PS : All images credit and content copyright : KBS
Hee Yeon
akhirnya mengakui, Sung Ha ingin tahu Di mana gerai pertama Genoise, Hee Yeon
merasa Semua kue buastanya sama rasanya jadi tidak perlu mencari gerai pertama.
Sung Ha pikir kalau Hee Yeon tidak membuat
kue di gerai pertama itu lalu menunjukan sebuah surat kabar. Hee Yeon melihat berita dengan judul "'Rombongan
Jenne dan Jun Bubar'"
“Ini
Genoise pertama, kan? Rombongan yang menampilkan "Ruangan yang
Menunggu" mengambil semua nama dari kedua tokoh utamanya, Jenne dan Jun.
Jadi, namanya Jenne dan Jun, kan? Papan namanya telah usang dan beberapa
hurufnya hilang. Jika dilafalkan, "Genoise".” Kata Sung Ha yakin
kalau bukan kue.
“Senang
bertemu denganmu... Nona Seo Hyun Soo.” Kata Sung Ha. Hee yeon hanya bisa
terdiam menatap Sung Ha.
Wan Seung
akhirnya menunggu dan Seol Ok bergegas kembali setelah dari counter, lalu
berbisiik kalau Orang akan mengira pria itu
maling jika masuk ke rumah selain rumah pak tua itu.
“Dia
salah satu relawan atau orang yang bisa mendapatkan kunci itu untuk membuat
duplikatnya. “ kata Wan Seung.
“Hanya satu
orang yang bertanggung jawab atas para relawan ini, jadi, tidak akan cepat, tapi
dia akan segera mencoba menghubungi kita.” Ucap Seol Ok merasa ada jalan
mendapatkan informasi. Wan Seung pun berpikiran yang sama lalu mereka pergi.
Sung Ha
membahas tentang Dua wanita bernama Seo Hyun Soo tewas, lalu Ada dua buket
bunga dan berpikir kalau Mungkin akan ada lebih banyak buket. Ia bertanya
apakah Hee Yeon meninggalkan buket itu karena menyesal Atau untuk berterima
kasih kepada mereka karena sudah tewas menggantikannya.
“Karena
itulah aku memintamu membantu mereka.” Ucap Hee Yeon.
Aktis
Theater yang dikejar oleh Sek Kim mengirimkan pesan pada Sung Ha “Aku Seo Hyun
Soo. Aku ingin menemuimu. Kudengar kau bisa membantuku. Aku sedang dikejar.”
Tapi Sung Ha tak datang.
“Jadi
Kaulah yang menyeretku sejak awal masalah ini.” Ucap Sung Ha tak percaya
mendengarnya.
“Aku
memilih area yang paling tidak menyakitkan. Tapi kau membuat banyak keributan.”
Ungkap Hee Yeon
“Apa Kau
berusaha tampil seperti Sekretaris Kim Atau berusaha menjadi dia?” tanya Sung
Ha penasaran dengan mengaku kalau datang untuk menangkap penjahat.
“Atas
tuduhan apa? Menyewa Seo Hyun Soo palsu?” kata Hee Yeon menantang.
“Atas
tuduhan menghalangi penegakan hukum dan percobaan pembunuhan.” Ucap Sung Ha
Ia
mengingat Hee Yeon yang menembaknya dibagian kaki, Hee Yeon pikir Tidak ada rekaman CCTV dan sudah menghapus
semua sidik jari. Ia juga sudah menghancurkan mobil yang dikendarai. Sung Ha
hanya bisa tersenyum dengan Hee Yeon yang pinter menghilangkan bukti.
Seol Ok
berjalan di trotoar merasa kalau Kasus seperti ini sempurna untuk dianalisis
Inspektur Woo. Wan Seung mengaku penasaran Pak Woo pergi ke mana belakangan
ini. Seol Ok tak percaya kalau WanS eung itu menyebutnya Pak Woo, bukan analis
profil pembohong.
“Kau
bilang aku harus berteman dengannya.” Kata Wan Seung. Seol Ok tak percaya kalau
Wan Seung itu menuruti perkataanya.
“Detektif
Ha, kau orang baik.” Puji Seol Ok. Wan Seung mengaku butuh informasi tentang Sekretaris Kim
darinya.
“Kalau
begitu, masaklah untuknya. Aku jatuh cinta dengan keterampilan memasakmu.” Kata
Seol Ok
“Tunggu...
Kau bilang jatuh cinta dengan keterampilan memasakku?” kata Wan Seung bangga.
“Ya.
Pesona tidak terduga... Kau seperti seorang chef.” Akui Seol Ok. Wan Seung tersipu malu mendengarnya.
“Datanglah
ke rumahku. Akan kumasakkan semua favoritmu.” Kata Wan Seung. Seol Ok menolak
karena Ada Inspektur Woo.
“Benar.
Dia membuat orang merasa tidak nyaman.” Keluh Wan Seung, keduanya terus
berjalan melewati trotoar.
Hee Yeon
ingin tahu alasan Sung Ha berusaha menangkap Sekretaris Kim. Sung Ha balik
bertanya alasan Hee yeon diburu
Sekretaris Kim dan mencoba membunuhnya. Hee Yeon pikir Jangan coba mencari tahu terlalu banyak tentang
satu sama lain.
“Kenapa
kau menyeretku kemari?” tanya Sung Ha. Hee Yeon mengaku ingin hidup.
“Kau ingin
menemukan Sekretaris Kim... Kurasa kita bisa saling percaya. Bagaimana?
Bagaimana jika kita bersatu? Jika kita menangkap Sekretaris Kim, maka tidak
akan ada korban lagi. Itulah yang kuinginkan.” Kata Hee Yeon
“Aku akan
menangkap Sekretaris Kim apa pun yang terjadi. Aku tidak butuh bantuanmu. “
kata Sung Ha berdiri dari tempat duduknya.
“Apa Kau
tahu siapa Sekretaris Kim? Kalau begitu, kau akan butuh waktu. Aku tahu siapa
Sekretaris Kim.” Kata Hee Yeon penuh teka teki.
Tuan Shin
bertemu dengan Ji Seung di ruangnya membasha kalau Semua orang tahu Ji
Seung orang sibuk jadi tidak percaya
bisa menghadiri sebuah acara di polsek kecil. Ji Seung pikir kantor polisi ini
tidak kecil karena Polsek Joongjin memegang tingkat penangkapan nomor satu.
Tuan Shin mengucapkan terimakasih pujianya.
“Kita menyebutnya
Pusat Urusan Sipil, tapi Anda bisa datang kapan pun Anda senggang dan memberikan
nasihat untuk keluhan warga.” Kata Tuan Shin
“Aku
ingin sering kemari, Kebetulan adikku bekerja di sini.” Kata Ji Seung. Tuan
Shin senang mendengarnya walaupun tak suka kalau Wan Seung adalah adik Ji
Seung.
“Hubungi
aku sebelum datang, aku akan selalu siap...Terima kasih.” Kata Tuan Shin. Ji
Seung berjanji akan sering berkunjung.
Ji Seung
keluar dari kantor dan adiknya baru datang memanggilnya. Seol Ok melihat kakak
Ji Seung seperti terlihat bahagia. Wan Seung bertanya Kenapa kakaknya masih di
kantor polisi. Ji Seung mengaku Tadi
minum teh dengan Kapolsek.
“Aku
bahkan tidak pernah minum air bersamanya. Harusnya aku bekerja di Ha dan Jung...
Wah Ini menyedihkan.”keluh Wan Seung
“Kakak
akan senang menerimamu.... Lalu Siapa ini? Apa Kolegamu? Atau Pacarmu?” ucap Ji
Seung menunjuk ke arah Seol Ok. Keduanya langsung menjawab Kolega.
“Wan
Seung masih kekanak-kanakan... Harap maklum.” Ucap Ji Seung. Wan Seung mengeluh
kakaknya itu bersikap seperti orang tuanya.
“Baik.
Aku akan menjaganya.” Kata Seol Ok dengan senyuman mengejek.
Wan Seung
mengajak kakanya makan siang bersama dan akan mentraktirnya, Ji Seung pikir akan sering kemari Jadi
menurutnya lain kali saja. Wan Seung mengeluh kakaknya Jangan sok jual mahal
dan akan mentraktir. Ji Seung meminta maaf dan segera pamit pergi.
“Dia
tidak sepertimu....Dia baik dan cerdas.” Komentar Seol Ok melihat Ji Seung
pergi.
“Jadi, Apa
maksudmu aku jahat dan bodoh?” keluh Wan Seung. Seol Ok mengaku kalau Wan Seung
itu liar dan polos dan menyuruh masuk karena Tuan Jo pasti mencarinya.
Seol Ok
berjalan di lorong tak sengaja bertemu dengan petugas Lee, bertanya siapa yang
dibawa olehnya. Petugas Lee mengatakan
wanita itu bertemu dengan orang mesum di
salah satu gang di Joongjin 6-dong. Akhirnya Seol Ok membawa korban berbicara
dengan Wan Seung juga.
“Bisa
ceritakan apa yang terjadi secara terperinci?” tanya Seol Ok penasaran.
“Saat itu
aku menuruni tangga dan mendapat firasat aneh. Rasanya ada seseorang yang
mengamatiku. Aku berjalan dengan cepat dan berbelok di sudut. Ada orang mesum
berdiri di sana. Aku terkejut dan bingung.” Cerita si wanita.
“Apa Dia
menyeretmu ke gang itu?” tanya Seol Ok. Wanita itu membenarkan.
“Apa Kau
sempat melihat wajahnya?” tanya Seol Ok. Si wanita mengelengkan kepala.
“Dia
bilang orang itu tidak menutupi wajahnya.” Kata Wan Seung.
“Aku
tidak ingat jelas wajahnya. Aku kaget sekali dan saat itu pun gelap.” Ucap Si
wanita mengingat saat kejadian diserang oleh pelaku.
Seol Ok
ingin tahu Kapan ini terjadi. Wan Seung menjawab Dua pekan lalu. Seol Ok pikir
Sudah cukup lama dan Buktiny pasti sudah tidak ada sekarang.
“Aku
tidak bisa melaporkannya. Karena aku dalam perjalanan pulang setelah
minum-minum di tengah malam. Aku takut kalian akan mengatakan karena itulah aku
diserang.” Ucap Si wanita
“Kau
sudah dewasa. Minum-minum itu bukan kejahatan. Kenapa kau tidak melaporkannya?”
ucap Wan Seung
“Karena
sebagian orang memiliki pandangan bias.” Balas Seol Ok lalu Wan Sung bertanya
apakah ada lagi yang diingat.
“Aku... Aku
menggigit tangannya.” Akui si wanita yang mencoba membela diri dengan mengigit
bagian tanganya. Keduanya kaget
mendengarnya.
Seol Ok
bertemu dengan Tuan Hwang bertanya Apa tidak ada cara. Kyung Mi pikir Sudah dua
pekan berlalu jadi tidak akan bisa menemukannya. Seol Ok ingin tahu apakah seorang bisa penyelidik
ilmiah genius menemukannya. Tuan Hwang pikir Itu tidak mustahil.
“Jika dia
menggigit tangan pelaku dengan kuat. Mka Bekas gigitannya bisa saja membekas di
tangan pelaku. Lantas, kita bisa membandingkan bekas gigitan dengan gigi korban
dan menangkap pelakunya..” Kata Tuan Hwang. Kyung Mi pun senan karena ternyata
bisa dilakukan.
“Aku
punya foto gigi Kim Han Na.” Kata Seol Ok dengan penuh semangat.
“Foto
saja sudah cukup untuk perbandingan.” Ucap Tuan Hwang.
“Hanya
Pak Hwang yang bisa mewujudkannya.” Kata Kyung Mi membanggakan Tuan Hwang.
“Apa Kau
sudah menangkap penjahat itu?” tanya Tuan Hwang. Seol Ok mengaku belum.
“Kalau
begitu, bagaimana aku bisa membandingkannya?” ucap Tuan Hwang sinis. Kyung Mi
menyuruh agar Tangkap orang itu sekarang sebelum tuan Hwang marah. Seol Ok pun
bergegas pergi.
Seol Ok
dan Wan Seung menyusuri jalan yang sebelumnya dilewati oleh korban dan mereka
bertemu Jalan buntu lagi. Wan Seung yakin kalau pelakunya adalah orang yang
sama. Si pelaku dengan jubah panjangnya sengaja membekap mulut korban dan
menyeretnya.
Sung Ha
akhinya duduk di meja kerjanya. Wan Seung baru datang bertanya-tanya darimana
saja Sung Ha selama ini. Seol Ok berpesan agar Wan Seung bisa bersikap baik,
karena mereka berdua tinggal serumah lal menyap Sung Ha dengan ramah.
“Kalian
selalu bersama padahal tugas kalian berbeda.” Komenta Sung Ha
“Ini
karena kasus orang mesum. Ada satu korban lagi, kali ini Pelaku berusaha memperkosanya.
Dia bukan sekadar orang mesum. “ ucap Seol Ok dan Sung Ha langsung berubah
menjadi serius.
Wan Seung
menjelaskan kalau Sudah ada tiga laporan mengenai orang mesum di sekitar mereka
yaitu Korban pertama melaporkan bahwa orang mesum itu mengejar dengan Nama Lee
So Yeon. Han Mi menjelaskan kalau Nona Lee berlari ke jalanan.
“Dia kembali
setelah cukup lama berlari dan orang itu sudah pergi.” Jelas Han Mi. Sung Ha mengartikan kalau Orang itu
mengejarnya
“Korban
kedua adalah Shim Ji Eun. Pelaku menyeretnya ke gang, tapi dia ketahuan oleh
seorang Petugas Lee dan melarikan diri.” Jelas Wan Seung.
Saat
kejadian si Nona Shim yang ketakutan hanya bisa menangis dan duduk lemas,
sementara Petugas Lee berusaha mengejar si pelaku.
“Petugas
Lee mengejarnya, tapi dia menghilang di gang buntu.” Kata Wan Seung. Sung Ha
mengartikan si pelaku yang menyeret
korban ke gang.
“Korban
ketiga dan terakhir adalah Kim Han Na. Orang itu muncul dari persembunyian,
kemudian mencoba menyeretnya dan dia nyaris tidak lolos..” Jelas Wan Seung
“Korban
ketiga menggigit tangannya” kata Na Ra. Sung Ha mengartikan kalau si pelaku
yang tidak memakai sarung tangan pada saat itu.
“Saat itu
gelap, jadi, Kim Han Na tidak bisa melihat jelas, tapi dia tidak memakai masker
juga.” Jelas Seol Ok mengingat yang dikatakan Nona Kim.
Nona Kim
mengaku “Aku tidak mengingat jelas wajahnya. Aku kaget sekali dan saat itu pun
gelap.” Seol Ok mengingat yang dikatakan
Shim Ji Eun kalau pelaku orang itu menutupi wajahnya dengan masker
menurutany Belakangan ini, pelaku mulai memakai sarung tangan.
“Nomor
satu, Lee So Yeon... Nomor dua, Kim Han Na. Terakhir, Shim Ji Eun... Inilah
urutannya.” Kata Sung Ha. Seol Ok bertanya apakah itu urutan kejadiannya.
“Urutan
laporan tidak penting.” Kata Sung Ha. Wan Seung melihat laporan menurutnya
kalau yang dikatakan Sung Ha itu benar.
“Lee So
Yeon, Kim Han Na, dan Shim Ji Eun. Itulah urutan kejadian yang benar... “ kata
Wan Seung, Na Ra heran Sung Ha bisa mengetahuinya.
“Pelakunya
berevolusi... Awalnya, dia memperlihatkan tubuh telanjangnya, kemudian mencoba
memperkosa wanita. Awalnya dia berjalan-jalan dengan wajah terbuka, kemudian
memakai masker.” Ucap Sung Ha
“Awalnya
tangannya terbuka, kemudian dia memakai sarung tangan. Kata Wan Seung
“Dia
bukan sekadar orang mesum.” Kata Sung Ha. Seol Ok pikir pelaku menjadi makin
berbahaya.”
Seorang
pria berada dalam sebuah mobil sudah mengunakan, topi, sarung tangan dan
masker. Ia juga sengaja menempelkan solasi pada sepatunya agar tak meninggalkan
jejak.
“Dia akan bertindak lebih jauh
daripada menjadi pemerkosa. Dia telah mengalami banyak kegagalan dari Kim Han
Na dan Shim Ji Eun. Pasti dia marah besar. Dia akan menjadi makin sempurna.
Kita harus segera menangkapnya. Akan mustahil untuk menangkapnya jika dia makin
berkembang.”
Pelaku
mulai menyusuri jalan yang terlihat gelap lalu melihat wanita yang berjalan
sendirian dan mencari jalan lain untuk menyergap korban dari arah lain.
“Dia akan
menembus batas dan memperluas wilayahnya. Dia pun tidak akan meninggalkan
jejak. “ ucap Sung Ha
“Dia
pasti akan melakukan pembunuhan” kata Seol Ok. Sung Ha pikir pasti pelaku yang sudah membunuh seseorang.
Wan Seung meminta agar Jangan berpikir terlalu jauh.
“Dia
sudah menjadi monster. “ kata Sung Ha yakin.
Na Ra tak percaya kalau orang mesum
seperti itu ada di setiap pelosok kota.
Han Mi
yang panik langsung menuliskan pesan untuk istrinya “Mulai besok, jangan suruh
Ah Ram pergi les.” Sementara si Pelaku
yang mencoba kembali aksinya kehilangan korban yang berhasil kabur.
Ji Seung
berjalan di parkiran, tiba-tiba seseorang memanggilnya dari dalam mobil. Tae
Gyu menyapa Ji Seung yang sudah Lama
tidak jumpa an mengaku kalau datang untuk menemui sepupunya yaitu Won Joo Seok,
dan Ji Seung pasti mengenalnya.
“Ya, dia
sempat membicarakanmu selama kuliah.” Ucap Ji Seung dengan wajah gugup.
“Aku
kecewa... Kenapa kau memutus hubungan begitu saja? Kita banyak bersenang-senang
di masa lalu.” Kata Tae Gyu
“Tae Gyu,
maaf, aku harus pergi karena ada urusan mendesak.” Ucap Ji Seung gugup dan
langsung bergegas pergi. Tae Gyu pun mengajak merkea untuk minum-minum lain
waktu.
Wan Seung
sibuk memasak didapur mengaku kalau Seol Ok mengakui keterampilan memasaknya.
Ia mengingat pesan yang diminta Seol Ok agar mencari informasi dengan mencoba
memasak untuk Sung Ha bahkan Bersihkan rumah dan cobalah mengenal sifat Sung
Ha.
“Tunggu...
Itu bukan garam... Tapi Itu soda kue... Aku biasa memakainya untuk mencuci
buah. Kenapa kau...” ucap Sung Ha melihat Wan Seung mencoba terlihat seperti
chef tapi salah memasukan bahan makana. Wan Seung pun menganti dengan cepat
botol garam.
Seol Ok
dan Kyung Mi makan malam dengan bibimbap,
lalu Seol Ok bertanya pada temanya Adakah cara untuk menangkap orang
mesum itu, karena mereka menangkap yang sebelumnya dengan senter poli itu.
Kyung Mi tahu kalau Seol Ok yang bilang ini pemerkosa.
“Jangan
ambil risiko untuk melakukan pengintaian.” Kata Kyung Mi
“Mungkin
dia seorang pembunuh... Pembunuh berantai.” Ucap Seol Ok
“Apa Orang
mesum berjas hujan ternyata seberbahaya itu?” komentar Kyung Mi tak percaya
“Jika
kita tidak menangkapnya, maka dia bisa melakukan kejahatan yang lebih ekstrem.”
Ucap Seol Ok dan mulai makan bimbimbap dengan suapan besar.
Wan Seung
berkomentark kalau rasanya itu tidak seperti tampilannya, karena Seol Ok sangat
menyukai masakan buatanya. Seol Ok berkomentar masakan buatan Wan Seung itu enak. Wan Seung membahas Sung Ha seorang analis profil, seharusnya bisa
menjabarkan rasa makanan.
“Ini bisa
dimakan... Kecuali karena penggunaan MSG, rasanya lumayan enak. Tapi kita harus
menikmati makanan dengan mata juga, jadi, teknik penataanmu harus ditingkatkan.”
Komentar Sung ha. Wan Seun hanya bergumam kalau Sung Ha itu sok tahu.
“Ini
tidak nyaman... “ ucap Wan Seung akhirnya bersihkan lantai dan melihat tempat
cuci piring yang Berantakan.
“Dia akan
membersihkannya jika menganggap itu kotor.” Pikir Wan Seung memilih untuk
membiarkan dan kembali membersihkan lantai, tapi akhirnya ia mencuci semua
piring dan alat masak.
“Aku
sudah memasak untuknya, jadi, sudah sewajarnya dia mencuci piring, kan? Dasar
tidak sopan. Apa karena dia pemilik ruamh? Astaga...” keluh Wan Seung ngedumel
sendiri.
Pelaku
mesum mencoba kembali korbanya tapi tiba-tiba cahaya senter menyilaukan
matanya. Petugas Lee sedang partoli melihatnya dan langsung mengejar tapi ia
menemukan korban yang bersembunyi ketakutan dengan bagian wajah yang berdarah.
Si pelaku
akhirnya kembali ke mobil dengan wajah kesal melepaskan sarung tangan, dengan
nafas terengah-engah setelah berlari. Sementar di semak-semak dengan ilalang
yang tinggi, Seorang pria mencari tempat untuk buang air kecil dan tiba-tiba
menjerit kaget karena ada sosok mayat didepanya.
Esok
paginya, Tuan Hwang dkk akhirnya bergegas pergi ke TKP. Wan Seung datang dengan
melihat Seol Ok sudah menunggunya dan sudah mendengar kalau mayatnya adalah
wanita.
MC Jay
menyapa Seol Ok bertanya apakah butuh
sesuatu untuk investigasi ini. Seol Ok bertanya apakah MC Jay tahu sesuatu
tentang korban, MC Jay mengatakan sudah menulis dalam catatanya, kalau korban
tewas sudah beberapa hari.
“Kau MC
Jay yang terkenal itu.” Komentar Wan Seung melihat pria yang berbicara dengan
Seol Ok.
“Aku tidak
bisa memberikan tanda tangan dan Sedang bertugas.” Komentar MC Jay. Seol Ok
hanya bisa tersenyum mendengarnya lalu mengucapkan Terima kasih pada fansnya.
“Nelayan
di sana itu yang menemukannya.” Ucap Sung Ha menunjuk ke TKP.
Wan Seung
akhirnya berjalan lebih dulu dan meminta Seol Ok agar tak mendekat. Saat
melihat wajah korban Wan Seung langsung melarang Seol Ok untuk mendekat, Seol Ok binggung ingin melihatnya.
“Kita
mengenalnya.” Kata Wan Seung. Seol Ok kaget ingin tahu siapa korbanya.
“Yoon Mi
Joo.” Ucap Wan Seung dengan berat hati. Seol Ok tak percaya kalau korbanya
adalah Mi Joo yang mereka kenal.
Ji Seung
menuruni tangga berbicara di telp kalau baru saja memberikan pengarah di kampus
jadi tidak ada di kantor dan berkata kalau akan segera membereskannya. Seorang
menyapa Ji Seung dengan memujinya kalau itu Kelas yang bagus. Ji Seung
mengucapkan Terima kasih dan akan bertemu. Sampai jumpa pekan depan.
“Ada yang
ingin kubicarakan.” Ucap si pria. Ji Seung mengaku tidak bisa sekarang.
“Bisakah
kau ke kantorku nanti sore?” ucap Ji Seung. Si pria menganguk mengerti akan
datang.
Akhirnya
Mi Joo sudah dibawah ke dalam ambulance. Si Hwan datang dengan wajah histeris
memanggil Min Jo. MC Jay dan polisi lainya menahan agar tak mendekat. Si Hwan
tak bisa menerima kalau Mi Joo itu meninggal, kenangan Mi Joo pun terulang
kembali.
Flash Back
Mi Joo
yang ditangkap karena dituduh membunuh Kakek pemilik minimarket, Lee Wang Sik.
Saat interogasi Mi Joo menyangkalnya.
Wan Seung menegaskan kalau Mi Joo bisa dipenjara. Mi Joo menegaskan kalau
sudah menyiapkan semuanya selama tiga tahun, bahkan belajar 18 jam sehari.
“Jika gagal,
lebih baik aku dipenjara daripada kembali ke Noryang-dong.” Ucap Mi Joo
Mi Joo
akhirnya keluar dari penjara menceritakan saat ditahanan berpikir "Jika
menjadi seorang polisi, dapatkah aku menjadi polisi yang baik?" Jadi,
mulai sekarang, Ia akan memperhatikan segala sesuatu di sekitarnya dan akan
melihat orang-orang yang melintas.
“Aku pun
akan menatap langit malam sesekali, Aku pun akan meminum kopi enak bersama
teman-temanku.” Ucap Mi Joo yang juga terlihat bahagia saat bertemu dengan Shi
Hwang yang membawakan tahu untuknya.
Seol Ok
tak bisa menahan tangisnya, sambil berkata dan berjanji pada Mi Joo kalau pasti
akan menangkap pelakunya.
"Firma
Hukum Ha dan Jung"
Ji Seung
mendengar suara ketukan pintu dan menyuruh agar masuk saja. Mahasiswa yang ingin sebelumnya ingin bertemu
datang ke tempat Ji Seung dengan meminta maaf karena sudah mengganggu. Ji Seung
pikir tak masalah dan bertanya ada apa ingin bertemu denganya.
“Aku
ingin minta bantuan.” Ucap si pria. Ji Seung ingin tahu batuan apa dan segera
mengatakan saja.
“Aku dalam
masalah. Bisakah mengenalkan aku dengan Sekretaris Kim?” ucap Si pria. Ji Seung
binggung sambil bertanya Siapa Sekretaris Kim.
“Pak Ha, kudengar
dahulu Anda teman Tae Gyu.” Ucap Si pria bernama Woo Joo Seok. Ji Seung ingin
Joo Seok agar to the point saja.
“Tae Gyu
memberitahuku bahwa Sekretaris Kim banyak membantu Anda. Kudengar Anda tidak
membiarkan orang lain menemui Sekretaris Kim. Aku juga butuh bantuan. Saat
ini...” ucap Joo Seok
“Apa yang
sudah kau lakukan?” tanya Ji Seung penasaran. Joo Seok mengaku kalau ini Bukan masalah besar.
“Aku tidak
sengaja membunuh seseorang.” Akui Joo Seok yang membuat Ji Seung kaget.
“Aku sudah
hampir lulus kuliah hukum, jadi, tidak bisa mengacaukan keadaan.” Kata Joo
Seung. Ji Seung hanya terdiam.
Ji Seung
berjalan menaiki tanga berbicara pada Sekertarisnya agar pulang saja karena
akan menemui orang penting dan langsung pulang dari sini. Setelah itu ia sampai
dibagian atap gedung dan melihat sosok pria sudah menunggu, lalu perlahan
berjalan mendekat.
“Sekretaris
Kim?” ucap Ji Seung kaget melihat sosok pria yang ada didepanya.
“Presdir
Ha... Ini kejutan... Kukira kau sudah berhenti menjalin kontak, tapi kau yang
mencariku lebih dahulu.” Ucap Sek Kim yang ternyata adalah Tuan Park tempat
dekat Wan Seung.
Bersambung ke Episode 15
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
episode 15 & 16 belum ada yah kak?
BalasHapus