok seperti ingin membahas
sesuatu. Kang Seok meminta agar jangan tanya karena Da Ham pasti sudah mendengar semuanya. Da Ham
mengaku hanya ingin bertanya alasannya.
“Tidak hanya
lulusan universitas bergengsi, dia
bahkan tidak memiliki lisensi dalam
hukum. Hanya ada satu jawaban atas apa yang terjadi saat ini. Apa dia putra
rahasiamu?” ucap Da Ham seperti ingin bergosip.
“Sudah
berapa lama kau bekerja denganku?” tanya
Kang Seok dengan helaan nafas.
“14
tahun, termasuk tahun-tahun kau bekerja
sebagai jaksa.” Ucap Da Ham. Kang Seok heran dengan begitu Da Ham belum mengetahui
jawabanya
“Aku
bilang begini karena mengenalmu lebih
baik dari siapapun. Kau telah bersama
ribuan wanita...” ucap Da Ham langsung disela oleh Kang Seok kalau
sedang sibuk dan menyuruh keluar saja.
“Jadi,
dia pasti putramu.” Kata Da Ham. Kang Seok mengertakan giginya. Dan Ham
tersenyum mengaku kalau hanya bercanda.
“Tapi,
sepertinya langkah ini beresiko.
Omong-omong, Kenapa kau sungguh
mempekerjakannya?” kata Da Ham yang membuat Kang Seok tak bisa menahan
amarah dengan tingkah sekretarisnya.
Gina
mengajak Yeon Woo kesebuah ruangan sebagai ruangan untuk rekan tahun pertama bekerja dan saat membalikan badan tak
sengaja menjatuhkan kopinya. Yeon Woo bisa menghindar dengan cepat. Gina
langsung menyindir perhatian Yeon Woo yang
selalu teralihkan meminta agar fokus.
“Tadi itu
karena kecerobohanku, kan?” ucap Yeon Woo. Gina ingin tahu Apa Ada alasan lain.
“Ya,
mungkin... Anda sengaja melakukannya.” Kata Yeon Woo. Gina mengaku tak peduli
dan berjalan menunjukan meja untuk Yeon Woo.
“Basement
1 dan 2 adalah ruang referensi. Lantai
3, 4, dan 5 untuk karyawan. Lantai 6 dan
7... Apa Kau tidak menulisnya?” kata Gina heran melihat Yeon Woo malah sibuk
melihat meja kerjanya. Yeon Woo tersadara menatap Gina.
“Kenapa
kau tidak mengambil memo?” keluh Gina karena Yeon Woo tak berusaha mencatat
penjelasanya.
“Lantai 6
dan 7 untuk rekan. Lantai 8 untuk mitra senior. Lantai 9 ruang pertemuan. Lantai 10 untuk klien VIP. Lantai 11 dan 12
memiliki ruang tunggu VVIP. Apa Aku
benar?” kata Yeon Woo yang bisa mengingat dengan cepat. Gina hanya bisa
melonggo mendengarnya.
Kang Seok
menelp seseorang, mengetahui kalau Joseong Group bahkan tidak memiliki tim hukum jadi ingin tahu Bagaimana
bisa Presiden Park menggugat mereka ketika Tuan Park belum bertemu pengacara.
Akhirnya ia menemui Geun Sik diruanganya.
“Geun
Sik, kudengar kau pergi bermain golf dengan Presiden Park.” Ucap Kang Seok
sambil memegang bola golf.
“Peramal
yang tidak kompeten bisa merusak
kehidupan seseorang. Dan seorang idiot
bisa menghancurkan keluarganya. Kau membuat kekacauan dengan terlalu percaya diri tentang dirimu.”
Kata Geun Sik. Kang Seok langsung melempar bolanya, Geun Sik bisa menangkapnya.
“Kita
berhasil menghindari peluru,tapi aku tidak yakin, apa yang akan terjadi pada lisensimu.” Ucap
Geun Sik
“Fakta
bahwa dia bicara tentang jaksa dan dakwaan disaat belum menyewa pengacara, itu
berarti seseorang dari firma kita
membocorkan informasi ke Presiden Park.
Seseorang yang tahu faktanya dan memiliki dendam padaku. Aku ingin tahu siapa
dia.” Kata Kang Seok menatap Geun Sik.
“Apa Kau
menuduhku membocorkan informasi?” ucap Geun Sik mengelak
“Kebocoran
informasi adalah hal yang paling dibenci
perusahaan kita. Dan orang yang membocorkan Informasi mencintai perusahaan kita lebih dari hidupnya sendiri. Jadi, di pihak
siapa aku harus berada? Perusahaan kita
atau pria itu?” kata Kang Seok.
“Memang
benar kau berbohong. Aku hanya... Apa Kau punya bukti?” kata Geun Sik langsung
menantang.
“Katakanlah
aku menemukan bukti dan membuktikan kau
bersalah. Apa kau bisa menangani
kekecewaan Bu Kang? Tidak perlu berterima kasih padaku. "Lupakan musuhmu, Tapi
jangan pernah melupakan sikap
baik." Kau sebaiknya tidak melupakan apa yang telah kulakukan.” Ucap Kang
Seok memberikan nasehat.
“Jika
begitu... Aku akan melupakan segala perbuatanmu padaku.” Kata Kang Seok sengaja
mengambar bola golf dan langsung memasukan ke dalam aqurium. Kang Seok
mengumpat kesal dengan sikap Kang Seokmengganggu keluarganya.
Cheol Soo
berusaha kabur dari kejaran dua pria, bahkan sampai menyebrangi sungai. Yeon
Woo sedang mengayuh sepedanya menyeberangi jembatan, melihat ponselnya Cheol
Soo menelp, tapi memilih untuk mengabaikanya. Sementara Kang Seok bertemu
dengan seorang wanita di atas jembatan.
“Presiden
Park tidak punya banyak pendukung. Mungkin
karena dia akan segera diberhentikan.” Ucap si wanita. Kang Seok seperti
tak percaya mendengarnya.
“Tapi dia
memiliki seorang putra. yang suka minum
dan memakai narkoba. Putranya mengalami masalah berkali-kali, dan Presiden Park harus
menggunakan semua koneksinya untuk menyelamatkan dia dari penjara sebanyak tiga kali. Biasanya,
dia berpesta setiap malam di klub.” Kata
Si wanita
“Dan
sudah jelas, apa yang akan dia lakukan di sana. Bagaimana dengan Parlemen Cho?”
tanya Kang Seok
“Kurasa
dia tidak akan menjadi masalah besar.
Dia anggota tertua dari Gereja Shillak.
Dan mimpinya menjadi Pemimpin Tetua di sana.” Ucap wanita. Kang Seok binggung
tentang Pemimpin Tetua dari Gereja Shillak.
“Itu
gereja yang sangat besar, dan Pemimpin Tetua lebih kuat daripada anggota kongres atau menteri. Gereja yang
kudatangi masih ditahan izinnya karena
kami tidak bisa mengumpulkan 5.000 dolar sebulan.” Ungkap Si wanita.
“Apa Kau
pergi ke gereja?” ejek Kang Seok. Si wanita mengeluh kalau itu seperti dianggap
tidak cocok dengan karakternya. Kang
Seok mengatakan kalau itu cocok lalu berjalan pergi.
Kang Seok
pergi ke gereja menemui Tuan Cho, Tuan
Cho kaget karena Kang Seok itu pergi ke gerejanya juga. Kang Seok merasa akan mulai
menghadiri gereja jika Parlemen Cho menjadi Pemimpin Tetua. Tuan Cho kaget dan ingin tahu
siapa yang memberitahu
“Omong-omong,
apa yang membawamu kemari?” tanya Tuan Cho
“Ketika
aku berpikir bagaimana caraku bisa... membantu bisnis gerejamu, aku menemukan
kartu yang sangat bagus. Ketua Dewan
Jung dari Rumah Sakit Yurim juga
menginginkan posisi Pemimpin Tetua.”
Ucap Kang Seok memperlihatkan USB yang diterima oleh wanita itu.
“Ini
laporan keuangan rumah sakit dan
yayasannya. Orang yang tahu cara membaca
buku besar akan sadar bahwa ini telah
dikacaukan. dalam waktu lama.” Jelas Kang Seok memperlihatkan tabnya.
“Apa kau
selalu menjalankan bisnis seperti ini
Atau ini semacam sebuah trik?” keluh Tuan Cho. Kang Seok mengaku bukan trik
tapi sihir
“Bagaimanapun,
sepertinya sebuah kartu tidak akan
melakukan banyak hal untuk menggoyahkan permainan
hari ini.” Kata Tuan Cho. Kang Seok pikir kalau itu tak seru.
“Begitu
dia melihat kartu kita,maka dia akan gulung tikar dan keluar dari permainan. Anda
hanya perlu sedikit tersenyum.” Kata Kang Seok.
Saat itu
beberapa orang berkumpul, Tuan Jung melihat ponselnya lalu menatap Tuan Cho dan
Tuan Cho hanya memberikan senyumanya. Tuan Jung pun langsung bergegas pergi.
Akhirnya Tuan Cho menelp seseoang agar meminta Kang dan Ham menjadi penasehat
hukum mereka dan mengurus sekarang.
Yeon Woo
pergi ke sebuah restoran dan menemui wanita yang sedang mencuci piring dengan
bertanya Apa wanita itu Kim Mi Sook. Mi Sook hanya terdiam. Yeon Woo
memberitahu kalau ia dari Firma Hukum Kang dan Ham. Min Sook melihat Yeon Woo
itu anak magang. Yeon Woo sempat binggung menjelaskan.
“Ya, aku
rekan masa percobaan. Aku tahu kau tertutup,
tapi tolong beri tahu semuanya.” Ucap Yeon Woo pada Min Sook
“Jika
kuberitahu, Apa kau bisa menyelesaikan
masalah?” ucap Min Sook. Yeon Woo seperti tak yakin bisa Menyelesaikan masalah
“Mendengar
dengan kesungguhan, Kau tahu, pendengaranku
sangat bagus. Aku juga cukup pintar.” Kata Yeon Woo. Min Sook seperti
tak peduli. Yeon Woo akhirnya mengambil sarung tangan untuk cuci piring.
“Lebih
baik ada daripada tidak sama sekali. Mari selesaikan ini dengan cepat dan bicara. Ini sama pentingnya
bagiku. seperti dirimu.” Ungkap Yeon Woo. Min Sook pun hanya bisa menatap
seperti tak menyangka sikap Yeon Woo.
Keduanya
berjalan bersama, Min Sook menceritakn Presiden mewawancarainya untuk posisi
sekretaris Lalu, menyuruh untuk segera mulai bekerja. Yeon Woo bertanya apakah
maksudnya Itu Presdir Yoo Chang Jung dari Geumjeong Digitech. Min Sook membenarkan.
“Setelah
seminggu, dia mulai melakukan pembicaraan yang membuatku tidak nyaman. Aku
tidak tahan lagi, sehingga mengajukan
keluhan. Suatu hari, mereka bilang aku
akan dipindahkan dan membuatku duduk
menghadap ke dinding.” Cerita Min Sook
“Mereka
tidak memberiku pekerjaan apa pun, jadi kurasa lebih berguna jika membersihkan kamar mandi. Lalu Mereka segera
memecatku, dengan alasan aku absen tanpa cuti.” ucap Min Sook
“Bagaimana
dengan karyawan lain? Apa Tidak ada yang membantumu?” tanya Min Sook
“Tidak.
Seolah-olah mereka ikut campur. Semua
orang bilang, "Dia dipecat karena suatu alasan. Dia mencoba merayunya dari
awal. Dia penggali emas." Aku tidak mau mendengar itu lagi, jadi aku menyerah menuntut mereka.” Ungkap
Min Sook
“Tapi Apa
kau tahu, yang dikatakan Hee Soo padaku?” ucap Min Sook. Yeon Woo memastikan
kalau Hee Soo yang dimaksud adalah anaknya.
“Dia
bilang "Bu, dunia telah berubah. Wanita bisa percaya diri dan bebas sekarang." Cerita Min Sook.
Di rumah
Cheol Soon sudah berantakan. Salah satu pria merasa kalau mereka tak perlu
mencarinya lagi, menurutnya orang itu
pergi ke MIA agar bisa memiliki semuanya sendiri jadi tak mungkin
akan menyembunyikannya di rumah, lalu
mencari ponsel di saku Cheol Soon
“Siapa Se
Hee? Apa Dia pacarmu?” tanya preman. Cheol Soon panik dengan badanya yang
terluka berusaha mengambil ponselnya.
“Tidak,
tidak... Dia tidak ada hubungannya denganku.” Ucap Cheol Soon, tapi si pria
malah menendang Cheol Soon.
“Tapi
wajahmu bicara sebaliknya.” Kata Si pria. Cheol Soon terbaring lemah melihat
kartu joker dan juga nama “Kang dan Ham”
Yeon Woo
datang ke rumah sakit menatap nenek Cho yang tertidur lalu berbaring sambil
memeluknya. Nenek Cho tahu kalau itu cucunya yang datang, Yeon Woo mengatakan
akan tidur disamping neneknya malam ini. Nenek Cho menyuruh Yeon Woo tidur di
rumah, karena bisa tinggal sendirian dirumah sakit dan mengaku kalau tempatnya
sangat nyaman.
“Nenek
bisa tetap di sini tanpa khawatir apa
pun. Aku mendapat pekerjaan yang sangat
bagus.” Ucap Yeon Woo. Nenek Cho hanya diam saja.
“Apa
Nenek sudah tidur?” ucap Yeon Woo. Nenek Cho menyahut meras Mungkin karena
terlalu sunyi jadi selalu tertidur lalu bertanya apa yang ingin dikatakan Yeon
Woo.
“Aku
mendapat pekerjaan di perusahaan yang sangat
besar.” Ucap Yeon Woo
“Syukurlah...
Kerja bagus. Nenek tahu kau akan berhasil.” Kata Nenek Cho dengan seperti
sangat lelah dan mulai tertidur.
“Apa
Nenek tidak bertanya apa pekerjaanku? Maafkan aku, Nek. Ketika aku menjadi pengacara sungguhan, maka aku akan
memberitahu Nenek semuanya.” Bisik Yeon
Woo berbaring disamping neneknya.
Yeon Woo
membeli roti bakar depan kantor, tapi saat itu datang Kang Seok yang langsung
menyambar roti dan memakanya, Yeon Woo kaget langsung mengejar ikut berjalan masuk
kantor. Kang Seok langsung bertanya Bagaimana dengan kasus pro bono.
“Apa
Maksudmu, Kim Mi Sook? Dia tampak seperti orang baik. Dia...” ucap Yeon Woo
yang langsung disela oleh Kang Seok.
“Kau
bilang Orang baik? Bagaimana kalau dia orang jahat? Apa Tidak akan kau bela?”sindir Kang Seok.
“Setelah
mendengar ceritanya...” kata Yeon Woo kembali disela oleh Kang Seok.
“Cerita
atau tidak, jangan lihat orangnya. Lihat
kasusnya saja. Saat kau berempati pada klien,
maka kau telah membuat kesalahan. Kesalahan menyebabkan kasus menjadi kalah. Aturan nomor dua...
Hanya pikirkan kemenangan.” Ucap Kang Seok
“Bukankah
lebih baik berempati pada klien dan juga
menang? Anda bilang bisa membaca orang.” Komentar Yeon Woo.
“Membaca
orang berguna untuk membaca keinginannya
dan menemukan kelemahan mereka.” Tegas Kang Seok.
Keduanya
masuk ke dalam gedung, beberapa orang menyapa Kang Seok. Yeo Woon heran Kang
Seok yang tidak menjawab sapaan orang-orang. Kang Seok tak membahasnya,ingin
tahu Jika yang dikatakan klien mereka benar, lalu bagaimana dengan pelaku.
“Ini
bukan pertama kali baginya. Tapi tidak ada orang lain di perusahaan yang dirugikan dengan cara sama.” Ucap Yeon
Woo
“Tentu
saja tidak. Jika mereka tetap di perusahaan,
berarti mereka telah menerimanya. Jika tidak...” kata Kang Seok
“Mereka
mungkin dipecat atau berhenti. Kalau begitu,
aku akan meminta terdakwa untuk berhenti
atau pensiun. Tapi itu kelemahan mereka. Mereka tidak akan bertekuk lutut.”
Kata Yeon Woo
“Mencapai
kesepakatan seperti melempar dadu dan
pindah berdasarkan nomor yang tertera di
sana. Kau harus melemparnya sehingga bisa berpindah setidaknya satu kotak.”
Ucap Kang Seok
“Tepat
sekali. Tapi jika kita tidak bisa mendapatkan daftarnya, tidak akan ada yang kalah.” Kata Yeon Woo
“Kau
bilang Tidak ada yang kalah? Lalu, kau harus mulai dengan menemukan dadumu.”
Ucap Kang Seok
Yeon Woo
mengetik pada forum [Mencari korban pelecehan seksual atau pemecatan tidak adil
di Geumjeong Digitech] tapi beberapa jam kemudian belum ada pengunjung.
Akhirnya ia pergi menemui Gina dalam ruangan mengaku butuh bantuan.
“Apa Anda
punya waktu selepas bekerja?” tanya Yeon Woo
“Kau
bilang "Selepas bekerja"? Aku tidak percaya kau barusan bilang begitu... Pak Go... Semua
orang di perusahaan ini bekerja sangat
keras bahkan nyaris tidak bisa
meninggalkan tempat ini dan Hanya rekan yang bisa pulang. Jadi Bagaimana
bisa seorang rekan berpikir untuk pulang
ke rumah?” ucap Gina Sinis. Yeon Woo seperti baru mengetahuinya.
“Omong-omong,
Apa Anda selalu marah?” tanya Yeon Woo. Gina terlihat binggung menjelaskan.
“Sudah Lupakan.
Pak Chae mencarimu.” Kata Gina. Yeon Woo menganguk mengerti.
“Kau
bilang "Chae"? Bukan Choi?” kata Yeon Woo memastikan. Gina
membenarkan dengan wajah menahan kesal. Yeon Woo pun bergegas meninggalkan
ruangan.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar