Flash Back
Seol Ok
bertemu dengan teman Min Joo ingin Kapan terakhir mendengar kabar darinya.
Teman Mi Joo mengaku Dua pekan lalu dan menceritakan Mi Joo yang suka terlambat,
tapi bukan tipe orang yang tidak akan datang. Ia juga tidak bisa menghubunginya
sejak hari itu.
“Dia
tidak bisa dihubungi sejak hari itu... Mungkin dia sudah meninggal.” Kata Seol
Ok mengartikan ucapan teman Mi Joo
“Di
Seoul, hampir semua tempat berlantai semen. Ayo ke Joongjin-dong dahulu.” Ucap
Wan Seung lalu berdiri dan mengeluarkan ponselnya.
“Kopral
Gong.. Apa Kau sudah menganalisis video CCTV?” tanya Wan Seung. Han Mi mengaku
sudah.
“Tidak
ada CCTV di dekat lokasi, tapi sebuah mobil biru terekam di sekitar sana. Sama
seperti model mobil yang terlihat di dekat lokasi.” Kata Han Mi
“Pertama-tama,
carilah di jalan-jalan yang menuju ke Joongjin-dong .Kelihatannya korban
diculik di Joongjin 6-dong..”perintah Wan Seung.
Wan Seung
dan Seol Ok kembali berjalan di gang yang kecil. Seol Ok mengetahui Mi Joo ada
janji dengan temannya di sekitar sini. Wan Seung pikir Tempat ini tampak berbahaya
karena banyak gang lalu menerima telp dari Han Mi kembali. Han Mi memberitahu
kalau punya pelat nomornya.
Joo Seok
berjalan ke parkiran mobil. Wan Seung sengaja berjalan menghadangnya sambil
menyindir karena pasti mengerti hukum dan memanggil Han Mi agar menjelaskan.
Han Mi memberitahu kalau Berdasarkan pasal
9 Hukum Pelecehan Seksual, Joo Seok ditangkap atas tuduhan pemerkosaan dan
pembunuhan.
“Kau
berhak didampingi pengacara. Kau tidak perlu bicara. Semua perkataanmu bisa
digunakan untuk melawanmu di pengadilan.” Ucap Han Mi akhirnya membawa pergi
Joo Seok dengan tangan yang sudah borgol.
Akhirnya
mobil "Investigasi Ilmiah" Tuan Hwang dan Kyung Mi langsung
menginvetigasi mobil dengan menyemprotkan cairan mengatakan kalau pemilik mobil
adalah pelakuknya. . Kyung Mi binggung berpikir
Tuan Hwang menemukan darah atau sidik jari korban. Tuan Hwang mengatakan
Tidak karena tempatnya terlalu bersih.
“Artinya
dia membersihkan semua sidik jarinya.” Kata Kyung Mi
“Aku
bahkan tidak bisa menemukan satu pun bukti. Ini pekerjaan profesional.” Kata
Tuan Hwang yakin.
Joo Seok
akhirnya dibawa ke ruang interogasi dengan wajah tenang, Wan Seung bertemu
dengan Sung Woo bertanya apakah Timnya baik-baik saja. Sung Woo berkomentar
kalau Wan Seung salah orang. Wan Seung
pikir akan tahu Joo Seok salah atau tidak setelah menginterogasinya.
Wan Seung
mulai menginterogasi Joo Seok kalau sedang kuliah hukum dan juga sukarelawan di
Polsek Joongjin. Joo Seok membenarkan,
kalau bekerja sukarela sebagai penasihat hukum. Wan Seung heran karena
Joo Seok mulai menjadi sukarelawan di polsek mereka setelah mayat Yoon Mi Joo
ditemukan. Joo Seok pura-pura tak mengetahuinya.
“Itu
menarik... Seorang pelaku akan penasaran dengan perkembangan investigasinya.”
Komentar Wan Seung. Joo Seok pura-puara tak mengerti dan merasa sedikit
tersindir.
“Aku
hanya mengatakan begitulah sifat seorang pelaku.” Komentar Wan Seung. Joo Seok
seperti masih terlihat santai merasa kalau , itu tidak ada hubungannya
dengannya.
“Bukankah
pria biasanya menganggap wanita tidak menarik jika mereka mengabaikan atau
menolaknya saat pria tersebut melakukan pendekatan?” ucap Wan Seung
“Itu
Lebih menarik jika dia menolak dan Tidak seru jika dia selalu patuh. Kenapa dia
membunuhnya jika wanita itu menarik? Apa Karena mungkin membunuh lebih
seru?”Jawab Joo Seok
“Atau
Karena itu kau membunuhnya?” kata Wan Seung mulai menjebak.
“Maksudku,
itu yang akan diperbuat pelaku.” Kata Joo Seok mencoba kembali menutupi
alibinya.
Wan Seung
kembali membahas Joo Seo sedang kuliah
hukum , menurutnya bisa mengetahui isi pikiran pelaku dengan sangat baik. Joo Seok mengelak karena merasa kalau
itu hanya tebakannya saja.
Tuan
Hwang memberikan laporan Hasil identifikasi kedua menunjukkan DNA yang sama dari
rambut dan darah itu. Sung Woo ingin tahu Bagaimana dengan jejak sepatunya.
Tuan Hwang mengatakan Sepatu itu terdaftar di basis data jejak kaki dan bisa
mudah membelinya di pasar, bahkan Sudah usang karena sudah terlalu lama
dipakainya. Sung Woo terdiam mendengar perkataan Tuan Hwang
Flash Back
"Dua
hari sebelumnya"
Joo Seok
masuk ruangan terlihat kebingungan, Sung Woo menyapanya bertanya apakah ada
yang bisa dibantu. Joo Seok mengatakan
kalau mencari Pak Gye Sung Woo dari Unit Satu. Sung Woo mengaku itu dirinya.
Joo Seok mengatakan kalau Mungkin bisa membantu dalam sebuah investigasi. Sung
Woo binggung bertanya Bagaimana caranya.
“Aku
mengetahui sesuatu tentang mayat wanita yang ditemukan di padang ilalang itu.”
Ucap Joo Seok duduk diruangan seperti melakukan interogasi.
“Apa Kau
berada di lokasi penemuan mayat Yoon Mi Joo?” tanya Sung Woo. Joo Seok
membenarkan.
“Aku melewati
area itu dengan mobilku. Aku melihat seorang pria memukuli wanita dari
kejauhan.” Akui Joo Seok
Flash
Back
Joo Seok
sedang mengemudikan mobilnya melihat dari kejauhan kalau Si Hwan dan Mi Joo
sedang bertengkar. Mi Joo berusaha pergi tapi Si Hwan menahanya bahkan berani
memukulnya karena Mi Joo yang tak ingi menemuinya lagi.
“Sebagai
mahasiswa hukum, aku tidak bisa mengabaikannya.” Akui Joo Sek lalu turun dari
mobil.
Ia
mendekati keduanya yang bertengkar meminta Si Hwan agar menghentikanya. Si Hwan malah memarahinya dan mendorong Mi
Joo, Akhirnya Joo Seok mencoba membantu Mi Joo yang terjatuh memastikan
keadaanya.
“Dia
melarangku mencampuri urusannya. Jadi, aku tidak bisa tinggal lebih lama di
sana. Selain itu, dia terus memukuli dan mencakariku. Aku rasa Aneh kalau
tinggal di sana.” Akui Joo Seok.
Seol Ok
kaget kalau Si Hwan pelakunya, Wan Seung menjelaskan kalau Sehelai rambut dan
jejak sepatunya ditemukan. Seol O pikir tidak ditemukan di lokasi. Wan Seung
menjelaska kalau itu muncul di identifikasi kedua.
“Apa Kau
juga berpikir Si Hwan pelakunya?” kata Seol Ok tak percaya
“Kita
menemukan buktinya dan tidak bisa mengabaikan itu. Ini mengesalkan.” Ungkap Wan
Seung. Seol Ok pun akhirnya mencoba menelp Si Hwan.
Sung Woo
dan Detektif Yuk datang ke tempat tinggal Si Hwan dan berpikir kala pelakunya sudah
pergi. Sung Woo menyuruh Detektif Yuk agar mengumpulkan semua bukti dalam kamar
lalu merasakan sesuatu yang aneh.
“Kenapa
bukti-bukti ini diletakkan dengan sangat rapi? Seolah-olah dia letakkan agar
kita menemukannya. Meski sedang tergesa-gesa, mereka biasanya tetap membawa
laptop saat melarikan diri.” Kata Sung Woo merasakan ada sesuatu yang aneh.
Sung Ha
bertemu dengan Hee Yeon memberitahu kalau Sekretaris Kim beraksi denga merekayasa
suatu kasus pembunuhan jadi harus bertindak cepat. Hee Yeon seperti masih tak
yakin kalau mereka itu satu tim. Sung ha mengaku tidak terbiasa bekerja sama
dengan seseorang.
“Dengan
satu syarat... Tolong jangan libatkan Wan Seung... Sekretaris Kim berbahaya.
Selain itu, jangan beri tahu dia bahwa Seo Hyun Soo masih hidup atau bahwa Seo
Hyun Soo adalah aku.” Ucap Hee Yeon. Sung Ha ingin tahu alasanya.
“Bukankah
lebih baik jika dia menganggapku sudah mati? Karena sekarang, aku sudah menjadi
monster.” Kata Hee Yeon
“Lalu
kenapa kau tetap di sini?” tanya Sung Ha. Hee Yeon mengaku Karena tidak bisa menahan diri dan
berandai-andai.
Flash Back
Wan Seung
mengaku tidak punya pilihan karena tidak
bisa menahan diri dan meminta Seol Ok
agar memberitahu caranya agar bisa menahan diri.
“Aku
terus meminta satu hari lagi dan malah berakhir seperti ini. Tidak seharusnya
aku membuka gerai keempat Genoise. Maka, tidak akan ada pembakaran dan Wan
Seung tidak akan bertemu denganku.” Ucap Hee Yeon mengingat pertemuan
pertamanya.
Flash Back
Wan Seung
melarang Hee Yeon untuk masuk ke TKP kebakaran. Hee Yeon mengaku sebagai
pemilik toko dengan standing banner wajahnya. Hee Yeon pikir saat itu dirinya
menjadi serakah dan bodoh.
Wan Seung
yang mabuk meminta agar memasukkan sebuah cincin ke kue, diam-diam Hee Yeon
melihatnya dan mengambil cincin yang seharusnya untuk Seol Ok.
“Aku tidak
akan membuat kesalahan lagi. Tolong berhentilah mencari Seo Hyun Soo. Aku akan
terus hidup sebagai Jung Hee Yeon.” Ucap Hee Yeon.
“Baiklah...
Kalau begitu, beri tahu aku sekarang... Siapa Sekretaris Kim?..Di mana dia?”
tanya Wan Seung
“Di
tempat yang sangat dekat.” Ungkap Hee Yeon seperti sangat mengenal Sek Kim.
Wan Seung
melihat kakaknya yang datang ke kantor bertanya ada apa, apakah ingin ke Pusat
Urusan Sipil. Ji Seung mengaku Bukan. Wan Seung pikir kalau ingin bertemu
dengan adiknya. Ji Seung mengatakan alasan datang sebagai pengacara Won Joo
Seok. Wan Seung kaget mendengarnya. Mereka
akhirnya bertemu di ruangan lainya.
“Kakak...
Pemuda itu gila.”umpat Wan Seung sangat marah
“Aku datang
ke sini sebagai pengacara Won Joo Seok. Jadi, jaga ucapanmu.” Tegas Ji Seung
Flash Back
Joo Seok
pikir Ji Seung akan menjadi pengacaranya karena Aneh rasanya berkata jujur
kepada pengacara lain. Ji Seung pun hanya bisa terdiam dan seperti terpaksa
menerima tawaran Joo Seok.
Wan Seung
yakin kalau Joo Seok akan melakukan pembunuhan lagi Tapi Ji Seung yakin akalu
Joo Seok tidak pernah membunuh siapa pun bahkan Di masa mendatang pun tidak.
Flash Back
Joo Seok
mengaku tidak sengaja membunuh orang. Ji Seung kaget mendengarnya, tapi tetap
dibela sebagai pengacara.
Wan Seung
heran dengan kakaknya, berpikir aklau Apa ayah Joo Seok presiden negara ini dan Kenapa presdir Firma
Hukum Ha dan Jung membelanya.
Flash Back
“Aku
tidak pernah membayangkan Anda pernah melakukan hal seperti itu karena Anda
selalu terlihat sebaik ini.” Ucap Joo Seok yang benar-benar tahu kartu mati Ji
Seung.
“Kita
bahas intinya saja. Jejak ban di lokasi itu cocok dengan ban mobilnya. Itu
bukti bahwa dia ke sana.” Kata Wan Seung
“Itu
bukan bukti pembunuhan.” Ucap Ji Seung membela Joo Seok
“Bagaimana
dengan DNA yang ditemukan di kuku korban?” kata Wan Seung
“Kakak
dengar dia berusaha melerai pertengkaran itu.” Kata Ji Seung terus membela
“Kakak
tahu dia pelakunya, kan?” ucap Wan Seung yang membuat Ji Seung terdiam
“Aku akan
membawa Won Joo Seok.” Kata Ji Seung langsung berdiri dari tempat duduknya. Wan
Seung menahanya merasa heran karena Ji Seung melakukan ini
“Aku berusaha
maksimal untuk Firma Hukum Ha dan Jung dan keluarga.” Ucap Ji Seung menegaskan
“Kakak
makin mirip Ayah.” Ungkap Wan Seung marah
Ji Seung
kembali menegaskan kalau datang sebagai pengacaranya. Dan Wan Seung tidak bisa
menahannya lebih lama tanpa surat perintah, jadi akan membawanya. Ia pun
mendengar kalau pelakunya mantan pacar
korban. Wan Seung akhirnya hanya bisa diam saja.
Ji Seung
akhirnya membawa Joo Seok keluar dari kantor polisi. Seol Ok berpapasan menatap
heran keran Joo Seok bisa dibebaskan. Wan Seung yakin kalau jelas Joo Seok
adalah orangnya. Seol Ok mendengar bertanya siapa yang dimaksud.
“Apa dia
tersangka kasus Mi Joo?” tanya Seol Ok. Wan Seung menggatakan Jelas dia
pelakunya.
“Tapi Apa
kau melepaskannya begitu saja? Apa Kamu membiarkan dia pergi begitu saja?” kata
Wan Seung marah
“Tidak
akan... Dia akan segera kembali ke sini.” Kata Wan Seung yakin.
Petugas
Lee datang menghampiri Wan Seung, kalau
Tempo hari meminta daftar sukarelawan.
Wan Seung ingat kalau Di gang itu, Orang mesum berjas hujan itu, Seol Ok pun
ingat kalau Kasus ini juga belum terselesaikan.
Petugas
Lee akhirnya ikut rapat memberikan daftar
sukarelawan yang diminta dan daftar
alamat yang menerima bantuan. Seol Ok melihat
Ada sekitar 15 orang di Joongjin 6-dong dan Sukarelawan yang tinggal di
gang buntu tempat Shim Ji Eun dan Kim Han Na menghilang adalah dengan
melihat ke lembaran kertas.
“Fakultas
Hukum Universitas S, .Won Joo Seok.” Ucap Han Min menemukan salah satu
sukarelawan. Wan Seung kaget dan memastikanya.
“Mungkin
kita bisa menangkapnya.” Kata Seol Ok yakin.Han Mi menganguk setuju. Sung Ha
datang melihat semua anggota sudah hading mengajak untuk mulai rapatnya.
“Nomor
satu, Lee So Yeon... Nomor dua, Kim Han Na... Nomor empat, Shim Ji Eun... Nomor
tiga, Yoon Mi Joo... Inilah urutannya. Di antara Kim Han Na dan Shim Ji Eun,
Yoon Mi Joo tewas. Bekas cakaran ditemukan di lehernya.” Ucap Sung Ha
menempelkan foto korban.
“Artinya
dia tidak memakai sarung tangan. Sarung tangan itu muncul dari kasus Shim Ji
Eun.” Kata Seol Ok
“Dia
tiba-tiba mulai memakai masker dan sarung tangan. Kenapa?” ucap Sung Ha bertanya-tanya
“Karena
dia sudah membunuh Yoon Mi Joo.” Ungkap Wan Seung. Seol Ok yakin pelaku berubah
karena telah berevolusi menjadi pembunuh.
“Yoon Mi
Joo adalah pembunuhan pertamanya.” Kata Wan seung
“Itu
tidak disengaja. Tapi Insting membunuhnya dibangkitkan oleh kecelakaan. Itu
bangkit dan Tidak akan tidur kembali sampai hari dia mati.” Kata Sung Ha yakin.
Wan Seung
pikir masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Sung Ha pikir an Seung tahu karena
pernah menginvestigasi kasus narkoba kala Mereka tidak akan bisa berhenti
sendiri. Wan Seung menganguk mengerti. Sung ha yakin kalau pelaku kecanduan
membunuh.
“Lantas, Apa
dia akan menjadi pembunuh berantai?” tanya Han Mi. Na Ra pikir mereka harus
cepat menangkapnya.
“Dia akan
segera memulai pembunuhan berantainya karena mayat itu sudah hilang. Mayat itu
seperti rapor yang dia banggakan dan berharga baginya. Dia kehilangan rapor yang
bisa menjadi bukti kekuatannya. Saat ini dia pasti sangat resah.” Ungkap Sung
Ha
“Kondisinya
berbahaya. “ ucap Seol Ok. Sung ha pikir Tidak lama lagi, pelaku akan mulai
berburu.
“Apa Dia
resah jika tidak bisa membunuh seseorang? Dia benar-benar gila.” Kata Wan Seung
kesal. Petugas Lee mengangkat tangan lebih dulu sebelum bicara.
“Ada satu
orang lagi yang melihat orang mesum itu di gang di Joongjin 6-dong. Aku mau
tanya apa kalian butuh kesaksiannya dan ingin pergi sekarang.” Kata petugas
Lee. Seol Ok kaget karena ada Saksi lain.
Seol Ok
dan Wan Seung bertemu dengan saksi di TKP dan bertanya apakah mengingat
wajahnya, Wanita itu mengelengkan kepala karena si pelaku menutupi wajahnya. Seol Ok bertanya apakah
pelaku juga memakai sarung tangan. Wanita itu langsung menganguk. Wan Seung
bertanya apakah menurut Seol Ok kalau pelakunya Won Joo Seok
“Bisa
beri tahu kami apa yang terjadi di sini?” ucap Seo Ok.
Flash Back
Si wanita
berusaha kabur setelah ditangkap oleh Joo Seok, saat itu juga Petugas Lee
datang dan melihat korban dengan luka berusaha bersembunyi dan terlihat ada
darah yang menempel di tempat sampah.
Kyung Mi
mengambil sampel darah yang masih menempel sebagai sidik jari berdarah
menurutnya Jika membandingkan sidik jarinya, maka hasilnya akan keluar lebih
cepat daripada menunggu BFN. Wan Seung pikir Kejahatannya tidak bisa dibuktikan
dengan ini saja.
“Jika
semua lancar...” ucap Seol Ok. Wan Seung pikir Seol Ok mendapat firasat lagi
“Jejak
ban mobil Won Joo Seok dan jejak sepatunya ditemukan.” KataSeol Ok
“Daging
dan noda darahnya juga ditemukan di kuku Mi Joo.” Ucap Kyung Mi
“ Tapi
saat rambut dan jejak sepatunya ditemukan di indekos...” kata Seol Ok. Wan
Seung yakin pelaku langsung menjadi saksi.
Flash Back
Sung Woo bertanya
apakah Joo Seok berada di lokasi penemuan mayat Yoon Mi Joo. Joo Seok
membenarkan kalau melewati area itu dengan mobilnya dan melihat seorang pria
memukuli wanita dari kejauhan.
“Dia bersaksi
bahwa Si Hwan dan Mi Joo bertengkar di padang ilalang itu. Tapi jika noda darah
Mi Joo ditemukan di gang ini...” kata Seol Ok
“Dia
harus menjelaskan alasan Mi Joo di sini dan alasan dia berdarah.” Kata Wan
Seung
“Bagaimana
jika noda darahnya ditemukan di Joongjin-dong padahal Mi Joo tinggal di
Noryang-dong? Itu bukti yang cukup bahwa dia membawa Mi Joo dengan
kendaraannya.” Ucap Seol Ok
“Tapi
butuh waktu yang sangat lama untuk mencari di seluruh gang ini. Terlalu luas
untuk diidentifikasi.” Kata Kyung Mi
“Aku sudah
menandai rute Won Joo Seok di sekitar rumah-rumah tempatnya menjadi sukarelawan
berdasarkan kesaksian para korban.” Ungkap Han Mi memperlihatkan petanya.
Kyung Mi
binggung apa maksudnya, Seol Ok meminta
agar Kyung Mi bisa membantu dengan menemukan jejak Mi Joo. Kyung Mi mengeluh
karena ia hanya magang dan tak mungkin bisa mencari di seluruh lingkungan ini
untuk menemukan noda darahnya. Ketiganya langsung memberikan semangat kalau
Kyung Mi pasti bisa lalu meninggalkanya. Kyung Mi pun hanya bisa berteria
memanggil ketiganya.
Kyung Mi
dari "Tim Forensik" akhirnya mencoba mencari disekitar gang sambil
mengeluh Punggungnya sakit karena sudah terlalu tua untuk berdiri lalu
berjongkok. Ia melihat kalau sudah hampir selesai di bagian sisi gang dan
mencari di gang lainya dan menemukan sesuatu.
Sung Woo
bertanya apakah Detektif Yuk belum menemukan Go Si Hwan. Detektif Yuk mengaku sudah
mencari di Noryang-dong, tapi nihil. Sung Woo mengumpat marah bertanya-tanya
dimana keberadan Si Hwan.
“Ponselnya
tidak aktif, jadi, kami tidak bisa mengeceknya.” Ucap Detektif Yuk. Sung Woo
akhirnya memerintahkan agar memasukan ke DPO.
Joo Seok
duduk dengan kakek menemaninya makan mengaku kalau akan lebih sering datang,
senyuman terlihat bahagia bisa bertemu dengan kakek.
Na Ra
pulang berjalan di gang yang gelap, wajahnya panik saat merasakan seseorang
mengikutinya dari belakang. Joo Seok langsung menangkapny dan menutup mulutnya,
saat itu juga Han Mi sudah berjaga disamping dinding memanggil Joo Seok si
mesum.
Joo Seok
akhirnya memilih kabur, keduanya pun mengejar
Joo Seok yang langsung menghilang dalam gang. Joo Seok melihat kakek
yang tertidur pulas dan memasukan sarung tangan ke dalam brangkas. Tiba-tiba
seorang datang memanggil namanya Won Joo Seok. Joo Seok kaget karena ada orang
yang masuk rumah kakek.
“Sudah
kuduga ini rumahnya.” Ucap Seol Ok
“Kau amat
rajin menjadi sukarelawan, khususnya di rumah ini.” Kata Wan Seung
“Karena
pak tua itu tidak akan terbangun dengan keributan kecil ini dan jauh lebih baik
untuknya.” balas Seol Ok
“Ini
tempat yang tepat untuk menyembunyikan bukti.” Kata Wan Seung. Seol Ok pun
membuka brangkas dan saat itu juga Joo Seok berusaha kabur.
Wan Seung
berteriak memanggil Han Mi. Joo Seuk
keluar dari rumah langsung jatuh tersungkur karena tersandung. Na Ra dan Han Mi
pun langsung memborgol tangan Joo Seuk agar tak kabur. Na Ra merasa kalau ini
momen favoritnya.
“Hei, ini
membuatmu kecanduan... Kau tidak akan bisa meninggalkan Unit Tindak Pidana
Berat. Tagihan kartu kreditmu akan membengkak.” Kata Han Mi
“Aku akan
memakai kartu kredit ayahku.” Ucap Na Ra santai. Han Mi pun berharap Seandainya hidupnya
seperti Na Ra lalu menarik Joo Seok untuk berdiri.
“Aku
hanya saksi mata yang melihat mereka bertengkar.” Ucap Joo Seok membela diri
“Kini kau
penjahat yang tertangkap basah. Apa komentarmu tentang bukti ini? Kami bisa
melacak semua korban dengan ini.” Ucap Seol Ok keluar dari rumah kakek membawa
barang bukti.
Kyung Mi
datang menemui temanya. Seol Ok bertanya apakah Kyung Mi menemukannya. Kyung Mi
dengan bangga mengangguk. Seol Ok pun dengan senyumanya bahagia, karena sudah
menduga Kyung M bisa melakukanya. Kyung Mi mengaku harus melakukan analisis DNA
dan belum tahu ini darah Mi Joo atau bukan karena Bisa saja ini darah Go Yoo
Ri, korban keempat itu.
“Sekarang
kau terdengar seperti anggota tim forensik.” Goda Seol Ok. Kyung Mi akhirnya
melihat si pelaku mesum yang akhirnya membunuh.
“Mari
kita berhenti mengobrol dan cepat pergi. Ada korban lain yang harus kita
interogasi.” Kata Wan Seung.
Na Ra
membawa barang bukti dan Han Mi membawa Joo Seok kembali ke ruangan interogasi.
Sung Woo heran mereka yang membawa kembali saksi mata ini dan merasa sudah
menjelaskannya. Wan Seung menegaskan kalau Jung Woo tertangkap basah.
“Dia
tertangkap saat berusaha menculik Tamtama Shin.” Jelas Wan Seung. Sung Woo
kaget mendengarnya.
“Lipstikku
ada di sarung tangan ini.” Kata Na Ra memperlihatkanabrang bukti. Sung Woo
langsung mengeluarkan ponselnya bertanya Bagaimana dengan Go Si Hwan.
Jangan
hanya memikirkan untuk menangkapnya. Cobalah perluas cakupanmu.” Pesan Wan
Seung. Mereka saling menatap seperti masih yaki dengan dugaan pelaku
masing-masing.
Joo Seok
mengeluh pada Ji Seung karena harus datang ke kantor polisi lagi. Ji Seung pikir itu yang harus ditanyakan kenapa
harus ada di tempat itu. Joo Seok
memperingatakan agar Jangan coba-coba menipunya
“Kudengar
Sekretaris Kim tidak pernah membuat kesalahan. Apa Anda mengenalkanku dengan
yang palsu?” ucap Joo Seok curiga
“Aku bertanya
kepadamu. Apa yang kau lakukan di gang itu?” kata Ji Seung terlihat marah
“Aku
hanya berjalan-jalan untuk melepas stres. Jadi Kapan Anda akan mengeluarkanku?”
tanya Joo Seok santai.
“Apa kau tidak
menyadari perbuatanmu ini? Ini bukan sesuatu yang mudah ditutupi.” Tegas Ji Seung
“Lalu
bagaimana dengan Anda? Anda begitu mudah menutupinya.” Kata Joo Seok menyindir.
Ji Seung pun hanya bisa terdiam.
Wan Seung
melihat kakaknya mengajak untuk bicara. Ji Seung menolak dengan mengaku sibuk.
Wan Seung menegaska kalau Membela Joo Seok tidak akan membantu Ha dan Jung sama sekali.
Ji Seung menyindir kalau tidak menyangka Wan Seung mencemaskan Ha dan Jung.
“Apa Dia
mengetahui kelemahan Kakak?” ucap Wan Seung.
“Apa Itukah
alasan pengacara membela orang?” balas Ji Seung
“Aku
sungguh tidak memahami keputusanmu. Won Joo Seok itu pemerkosa dan pembunuh.” Ucap
Wan Seung marah
“Penjahat
terkeji sekali pun membutuhkan pengacara.” Tegas Ji Seung
“Kalau
begitu, Kakak tahu bahwa dia penjahat keji.” Ejek Wan Seung
“Itu cara
seorang polisi berbicara. Yang penting adalah dia melanggar hukum atau tidak.” Ungkap
Ji Seung
“ Jadi, Apa
tidak ada masalah selama tidak ada bukti?” sindir Wan Seung. Ji Seung tak
mengerti maksud ucapanya.
“Adakah
seseorang di balik ini? Seseorang sedang merekayasa bukti.” Kata Wan Seung
curiga. Ji Seung hanya bisa terdiam.
Ji Seung
bertemu dengan tuan Park ingin tahu Apa yang dilakukan untuk menutupi kejahatan
Joo Seok. Tuan Park mengaku kalau itu berbagai macam. Ji Seun berpikir kalau
Tuan Park akan menyalahkan orang lain atas hal ini.
“Aku
tidak akan melakukannya dan Aku hanya menutupi insiden ini. Aku tidak bisa
berbuat sejauh itu dan menyalahkan orang lain.” Ucap Tuan park
“Lantas
apa yang akan terjadi kepadanya?” tanya Ji Seung
“Kasus
ini tidak akan terselesaikan.” Ungkap Tuan Park. Ji Seung memastikan kalau
itu memang yakin kalau tidak akan melakukan
hal lain.
“Jika
seseorang disalahkan, dia tidak akan tinggal diam. Untuk apa aku merumitkan
masalah?” kata Tuan Park santai
“ Aku
mencemaskan Joo Seok. Aku merasa dia akan melakukan hal lain.” Ucap Ji Seung
“Jangan
khawatir... Aku akan mengurus semuanya... Presdir Ha, teruslah berjalan di
dalam terang... Jangan khawatirkan kegelapan. Mengerti?” ucap Tuan Park
Saat itu
seorang pria yang mengemudikan mobil menelp Sekretaris Kim, kalau pengaturannya
sudah selesai jadi Mungkin akan ditemukan oleh pembersih di pagi hari, antara
pukul 4.30 sampai 6.30. Tuan Park mengerti dan saat itu terlihat Si Hwan sudah
duduk di bangku mobil dengan ada batu bara yang sengaja dipasang dalam mobil.
Bersambung
ke episode 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar