PS : All images credit and content copyright : KBS
Akhirnya
Sung Woo kembali ke kantor dengan senyuman bangga kalau Tidak usah dibahas. Wan
Seung pikir seorang detektif harus menangkap penjahat dan melindungi warga.
Sung Woo menegaskan kalau tidak melakukan ini karena Wan Seung yang minta.
“Hei,
omong-omong, Apa kalian berkencan?” tanya Sung Woo menunjuk ke meja Seol Ok
pada Wan Seung.
“Aku
hanya melindungi warga sebagai detektif. Apa Kau gila? Kami tidak berkencan.”
Tegas Wan Seung. Sung Woo pun bisa percaya.
“Aku
mempertimbangkan untuk mengencani dia. Aku tidak peduli dia sudah bercerai.”
Kata Sung Woo. Wan Seung terlihat marah berpikir Sung Woo tidak waras.
“Aku hanya
bercanda. Kenapa kau marah? Kurasa Nyonya Yoo bukan sekadar warga sipil. Aku
bisa menebaknya karena kau semarah itu.” Kata Sung Woo mengejek. Wan Seung
mengelak kalau tidak marah.
“Aku
hanya mencemaskanmu... Hei, berkencan saja. Berkencanlah dengan ibu itu!.. Kau
bisa mengencaninya! Silakan!” teriak Wan Seung seolah tak peduli.
Sung Woo
memilih untuk berjalan pergi, saat itu juga Seol Ok datang bertanya Siapa pacarnya sekarang. Wan Seung
kaget melihat Seol Ok dan bertanya darimana saja, dan menegaskan kalau bukan
hanya Seol Ok yng menjadi Ahjumma ada di dunia ini dan masuk ada yang lainya.
“Pak Gye
mau mengencani Ahjumma” kata Wan Seung. Seol Ok pikir kalau sangat mengejutkan.
“Kukira dia
hanya menyukai wanita muda.” Kata Seol Ok. Wan Seung heran Seol Ok bisa
mengetahuinya. Seol Ok mengaku kalau sekilas
sudah kelihatan.
“Yah... Memang
benar. Dia suka grup idola.” Kata Wan Seung lalu melihat Tuan Shin yang akan
pergi meninggal ruangan lalu pamit dan bergegas pergi.
“Tekadnya
untuk menjilat Kapolsek pasti sangat kuat.” Komentar Seol Ok melihat tingkah
Wan Seung.
Wan Seung
mengemudikan mobilnya, sambil mengingat yang dikatakan Tuan Shin saat berbicara
dengan Sekretaris Kim yang akan bertemu di hari Kamis. Tapi saat itu Wan Seung
malah masuk ke apartement tempat tinggalnya. Wan Seung binggung karena Tuan
Shin malah pulang.
“Apa Dia
akan menemui Sekretaris Kim Kamis depan?” ucap Wan Seung binggung.
Sementara
didepan pintu, Sung Ha merasa Sangat tidak nyaman sambil mengeluh kalau ingin
sendiri. Wan Seung keluar dari lift berpikir kalau pergi ke sauna saja, karena
selalu memberengutdan entah apa yang S ung Woo pikirkan.
“Kami
tidak bisa akur... Aku sangat ingin sendirian. Menyebalkan sekali.” Keluh Wan
Seung dan dikagetkan dengan Sung Ha sudah ada didepan pintu. Keduanya terlihat
gugup karena sama-sama tak nyaman untuk tinggal berdua.
“Kau
pulang setiap malam... Itu kebiasaan baik.” Ucap Sung Ha bergegas masuk. Wan
Seung pun mengikutinya tanpa bicara.
Wan Seung
duduk di ruang Tv terlihat canggung, Sung Ha keluar kamar membuka kulkas
melihat Tidak ada makanan, dengan nada canggung bertanya apakah Wan Seung butuh
sesuatu, karena akan berbelanja bahan makanan.
“Jangan
khawatirkan aku... Aku akan membelinya sendiri.” Ucap Wan Seung. Sung Ha
mengucap syukur.
“Omong-omong,
aku tidak tahu di mana pasar swalayannya. Bisa kita pergi bersama?” kata Wan
Seung. Sung Ha sempat terdiam akhirnya membiarkan Wan Seung ikut denganya.
Setelah
berbelanja, Wan Seung dengan sengaja menjatuhkan buah apel dan berusaha untuk
mengambilnya. Sung Ha pun bergegas mengambil buah apel. Wan Seung diam-diam
menempelkan alat pelacak di mobil Sung Ha, setelah itu keduanya berpisah
menaiki mobil masing-masing.
Wan Seung
berdiri didepan pintu, lalu bergegas menyingkir karena menerima telp Seol Ok.
Ia bingung Seol Ok berada ada disebuah tempat dan belum pulang. Seol Ok mengaku
kalau bersama Pak Gye. Wan Seung kesal
karena Seol Ok bersama dengan Sung Woo.
Seol Ok
pikir Wan Seung yang melarang pergi sendirian dan bertanya Wan Seung mau datang
atau tidak. Akhirnya Wan Seung bergegas pergi, Sung Ha keluar kamar binggung
melihat Wan Seung meninggalkan rumah.
Wan Seung
memberikan kartu kalau Nyonya Lee bisa tinggal di temapt untuk sementara.
Nyonya Lee mengucapkan Terima kasih. Seol Ok akhirnya memastikan kalau Nyonya
Lee Yeong Sook sebenarnya menutupi sesuatu, Nyonya Lee terdiam mendengarnya.
“Apa
hubungan Anda dengan Jang Myung Hoon yang menghilang?Dia tidak biasa membaca
buku..Tapi setiap Sabtu, dia meminjam buku.” tanya Seol Ok penasaran
Flash back
“Sebelum
menghilang, dia selalu meminjam buku setiap hari Sabtu. Dia rutin melakukannya,
jadi aku ingat.” Ucap pemilik buku yang suka disewa oleh Tuan Jang.
Seol Ok
tahu kalau itu karena Nyonya Lee yang suka membaca buku dan melihat tumpukan
buku di restoranya. Nyonya Lee mengaku
kalau suka membaca novel roman.
“Jang
Myung Hoon pergi ke gereja setiap hari Minggu untuk memberi Anda buku, kan?”
ucap Seol Ok
Flash Back
Tuan Jang
datang ke gereja memberikan sebuah buku pada Nyonya Lee setelah itu pergi
begitu saja. Nyonya Lee terlihat binggung karena Tuan Jang tiba-tiba memberikan
buku padanya.
Nyonya
Lee mengaku Tuan Jang yang adalah orang
yang baik. Saat itu Sung Woo datang dengan nafas terengah-engah. Wan Seung
mengeluh Seol Ok yang memanggil Sung Woo itu juga. Seol Ok mengaku itu karena
Wan Seung yang bilang tidak mau datang.
“Kurasa
kau buru-buru datang setelah menerima teleponnya.” Ejek Wan Seung. Sung Woo
juga berpikir Wan Seung juga buru-buru datang.
“Ahjuuma
ini mengirimiku 57 pesan teks. Berhentilah menggangguku dan Urus Ahjummamu ini
baik-baik.” Keluh Sung Woo merasa tergangu.
“Ahjumma,
kenapa kamu mengiriminya 57 pesan teks?”bisik Sung Woo mengeluh
“Hanya
dia yang tahu tentang kasus ini.” Kata Seol Ok. Sung Woo mengaku sibuk jadi
meminta agar Cepat selesaikan.
“Tahukah
apa yang suami Anda lakukan kepada Jang Myung Hoon? Darah Jang Myung Hoon
terdeteksi di pakaian Gi Yong Seob pada saat itu.” Ucap Sung Woo
Flash Back
Sung Woo
datang ke kantor Tuan Gi lalu meminta semua anak buahnya agar mengeledah ruangan.
Beberapa pegawai terlihat panik. Akhirnya anak buahnya keluar membawa jaket Gi
Yong Seob dengan noda darah.
“Kenapa
darah Jang Myung Hoon ada di jaket suami Anda?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee
terlihat mulai kebingungan.
“Anda
bilang suamimu membantu Jang Myung Hoon yang terluka di kantor dan itu
meninggalkan noda di jaketnya.”kata Sung Woo. Nyonya Lee tetap terdiam.
“Nyonya
Lee Yeong Sook... Itu bohong, kan?” ucap Wan Seung. Nyonya Lee akhirnya mengaku
Suaminya memukul Jang Myung Hoon setelah melihat mereka meninggalkan gereja
bersama.
Flash
Back
Tuan Gi
memukul Tuan Jang bertubi-tubi setelah melihat berjalan dengan istrinya keluar
dari gereja. Tuan Jang mencoba menahanya kalau Istri Tuan Gi itu menderita.
Tuan Gi tak terima terus memukulnya, Nyonya Lee hanya bisa melihatnya terlihat
sangat ketakutan.
“Apa Suami
Anda mencurigai hubungan kalian?” tanya Seol Ok
“Dia
sangat pencemburu karena suka berkhayal. Dia cemburu kepada setiap pria yang
kutemui. Aku tidak bisa ke mana-mana selain restoran dan gereja di hari Minggu.
“ cerita Nyonya Lee
“Kurasa dia
tidak sepenuhnya berkhayal... Novel yang Pak Jang pinjam sebelum dia
menghilang, ditemukan di kulkas restoran Anda. "Ruang Tunggu" adalah
judul buku tersebut.” Ucap Sung Woo masih mengingatnya.
Flash Back
Sung Woo
membuka freezer menemukan sebuah buku berjudul "Ruang Tunggu" dan
bertanya pada Nyonya Lee apa maksudnya.
Nyonya Lee pikir kalau Tuan Jang yang meninggalkannya saat datang untuk
makan dan Mungkin tak sengaja menaruh buku disana karena ada makerel di sana
“Tapi Kelihatannya
tidak ada makerel di sana.” Kata Sung Woo. Nyonya Lee hanya bisa menghela nafas
dan hanya bisa terdiam.
“Kita
harus menemukan Jang Myung Hoon sekarang, dalam keadaan mati atau hidup.” Ucap
Seol Ok menyakinkan
“Aku
menyukainya.” Akui Nyonya Lee.
Flash Back
[Gereja
Joongjin Baru]
Tuan Jang
memberikan sebuah buku berjudul "'Tersenyum Untukku'" Nyonya Lee
terlihat sangat bahagia menerimanya dan melihat Tuan Jang yang sangat baik
padanya.
“Aku
tidak bisa ke toko buku karena suamiku. Tapi dia meminjamiku buku setiap hari
Minggu. Dia bahkan mentraktirku kopi sepulang kebaktian. Walau singkat, saat
aku bicara dengannya, tapi waktu berlalu sangat cepat.” Cerita Nyonya Lee
“Kapan
kali terakhir Anda melihat Pak Jang?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee mengaku Minggu
malam.
Flash Back
Tuan Jang
bertemu dengan Nyonya Lee mengatakan kalau hari ini adalah hari untuk membuat
keputusan. Nyonya Lee mengatakan kalau akan melakukan, lalu pulang ke rumah
dengan memasukan semua barang ke dalam tas.
“Seumur
hidupnya, itu adalahh pertama aku mengumpulkan keberanian. Pak Jang dan aku berniat
untuk melarikan diri.” Akui Nyonya Lee
Di malam
hari Nyonya Lee keluar dari rumah membawa tas seperti akan kabur dan menunggu
di halte bus, tapi Tuan Jang tak datang.
“Apa itu
kali terakhirnya?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee membenarkan. Sung Woo dan Wan
Seung pun menatap Nyonya Lee untuk memastikan kebeneranya.
Seol Ok
pikir Darah Pak Jang ditemukan jadi Kasus ini mengarah pada pembunuhan Tapi heran kenapa disimpulkan secara internal. Sung
Woo mengatakan polisi tidak menemukan mayatnya di mana pun.
Flash Back
Sung Woo
datang mengeledah ruangan Tuan Gi, Bahkan pergi ke restoran milik Nyonya Lee,
lalu ke ruangan tempat Tuan Jang berkerja yang ada di rumah. Ia juga pergi ke
rumah memastikan kalau mereka memeriksa toilet, lemari, kamar, laci, dibawah
tempat tidur, tapi tak menemukan apapun.
Sung Woo
menegaskan tanpa mayat, Wan Seung melanjutkan kalau merekea tidak bisa
menginvestigasi lebih lanjut. Seol Ok pikir Pembunuhan tidak bisa dibuktikan
dengan noda darah saja. Sung Woo pikir Asudah mengatakan semua yang diingat dan
juga sudah menyimpan nomor Seol Ok sebagai nomor pesan sampah.
“Sudah
kuduga... Kau tidak pernah menjawab teleponku.” Ucap Seol Ok kecewa.
“Jangan
terlalu puas diri karena sudah membantu kasus ini.” Ejek Wan Seung. Sung Woo
melirik sinis lalu memilih untuk pamit pergi.
“Ahjumma...
Apa kamu penguntit? Kenapa kau mengirimkan pesan teks sebanyak itu?” keluh Wan
Seung kesal.
Ji Seung
bertemu dengan Hee Yeon menceritaka kalau Situasinya buruk setelah ayahnya
masuk rumah sakit, menruutnya Jika bukan karena Hee Yeon maka tidak akan mampu
menanggungnya. Hee Yeon pikir tidak melakukan apa-apa dengan senyuman liciknya.
Flash Back
Hee Yeon
bertemu dengan mantan pengacara Ji Seung, mengatakan kalau bisa kembali bekerja di Firma Hukum Ha dan
Jung begitu juga Para pengacara lainnya juga. Si Pria bertanya Bagaimana dengan
urusan penerimaan universitas anaknya.
“Adakah
masalah seperti itu? Aku tidak pernah mendengarnya.” Ucap Hee Yeon
“Aku akan
kembali ke Firma Hukum Ha dan Jung. Tapi kenapa Anda melakukan ini? Sebelumnya,
Anda meminta kami pergi ke firma hukum lain.” Tanya si pengacara.
“Tidak
ada firma hukum sebaik Ha dan Jung.” Ucap Hee Yeon melakukan rencananya.
“Hee
Yeon... Aku harus memberimu cincin ini, selagi keberanianku ada.” Ucap Ji
Seung.
Hee Yeon
kaget melihat sekotak cincin ditanganya. Ji Seung mengaku kalau itu cincin
milik ibunya. Lalu Hee Yeon menatap cincin pemberikan Ji Seung sebagai Firma
Hukum Ha dan Jung.
Seol Ok
tak berbisa tertidur kembali memikirkan semua kejadian saat masuk ke rumah Tuan
Jang, lalu melihat ruangan kerja, setelah ini menemui istri Tuan Jang dan
memeriksa kamar bersama Sung Woo. Ia lalu menemui bibi tetangga, Nyonya Lee
gereja, menemukan novel di restoran. Ia
juga menemui Tuan Gi sebagai mantan petinju.
Wan Seung
pun tak bisa berbaring, mengingat saat pertama kali melihat Sung Ha menemui
Tuan Shin. Lalu mengetahui dari Tuan Park kalau Sung Ha sedang mencarinya bahkan
menanyakan sesuatu yang menurutnya aneh. Ia mengingat saat bertemu dengan Sung
Ha yang keluar dari gedung Theather.
“Siapa
yang ingin kamu temui di sini? Aku tahu kamu mengincar sesuatu. ucap Wan Seung
penasaran. Tapi Sung Ha malah mengejeknya dengan bertanya balik “Apa yang
kuincar?”
Ha Wan
Seung ada di mana-mana...Seo Hyun Soo, Sekretaris Kim, Ha Ji Seung, dan Yoo
Seol Ok.” Kata Sung Ha yang tak tidur juga di kamarnya. Sementara Seol Ok
seperti menemukan sesuatu.
“Benar...
Dia menghilang di hari Minggu. Jika itu benar, Jang Myung Hoon... Yah...
Benar... Itu dia.” Ucap Seol Ok menemukan sesuatu.
Wan Seung
heran Seol Ok meneleponku sepagi ini. Seol Ok mengatakan kalau Pak Jang
terlihat pada hari Minggu dan tetangganya tidak dapat melihat wajahnya dengan
jelas jadi hanya menebak.
Flash Back
Si Bibi
mengaku Tuan Jang itu membawa sebuah tas besar pagi-pagi sekali dan berpikir mau
bepergian atau semacamnya.
“Pegawai
kantor personalia itu hanya melihat gantungan kuncinya.” Kata Seol Ok. Si
Pendeta mengaku Saat itulah melihat pintu kantornya terbuka jadi memeriksa apa
kantor itu kemalingan tapi lega setelah melihat gantungan kunci itu tergantung.
“Gi Yong
Seob orang terakhir yang melihatnya.” Kata Seol Ok. Tuan Gi mengaku “Di malam dia
menghilang. Jika tidak salah, sekitar pukul 21.00. Aku melihat dia masuk ke
rumahnya.”
“Setelah
itu, Pak Jang menghilang.” Kata Seol Ok. Wan Seung memikirkan tentang Hari
Minggu.
“Lantas,
mungkin Lee Yeong Sook yang terakhir melihatnya.” Kata Wan Seung. Seol Ok
bingung dengan kesimpulan Wan Seung. Wan
Seung pikir kalau ini sudah jelas.
Nyonya
Lee mengaku melihatnya sepanjang malam di sana dalam persembunyiannya. Seol Ok
tak percaya kalau Wan Seung bisa mengetahuinya berpikir kalau itu Nalurinya.
“Mereka
berjanji mempertaruhkan nyawa dan melarikan diri bersama, tapi dia tidak
datang. Apa kau mau pulang jika berada di posisi itu?” ucap Wan Seung. Seol Ok mengaku pasti tidak.
“Aku
bukan membencinya... Aku ke sana karena khawatir suamiku akan memukulinya lagi “Akui
Nyonya Lee.
Flash Back
Tuan Jang
kembali ke rumah, lalu saat Tuan Gi pun melihatnya seperti ingin memastikan
tapi setelah itu pulang ke rumah. Nyonya Lee yang bersembunyi di balik dinding
rumah Tuan Jang melihat suaminya yang pergi.
“Aku
hanya ingin memastikan apa dia bersungguh-sungguh.” Ucap Nyonya Lee yang
mencoba menelp tapi tak diangkat.
“Setidaknya
aku ingin tahu itu... Tapi dia tidak keluar dari rumahnya semalaman. Bahkan Dia
juga tidak menjawab telepon.” Cerita Nyonya Lee sedih
“Lalu Pagi-pagi
buta di hari itu, seseorang melihatnya keluar dari rumah. “ kata Wan Seung
“Pria itu
keluar dengan tas yang sangat besar pagi-pagi sekali. Pasti ada sesuatu yang
berat di dalamnya, tapi orang itu kesulitan membawanya.” Pikir Nyonya Lee. Seol
Ok ingin tahu siapa itu.
“Saat itu
terlalu gelap, aku tidak melihatnya dengan jelas. Tapi itu bukan Jang Myung
Hoon. Mustahil aku tidak mengenalinya karena aku sudah menunggunya sepanjang
malam.” Kata Nyonya Lee. Wan Seung pikir
benar juga.
“Omong-omong,
apa tas itu cukup besar untuk memasukkan mayat?” tanya Seol Ok. Nyonya Lee
membenarkan
Tuan Park
melihat dilayar komputernya, mobil Sung Ha berjalan ke arah
"Joongjin-gu" dan menyimpulkan
Sung Ha sedang bergerak dan sudah keluar
dari wilayah kuasa Polsek Joongjin dengan mengarah ke luar kota.
Sung Ha
berada di mobil mengulang suara telp “Ini Sekretaris Kim. Di Provinsi Gyeonggi,
Hwasung, Dongpyeong-gun Dansu-ro 74.”
Dari GPS terlihat kalau itu arena menembak. Ia pun bertanya-tanya alasan SeolSekretaris
Kim mau menemuinya di sana, bahkan meminta naik taksi lalu bertanya-tanya
kenapa harus nomor tujuh.
Seseorang
sedang menembak dengan baju hitam dan tak terlihat wajahnya, hanya berdiri di
lintasan nomor tujuh. Tuan Park terus
melihat kalau Sung Ha mengarah "Hwaseong" sementara Sung Ha turun
dari mobil lalu menaiki taksi meminta agar Ke arena menembak terdekat.
“Lalu
kenapa aku harus ke Hwaseong? Di Hwaseong bagian mana?” tanya Wan Seung heran
menerima telpnya.
“Tempat
parkir transit, Artinya dia ganti mobil. Dia melarikan diri... Aku sudah
menyuruhmu memasangnya di sepatunya atau semacamnya.” Keluh Tuan Park
“Inspektur
Woo tidak seperti aku... Dia punya banyak sepatu, aku tidak bisa melakukan
itu.” Kata Wan Seung
“Aku akan
meninjau rekaman CCTV di area itu. Mulailah bergerak sekarang. “ kata Tuan
Park. Wan Seung pikir tidak punya tempat tujuan. Tuan Park seperti tak peduli
memilih untuk menutup telpnya.
Saat itu
Seol Ok berlari dan masuk ke dalam mobil. Wan Seung mengaku tidak punya waktu dan sangat sibuk. Seol Ok
pikir tidak seberat kelihatannya dan Mobil ini tidak akan melambat karena
dirinya. Wan Seung tak mengerti maksudnya lalu memilih untuk mengemudikan
mobilnya.
“Kau sudah
menemukan Sekretaris Kim, kan?” ucap Seol Ok. Wan Seung kaget karena Seol Ok
mengetahuinya.
“Kau pindah
tugas ke Polsek Joongjin karena Kapolsek Shin. Untuk mencari tahu tentang
Sekretaris Kim.” Ucap Seol Ok
Flash Back
Tuan Park
membahas kalau angka kejahatan di sana tinggi. Wan Seug pikir saat Tuan Park
sedang menanganinya, jadi meminta agar memindahkan juga ke Polsek Joongjin.
“Selain
itu, kentara sekali saat kau mencoba ramah kepada Kapolsek Shin.” Ucap Seol Ok
Flash Back
Wan Seung
yang memberikan surat dan minuman pada Tuan Shin melalui anaknya kalau itu dari
hatinya. Setelah itu saat rapat menyapanya, kalau selalu mengamati bahkan
membuat Tuan Shin heran.
“Apa Kau
mengincar Sekretaris Kim? Aku juga merasa aneh melihatmu selalu menghilang saat
menerima telepon dari pria itu.” Ucap Seol Ok
Wan Seung
selalu mengangkat telp menjauh dan langsung berkata kalau segera ke kantor. Seol
Ok ingin tahu siapa pria itu dan Kenapa menyembunyikan ini darinya. Wan Seung
hanya diam saja. Seol Ok pikir kalau tidak memercayainya.
Flash Back
Wan Seung
menemukan Seol Ok yang terluka dengan wajah panik. Seol Ok dengan setengah
nafasnya ingin memberitahu pelaku sebenarnya...
Wan Seung
seperti tak ingin Seol Ok terluka, mengaku kalau tidak percaya. Seol Ok seperti
kecewa, tapi menurutnya Terserah percaya atau tidak, tapi akan mencari tahu
kebenarantentang kasus orang tuanya, kalau mereka tidak bunuh diri.
“Sudah
lama aku menantikan kebenaran itu, seperti kau mencari Seo Hyun Soo.” Ucap Seol
Ok mengingat kematian orang tuanya dalam taksi.
Wan
Seung terdiam mengingat saat menemukan jasad Hyun Soo dengan cincin pemberian
tanganya, lalu berkata “Hyun Soo... Aku sudah bilang akan menemukanmu. Bahwa
aku tidak akan mati sebelum menemukanmu.”
“Ahjumma,
ini terlalu berbahaya.” Ucap Wan Seung memperingatkan
“Karena
itulah kita harus melakukannya bersama... Karena ini berbahaya. Apa Kau tidak
ingat ucapanmu kepadaku?” ucap Seol Ok membela diri.
Flash Back
“Ini
terlalu berbahaya...Aku akan menemukan pelakunya.” Kata Wan Seung mengemudikan
mobil.
“Kenapa?
Itu terlalu berbahaya dan Ini tidak ada urusannya denganmu.” Kata Seol O
“Aku
merasa jauh lebih baik jika melakukannya sendiri. Aku tidak mau mencemaskanmu
saat kau turun ke lapangan.” Ucap Wan Seung
“Aku juga
tidak mau kau terluka karena aku. “ tegas Seol Ok
Wan Seung
hanya bisa menghela nafas karena tak bisa menghentikan Seol Ok, lalu Seol Ok
berpikir kalau Wan Seung selalu tertipu olehknya. Wan Seung meminta agar Jangan
jadikan itu lelucon karena menurutnya mereka itu tak cocok.
Mereka
pun sampai di area istirahat, Wan Seung
pikir kalau mereka bisa makan. Seol Ok pikir mereka sedang buru-buru. Wan Seung
mengaku Ada orang yang pernah melihat Sekretaris Kim jadi mau mendengar ucapanya.
Seol Ok pikir kalau kaan membeli makanan
ringan.
“Aku
pikir kentang panggang dengan mentega itu enak.” Kata Wan Seung. Seol Ok pun
akan membelikanya lalu turun dari mobil.
Setelah
Seol Ok pergi, Wan Seung pergi membawa mobilnya. Seol Ok kembali dengan membawa
kentang tapi tak melihat mobil Wan Seung yang terparkir. Ia berteriak memanggil
Wan Seung lalu menerima pesan “Ahjumma, makanlah kentang itu dan tunggu aku...Aku
segera kembali.”
Sementara
Sung Ha sudah sampai di "Arena Menembak" mencari lintasn nomor tujuh,
terlihat seseorang yang mulai menembak. Lalu Sek Kim mengarahkan pistolnya ke
arah Sung Ha, Akhirnya Sung Ha pun mengeluarkan pistolnya.
Wan Seung
berjalan menyusuri jalan, sampai akhirnya mendengarkan suara tembakan dan
langsung berlari. Sek Kim menembak ke arah kaki Sung Ha, sementara Sung Ha
menembak tangan Sek Kim, Wan Seung pun datang melihat Sung Ha sudah terjatuh, sementara
Sek Kim bergegas pergi masuk ke dalam mobilnya berwarna putih.
“Apa Dia
menyuruhku pulang sendirian? Bagaimana aku bisa pulang? Apa Berjalan kaki? Dahulu
dia bahkan melarangku naik taksi karena berbahaya.” Ucap Seol Ok merasa harus
kembali dan menyelesaikan kasus.
Wan Seung
memastikan Sung Ha baik-baik saja dan memberitahu kalau Ada rumah sakit di
dekat sini. Sung Ha ingin tahu alasan Wan Seung bisa tahu dan datang.
“Aku
terlahir di keluarga kaya, jadi, hobiku adalah golf, berkuda, dan semacamnya.”
Ucap Wan Seung bangga.
“Bagaimana
dengan menonton teater? Kenapa kau di Teater Pierre? Apa Untuk mencari Seo Hyun
Soo? Lalu kenapa kamu berada di arena menembak? Mencari siapa?” tanya Wan Seung
“Bukankah
orang ke sana untuk menembakkan pistol? Aku ke sana untuk menembak. “kata Sung
Ha
“Seharusnya
kau melakukan itu. Kenapa sampai tertembak?!!!” keluh Wan Seung kesal
“Kau
tidak bisa menanyakan itu kepada orang yang ditembak. Tanyalah penembaknya.”
Ucap Sung Ha marah
Wan Seung
tak ingin membahasanya mengejek kalau Sung Ha itu analis profil pembohong dan
bukan tipenya, lalu mengejek kalau Sung Ha tidak akan mati jadi meminta
bertahan.
Sek Kim
dengan tangan yang berdarah keluar mobil lalu terlihat Hee Yeon keluar terlihat
santai dengan pakaian gaunya. Sementara Seol Ok pergi ke pemberhentian bus
menanyakan apakah mereka akan pergi ke seoul, tapi semua bus pergi ke Hwaseong
Cheongju atau Ke selatan.
“Teganya
kau melakukan ini kepadaku, Detektif Ha?” keluh Seol Ok kesal, lalu tiba-tiba
Hee Yeon datang menyapa Seol Ok, Seol Ok kaget bertanya sedang apa di
pemberhentian.
“Aku mau
pulang ke Seoul setelah membeli beberapa bahan organik. Wortel dan labu dari
kebun di sini punya kualitas terbaik. Omong-omong, sedang apa kau di sini?”
tanya Hee Yeon
“Aku
marah setelah dikhianati dan tidak punya cara untuk pulang ke Seoul.” Ucap Seol
Ok.
“Kau
butuh tumpangan, kan?” kata Hee Yeon. Seol Ok pun terlihat senang menerima
tumpangan.
Hee Yeon
pergi ke parikiran dengan mobil berwarna merah membuka pintu untuk Seol Ok
mengatakan akan mengantar dengan selamat. Seol Ok terlihat sangat senang
mengucapkan Terima kasih, karena sungguh tidak tahu bagaimana cara pulang ke Seoul. Setelah Seol
Ok masuk, Hee Yeon akan masuk ke dalam mobil dengan tatapan seperti penuh
rencana, lalu meninggalkan tempat istirahat.
"Tersangka
1, Lee Yeong Sook, Istri Gi Yong
Seob"
"Tersangka
2, Park Kyung Ja, Istri Jang Myung
Hoon"
"Tersangka
3, Jang Se Yeon, Putri Jang dan
Park"
"Tersangka
4, Gi Yong Seob, Mitra Bisnis Jang"
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar