Seol Ok
naik mobil bersama Hee Yeon, suasana agak sediki canggung lalu Hee Yeon
bertanya apakah Seol Ok belum menikah. Seol Ok menjawab kalau ia pernah menikah
tapi sudah bercerai. Hee Yeon merasa tak enak hati meminta maaf atas
pertanyaan.
“Aku
berniat mengenalkan pria baik kepadamu.”
Ucap Hee Yeon
“Aku
tidak tertarik dengan cinta” balas Seol Ok
“Tanpa
cinta,tidak ada alasan untuk hidup di dunia yang kejam ini.” Kata Hee Yon.
“Apa
cinta sekuat itu?” pikir Seol Ok. Hee Yeon pun bertanya apakah Seol Ok belum pernah jatuh cinta.
“Aku
tidak tahu... itu cinta atau bukan.” Ucap Seol Ok dengan menatap keluar jendela
mobil.
Flash Back
Wan Seung
menemani Seol Ok di rumah sakit mengatakan minta maaf atas kejadian yang
menimpa orang tua Seol Ok. Ia juga ingin menangkap para penjahat itu Tapi tidak
sanggup.
“Mustahil
kita tidak mengenali cinta. Karena perasaan itu sangat kuat.” Komentar Hee
Yeon. Seol Ok kembali mengingat sesuatu.
Flash
Back
Di dalam
mobil, Seol Ok mengatakan tidak mau Wan Seung itu terluka karena dirinya.Wan Seung meminta
agar Jangan melakukannya sendiri tapi pergi
bersama saja dan mencarinya bersama.. Lalu saat di rumah sakit, Wan Seung
mengulurkan tangan pada Seol Ok karena terlihat tak percaya diri.
“Ini
belum berakhir sampai semuanya tuntas... Ayo..” ucap Wan Seung agar mereka bisa
menyelesaikan masalah bersama.
“Kami
selalu bersama dan selalu saling membantu.” Ungkap Seol Ok
“Itu
persahabatan.” Komentar Hee Yeon seperti tahu yang dimaksud adalah Wan Seung
“Aku
tidak suka jika orang yang kusukai terlalu mengenalku.” Akui Hee Yeon
“Jika
mencintai seseorang, kita pasti ingin tahu bahkan sisi terburuknya.” Ungkap
Seol Ok
“Tidak
ada sisi terburuk yang indah.” Balas Hee Yeon seperti penuh arti.
Wan Seung
berhasil mengantar Sung Ha ke rumah sakit sambil bergumam Jika Sung Ha sampai
ditembak begini, mustahil kalau memihak Sekretaris Kim. Sung Ha sambil berjalan
mengucapkan Terima kasih atas semua
bantuannya hari ini. Wan Seung pikir mereka itu satu tim jadi tak masalah.
“Syukurlah
cederamu tidak parah. Melihat wajahmu tadi, kukira kamu akan mati.” Ejek Wan
Seung
“Lukaku
tidak parah, tapi aku tetap kesakitan. Pelurunya menggores pahaku, dan itu bagian
yang paling sakit.” Keluh Sung Ha. Wan Seung tak ingin banyak bicara mengajak
Sung Ha pulang saja.
“Entah
siapa yang ingin kau temui, tapi sepertinya dia bukan orang biasa. Dia sama
sekali tidak terekam CCTV.” Kata Wan Seung lalu berjalan lebih dulu.
Sung Ha
terdiam mendengar penjelasan Wan Seung dan mengingat saat datang ke tempat
latihan tembak mencari Nomor tujuh dan saat itu Sek Kim langsung mengarahkan
tembakan padanya, dan ia pun melakukan hal yang sama.
“Dia
mencabut setiap CCTV di area tembak mulai dari nomor tujuh.” Ucap Sung Ha
seperti makin penasaran dengan sosok Sek Kim.
Wan Seung
datang ke rumah Seol Ok, Seol Ok membuka pintu dengan wajah cemberut karena Wan
Seung yang meninggalkanya di tengah jalan tol. Wan Seung mengeluh aklau Orang
akan mengira kalau ia memang melakukan itu tapi sebenarnya adalah menurunkan di
area peristirahatan.
“Itu Sama
saja.” Kata Seol Ok kesal dan akan masuk rumah, tapi saat itu Wan Seung seperti
seorang anak anjing yang tak ingn di tinggal ibunya menarik baju Seol Ok
“Sedang
apa kau? Jangan menarik bajuku.” Ucap Seol Ok, Wan Seung tetap saja menarik
bajunya.
Keduanya
berjalan bersama, Wan Seung meminta maaf dengan menceritakan saat Seol Ok membeli kentang, Sekretaris Kim sudah mau
melarikan diri. Ia berpikir kalau Sek Kim takut saat tahu dirinya akan datang.
Seol Ok langsung bertanya apakah Wan Seung sudah menemui Sekretaris Kim.
“Belum,
tapi seseorang yang melihatnya kabur.” Kata Wan Seung.
“Jangan
beralasan lagi. Kau pasti mencoba membohongiku.” Keluh Seol Ok tak ingin
dibodohi
“Aku
tidak bisa membohongimu walaupun mau.” Balas Wan Seung. Seol Ok kembali
memastikan apakah Wan Seung bertemu dengan
Sekretaris Kim atau tidak.
“Aku
bertemu dengan Inspektur Woo.” Akui Wan Seung Seung. Seol Ok kaget
mendengarnya.
Flash Back
Wan Seung
datang setelah Sung Ha di tembak, lalu membawanya ke mobil untuk segera dibawa
kerumah sakit.
“Tadinya
dia ingin menemui Sekretaris Kim, jadi, aku mengikutinya. Tapi Sekretaris Kim
tidak ada.” Cerita Wan Seung
“Kenapa
Inspektur Woo mengincar Sekretaris Kim?” tanya Seol Ok
“Entahlah.
Dia tidak mau cerita, jadi, aku tidak tahu.” Kata Wan Seung. Seol Ok menyuruh
Wan Seung agar mencari tahu karena mereka sudah tinggal bersama.
“Hei....
Aku kesulitan karenamu. Kenapa kau menyewakanku kamar di rumahnya?” keluh Wan
Seung
“Kau bisa
Masak untuknya, Bersihkan rumahnya dan cobalah mengenalnya. Tapi Kurasa kau
bukan tipe yang bisa melakukan itu. Biar aku saja... Aku akan mengajaknya
minum-minum dan membuatnya mabuk dengan minuman racikanku.” Ucap Seol Ok penuh
semngata.
“Ah...
Kenapa kau mau melakukan itu?!!!Aku teman serumahnya. Aku saja yang
melakukannya.” Kata Wan Seung seperti cemburu. Seol Ok pun dengan senang hati
menyuruh Wan Seung agar melakukanya.
“Omong-omong,
orang-orang mesum di area ini sudah tidak ada. Belakangan ini mereka
menghilang.” Kata Seol Ok melihat sekeliling.
“Cuaca
terlalu dingin untuk keluar... Mereka juga manusia. Setelah lebih hangat Bunga
sakura harus mekar sempurna. Saat itulah mereka...” kata Wan Seung memcoba
memperagakan orang mesum yang suka membuak jaketnya.
Seol Ok
seperti tak percaya dan berpikir kalau ini Aneh. Tapi mereka sadari seorang
pria keluar dari gedung lalu masuk ke dalam mobil, seperti sebagai pelaku mesum
yang sudah tak beredar.
"Kepolisian
Sektor Joongjin"
Seol Ok
langsung menyapa Sung Woo yang baru saja datang, langsung memuji karena datang ke kantor pagi-pagi dianggap sebagai
polisi yang hebat. Sung Woo hanya bisa menghela nafas. Seol Ok pikir Sung
Woo tidak boleh terus melakukanya dengan
tidak menjawab panggilannya.
“Sudah kubilang
aku memblokir nomormu. Ini namanya menguntit.” Kata Sung Woo kesal
“Aku
hanya minta waktumu sebentar... Pak Gye.” Rengek Seol Ok. Sung Woo dengan wajah kesal menegaskan kalau
ia orang sibuk!
Seol Ok
akhirnya datang ke kantor Tuan Gi, bersama dengan Sung Woo setelah melihat
sekeliling menceritakan Lee Yeong Sook mengamati rumah itu sampai pagi, tapi
Jang Myung Hoon tidak keluar sama sekali dan menurutnya itu bukan Jang Myung
Hoon..
“Tidak
ada alasan aku tidak mengenalinya. Karena aku sudah menunggunya sepanjang
malam.” Akui Nyonya Lee yang semalaman menunggu Tuan Jang keluar dari rumah.
“Pada
tanggal 21 Maret pukul 4.30, seseorang melihatnya meninggalkan rumah itu dengan
tas besar.” Kata Sung Woo mematahkan pernyataan Nyonya Lee yang dikatakan Seol
Ok.
“Wajahnya
tidak terlihat. Itu hanya dugaan.” Kata Seol Ok yakin.
“Bagaimana
dengan kuncinya yang terlihat di sini?” tanya Sung Woo
“Kuncinya
yang terlihat, bukan Jang Myung Hoon.” Kata Seol Ok. Sung Woo pikir pernyatan
Sung Woo itu aneh menurutnya siapa lagi kalau bukan Tuan Jang.
“Itu Bukan
Jang Myung Hoon.” Kata Seol Ok. Sung Woo pikir kalau tuan Jang yang
meninggalkan rumah dengan tas yang besar dan berat.
“Ini
pembunuhan.. Dia bilang tas itu besar. Dan Demikian besarnya sampai bisa memuat
mayat.” Kata Seol Ok yakin. Sung Woo binggung kalau itu untuk menaruh mayat.
“Kantor
personalia bisa sangat berantakan dengan semen dan sisa konstruksi. Jadi Tidak
akan sulit menyembunyikan mayat di sana.” Kata Seol Ok yakin dengan ucapanya.
“Wahh..
Kau sungguh imajinatif. Tas itu ditemukan di sini saat kami menggeledah tempat
ini. Dan Tidak ada noda darah di tas itu.” Kata Sung Woo masih mengingat saat
mengeledah tas yang ada di dalam kantor.
Seol Ok
ingin tahu dengan sidik jari, Sung Woo mengatakan Terlalu banyak sidik jari
yang tumpang tindih sehingga sulit mendeteksinya. Seol Ok pikir Sung Woo sudah
menggeledah seluruh tempat ini, Sung Woo mengatakan kalau mereka tidak
menemukan apa pun.
“Teknologi
sudah maju dalam tujuh tahun ini. Kau harus mencari lagi. Pasti akan menemukan
sesuatu.” Saran Seol Ok
“Apa
menurutmu itu mungkin tanpa surat perintah? Kami tidak menemukan apa pun tujuh
tahun lalu walau sudah menggeledah dengan saksama. Orang tidak senang dan
mengeluh.” Kata Sung Woo
“Itu
tidak sulit sama sekali. Tuan Gi Yong Seob sekarang di penjara. Dia ditahan atas
kekerasan dalam rumah tangga. Jadi Ini bisa menjadi tempat kejadian perkara. Kita
harus menggeledah tempat ini dan Akan kuminta Pak Hwang menganalisis sidik
jari.” Kata Seol Ok penuh semangat.
Seol Ok
menemui Tuan Hwang di ruanganya, Tuan Hwang terlihat kesal berpura-pura tak
mengenal Seol Ok karena salah satu komplotan yang mencuri poliribosomnya. Seol
Ok hanya terdiam tapi Tuan Hwang tahu kalau Seol Ok itu si asisten
administrasi.
Kyung Mi
berpesan pada Seol Ok agar Jangan ke lab forensik untuk sementara. Dan
mengatakan ini demi kebaikannya. Ia menceritakan Na Ra yang datang beberapa
saat lalu dan dicecar habis. Seol Ok mengingat pesan Kyung Mi tapi tetap datang
ke tempat Tuan Hwang.
“Coba kau
lihat Ini.. Anda diwawancarai untuk "Science Times". Aku sangat
senang melihatnya sampai langsung membelinya setelah diterbitkan. Anda sangat
keren di foto-foto ini.” Ucap Seol Ok sengaja memperlihatkan untuk merayu Tuan
Hwang.
“Ini terbit
lebih cepat dari dugaanku.” Kata Tuan Hwang dengan wajah berbinar-binar.
“Kalau
Anda sibuk, nanti saja aku kembali.” Kata Seol Ok akan pergi, Tuan Hwang
menahanya langsung membuka pintu agar Seol Ok masuk.
Seol Ok
sengaja menahan Tuan Hwang agar tak melihat majalahnya sambil bertanya apakah
bisa mengidentifikasi noda darah dari
tujuh tahun lalu. Tuan Hwang sedikit mengeluh dengan Seol Ok berusaha meminta untuk mengidentifikasi kasus tujuh
tahun lalu.
“Mengidentifikasi
noda darah dari tujuh tahun lalu tidak semudah omonganmu. Kau harus meminta Pak
Oh karena dia adalah pakar di bidang itu. Pak Hwang bukan mahakuasa, Apa kau tahu” ucap Kyung Mi pada Seol Ok
“Rupanya
dia tidak mahir di segala bidang.” Komentar Seol Ok dan Tuan Hwang langsung
menyela.
“Sepertinya
ada kesalahpahaman. Karena aku unggul di bidang-bidang lain, bukan berarti Pak
Oh lebih baik dariku dalam hal mengidentifikasi noda darah.” Kata Tuan Hwang seperti tak ingin dibandingkan
dengan yang lainya.
Sung Woo
datang dengan tongkatnya, Na Ra dan Han Mi langsung bergegas menghampirinya
dengan wajah panik, bertanya apa yang terjadi. Wan Seung menceritakan kalau
Sung Woo itu hanya Disenggol mobil, dan akan baik-baik saja jika memakai perban
dengan mengoleskannya antiseptik selama beberapa hari.
“Dokter
bilang dia tidak perlu kruk, tapi dia bersikeras memakainya.” Ejek Wan Seung
“Apak kau
pikir, Memangnya dua pekan itu cuma beberapa hari?” balas Sung Woo.
“Itu Cukup
untuk kecelakaan kecil.” Komentar Wan Seung. Han Mi pun ingin membantu Sung Woo
duduk di kursinya.
“Dia
sudah memakai kruk, tidak perlu dibantu dan bisa jalan sendiri.” Ejek Wan Seung
“Tidak
usah... Aku tidak mau membesar-besarkan ini.” Kata Sung Woo lalu berjalan
sendiri kursinya.
Wan Seung
bertanya kemana Seol Ok karena tak ada di mejanya, Han Min memberitahu kalau
Tadi Seol Ok pergi bersama Pak Gye,
menurutnya Belakangan ini mereka menjadi sangat dekat dan Mungkin berkencan.
Wan Seung terlihat kesal meminta Han Min agar Jangan sembarangan biscara.
“Tadi dia
ke lab forensik.” Kata Na Ra melihat
Seol Ok
“Jadi Karena
semua sudah lengkap, mari kita mulai rapatnya.” Ucap Sung Woo tapi Wan Seung
malah langsung bergegas pergi.
“Letnan
Ha... Mau ke mana dia?” ucap Sung Woo, Na Ra menjawab kalau Wan Seung akan
pergi Lab forensik.
Tuan
Hwang akhirnya melihat wajahnya di majalah yang menurutnya lumayan bagus tapi berpikir sebaiknya garis rahangnya
dibuat lebih tirus, karena Ekspresinya kurang tepat dan ingin tahu pendapat
Seol Ok dan Kyung Mi
“Aku
kesal karena mereka gagal membuat hidung mancung Anda tampak lebih menonjol.”
Komentar Kyung Mi memuji
“Kyung
Mi, kau sangat pintar.” Ucap Tuan Hwang dan saat itu Wan Seung datang dengan
nafas terengah-engah.
“Hei...
Aku mencarimu ke mana-mana dan sudah melarangmu ke tempat ini.” Kata Wan Seung
memarahinya.
Tuan
Hwang lalu menyapa Wan Seung dengan memperlihatkan majahnya, Wan Seung bertanya
apa yang ada ditangan Tuan Hwang. Tuan Hang pikir Wan Seung yang belum membaca
majalah ini. Tuan Hwang pikir Buat apa membaca majalah seperti ini.
“Wajahmu
terlalu banyak diedit. Ini foto atau lukisan?!!” ejek Wan Seung
“Ini
foto!!!!” kata Tuan Hwang dengan nada berteriak marah lalu berjalan pergi.
Seol Ok
berjalan keluar dari kantor polisi mengajak untuk mencari mayat itu. Wan Seung
heran dengan Seol Ok yang tidak kenal takut dan bertanya apakah tidak takut
mencari mayat itu. Seo Ok mengaku kalau malah takut mereka tidak bisa menemukannya
jadi harus segera menemukannya dan menuntaskan dendamnya jika ada.
Sementara
di ruangan Tuan Gi, Kyung Mi dan Tuan Hwan menutup semua jendala dan
menyemportkan cairan. Setelah itu Seol Ok datang dengan Wan Seung. Tuan Hwang
pikir merkea tahu luminol mengeluarkan pendar
berwarna biru dalam gelap lalu mematikan lampu.
“Aku
tidak melihat apa pun dan Sepertinya tidak ada apa-apa.” Ucap Seol Ok tak
melihat apapun dalam gelap.
“Ada
ruangan lain di dalam.” Kata Tuan Hwang menyalakan lampu dan mereka pindah ke
ruangan lain. Seol Ok kaget melihat ada warna biru dibagian lantai.
“Sayangnya,
sebuah tragedi pernah terjadi di sini... Biasanya diperlukan sekitar satu pekan
bagi tim forensik untuk menemukan identitasnya. Tapi aku sudah selesai
mengidentifikasinya karena aku peneliti ilmiah genius.: ucap Tuan Hwang bangga.
Seol Ok kaget kalau hasilnya sudah ada.
“Tidak
diperlukan tes DNA.” Kata Tuan Hwang dan meminta agar Kyung Mi bisa
menjelaskanya.
“Golongan
darahnya tidak sama. Jang Myung Hoon bergolongan darah A. Tapi darah yang ditemukan
di sini bergolongan O.” Kata Kyung Mi
“Golongan
darah Lee Yeong Sook juga O.” Kata Wan Seung. Seol Ok pikir Tidak mungkinkah mengidentifikasi noda darah
dari tujuh tahun lalu seperti dugaan mereka.
“Omong
kosong! Walau sudah tujuh tahun lalu, noda darah laten pun dapat
teridentifikasi dengan metode terbaru yang aku ciptakan. Tapi semua noda darah
yang ditemukan di sini, yang bergolongan O, adalah darah yang masih baru.Kesimpulannya,
tidak ada noda darah dari tujuh tahun lalu. Sama sekali tidak ada.”tegas Tuan
Hwang.
Seol Ok
tiba-tiba melihat sesuatu, yang
menurutnya Aneh. Wan seung melihta Semen di bagian dinding berbeda warna. Tuan
Hwang tahu kalau Campuran semen tidak bisa selalu sama dan mungkin dinding ini tidak
disemen secara bersamaan dan dindin itu baru disemen setelahnya.
“Kyung
Mi, ambilkan detektor metal.” Kata Tuan Hwang. Kyung Mi pun mengeluarkan dengan
mencari dibagian belakang dinding dan alat itu berbunyi cukup keras.
Wan seung
dan Tuan Hwang membuka dinding dan menemukan sebuah kotak di dalamnya. Tuan Hwang dengan sarung tangan membuka dan
menemukan sebuah pisau dan juga baju dengan noda darah. Seol Ok sempat kaget
melihatnya karena menemukan barang bukti.
Tuan Gi
keluar dari kantor polisi, Wan Seung melihatnya bertanya Mau ke mana. Tuan Gi
mengatakan kalau Istrinayasudah mengakui semuanya, kalau ia tidak pernah
menganiayanya. Seol Ok bertanya apakah
Tuan Gi tidak mengancamnya lagi.
“Tapi Anda
ditangkap atas pembunuhan Jang Myung Hoon. Kami menemukan pisau dan baju dengan
noda darah di kantor biro personalia.” Ucap Wan Seung dengan memasakan borgo.
“Sepertinya
Anda tidak kaget. Rahasia pasti terbongkar.” Kata Seol Ok dan akhirnya Tuan Gi
kembali dibawa masuk ke dalam kantor polisi.
Wan Seung
langsung menginterogasi ingin tahu alasan Tuan Gi membunuh Tuan Jang. Tuan Gi mengaku bukan ia
pelakukanya. Wan Seung menegaskan kalau sudah ada bukti sambil mengeluh mau Sampai
kapan lagi berpura-pura tidak bersalah.
“Memang
benar aku memukulnya, tapi aku tidak membunuhnya.” Akui Tuan Gi
“Bagaimana
dengan pisau dan baju itu?” tanya Wan Seung
“Tampaknya
itu tas miliknya, jadi, aku tidak berani menyentuhnya.” Cerita Tuan Gi.
Flash
Back
Tuan Gi
masuk ke dalam kantor melihat tas besar milik Tuan Jang berpikir kalau akan
kabur dari rumah tapi Kenapa malah menyimpan tas sebesar ini di kantor.
“Anda
menguburnya.” Kata Wan Seung yakin kalau Tuan Gi adalah pelakunya.
“Aku
pergi ke restoran tempat istriku bekerja, lalu mendengar ada detektif datang dan
mengatakan Jang Myung Hoon menghilang, tapi itu diduga kasus pembunuhan.”
Cerita Tuan Gi
Flash Back
Tuan Gi akhirnya melihat melihat isi tas dan kaget karena
ternyata ada sebuah pisau dengan darah, akhirnya Ia bergegas menyembunyikan
dibalik dinding karena takut kalau dianggap sebagai pembunuh Tuan Jang.
“Banyak
orang melihatku memukulinya. Aku melakukan itu karena tidak mau dicurigai. Aku
mantan narapidana, jadi, kupikir tidak ada yang akan mempercayaiku.” Ucap Tuan
Gi ketakutan
Sung Woo
yang ada di ruang kontrol berkomentar kalau pelakunya sudah ditangkap jadi
meminta Seol Ok Berhentilah mengirimikanya pesan dan Berhenti mendatangi Unit
Satu juga, setelah itu keluar dari ruangan.
“Itu
aneh.” Komentar Seol Ok. Na Ra binggung bertanya Apa yang aneh?
“Sepertinya
bukan orang ini pelakunya.” Kata Seol Ok merasa ada yang janggal.
Seol Ok
dan Wan Seung keluar dari ruang interogasi. Seol Ok pikir Jika Gi Yong Seob
adalah pelakunya dan ingin tahu di mana
mayat itu, menurutnya ini sangat aneh karena Tuan Gi hanya mengubur barang
buktinya menurutnya Gi Yong Seob mungkin bukan pelakunya.
“Apa Maksudmu,
ada seseorang yang menjebaknya?” ucap Wan Seung heran.
“Aku
tidak yakin.” Kata Seol Ok. Wan Seung gemas ingin tahu apakah Gi Yong Seob
pelakunya atau bukan.
“Aku
butuh makanan manis.” Ucap Seol Ok ingi ditraktir. Wan Seung pikir kalau Seol Ok mau ke Genoise lagi
“Aku
butuh gula.” Kata Seol Ok. Wan Seung meminta agar berpikir dengan permen
murahan saja karena harga kuenya itu Sembilan dolar sepotong. Seol Ok mengikuti
Wan Seung yang akan membelikan kue.
Sung Ha
pergi ke sebuah mall dengan menatap lebih dulu di depanya.
Flash Back
Seorang
wanita bertanya apakah Sudah selesai melakukan tugasnya. Hee Yon langsung pergi
menaiki eskalator. Si wanita memberitahu kalau ponsel Hee Yeon tertinggal. Hee
Yeon menyuruh membuangnya karena itu
pasti berbahaya.
Saat itu
Sung Ha sengaja menelp orang yang mengaku sebagai Hyun Soo ingin tahu
keberadaanya. Si wanita yang butuh uang ingin meminta imbalan alau memang
memberitahu.
Sung Ha
pun mencari dari rekaman CCTV dan akhirnya menemukan sosok Hee Yeon sedang
menaiki eskalator setelah berbicara dengan si wanita. Sung Ha mengingat
kalau Hee Yeon itu pemilik Genoise.
Flash Back
Setelah
kejadian kebakaran terjadi, Sung Ha sempat datang bertanya apakah Hee Yeon
punya musuh. Hee Yeon mengaku hanya membuat kue. dan mengelola gerai jadi tidak
tahu apa-apa. Ia juga mengaku belum pernah bertengkar dengan seseorang.
“Apa Kau
Sekretaris Kim?” ucap Sung Woo seperti tak percaya ternyata Sek Kim adalah Hee
Yeon yang selama ini ada didekatnya.
Hee Yeon
kembali membuat kue dengan pegawainya di dapur,
Lalu Si pegawai mengaku kalau Beberapa hari yang lalu, seorang detektif
datang ke gerai ketiga mereka. Hee Yeon kaget siapa Detektif itu. Si pegawai
pikir Hee Yeon tahu kalau yang dimaksud
detektif dengan wanita yang sering ke gerai.
“Kenapa
mereka datang?” tanya Hee Yeon berujar seperti tak peduli.
“Mereka bertanya
tentang sebuah cincin. Awalnya, aku tidak begitu ingat, tapi setelah
memikirkannya perlahan, aku pun ingat bukan aku yang memasukkan cincin itu ke
kuenya.” Ucap Si pegawai. Hee Yeon tak mengerti yang dimaksud pegawainya.
“Apa Anda
tidak ingat cincin itu? Anda yang memasukkan cincin itu ke kue.” Ucap si
pegawai. Hee Yeon hanya terdiam, Si pegawai ingin tahu apakah Hee Yeon ingin
mengingatnya.
Flash Back
Hee Yeon
keluar dari dapur dan melihat Wan Seung ada di Counter kur meminta agar
memasukkan sebuah cincin ke kue yang dibeli. Si pegawai mengaku bisa
melakukanya. Hee Yeon melihat sosok Seol Ok menunggu di depan jendela.
Pegawainya
masuk dan Hee Yeon berpura-pura sedang sibuk, Si pegawai memberitahu ada
pelanggan yang mau memasukkan cincin ke kue dan berpikir kalau ingin melamar
wanita itu Tapi mereka berdua mabuk berat sambil tertawa.
“Jangan
rusak kuenya. Biar aku saja yang masukkan.” Ucap Hee Yeon dan akhirnya si
pegawai pun keluar dari dapur. Hee Yeon melihat cincin dalam kotakn dan ingin
memakainya, tapi si pegawai kembali datang ke dapur.
“Sudah
tidak ada tamu lagi. Mau kututupkan tokonya?” ucap si pegawai. Hee Yeon
menyembunyikan cincin dibalik tubuhnya sambil mengangguk.
Hee Yeon
memberikan sebuah amplop pada pegawainya, Si pegawai binggung karena bukan
tanggal gajiannya. Hee Yeon pikir pegawainya itu sudah bekerja begitu keras dan
berpikir kalau tidak perlu datang lagi ke gerainya. Si pegawai kaget karena
diberhentikan begitu saja.
Sung Woo
berjalan sendiri ke parkiran masih kaget karena tidak pernah membayangkan
Sekretaris Kim itu wanita Atau dia pria yang pura-pura menjadi wanita. Akhirnya
ia menelp seseorang meminata agar kirimkan semua informasi latar belakang yang
dimiliki tentang Jung Hee Yeon, yang mengelola toko kue.
Seol Ok
datang ke toko Hee Yeon yang sepi lalu bertanya Apa stafnya sedang berada di
gerai ketiga. Hee Yeon mengaku sudah memecatnya. Seol Ok kaget dan ingin tahu
alasanya. Hee Yeon pikir Seol Ok kurang menyukainya dan terlihat mencemaskan
pegawainya. Seol Ok binggung dengan
komentar Hee Yeon terdengar sinis.
“Aku
bercanda... Kurasa dia sudah bisa mandiri, jadi, dia menangani gerai baru kami.
Omong-omong, Apa kau perlu bicara dengannya?” ucap Hee Yeon. Seol Ok mengaku Tidak.
“Lalu Di
mana Detektif Ha? Kau selalu datang bersamanya.” Kata Hee Yeon.
“Kami
datang bersama.” Kata Seol Ok melihat Wan Seung malah hanya berdiri di luar
toko. Wan Seung pun hanya melambaikan dari jauh saja.
“Detektif
Ha pasti suka menonton teater. “Komentar Hee Yeon
“Karena
teater itu spesial. Dia selalu menontonnya saat dipentaskan dan ke sana
sendirian.” Cerita Seol Ok. Hee Yeon kaget Wan Seung pergi Sendiri
“Aoa Kau
pernah menonton itu? Rasanya seperti membaca buku harian seseorang, jadi, aku
tidak mau menontonnya. Itu kisah seseorang yang menyatakan cinta kepada suatu
ruangan.” Cerita Seol Ok
Di ruang
teather dan seorang pemain ada diatas panggung.
“Jun,
yang akan pergi, memenuhi ruangan itu dengan kata-kata cinta. Cuma tubuhku yang
akan pergi dari sini. Aku meninggalkan diriku yang sebenarnya di sini. Aku pasti
akan mengatakan ini supaya kau tidak kesepian....Aku mencintaimu... Aku
mencintaimu...”
“Dia
ingin berada di sana seperti udara di sisi kekasihnya yang kesepian. Jun
meninggalkan ruangan itu dan menjalani sisa hidupnya tanpa cinta. Ruangan penuh
cinta itu menunggu pemiliknya.” Kata Hee Yeon
“Karena
itulah judulnya "Ruangan yang Menunggu". Apa Kau pernah menontonnya?”
tanya Seol Ok
“Ya... Itu
sangat menyedihkan sampai aku berderai air mata.” Kata Hee Yeon.
Wan Seung
berjalan keluar toko melihat hari yang hangat, maka pas untuk orang mesum
berkeliaran. Seol Ok memberikan sebuah tiket mengaku baru memungutnya di
jalanan. Wan Seung mengeluh akalu Seol Ok Jangan memberinya sampah karena itu
sikap yang buruk.
“Aku akan
melaporkanmu karena mencuri. Itulah sebabnya.” Kata Seol Ok
“Apa Kau
mau menemaniku?” tanya Wan Seung. Seol Ok menolaknya.
“Kau
tidak pernah menontonnya.” Ucap Wan Seung. Seol Ok pikir memang tak ingin
menonton.
Sung Ha
mengetahui kalau Jung Hee Yeonadalah direktur yayasan amal Firma Hukum Ha dan
Jung. Setelah itu menghentikan mobilnya dan melihta foto Jung Hee dan juga Ji
Seung.
“Sekretaris
Kim menemui Firma Hukum Ha dan Jung... Kenapa Ha dan Jung menyeret seorang
pelobi seperti Sekretaris Kim ke yayasan amal mereka? Pasti ada yang tidak beres.”
Ucap Sung Ha penasaran.
Foto Hee
Yeon yang berjabat tangan dengan Ji Seung dan aktifitas lainya terlihat di rak,
Ji Seung menyuruh tamunya untuk duduk. Sung Ha datang menemui kakak Wan Seung,
melihat kalau Ruangan tanpa dekorasi, Buku-buku yang tertata rapi, Perabot ditata
sesuai fungsinya saja., Terlalu banyak foto, menurutnya tidak sesuai dengan
sifatnya dan Semuanya tentang Dongban.
“Wan
Seung pernah cerita bahwa kalian rekan kerja. Dia banyak bercerita tentang kau.”
Komentar Ji Seung.
“Sepatu
hitam. Kaus kaki putih... Dia tidak mengikuti mode dan memakai apa saja. Tapi
Jaket merah itu pemberian seseorang. Dia memakainya dengan hati-hati.” Gumam
Sung Ha melihat semua yang ada di ruangan.
“Jika
oang terkenal seperti kau mendukung yayasanku, maka itu akan sangat membantu
kami.” Ucap Ji Seung dengan senyuman
“Dia
sopan. Tapi cara bicaranya acuh tidak acuh. Tipikal seorang elite.” Gumam Sung
Ha terus menatap semua gerak gerak Ji Seung.
“Direktur
yayasan ini Nona Jung Hee Yeon.” Kata Sung Ha. Ji Seun kaget kalau Sung Ha
mengenal Hee Yeon
“Dia
menyebut nama depannya. Apa Mereka saling kenal secara personal?” gumam Sung
Ha.
“Aku pernah
bertemu dengannya sebentar. Tapi aku ingin tahu bagaimana kau mengenalnya. Dia
tidak berkecimpung di bidang hukum.” Ucap Sung ha penasaran.
“Aku
bertemu dengannya selagi bekerja sukarela saat masih menjadi hakim.” akui Ji
Seung
“Dia
menyukainya dan menyeret Sekretaris Kim masuk atas alasan pribadi.” Gumam Sung
Ha bisa melihatnya.
“Presdir
Ha dan Jung, Ha Ji Seung... Sekretaris Kim mengincar Firma Hukum Ha dan Jung. Seorang
hakim yang naif dan siswa teladan. Mungkin tidak sulit untuk merayunya.” Ucap
Sung Ha setelah keluar dari kantor Ji Seung.
Sementara
Ji Seung menelp seseorang adan aSelidiki
tentang Inspektur Woo dari Polsek Joongjin dan ingin tahu Alasannya untuk
bergabung dengan Dongban yang menurutnya mencurigakan.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar