PS : All images credit and content copyright : KBS
Wan Seung
pergi ke ruang make up mengetahui kalau yang diatas panggung adalah Seo Hyun
Soo. Tapi tak ada orang di dalam ruangan, Hee Yeon sudah berganti pakaian dan
kembali ke dalam mobil sambil menangis karena harus merelakan cintanya.
Flash Back
Si pemain
ingin tahu alasan Hee Yeon tiba-tiba ingin memerankan Jun. Hee Yeon menjawab
karena ingin mengatakannya untuk kali terakhir, Seperti Jun.
“Kini aku
akan hidup sebagai tubuh yang kosong. Aku mencintaimu. Kau segalanya bagiku.
Selamat tinggal.” Ucap Hee Yeon terakhir kali pada Hee Yeon.
Saat itu
Wan Seung keluar gedung theater, Hee Yeon langsung mengemudikan mobilnya
walaupun sambil menangis. Wan Seung akhirnya menelp Tuan Park Bo Gook
mengetahui kalau Hasil uji DNA Seo Hyun Soo diantar hari ini dan meminta agar
memeriksanya. Ia mengingat kembali
dengan poster Theater "'Ruangan yang Menunggu'" dan juga toko "Genoise"
Wan Seung
datang menemui Tuan Park mengeluh karena lebih baik bertemu besok saja, lalu bertanya apakah
Hasil tes DNA-nya sudah ada, dengan memastikan kalau Orang yang tewas 17 tahun lalu adalah Hyun
Soo. Tuan Park membenarkan kalau yang meninggal itu memang Hyun Soo. “Apa Anda
yakin?” tanya Wan Seung seperti masih tak yakin kalau Hyun Soo sudah meninggal.
“Hanya
itu tes yang bisa dilakukan dan Kamu harus percaya hasilnya.” Ucap Tuan Park
menyakinkan.
Seorang
pria masuk ke semak-semak, berdiri didepan jasad Min Ji seperti memastikan
kalau korbanya itu bener-benar tak bernyawa, dari wajahnya terlihat seperti
pembunuh berdarah dingin yang sudah tak punya hati nurani.
Flash Back
Di malam
hari, Min Ji yang ketakutan berlari ke semak-semak, tapi di temukan oleh si
pelaku yang langsung membekap mulutnya dan mencekiknya. Min Ji berusaha melawan
tapi tenaga dari si pria terlalu kuat dan akhinya tewas di tempat.
Pelaku
seperti tak merasa bersalah dengan tindakannya, lalu melihat pancaran senter
dari luar semak. Ia buru-buru bersembunyi berpikir Tidak ada jalan lain dan
berpikir untuk membereskan masalah, bhakan sekarang musim tengah semester.
Di sebuah
kampus, seorang pria muda terlihat santai belajar di kelas bahkan bercengkrama
dengan teman-temanya tanpa merasa menyesal sudah melakukan pembunuhan.
Seol Ok
membawa kardus ke ruangan bertemu dengan Wan Seung lalu bertanya ke mana tadi
malam, karena Ponselnya tidak aktif. Wan Seung menjawab kalau menonton teater.
Seol Ok tak percaya kalau Wan Seung pergi sendirian lagi. Wan Seung tak ingin
membahasnya bergegas kalau akan rapat tim.
“Detektif
Ha sudah datang... Mari kita mulai rapatnya. Ayo.” Ucap Sung Ha. Seol Ok
langsung bergegas membawa note ditanganya.
“Hei..
Sedang apa kamu? Kenapa kau mau ikut rapat?” keluh Wan Seung. Seol Ok akhirnya
bertanya pada Sung Ha apakah ia boleh ikut rapat. Sung Ha pikir kenapa tak boleh. Seol Ok pun
dengan senang hati sambil mengejek Wan Seung kalau ketua Tim memperbolekanya
ikut
“Biasanya,
orang-orang mesum mengincar area seperti gang sekolah, jalan belakang, taman, dan
di sekitar halte bus. Tapi orang mesum Joongjin 6-dong muncul di area yang memiliki
lahan parkir dan jalanan. Artinya dia mengendarai mobil.” Ucap Sung Ha. Seol Ok
langsung mencatat dalam notenya.
“Besar
kemungkinan dia tinggal di Geumsang-dong atau Geumhwa-dong.” Ucap Sung Ha
“Geumsang-dong
dan Geumhwa-dong adalah lingkungan orang kaya.” Kata Seol Ok
“Kalian
memiliki pandangan bias bahwa orang-orang mesum hanya tinggal di daerah miskin.
Ada banyak orang mesum yang memiliki pekerjaan spesialis dan berpenghasilan
besar.” Ucap Sung Ha yakin
Han Mi
menegaskan kalau mereka sudah pernah menangkap jaksa, dokter, guru, dan kepala
sekolah. Wan Seung ingin tahu siapa
pelakunya dan tidak berharap Sung Ha tahu namanya, tapi meminta agar jabarkan
usia, penampilan, dan latar belakang pendidikannya layaknya seorang analis
profil.
“Aku tidak
bisa menganalisis lebih jauh karena tidak bisa menginterogasinya. Tolong
tingkatkan usahamu. “Ucap Sung Ha.
“ Jika
bisa menginterogasinya, kita bisa tahu semua itu.” Kata Wan Seung. Han Mi
setuju dengan Wan Seung. Seol Ok meminta Wan Seung agar tidak selalu mengejek,
Wan Seung pikir Ucapannya tidak salah.
Sung Ha
seperti tak mengubris lalu bertanya apakah ada pertanyaan?. Na Ra langsung
mengangkat tangan bertanya Kapan makan malam tim, Han Mi mengeluh kalau Bukan
saatnya untuk itu sekarang, karena Orang-orang mesum berkeliaran lalu keluar
dari ruangan.
“Benar.. Kita
kekurangan informasi... Aku akan pergi mencari informasi.” Ucap Wan Seung dan
Seol Ok ikut mengikutinya.
“Aku
tidak masalah jika berduaan dengan Anda saja.” Kata Na Ra seperti tetap ingin
mengandakan makan malam tim.
Wan Seung
menemui anak-anak yang bermain ditaman,
sambil bertanya Pernahkah melihat seorang pria yang memakai jas hujan.
Mereka semua menjawab tidak. Han Mi
memanggil Wan Seung kalau menemukan seorang anak yang melihatnya.
“Apa Paman
ini juga detektif?” tanya Si anak terlihat ketakutan melihat Wan Seung.
“Dia
paling jago menangkap penjahat di kota ini.” Ucap Han Mi
“Apa Kau pernah
lihat seorang pria yang memakai jas hujan?” tanya Wan Seung
“Tidak,
kakakku yang melihatnya. Dia hampir diseret dan nyaris tidak bisa pulang.”
Cerita si adik sedih
Flash Back
Seorang
wanita berjalan di gang kecil dan terlihat gelap, lalu merasakan ada orang yang
mengikutinya. Si pelaku langsung membeka mulutnya dan menariknya pergi.
“Saat itu
dia berjalan di gang dan tiba-tiba seseorang melewatinya.”
Wan Seung
akhirnya bertemu dengan Petugas Lee meminta agar menjelaskan lebih detail tentang gadis yang bertemu dengan orang mesum
itu. Petugas Lee mengatakan kalau sudah menerima laporan.
Petugas
Lee sambil mengatakan kalau Kejadiannya di Joongjin 6-dong. Di gang buntu, lalu
si pelaku menghilang dengan cepat menurutnya mereka merajalela karena cuaca
yang hangat. Wan Seung juga mengeluh kesal karena pelaku meresahkan masyrakat.
Tuan Jo
sibuk memastikan semua perlengkapa Sarung tangan, Bukunya dan memastikan kalau
posisi gunting yang baik. Seol Ok pun menerima semua teriakan omelan Tuan Jo di
telinganya, Bahkan Tuan Jo meminta agar memasang spanduk dan tempat podium
dengan benar, serta memastkan semua makanan yang disukai Tuan Shin.
“Omong-omong,
bagaimana dengan ucapan selamatnya? Apa Anda sudah selesai membuatnya?” tanya
Seol Ok
“Apa
Sekarang kau mencemaskanku?” keluh Tuan Jo lalu menyadari kalau melupakan hal
yang paling penting. Seol Ok pun menyuruh Tuan Jo agar cepat tulis.
“Aku bisa
kena masalah... Nyonya Yoo.. Terima kasih.” Kata Tuan Jo bergegas pergi.
Seol Ok
akhirnya keluar dari kantor polisi menemui Wan Seung yang sudah menunggu. Wan
Seung tak percaya kalau Seol Ok keluar lebih awal karena berpikir sedang sibuk
karena tugas dari Pak Jo. Seol Ok mengingatkan kalau sudah tinggal bersama
mertuanya selama delapan tahun.
“Aku jago
menghadapi orang yang suka mengomel.” Ucap Seol Ok bangga. Wan Seung pun
mengajak mereka segera pergi.
Sementara
Sung Ha pergi ke TKP tempat kejadian mobil terbakar di terowongan yang dinggap
sebagai Seo Hyun Soo pertama. Ia pun melihat mayatnya yang gosong karena
terbakar dan tak bisa di kenali wajahnya.
Lalu
seorang wanita dengan kacamata hitam menemui Sekretaris Kim dan mengaku sebagai
Seo Hyun Soo. Sung Ha melihat sebuah buket bunga ditaruh di pinggir jalan, lalu
melihat sebuah mobil dengan black box.
Seol Ok
dan Wan Seung bertemu dengan korban sambil berjalan di lorong. Korban
menceritakan si pelaku sering muncul di lingkungan merkea dan Temannya juga
banyak yang melihat si pelaku. Ia mendengar kalau si pelaku makin suka jika wanita menjerit, jadi sengaja
berjalan memutar. Wan Seung menunjuk sebuah tempat.
Flash Back
Si korban
berjalan sendirian di gang, lalu merasakan ada seorang pria yang mengikutinya.
Dan melihat si pria berjubah dibelakangnya, si korban memilih untuk berjalan
cepat tak mengubrisnya.
Seol Ok
bertanya apakah si pelaku mengejarnya. Si wanita mengaku tidak tapi hanya
berbalik karena merasa yakin kalau itu pelaku mesum, tapi si pelaku tiba-tiba
muncul di hadapannya membungkam mulut dan menyeret ke gang lainya.
“Aku
tidak ingat persis kejadian berikutnya.” Ucap Si korban mengingat saat
kejadian.
Si pelaku
terus membekap mulut korban, dengan wajah ketakutan memohon agar tak melaukan
apapun. Saat itu petugas Lee sedang berpatroli melihat si pelaku langsung
mengejarnya. Si korban pun akhirnya dilepaskan begitu saja.
“Pada
saat itu, jika polisi itu tidak lewat...” ucap Si wanita yang merasa bisa
selamat karena datang petugs.
“Apa Kau
ingat seperti apa wajah pria itu?” tanya Wan Seung. Si wanita mengelengkan
kepala tapi melihat pelaku yang menutupi wajahnya.
“Apa Ada
karakteristik lain? Misalnya tinggi atau posturnya.” Tanya Seol Ok
“Penampilannya
seperti orang biasa.” Kata Si wanita. Seol Ok ingin tahu apakah korban tidak
mengingat hal spesifik.
“Dia
memakai sarung tangan kulit. Bisa kita berhenti sekarang? Aku tidak tahan
berada di sini.” Ucap korban berlari keluar Gang tempat ia hampir mati oleh
pelaku mesum.
Akhirnya
mereka berdiri jauh dari Gang tempat kejadian. Korban meminta agar mereka bisa
menangkap pelaku, karena harus melewati
gang itu untuk pulang dan membuatnya takut setengah mati. Seol Ok menyakinkan
kalau mereka berdua pasti akan menangkapnya. Korban pun mengucapkan Terima
kasih.
Sung Ha
duduk di dalam mobil melihat rekaman black box dan terlihat Hee Yeon menaruh
bunga di pinggir jalan dan bisa melihat gerakan bibir Hee Yon yang mengatakan
"Aku minta maaf"
“Kenapa
dia minta maaf? Apa Karena membunuh korban Atau membuatnya terbunuh?” ucap Sung
Ha makin penasaran dengan sosok Hee Yeon.
"Unit
Dua Tindak Pidana Berat"
Wan Seung
kembali ke kantor mengeluh melihat Sung Ha tak ada di ruangan dan bertanya
Kapan ketua tim mereka itu dan dan kemana perginya tanpa kruk.
“Dia
bekerja tanpa memberi tahu orang lain.” Ucap Na Ra
“Jika
tidak memberi tahu orang lain, bagaimana kau bisa tahu?” komentar Wan Seung
“Lebih
baik daripada bos yang tidak bekerja.” Ucap Han Mi. Seol Ok pikir itu benar
lalu bergegas mendekati petugas Lee.
“Kulihat
gang-gang di sini sangat rumit.” Ucap Seol Ok. Petugas Lee membenarkan kalau Tempat
itu seperti labirin.
“Hanya penduduk
lama yang tahu jalannya Orang lain hanya memilih jalan yang biasa mereka
lewati.” Ucap Petugas Lee
“Dia
tidak mengejar korban, tapi tiba-tiba muncul di depannya.” Kata Seol Ok
mengingat yang dikatakan Korban.
Si korban
mengatakan “Aku berbalik karena merasa yakin. Tapi dia tiba-tiba muncul di
hadapanku.” Seol Ok yakin kalau pelakunya tahu jalan pintas. Petugas Lee
mengaku sudah memberi tahu mereka. Na Ra bertanya apakah maksudnya Orang yang
mengenal gang-gang itu.
“Apakah Dia
tinggal di area itu?” ucap Wan Seung ikut menduga-duga.
“Aku akan
mencari informasi lagi.” Kata Han Mi langsung keluar dari dari ruangan.
“Kenapa
dia begitu bersemangat?” ucap Wan Seung heran karena biasanya Han Mi malas
keluar dari kantor
“Tempat
itu dekat dengan sekolah anaknya. Anak-anak memang membuat orang tuanya
berubah.” Bisik Seol Ok lalu Wan Seung bertanya pada petugas Lee apakah punya
peta Gang tempat kejadian meminta agar mengambilnya.
Mereka
pun akan keluar bersama, di lobby tak sengaja bertemu dengan JI Seung. Wan Seung heran melihat kakaknya datang ke
kantor polisi. Ji Seung mengaku kalau akan memberikan nasihat hukum di kantor
pusat. Wan Seung mengeluh kakaknya yang tak memberitahu lebih dulu. Ji Seung
pikir akan memberitahunya sekarang.
“Apa Anda
juga menghadiri acara di pusat?” ucap Wan Seung kaget melihat Tuan Park juga
ikut datang dengan Tuan Shin.
“Jang Goo
amat membutuhkan bantuanku.” Kata Tuan Park, Wan Seung dan Seol Ok menahan
senyum dengan ucapan Tuan Park yang memanggil Tuan Shin Jang Goo.
Ji Seung
menatap Tuan Park seperti shock dan gugup. Tuan Park menyapa Ji Seung sebagai
presdir. Wan Seung pun menyuruh keduanya untuk masuk saja dengan urusan mereka.
Tuan Park pun mengajak Ji Seung untuk lewat lift saja karena seperti kantor
polisi top yang memecahkan kejahatan berat.
Seol Ok
dan Wan Seung berjalan keluar, Wan Seung merasa kalau Tuan Shin pasti membuat
acara aneh karena mengumpulkan semua orang terkenal. Seol Ok pikir Untuk menyambut
para tamu berpengaruh, mereka bahkan mengomelinya untuk spanduk di panggung.
“Mereka
tidak begitu berpengaruh.”komentar Wan Seung
“Aku
pernah melihat kakakmu di TV. Tapi kurasa itu bukan masalah besar karena dia
begitu cepat dibebaskan.” Kata Seol Ok
“Kenapa? Apa
Kau cemas?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengaku
Sedikit cemas.Wan Seung mengeluh Seol Ok yang tak mengatakan padanya.
“Kau tidak
suka membahas keluargamu. Kukira aku membantumu mengabaikan itu.” Ucap Seol Ok.
Wan Seung tak mau membahasnya menyuruh Seol Ok untuk masuk mobil.
Spanduk
di panggung bertuliskan "Polisi dan Pengacara Bersatu Untuk Pusat Urusan
Sipil Kepolisian Sektor Joongjin" Ji Seung terlihat sangat gugup disamping
Tuan Park. Akhirnya Sung Woo memulai untuk menggunting pita dalam rangka
merayakan pendirian Pusat Urusan Sipil Polsek Joongjin.
Tuan
Shin, Tuan Jo, Tuan Pask dan juga Ji Seung siap mengunting pita dan tak lupa
mengambil foto, lalu Tepuk tangan orang yang menonton meresmikan pusat urusan
sipil.
Mereka
melihat peta dengan jumlah rumah seperti berjejer sangat padat. Petugas Lee
menunjuk Saat itu korban berdiri di gang kecil lalu diseret dan melihatnya
ketika sedang berpatroli. Mereka pun
berjalan menyurusi gang tempat kejadian.
“Saat aku
mendekat, dia melarikan diri... Kemudian dia menghilang persis di sini.” Ucap
Petugas Lee mengingat kejadian sebelumnya.
“Ini
jalan buntu.” Kata Seol Ok. Petugas Lee juga bingung apa yang terjadi.
Sung Ha
terus mencari informasi dan melihat Ada
karangan bunga mahal di atas panggung. Pemain theater mengaku tidak tahu siapa
yang meletakkannya di sana.
“Seo Hyun
Soo kedua.” Ucap Sung Ha yakin karena si pemain meninggal dan mengaku sebagai
Hyun Soo.
Mereka
pun mengetahui kalau si pelaku menghilang pada jalan buntu, Seol Ok pikir kalau
si pelaku mungkin tinggal di sekitar
sini krena sangat mengenal gang-gang kecil. Mereka mengetik pintu rumah yang
pertama, seorang kakek keluar.
“Pak,
adakah anak muda yang tinggal di rumah Anda?” tanya Wan Seung. Petugas Lee
memberitahu si kakek yang tinggal sendirian dan tidak punya keluarga.
“Hanya
relawan yang sesekali datang mengunjunginya.” Ucap Petugas Lee
“Apa Anda
tinggal sendiri?” tanya Wan Seung memastikan, tapi Si kakek seperti kurang bisa
mendengar dengan jelas.
Akhirnya
mereka pindah ke rumah lain, Wan Seung ingin tahu apakah Ada anggota keluarga
lain. Si pria tambun mengaku tinggal sebatang kara. Mereka pun ingin tahu Sudah
berapa lama tinggal di sini. Si pria mengaku
Sudah 40 tahun. Keduanya hanya bisa melonggo ternyata dari lahir sudah
tinggal di tempat itu.
Mereka
mengecek rumah yang ketiga, Wan Seung
bertanya apakah sudah lama tinggal di sini. Seorang pria muda mengaku baru saja
pindah dan tinggal sendiri dari wajahnya terlihat seperti orang biasa.
Sung Ha
datang menemui Hee Yeon dicafe. Hee Yeon merasa kalau ini bukan pertemuan
pertama mereka. Sung Ha pun membalas kalau Lama tidak berjumpa dengan menatap
Hee Yeon kalau sebelumnya sudah melihat dari rekaman CCTV Mall.
Flash Back
Wanita
berteriak agar Hee Yeon tak lupa dengan ponselnya, Hee Yeon menyuruh agar membuangnya karena itu
bisa berbahaya. Saat itu juga Sung Ha menelp ingin tahu keberadaanya dan si
wanita meminta agar diberikan imbalan. Saat itu Hee Yeon mengetahui kalau ada
yang menelp.
“Aku
sudah tahu kau akan datang. Wanita muda itu terlihat sangat penasaran.” Kata
Hee Yeon
“Kau berusaha
keras agar wajahmu terekam di CCTV. “ucap Sung Ha.
“Kita
tidak bisa mempercayai betapa jelasnya kamera itu. Bukan begitu, Inspektur Woo
Sung Ha?” kata Hee Yeon. Sung Ha terdiam mendengar pernyataan Hee Yeon.
Wan Seung
berjalan dengan Seol Ok berpikir kalau orang-orang mesum seperti biasanya
ekshibisionis, kalau Mereka terangsang dan melarikan diri saat wanita menjerit
ke melihat aksinya. Seol Ok pikir benar tapi menurutnya Biasanya mereka tidak
sekeji pelaku.
“Apa Menurutmu
pelakunya ada di antara orang yang kita temui tadi?” tanya Wan Seung penasaran.
“Betapa
pun gelapnya, seorang pria paruh baya tidak mungkin bisa lewat seperti pria
berperawakan normal.” Kata Seol Ok. Wan Seung pikir benar dan mereka mengingat
yang dikatakan korban.
“Penampilannya
seperti orang biasa.” Ucap Korban mengenali pelaku yang membekap mulutnya.
“Pegawai
yang baru pindah itu.” Kata Seol Ok dan mengingat ucap korban “Dia sering muncul di lingkungan ini. Temanku
juga banyak yang melihatnya.”
“Jadi,
mustahil dia sering muncul di area itu.” Ucap Seol Ok. Wan Seung pun
bertanya-tanya siapa orang mesum itu?
“Aku
mencurigai rumah pak tua itu.” Kata Seol Ok. Wan Seung pikir kakek itu terlihat
lemah dan nyaris tidak bisa mendengar.
“Bukan
pak tua itu. Maksudku rumahnya.” Ucap Seol Ok yakin.
Sung Ha
membahas tentang nama Genoise, menurutnya itu nama yang aneh untuk toko kue.
Seol Ok menjelaskan kalau Genoise adalah dasar dalam membuat kue dan Jika
genoise itu tidak enak,maka krim sebanyak apa pun tidak akan memperbaikinya.
“Gerai
kedua Genoise berada persis di samping kantor pusat kepolisian. Gerai ketiga
Genoise ada di samping Polsek Seodong. Sementara gerai keempat Genoise persis
di seberang Polsek Joongjin. Setiap cabang Genoise ada di dekat kantor polisi.”
Ucap Sung Ha curiga.
“Lebih
aman rasanya jika berada di dekat kantor polisi. Karena aku mengelola semua
toko itu sendiri.” Kata Hee Yeon memberikan alasan.
“Semua
kantor polisi itu adalah tempat Letnan Ha pernah bekerja atau sedang bekerja.”
Ucap Sung Ha. Hee Yeon terkejut karena Sung Ha bisa menebaknya.
Seol Ok
dan Wan Seung pergi ke sebuah gedung, Wan Seung heran karen mereka pergi ke
kantor wilayah. Seol Ok menjelaskan Kelompok
kesejahteraan menyimpan kunci rumah para orang tua yang hidup sendirian untuk
berjaga-jaga jika ada keadaan darurat atau kematian.
“Jadi, Apa
seseorang bisa saja memakai kunci untuk masuk?” tanya Wan Seung
“Intinya,
dia menghilang di gang itu.” Kata Seol Ok bergegas masuk ke dalam gedung
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar