PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Petunjukan
Theater kembali di mainya, seorang pemain berada diatas panggung
“Jenne...
Aku akan meninggalkanmu di ruangan ini. Tapi kau tidak akan kesepian. Di kala
kamu berbaring sendirian di ranjang ini, aku akan selalu di sisimu. Cuma tubuhku
yang akan pergi dari sini. Aku meninggalkan diriku yang sebenarnya di sini. Aku
pasti akan mengatakan ini supaya kamu tidak kesepian. Aku mencintaimu.... Aku
mencintaimu... Aku mencintaimu.”
Wan Seung
menonton sendiri pertunjukan theater, sementar Hee Yeon duduk memegang sebuah
cincin didepanya, yaitu cincin yang seharusnya diberikan Wan Seung pada Seol
Ok.
Flash Back
Hee Yeon
datang ke kantor polisi dengan wajah panik seperti tak suka melihat mereka
berdua. Saat Wan Seung sakit, dan ingin menemani Seol Ok menolaknya karena yang
akan menemaninya karen Hee Yeon pasti sibuk.
“Bukan
begini rencananya.” Ucap Hee Yeon seperti memang ingin mengambil hati Wan
Seung.
Seol Ok
berdiri didepan tudung saji mengatakan kalau pad Kyung Mi kalau Gurita sedang
musim jadi memasak sesuatu dengan gurita. Kyung Mi mengeluh karena sudah memint
untuk mengabaikan gurita itu. Seol Ok mengaku kalau kali ini sangat yakin
dengan makananya.
“Baiklah.
Itu hanya gurita... Jika terlalu asin, akan kucuci, lalu kumakan... Jika
hambar, bisa kutuang kecap asin. Jadi Di mana guritanya?” kata Kyung Mi
“Ini
dia... Aku membuat puding gurita...Kau tidak menduganya, bukan? Cobalah. Pasti
enak.” Ucap Seol Ok membawa keatas meja makan. Kyung Mi hanya bisa melongo
karena isinya Puding gurita.
“Sangat
sulit memasukkan gurita ke jeli ini. Jadi Kyung Mi. Cobalah.” Kata Seol Ok
mencoba memaksa temanya untuk makan.
Kyung Mi
menolak meminta agar menjauhkanya karena pasti amis, Seol Ok tetap saja
menyuruh temanya agar mencoba. Sampai akhirnya Kyung Mi mendorong temanya, Seol
Ok mengeluh Kyung Mi sangat jahat dan akan mengambil sumpit yang terjatuh. Saat mengambil di lantai seperti merasakan
sesuatu dari waah Seol Ok.
Seol Ok
sudah berdiri di depan rumah, Wan Seung bergegas datang sambil memarahi Seol Ok
yang mau ditangkap karena bukan polisi. Seol Ok mengaku maka dari itu alasanya
datang dengan Wan Seung. Mereka pun masuk ke dalam rumah Tuan Jang dan anaknya
yang membuka pintu.
“Saat ini
kami sedang makan malam bersama tunanganku.” Ucap Se Yeon. Seol Ok pikir akan
menunggu di luar. Tapi Se Yeon akhirnya menyuruh mereka masuk dan tunanganya
meminta untuk pergi membeli minuman?
“Apa
Kalian belum menemukan ayahku?” tanya Se Yeon
“Kurasa
kami sudah menemukannya.” Ucap Seol Ok. Se Yeon kaget ingin tahu keberadaanya
ayahnya.
“Pasti
Anda tahu.” Kata Seol Ok pada Nyonya Park. Nyonya Park bingung dengan perkataan
Seol Ok.
“Anda
mengetahui hubungan suami Anda dengan Lee Yeong Sook, kan? Pak Jang tidak pergi
dari rumah di hari itu. Kalau begitu, Pak Jang ada di sini.” Ucap Seol Ok. Se
Yeon ingin tahu Di mana
“Di dalam
rumah ini... Di hari itu, semuanya terjadi dari rumah ini.” Ucap Seol Ok yakin
saat di malam hati Tuan Jang di tusuk pisau dalam rumah.
“Apa Maksudmu
kami melakukan sesuatu kepada Ayah? Aku meminta kalian mencarinya, bukan malah
menyalahkan kami.” Kata Se Yeon terlihat marah
“Suamiku
akan kembali.” Kata Nyonya Park yakin .
“Pembunuhan
itu tidak disadari. Namun, Anda tidak bisa memindahkan jasadnya. Karena itu
sangat sulit bagi Anda untuk pindah rumah atau pergi. Saat suami Anda
menghilang, kenapa tidak langsung menghubungi putri Anda?”kata Seol Ok
“Se Yeon
anak tunggal kalian... Kau tidak di rumah saat ayahmu menghilang, bukan? Kau
tinggal di asrama, kan? Setahuku, ibumu sendirian di rumah. Pasti ibumu butuh
beberapa hari.” Kata Wan Seung.
Nyonya
Park bertanya apakah mereka memiliki bukti, Seol Ok pikir Nyonya Park itu sudah
tahu, kalau buktinya ada di sini dengan
menatap ke arah kamar.
Mereka masuk
ke kamar, Se Yeon bertanya apa yang ada dalam kamar ibunya. Seol Ok mengatakan kalau Pak Jang ada diruang
itu Di tempat mereka berdiri. Se Yeon merasa tidak melihat apa pun. Seol Ok
melihat kalau ada "Termostat Otomatis"
“Akan
kutunjukkan sekarang.” Kata Seol Ok lalu memanggil Kyung Mi masuk. Se Yeon
marah bertanya apa yang akan mereka lakukan dirumahnya.
“Ini
mengukur kepadatan lantai. Jika kita pernah menggali lubang dan mengubur
sesuatu, kepadatannya pun akan berbeda. Itu artinya kita mau mendeteksi
jejak-jejak mayat yang dikubur.” Jelas Kyung Mi
“Benar....
Kyung Mi. Tadi aku berdiri di sekitar sini.” Kata Seol Ok menujuk lantai yang
harus diperiksa.
“Ibu...
Mereka salah, bukan?” ucap Se Yeon bertanya apda ibunya. Nyonya Park yang duduk
lemas meminta anaknya agar Jangan percaya mereka.
“Anda
tidak bisa pindah rumah atau pergi. Apa Anda mau hidup bersama mayatnya seumur
hidup?” kata Seol Ok dengan mata berkaca-kaca.
“Omong
kosong... Keluar kalian!” teriak Nyonya Park marah. Kyung Mi akhirnya memberitahu
Seol Ok kalau sudah mendapatkan sinyal. Semua pun terlihat kaget.
Sung Ha
mendapatkan informasi tentang Hee Yeon yang "Lulus pada tahun 2002dari
Sekolah Membuat Kue Lyon di Prancis." Lalu "Pada tahun 2003, dia
kecelakaan mobil dan jatuh koma. Ajaibnya, dia siuman." Setelah itu
"Dari tahun 2003 sampai 2017, dia menjalani 13 operasi plastik."
Sung Ha
tak percaya kalau Hee Yeon sudah melaukan Tiga belas operasi plastik. Akhirnya
ia bertemu dengan seseorang disebuah cafe.
“Aku Inspektur
Woo dari Polsek Joongjin. Aku ingin menemuimu karena ingin mengajukan beberapa
pertanyaan. Kau dan Jung Hee Yeon pernah belajar di sekolah kue di Lyon,
Prancis, kan?” ucap Sung Ha. Si wanita membenarkan.
“Sampai
dia kecelakaan, kami teman sekamar.”akui si wanita
“Apa Kau
tidak pernah bertemu dengan dia sejak saat itu?” tanya Sung Ah.
“Kami
masih bertemu sesekali.” Akui si wanita, Sung Ha ingin tahu apakah tidak merasa
ada perubahan dalam diri Hee Yeon setelah belajar di Prancis
“Awalnya
aku merasa tidak familier saat kali pertama kami bertemu setelah dia pulang
dari rumah sakit. Karena dia menjalani banyak operasi.” Jelas Teman Hee Yeon
“Bagaimana
sifatnya yang biasa?” tanya Sung Ha
semakin penasaran.
“Mungkin karena
tumbuh di keluarga kaya, jadi, dia pintar, menyenangkan, dan optimistis. Dia
selalu sama, Apa terjadi sesuatu kepadanya?” tanya si wanita.
“Sesuatu
mungkin terjadi kepadanya di masa yang lampau.” Pikir Sun Ha yakin.
Akhirnya
pengalian pun dibuat dalam kamar Nyonya Park, Wan Seung binggung Seol Ok yang
bisa tahu kalau Nyonya Park menguburnya di bawah lantai. Seol Ok pikir kalau
Nyonya Park itu amatir dalam menyemen lantai jadi terlihat dengan permukaan
semen yang tidak rata, tidak seperti bagian lantai lainnya.
“Selain
itu, aku juga terusik dengan mereka memakai panel pemanas elektrik. Untuk
sistem pemanas normal, selangnya dipasang di bawah semen yang tebal. Tapi panel
pemanas elektrik ini tipis dan tidak memakan tempat. Itu bagus untuk
mengamankan tempat agar bisa mengubur mayat itu.” Ucap Seol Ok
“Dia
tidak langsung menelepon Jang Se Yeon... Karena butuh waktu tiga sampai empat
hari hingga semennya mengering.” Jelas Seol Ok
Sampai
akhirnya terdengar jeritan dari ruang kamar, Seol Ok dan WanS Seung bergegas
masuk, keduanya kaget melihat ada kerangka tangan dibawah lantai tempat Tuan
Jang dikuburkan.
Nyonya
Park akhirnya dibawa oleh dua polisi dengan tangan terborogol. Se Yeon dengan
dituntun tunanganya sambil menangis bertanya pada ibunya alasan yang sangat
tega membunuh ayahnya.
“Ibu... Bagaimana
Ibu bisa makan dan tidur di rumah ini? Itu tidak benar, kan? Katakan itu tidak
benar!” jerit Hee Yeon histeris.
“Kenapa
Anda melakukannya?” tanya Seol Ok ingin tah. Nyonya Park mengaku suaminya
bilang mau pergi.
“Berani
sekali dia meninggalkan keluarganya?” ucap Nyonya Park sangat marah.
Flash Back
Tuan Jang
membereskan semua barang-barangnya, Nyonya Park menahanya agar Tuan Jang tak
pergi meninggalkanya, tapi Tuan Jang tetap akan pergi, Nyonya Park memohon agar
Tuan Jang itu tak pergi sampai akhirnya tubuhnya jatuh didorong oleh suaminya.
Akhirnya
Tuan Jang keluar dari kamar dan akan pergi. Nyonya Park mengambil pisau di dapur
dan langsung menusuknya, setelah itu menguburnya dalam kamar dan memastikan
kalau tak ada noda darah.
Pagi
hari, Nyonya Park membawa tas berisi batu bekas galian lantainya keluar rumah
dan sengaja meninggalkan di gedung Tuan Gi, saat itu juga pendeta melihat kantor Tuan Jang terbuka
berpikir kalau bosnya ada didalam.
“Berani
sekali dia meninggalkan keluarganya?!!!! Teganya... Teganya dia melakukan itu?!!!”
teriak Nyonya Park histeris, akhirnya Seol Ok dan Se Yeon berserta tunanganya
mengantar Nyonya Park yang dibawa oleh polisi.
Wan Seung
membuat "Catatan Kesaksian" di ruang interogasi berkomentar lebih baik
daripada membiarkannya pergi bersama wanita lain. Wan Seung pikir lebih baik
jika dia masih hidup walaupun tidak bisa menemuinya lagi.
“Detektif,
pernahkah kau menunggu seseorang sepanjang hari di kamarmu?” ucap Nyonya Park
Flash Back
Seol Ok
tak percaya kalau Wan Seung bisa menunggunya selama 17 tahun dan tidak pernah
bisa memahaminya. Wan Seung mengaku tidak punya pilihan karena tidak bisa
menahan diri.
“Setiap
hari Minggu adalah siksaan bagiku.” Akui Nyonya Park karena sebelumnya melihat
suaminya yang memberikan buku pada Nyonya Lee.
“Saat
suamiku meminjam buku di hari Sabtu, aku berpikir bahwa hari Minggu akan datang
lagi. Kupikir hari Minggu akan terus datang. Sampai aku mati, itu akan
menyiksaku.” Ucap Nyonya Park
Saat di
rumah Nyonya Park melihat suaminya diam-diam mengambil buku berjudul
"'Tersenyumlah untuk Diriku'" yang disimpanya lalu bergegas pergi
menemui Nyonya Lee .
“Aku
merenungkan seperti apa hidupku jika dia pergi bersama wanita itu. Aku akan
menunggu pintu itu terbuka selama sisa hidupku. Kupikir akan lebih baik bersamanya
seperti itu daripada harus menunggunya. Aku melakukan itu karena mencintainya.”
Akui Nyonya Park
“Cinta
tidak bisa memberikan alasan untuk segalanya. Anda membunuh seseorang karena
cinta, jadi, itu tidak ada gunanya. Tidak ada yang ingin menerima cinta Anda
itu.” Kata Wan Seung
“Mungkin
aku harus menjalani sisa hidupku di penjara. Itu tidak masalah. Lagi pula,
kamar itu terasa seperti penjara bagiku. Akan tetapi, Se Yeon, putriku...”
ucap Nyonya Park sambil menangis.
Seol Ok
mendengar pengakuan Nyonya Park seperti tak percaya kalau mengambil pilihan
seperti itu. Na Ra pikir Karena Nyonya Park yang dibuat gila oleh cinta dan itu
adanya cinta. Seol Ok seperti tak percaya mendengarnya.
Seol Ok
berjalan di lorong sambil berpikir kalau Alangkah baiknya jika mereka hidup bahagia
di jalan masing-masing. Wan Seung pikir itu tak mungkin karena Nyonya Park
tidak akan bahagia jika orang lain bahagia.
“Tapi kau
juga tidak begitu normal. Kau menunggu seorang wanita selama 17 tahun.”
Ejek Seol Ok
“Ahh... Benar
juga. Terima kasih untuk tiket dramanya.” Kata Wan Seung
“Kau
menonton teater "Ruangan yang Menunggu" setiap tahun. Ruangan adalah
ruangan, apa yang bisa ditunggu? Ruangan terdiri atas semen. batang-batang
besi, dan insulasi yang baik. Itu saja... Ah... Kertas dinding juga.” Komentar
Seol Ok
“Pemikiranmu
sangat sederhana. Aku iri kepadamu.” Ejek Wan Seung
“Aku
hanya perlu mencintai orang di hadapanku. Tidak perlu merumitkan masalah.” Kata
Seol Ok
“Kalau
begitu, siapa yang berada di hadapanmu sekarang?” goda Wan Seun mendekatkan
dirinya.
Seol Ok
langsung bergegas pergi menemui detektif yang sedang memecahkan kasus itu dan
akan membantunya. Wan Seung melihat dari kejauhan Seol Ok yang membantu polisi
lain untuk memecahkan kasus.
Tiba-tiba
terdengar suara teriakan Tuan Oh dan langsung memarahi Seol Ok yang tak
membersihan ruangan dengan baik dan Sekarang malah mencampuri investigasi
detektif.
“Kalian
adalah detektif, tapi malah dibantu oleh ibu-ibu ini.” Ucap Tuan Jo memarahi
anak buahnya dengan menendang kakinya. .
“Dibantu
olehnya atau tidak bukanlah masalah. Aku akan menanyai paranormal jika memang
bisa.” Ucap detektif sambil memegang kakinya yang sakit
“Aku
sudah selesai bersih-bersih.” Kata Seol Ok. Tuan Jo mengejek Seol Ok yang
bermulut manis.
“Mana
bisa membersihkan tempat ini jika terus mencampuri urusan... “ ucap Tuan Jo
melihat sekeliling ruangan kalau semua polisi membersihkan ruangan sendiri dan
terlihat rajin.
“Mereka
mengajukan diri untuk membersihkannya sendiri. Aku tidak bisa melarang mereka.”
Akui Seol Ok
Tuan Jo
memarahi anak buahnya yang selama ini tidak pernah membersihkan tempat
kerjanya. Akhirnya semua polisi mendekati Seol Ok ingin tahu kelanjutan
kasusnya. Tuan Jo diam-diam mencoba mengintip dari depan pintu.
Sung Ha
datang menatap Wan Seung dalam ruangan, lalu berusaha acuh dengan bertanya
apakah sudah mencari tahu informasi tentang orang mesum itu. Sung Ha mengaku sangat
sibuk menangkap pembunuh dari yang diduga kasus orang hilang.
“Lupakan.
Tugasku itu mencari pembunuh.” Ucap Wan Seung kesal
”Aku
sudah mendengar tentang kasus orang hilang tujuh tahun lalu itu dari Pak Gye di
Unit Satu.” Kata Sung Ha. Wan Seung pikir tidak perlu melapor kepadanya.
“Apakah
wajar jika aku mendengar tentang kasus kita dari Unit Satu?” sindir Sung Ha
“Kenapa
kau begitu menyulitkanku? Kamu bisa saja menyuruhkucmelapor kepadamu mulai
sekarang.” Kata Wan Seung
“Kalau
begitu, mulai sekarang,cseringlah melapor kepadaku.” Ucap Sung Ha
“Kau
harus ada di ruangan agar aku bisa melapor kepadamu. Kenapa kamu berkeliaran
tanpa krukmu? Sepertinya kau sudah sembuh.” Ejek Wan seung
“Situasi
masih bisa memburuk. Itu berbahaya.” Balas Sung Ha, dan terdengar teriakan Tuan
Jo memanggil keduanya
“Bagaimana
dengan orang mesum berjas hujan itu? Aku menerima begitu banyak laporan bahwa
dia telah terlihat dalam yurisdiksi kita. Unit ini tidak menangkap satu pun
penjahat.”kata Tuan Jo mengomel
“Aku
pergi sekarang. Aku akan menangkap semua orang yang memakai jas hujan.” Kata
Wan Seung berdiri dari tempat duduknya
“Dia akan
segera menangkapnya. Dia detektif yang kompeten.” Kata Sung Ha. Tuan Jo tak
bisa berkata-kata langsung keluar dari ruangan.
Wan Seung
pun mencari informasi dengan dua orang
yang pernah melihatnya Di gang itu yang tiba-tiba membuka celananya pada pekan
lalu. Seorang bibi memberitahu tentang Tingginya badanya dan terlihat seperti
pria normal.
“Tidak
banyak juga yang bisa dilihat. Dia tidak memakai celana. Kurasa dia tidak
kedinginan.” Ucap anak-anak yang polos juga memberikan keterangan.
Han Mi
menjemput anaknya berpesan kalau melihat
orang mencurigakan, maka harus segera melarikan diri Atau langsung telepon
ayah. Lalu melihat Wan Seung sedang berkumpul dengan anak lainya. Wan Seung pun
menyapa Ah Ram.
“Kau
langsung mengenalinya.” Kata Han Mi tak percaya. Wan Seung pikir kalau dirinya
detektif jadi pasti mengingatnya.
“Apa Kau
mengantarnya?” tanya Wan Seung. Han Mi mengaku tidak tenang dan segera kembali
setelah mengantarnya.
“Anak-anak
ini tidak takut kepada orang mesum. Aku cemas.” Ungkap Han Mi. Wan Seung pun
mengajak Han Mi agar cepat kembali dan makan bersama.
“Kau
bilang Makan? Bagaimana kamu bisa makan? Orang mesum ini berkeliaran di
lingkungan kita. Kamu harus menanyakan detailnya kepada anak-anak sekalipun,
kan?” ucap Han Mi lalu bergegas pergi.
“Dia hanya
belajar untuk dipromosikan. Tapi Itulah baiknya punya anak perempuan. Tapi Di
mana aku akan menemukannya? Dia muncul di mana saja.” Ucap Wan Seung kembali
bertanya pada anak-anak dimana bisa menemukannya.
Sung Ha
bertemu dengan pegawai Hee Yeon dengan memastikan lebih dulu apakah memang
pernah berkerja diGerai. Pegawai itu membenarkan kalau membantunya mengelola
toko dan belajar membuat kue. Sung Ha ingin tahu alasan si wanita yang
berhenti. Si pegawai mengaku sungguh tidak tahu.
Flash
Back
Hee Yeon
memberikan amplop berisi uang, si pegawai binggung karena bukan tanggal
gajiannya. Hee Yeon mengatakan kalau pegawainya sudah bekerja begitu keras dan
meminta agar tidak perlu datang lagi.
“Dia
selalu sangat baik saat kami bekerja bersama.” Ungkap Si pegawai. Sung Ha
seperti tak yakin Hee Yeon itu baik
“Lalu Seperti
apa dia di luar?” tanya Sung Ha. Si pegawai menceritakan kalau Hee Yeon hanya
fokus membuat kue.
“Dia
bekerja begitu giat sampai bisa disebut terobsesi. Dia pembuat kue yang cukup
terkenal di industri ini.” Ucap Si pegawai. Sung Ha tahukalau Kuenya sempurna.
Si
pegawai ingin menceritakan sesuatu tapi ragu, Sung Ha menyakinkan agar si
pegawai mau menceritakannya. Si pegawai mengatakan Ada satu kejadian aneh,
kalau pernah melihat sebuah kue yang persis dengan buatannya saat pergi ke
Jepang.
“Aku
mencobanya karena itu aneh, serta rasa, bentuk, ukurannya, bahkan
bahan-bahannya sama. Itu lebih menakutkan.” Akui si pegawai. Sung Ha bertanya
apakah maksudnya Tiruan.
“Ya. Itu
seperti tiruan.” Kat Si pegawai.
Sung Ha
pergi ke toko "Genoise Gerai Kedua" lalu mengingat saat itu menemukan
sebuah botol berbau strawberry yang menyebabkan kebakaran. Lalu ia pergi ke "Genoise
Gerai Ketiga"
“Terkadang
kita merasa persepsi orang atas kita berbeda dari jati diri kita.” Ucap Sung Ha
saat bertemu dengan Hee Yeon.
Akhirnya
ia pergi ke Gerai keempat Genoise, lalu bertanya-tanya Kenapa tidak ada gerai
Genoise yang pertama. Akhirnya ia masuk
ke dalm toko melihat sebuah lukisan yang bertuliskan "Ruangan yang
Menunggu"
“Seo Hyun
Soo menonton teater ini 17 tahun lalu. Tapi Grup yang menampilkan ini sudah
lama bubar.” Ucap Wan Seung yakin
“Roti
yang dipanggang sebelum dioles krim. Namanya... Genoise....Genoise...” ucap Wan
seung memikirkan sesuatu dan akhirnya mengatakan
“Aku tahu
siapa kau... Kau tidak mati... Kau seperti udara yang tinggal di sekitar Ha Wan
Seung selama 17 tahun.” Ucap Wan Seung bisa memecahkan kasus.
Theater
"Ruangan yang Menunggu" Hee Yeon datang pergi ke ruangan ganti
memberikan sekotak kue kalau ini dibuat khusus untuk pemain itu. Ia tahu kalau Pasti
berat jika harus melakukan ini setiap hari dan menurutnya harus istirahat.
“Tapi
tiketnya habis terjual. Aku tidak bisa pergi begitu saja.” Ucap si pemain
“Jangan
khawatirkan itu. Ada pemeran pengganti.” Kata Hee Yeon.
Seorang
naik keatas panggung sebagai pemeran penganti dan ucapan sama dengan yang
dilakukan pemain. Wan Seung datang menonton kembali theater yang selalu
ditonton, terlihat diatas panggung Hee Yeon dengan wig pendek mengatakan
kalimat seperti curahat hati dirinya.
“Cuma tubuhku
yang akan pergi dari sini. Aku meninggalkan diriku yang sebenarnya di sini. Aku
pasti akan mengatakan ini supaya kau tidak kesepian. Aku mencintaimu... Aku
mencintaimu... Aku mencintaimu.” Ucap Hee Yeon sambil menatap Wan Seung di depanya.
“Saat
orang sesensitif kamu tidak bisa tidur, suaraku akan membisik ke telingamu. Aku
akan mengunci cintaku di ruangan ini. Semua kebahagiaanku akan kutinggalkan. Kini,
aku akan hidup seperti tubuh yang kosong. Aku mencintaimu. Kamu segalanya bagiku...
Kumohon.. jaga dirimu.” Ucap Hee Yeon.
Wan Seung
terdiam di ruangan setelah acara selesai lalu berjalan masuk ke sebuah lorong
dan akhirnya masuk ke ruang make up artis. Ia dengan sangat yakin langsung
memanggil Seo Hyun Soo, seperti sangat yakin orang yang berdiri diatas panggung
adalah Hyun Soo.
Bersambung ke episode 14
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar