[Kepolisian
Sektor Joongjin]
Seol Ok
mencatat perkataan yang ucapan Tuan Jo dalam ruangan. Tuan JO memberitahu kalau
Polisi wajib militer baru akan datang jadi meminta agar menyiapkan upacara
pembasuhan kaki. Seol Ok binggung karena ada Upacara pembasuhan kaki
“Itu
bagian dari perbaikan syarat tenaga kerja. Selama upacara itu, Kapolsek sendiri
yang akan membasuh kaki mereka. Apa Kau tahu betapa Pak Kapolsek sangat
menganggap penting prosedur dan Jangan lupakan urutannya. Siapkan baskom air
panas di depan kursinya. Handuk di sebelah kiri. Sabun di sebelah kanan.” Ucap
Tuan Jo. Wan Seung menuliskan pada bukunya.
“Jangan
lupa bantal untuk lutut Pak Kapolsek... Kalau tidak, lututnya bisa sakit.” Ucap
Tuan Jo. Seol Ok menuliskan "Bantal Lutut"
“Salah
satunya adalah MC Jay. Kau Cari dia dan berikan kursi terbaik.” Perintah Tuan
Jo. Seol Ok bingung tak mengenal MC Jay
“Bagaimana
aku tahu dia yang mana?” kata Seol Ok binggung. Tuan Jo heran Seol Ok yang tidak
tahu MC Jay.
“Dia
penyanyi terkenal...Kau Pasti tahu, ini ciri khasnya.” Ucap Tuan Jo mengangkat tanganya seperti sedang
menelp. Seol Ok masih binggung mencoba mencari keyword dari ponselnya.
Petugas
Kim terlihat bahagia akan keluar dari kantor, tapi Detektif Yuk sudah menunggu
didepan gedung menghadangnya bertanya mau kemana juniornya. Petugas Kim
binggung, sampai akhirnya detektif Yuk kembali menyuruhnya masuk, akhirnya
sebuah bus masuk ke dalam lobby kepolisian dan 3 anggota wamil turun dari bus.
“Kalian
akan bertemu dengan Pak Kapolsek Jadi Ikuti aku” ucap Detektif Yuk. Semua
menjawab”Siap, Pak.
Detektif
Yuk menanyakan siapa anak baru, dua orang mengangkat tangan dan satu lagi
adalah anak Pindahan, akhirnya mereka berjalan masuk ke dalam kantor. Detektif
Yuk melihat salah satu anggota yang mengunakan topi seperti datang untuk
berkemah, si pria pun meminta maaf dan masuk ke dalam gedung.
Seol Ok
melihat ketiganya memberitahu detektif Yuk kalau diminta untuk membawa
ketiganya. Detektif kembali bertanya siapa anak baru dan pindahan. Saat itu
salah seorang pria melihat Yoo Seol Ok terlihat bahagia. Seol Ok binggung
berpikir kalau tahu karena ID Cardnya.
Tuan Jo akhirnya melihat ketiganya.
“Astaga.
Siapa MC Jay?” tanya Tuan Jo binggung. Seol Ok pikir punya fotonya lalu
meperlihatkan pada Ponselnya.
“Aku
tidak bisa melihat wajahnya.” Kata Tuan Jo melihat foto saat jadi rapper dan
wamil.
Tuan Jo
melihat pria dengan tubuh pendek merasa kalau tak mungkin jadi berpikir kalau
pria dengan badan tinggi dan tegap sebagai MC Jay karena mirip artis. Akhirnya
Tuan Jo lebih dulu menjabat tangan MC Jay kalau banyak mendengar tentangnya. Si
pria pun menjabat tanganya.
“Tolong
berikan tanda tanganmu nanti.”kata Tuan Jo lalu mengajak MC Jay lebih dulu pergi. Dan Si pria pendek terlihat senang bertemu
dengan Seol Ok dan terlihat oleh Tuan Jo yang langsung menegurnya. Si pria
pendek mengaku bernama Park Jae Soon.
“Apa Kau
datang untuk berkeliling?” tanya Tuan Jo, Jae Soon mengaku tidak dengan
memperbaiki topinya dan masuk ke dalam gedung.
Tuan Jo
menarik celana MC Jay melihat kalau bulu kakinya yang Lebat sekali. Ia pun
mencoba menahan bau dari kaos kasi MC Jay, Tuan Shin pun akhirnya datang
bertanya apakah Semua sudah siap. Tuan Jo menganguk. Tuan Shin meminta Tuan Jo
agar sedikit mendekat.
“Apa Dia
orang itu? Apa dia sepopuler itu?” bisik Tuan Shin. Tuan Jo membenarkan.
“Ya. Dia
penyanyi rap paling populer di Korea. Orang bilang dia penyanyi rap yang
mengagumkan.” Kata Tuan Jo menyakinkan lalu mengambil kamera untuk mengambil
gambar.
“Sisi
kanan Anda lebih tampan, jadi, akan kufoto dari sisi kanan.” Kata Tuan Jo. Tuan
Shin pun siap mulai berdiri dengan baik.
Tuan Jo
mencoba mengambil fotonya, tapi terhalang oleh dua polisi yang duduk, mereka
pun diusir untuk menyingkir. Tuan Shin
mulai ingin mencuci meminta MC Jay agar mengangap rumah sendiri dan Jangan
gugup sambil menahan bau kaki.
“Bagaimana
suhu airnya?” tanya Tuan Shin sambil membasuh kaki MC Jay tak lupa mengambil
foto. MC Jay mengaku tak masalah.
“Astaga.
Kami sangat tersanjung bisa kedatangan orang terkenal seperti kau di Polsek
Joongjin.” Ungkap Tuan Shin. MC Jay merasa kalau kakinya itu bau. Tuan Shin pikir Tidak masalah.
“Jika
kamu punya keluhan atau merasa tidak nyaman selama berada di sini, sampaikan kepada
kami kapan saja, MC Jay.” Ucap Tuan Shin
“Baiklah...
Aku bukan MC Jay, Pak.” Kata si pria. Tuan Shin hanya bisa melongggo karena
pria itu bukan MC Jay begitu juga Tuan Jo.
“Dia
bilang dia bukan MC Jay.” Kata Tuan Shin menahan amarahnya. Tuan Jo menyalakan
Seol Ok lalu bertanya siapa MC Jay.
Park Jae
Soon pun berdiri mengaku sebagai MC Jay dengan gaya ponsel ditanganya. Keduanya
pun percaya kalau MC Jay terlihat berbeda saat wamil. Tuan Shin yang kesal
mengajak Tuan Jo untuk bicara karena melaukan kesalahan. Tuan Jo pun binggung
siapa pria yang sebelumnya dicuci kakinya.
Sebuah
spanduk di tempel pada dinding unit 2,
ketiganya melihat kalau mereka menjadi Unit Investigasi Khusus. Wan Seung
tak tercapa kalau Tuan Shin yang merespons secepat ini. Seol Ok berbisik tak
percaya kalau Wan Seung benar-benar memihaknya.
“Ya. Aku
pandai bersosialisasi. Belakangan ini, aku cuma sibuk menangkap penjahat. “
kata Wan Seung bangga.
“Aku baru
tahu kamu pandai bersosialisasi.” Ejek Seol Ok. Sung Ha pun meminta agar mereka
harus membaca dengan lebih saksama.
Keduanya
membaca "Unit Investigasi Khusus, Untuk Menangkap Orang Mesum" lalu
hanya bisa melonggo kaget. Tuan Jo
datang bertanya pada juniornya apakah sudah memasang spanduknya dan terlihat
senang.
“Astaga,
bagus sekali. Itu menghalangi sinar matahari. Dan Ada satu lagi., kalian Pasang
yang itu juga.” Ucap Tuan Jo penuh semangat.
Sung Woo bertanya apa maksudnya itu.
“Ini
masalah yang paling mendesak. Tolong pimpin unit khusus untuk menangkap orang
mesum ini.” Jelas Tuan Jo. Sung Woo balik bertanya apakah Tuan Joo
mengetahuinya
“Dia akan
marah besar kalau tahu.” Kata Wan Seung yakin. Tuan Jo menegaskan kalau ia yang
berwenang atas hal ini.
“Tuan
Shin tidak mengatur urusan praktis. Dia harus mengikuti keputusanku.” Tegas Tuan
Jo marah
“Seharusnya
kau mengambil hatinya lebih dahulu dan Kau tidak tahu urutannya.” Ejek Seol Ok
berisik. Wan Seung yang kesal menyuruh kembali berkerja saja.
“Ada
sekitar 80 sampai 110 orang mesum di area ini. Jika kita menangkap satu orang
setiap pekannya, maka butuh sekurangnya dua tahun. “ ucap Sung Woo
“Menangkapi
orang mesum sudah lama menjadi urusan Polsek Joongjin. Aku berharap banyak dari
kalian.” Tegas Tuan Jo yakin. Lalu dua polisi lain kembali menempelkan spanduk.
“Ada dua
orang berbakat di tengah-tengah kita. Jadi, kita harus memaksimalkannya.”kata
Tuan Jo bangga
“Ada 87
laporan orang hilang yang diterima tahun lalu, tapi hanya dua kasus yang
tuntas.” Ucap Sung Woo membaca spanduk. Wan Seung pikir kalau kasus ini seperti
menang lotre.
“Memecahkan
kasus orang hilang sudah lama menjadi urusan Polsek Joongjin. Kami berharap
banyak dari kalian.” Kata Tuan Jo dengan bangga.
“Kenapa
semuanya menjadi urusan kami?” teriak Wan Seung marah dan Tuan Jo pergi begitu
saja.
Wan Seung
memarahi Sung Woo harus bisa menangani keadaan ini sebagai ketua tim. Sung Woo
mengejek Sung Woo yang belum lupa kalau ia sebagai ketua Tim lalu berjalan
pergi. Wan Seung kesal berpikir kalau semua ingin melakukan ini sendiri tanpa bantuan rekan
tim. Seol Ok pun berjalan pergi.
Wan Seung,
Sung Woo dan Petugas Lee berjalan di sepanjang trotoar. Petugas Lee
memberitahu Laporan tentang orang mesum
paling banyak berasal dari area ini. Sung Woo melihat SMA Putri Joongjin sudah seperti tanah suci
untuk orang mesum.
“Sudah
jelas di sinilah tempat orang-orang mesum yang memakai jas hujan saling bertemu”
ucap Sung Woo. Petugas Lee seperti baru mengerti.
“Hei... Ayolah....
Analis profil si pembohong berbohong lagi.” Ejek Wan Seung. Sung Woo kembali
menegaskan kalau ia adalah atasannya.
“Maafkan
aku... Tapi Si analis profil pembohong berbohong lagi.” Ucap Wan Seung terus
mengejek. Sung Woo pun tak bisa marah membiarkan Wan Seung untuk menatap
sekolah yang jadi tempat pria-pria mesum.
MC Jay
berkeliling merasa senang karena kantor polisi menurutnya keren dan yakin orang
yang carinya pasti ada diruangan itu.
Wajahnya terlihat bahagia melihat Seol Ok yang sedang mengepel lantai
dan langsung memanggilnya. Seol Ok pu kaget MC Jay yang memanggilnya.
“Nuna,
aku penggemar beratmu sejak kasus No Du Gil.” Ucap MC Jay. Seol Ok kaget MC Jay
tahu kasus itu
“Tentu
saja... Kasus pembunuhan lakban itu, Kasus peracunan dan kasus penipuan
pernikahan. Aku bahkan bergabung dengan klub penggemarmu.” Kata MC Jay. Seol Ok
kaget dan teringat dengan ucapan Si Hwan tetang klub pengemar.
“Namanya
"Yoo Seol Ok, Aku Akan Menangkapmu".” Ucap Si Hwan. Seol Ok ingin
tahu Ada berapa anggotanya.
“Ada Dua,
termasuk aku... Entah yang satu lagi pria atau wanita.” Kata Si Hwan.
“Jadi Maksudmu,
klub penggemar dengan dua anggota itu.” Kata Seol Ok. MC Jay membenarkan lalu
meminta agar Seol Ok memberikan tanda tangan.
Seol Ok
pun dengan senang hati memberikan tandatangan untuk MC Jay, lalu MC Jay
berpikir kalau harus mengadakan jumpa penggemar. Seol Ok langsung meminta
Tanggal 30. MC Jay binggung berpikir kalauItu
hari yang penting bagi Seol Ok dan mulai menebak kejadian yang spesial
“Ini
Bukan kasus No Du Gil... Bukan kasus pembunuhan lakban juga. Apa, itu? Pasti
itu hari penting.” Kata MC Jay penasaran.
“Itu Hari
gajianku... Aku akan mentraktirmu.” Kata Seol Ok. MC Ja pun senang karena itu
memang hari paling penting yaitu Hari gajian Seol Ok dan mencatat pada bukunya.
“Kenapa
kamu menulisnya?” ucap Seol Ok heran. MC Jay pikir Tentu harus ditulis.
“Sebagai
penggemar, aku harus mengetahui segalanya tentangmu. Dan Omong-omong, aku mau
minta bantuan.” Ucap MC Jay. Seol Ok ingin tahu bantuan apa itu
“Lebih
tepatnya permintaan kasus. Managerku akan menikah tapi calon istri itu...” Bisik
MC Jay.
Seol Ok
akhirnya sudah duduk dengan MC Jay dan seorang pria yang terlihat lesu. Ia Tujuh
tahun lalu, lalu MC Jay menyambung kalau Ayah sei wanita menghilang. Si wani
menceritakan kalau sudah melaporkannya dan
MC Jay menyambung kalimat “Ke polisi.”
“Tapi
mereka bilang itu kasus melarikan diri. Hari ini pun...” ucap Si wanita dan MC
Jay kembali bicara.
“Dia
melaporkan ayahnya hilang, tapi kasusnya ditolak karena sudah tujuh tahun
berlalu.” Kata MC Jay ikut bicara.
“Hei,
berhentilah menyela ucapannya... Ini mengganggu. Minggir.” Kata Seol Ok dan
ingin kembali mendengar ucapan Si wanita.
“Seol Ok,
aku MC Jay.” Kata MC Jay karena diminta minggr.
Seol Ok malah balik bertanya apa yang akan dilakukanya.
“Kau
warga sipil pertama yang menyuruhku diam.”ucap MC Jay sedih.
“Hei...
Aku bukan warga sipil biasa. Tapi Aku pernah tampil di TV.” Tegas Seol Ok
bangga. MC Jay pun ingat kalau Seol Ok yang menangkap penipu pernikahan itu, bahkan
merekamnya.
“Kau
penggemarku, jadi, bersikaplah seperti penggemar. Jadi Tenang dan jangan berisik.”
Pinta Seol Ok dan meminta si wanita menceritakan kasusnya.
“Ibuku menunggu
ayahku seumur hidupnya. Rumah kami tinggal itu sudah tua, tapi dia tidak mau
pindah. Jika aku menikah sekarang,maka dia akan sendirian” cerita Si wanita.
Seol Ok
yakin kalau si wanita pasti sangat cemas jadi akan mencoba mencarinya.
Seol Ok
sudah ada di unit dua melihat Wan Seung datang bertanya keberadaan Sung Woo.
Wan Seung heran Seol Ok yang bukan menungguknya. Sung Woo akhirnya datang ingin
tahu alasan Seol Ok yang mencarinya. Seol Ok mengatakan Ada kasus yang
membutuhkan nasihat analis profil. Sung Woo ingin tahu mengenai kasus apa.
“Apa ada
pembunuhan berantai?” tanya Sung Woo penasaran.
“Ini
kasus orang hilang dan Kejadiannya tujuh tahun lalu.” Kata Seol Ok. Wan Seung
mengeluh kalau ini Kasus orang hilang dari tujuh tahun lalu.
“Apa Kau
mau menyelesaikannya sekarang? Wah... Bukan main. Tim kami tidak menganggur.”ejek
Wan Seung
“Berapa
usia orang itu saat dia menghilang?” tanya Sung Woo. Seol Ok menjawab Usianya
42 tahun.
“Kalau
begitu, mustahil dia diculik... Dia lari dari rumah... Bagaimana riwayat
hidupnya?” tanya Sung Woo
“Tidak
ada riwayat panggilan, penggunaan kartu kredit, rekening bank, atau
meninggalkan negara ini.” Ucap Seol Ok
“Kalau
begitu, dia sudah mati, entah bunuh diri atau dibunuh.” Kata Sung Woo
“Jangan
menyimpulkannya semudah itu.” Keluh Seol Ok merasa tak percaya.
Sung Woo
menegasan kalau Ini yang bisa dikatakan sebagai analis profil. Seol Ok menegaskan
kalau sekarang sebagai detektif. Sung Woo akhirnya menyuruh Wan Seung agar mencarikan
orang hilang itu untuk Seol Ok. Wan Seung mengeluh kenapa harus dirinya karena
sangat sibuk.
Akhirnya
Seol Ok menujuk spanduk bertuliskan "Unit
yang bertugas menyelesaikan kasus orang hilang". Wan Seung lalu menerima
telp kalau pelaku mesum itu muncul lagi dan mengatakan kalau ke sana sekarang.
Ia pun memberitahu Seol Ok kalau sedang sibuk karena kasus orang mesum jadi
nanti akan menelp.
“Jangan
ke mana-mana sendirian dan membuat masalah.” Pesan Wan Seung. Seol Ok pun
berjanji akan menelpnya.
Saat dilobby
melihat juniornya dikantor lama datang, Wan Seung bertanya kenapa polwan itu
datang. Si polwan mengaku membawa rekaman kamera dasbor dari mobil yang
diparkir di Polsek Seodon dan Sung Woo yang memintanya. Wan Seung binggung
maksud Rekaman kamera dasbor
“Ahh. Iya,
kau pernah menanyaiku tentang Seo Hyun Soo yang mengunjungimu di sekitar waktu
itu. Inspektur Woo pernah menanyakan hal serupa Tampaknya dia sedang menginvestigasi
suatu tindak pidana.” Jelas si polwan. Wan Seung bertanya Tindak pidana seperti
apa.
“Aku
tidak tahu sejauh itu. Dia hanya mengatakan bahwa Seo Hyun Soo bukan cuma satu
orang.” Kata Si polwan
Wan Seun
kaget karena Sung Woo yang mengatakan hal itu. Si polwan mengaku kalau
mendengarnya. Wan Seung bertanya apakah membawa rekaman itu. Si polwan
memperlihatkan USB dari saku celananya. Wan Seung pikir akan mengambilnya, Si
polwan menolak karena Sung Woo yang memintanya.
“Akan
kuberikan kepadanya. Dia sedang di kantor pusat.” Ucap Wan Seung menyakinkan.
Si polwan pun membiarkan Wan Seung mengambilnya.
Akhirnya
Wan Seung mencoba melihat rekaman CCTV dan melihat sosok wanita memberikan
kartu nama walaupun tak terlihat jelas. Ia menatap kartu mana dari orang yang
mengaku Hyun Soo, padahal sudah dinyatakan meninggal.
“Siapa
dia? Kenapa dia berpura-pura menjadi Seo Hyun Soo” ucap Wan Seung penasaran dan
melihat Sung Woo berjalan melewati lorong
Sung Woo
menerima telp dari seorang wanita yang mengingat perkataannya tentang pria itu
kepadanya, lalu bertanya siapa yang dimaksud pria itu.
“Apa Maksudmu,
orang yang membuatnya pura-pura menjadi Seo Hyun Soo?” ucap Sung Woo
“Ya,
salah satu staf mereka melihat pria itu.” Kata Si wanita. Sung Woo ingin tahu
siapa staf yang dimaksud.
“Staf di
teaternya itu dan sekarang masih dipentaskan. Mungkin kau bisa menemuinya jika
ke sana sekarang.” Ucap Si wanita.
Sung Woo
keluar dari kamar pamit pergi dari rumahnya. Wan Seung diam-diam masuk kamar
mencoba memeriksa bagian lemari dan tempat lainya, lalu menemukan note diatas
meja. Ia mencari pensil dan mulai mengarsirnya, lalu membaca tulisan
"Teater Pierrot, Staf pentas teater Joo Hyun A"
Akhirnya
Wan Seung sampai di depan gedung,
didalam Sung Woo bertemu dengan seorang wanita sebagai staf di teater. Si
wanita mengaku Saat itu tidur di
belakang panggung Seorang pria paruh baya sedang menunggunya jadi hanya diam
supaya tidak ketahuan.
“Aku
tidak mau dimarahi karena bermalas-malasan.”Akui si wanita
“ Kudengar
Joo Hyun A diminta melakukan hal aneh pada hari itu.” Kata Sung Woo
“Ya,
setelah pria itu pergi, dia senang karena mendapatkan pekerjaan sambilan. Katanya
dia cukup memberikan sebuah kartu nama dan menyebutkan nama itu.” Kata si
wanita
Flash Back
Seorang wanita
bernaman Hyun Ahn datang ke kanto polisi lalu mengatakan “Beri tahu dia dari
Seo Hyun Soo. “ dengan memberikan kartu namanya.
“ Pria
itu sangat mencuriga, jadi dia bilang akan merekamnya.” Kata si wanita. Sung
Woo memperlihatkan pakaian pria dari belakang lalu memastikan kalau orang itu.
“Benar,
itu mantelnya.” Kata si wanita. Sung Woo
bertanya apakah mereka mengingat wajahnya
“Aku
tidak ingat... Dia terlihat cukup tua. Tapi kenapa dia tiba-tiba berhenti
bermain teater?” kata Si wanita binggung. Sung Woo ingn memberitahu tentang
Nona Joo Hyun Ah.
Sung Woo
keluar dari gedung theater dikagetkan dengan Wan Seung sudah ada didepanya,
lalu bertanya kenapa datang. Wan Seung
menagku kalau suka menonton teater. Sung Woo menegaskan kalau Belum ada yang
dipentaskan.
“Apa Kau
mau menemui siapa di sini?” tanya Wan Seung. Sung Woo pikir itu bukan urusan
Wan Seung.
“Kenapa
kau begitu peduli kepadaku?” keluh Sung Woo. Wan Seung balik bertanya apakah
Sung Woo mencari Seo Hyun Soo. Sung Woo
berpura-pura tak mengerti.
“Seo Hyun
Soo yang sama yang tewas 17 tahun lalu” tegas Wan Seung.
“Seorang
analis profil mengejar tersangka, bukan korban. Dia bahkan sudah tewas.” Tegas Sung
Woo.
Wan Seung
mengaku kalau sudah tahu kalau Sung Woo mengincar sesuatu. Sung Woo makin
mengejek apa yang akan diincaranya, dan merasa yakin kalau orang-orang berpikir
kalau Wan Seung yang mengincarnya.
Keduanya
meninggalkan gedung, Wan Seung kembali menerima telp Seol Ok sambil mengeluh
kalau sedang sibuk. Lalu saat itu seorang pria berjubah coklat datang dan
setelah itu Hee Yeon keluar dari gedung theater seperti tergesah-gesah.
Pagi hari
Seol Ok
sudah menunggu, Wan Seung datang sambil mengeluh kalau sibuk jadi meminta agar berhentilah
meneleponnya. Seol Ok pikir kalau Wan Seung yang menyuruh meneleponnya, lalu
keduanya berjalan sampai didepan rumah kalau itu tempat tinggal Kasus orang
hilang tujuh tahun lalu, Seol Ok pun mengetuk pintu lebih dulu. Si wanita pun mengajak keduanya masuk rumah dengan
halaman yang cukup luas.
“Ini
rumah lama... Orang tuaku membelinya saat mereka menikah. Saat masih di sini, ayahku
suka memperbaiki tempat ini.” Ucap Si anak sambil berjalan masuk lalu
memberitahu ibunya kalau para detektifnya sudah datang.
“Aku
detektif dan Dia bukan.” Ucap Wan Seung sengaja memberikan ID Cardnya sambil
mengejek Seol Ok.
Seol Ok
dan Wan Seung si suguhhkan teh di atas meja, Si ibu yakin kalau suaminya akan
segera pulang. Anaknya pikir kalau kejadianya sudah tujuh tahun berlalu. Tapi si
ibu yakin kalau Ayah dari anaknya itu akan pulang karena tahu suaminya hanya
memperdulikan rumah dan keluarganya.
“Adakah
hal yang tidak lazim pada hari dia menghilang?” tanya Wan Seung
“Dia
tidak di rumah keesokan paginya, jadi, kukira dia pergi bekerja.” Cerita si
wanita.
“Adakah
yang dendam kepadanya? Atau Pernah menyebabkan kecelakaan?” tanya Wan Seung
“Suamiku
tidak pernah minum-minum, dia pun tidak bisa mengemudi. Dia bukan tipe orang yang
suka terlibat perkelahian.” Kata ibu.
Mereka
dibawa ke sebuah ruangan, anaknya memberitahu Semua barang ayahnya ada di
tempat itu. Wan Seung bertanya Apa Ada yang sudah dibuang. Si anak mengaku
tak ada karena ibunya berpikir sang ayah akan kembali dan memakai semua ini
lagi.
“Dia
masih tidur dengan bantal di sampingnya, seolah-olah ayahku sudah pulang.” Cerita
si wanita
“Apa Kau
mengingat jelas hari saat ayahmu menghilang?” tanya Wan Seung
“Saat itu
aku ada di asrama, jadi, tidak tahu persis. Aku baru tahu ayahku menghilang
setelah Ibu menelepon. Katanya, ayahku belum pulang-pulang dari kantornya.” Cerita
si anak.
Seol Ok
dan Wan Seung mencoba mencari petunjuk dari ruangan tempat si ayah yang
menghilang.
Keduanya
menemui tetangga di depan rumah, bertanya apakah melihat Tuan Jang keluar dari rumahnya pada hari saat menghilang.
Si nenek melihat alau Tuan Jang membawa sebuah tas besar pagi-pagi sekali jadi
mengira mau bepergian atau semacamnya. Wan Seung ingin tahu apakah ada sesuatu
yang tidak lazim.
“Waktu
itu masih gelap...Walau ada yang aneh pun, aku tidak akan tahu.” Ucap Si nenek
“Kalau
begitu, bagaimana Anda bisa tahu orang itu Pak Jang Myung Hoon?” kata Seol Ok
“Dia
keluar dari rumah itu, jadi, kukira itu Pak Jang.” Kata Si nenek melihat
seorang pria dengan tas besar.
Keduanya
bertemu di tempat kerja tuan Jang, kalau pria itu sudah lama bekerja dengan
Tuan Jang. Si pria mengaku kalau itu
Sekitar 15 tahun. Seol Ok pikir Pasti sangat sulit bagi bagi pria itu saat
Pak Jang tiba-tiba menghilang Atau mungkin itu menguntungkannya.
“Maksudku,
sekarang Anda bisa mengelola tempat ini sendirian.” Kata Seol Ok. Si pria
terlihat binggung dan Seol Ok melihat banyak penghargaan salah satunya "Turnamen
Tinju Presiden ke-83"
“Apa Anda
bisa bertinju?” tanya Seol Ok. Si pria mengaku dulu lumayan jago bertinju.
“Kapan
kali terakhir Anda melihat Pak Jang?” tanya Wan Seung. Si pria mengaku Di malam
Tuan Jang menghilang sekitar pukul 21.00
adan melihatnya masuk ke rumahnya.
Mereka
pergi ke tempat penyewaan, Si Pria mengaku Sebelum menghilang, Tuan Jang selalu
meminjam buku setiap hari Sabtu. Dan Tuan Jang itu a hidup sesuai jadwal, jadi menginganya. Wan
Seung ingin tahu Bagaimana pria itu tahu kalau Tuan Jang menghilang.
“Aku tahu
saat meneleponnya karena dia belum mengembalikan beberapa buku. Istrinya
menangis tersedu-sedu sampai aku tidak sanggup memintanya mengembalikan itu.” Ucap
si pria
“Buku
seperti apa yang biasanya dia pinjam?” tanya Seol Ok. Si pria menjawab Novel
roman.
Wan Seung
dan Seol Ok keluar sejenak dengan wajah lesu. Wan Seung pikir tak mendapatkan
apapun karena menurutnya Jika tidak bisa
menemukan orang yang baru hilang kemarin, maka mereka menemukan orang yang
hilang tujuh tahun lalu.
“Mereka
semua aneh.” Seol Ok. Wan Seung binggung apa yang aneh.
“Mereka
semua mengingat kejadian tujuh tahun lalu seolah-olah baru kemarin terjadim Ini
bukan kasus orang hilang biasa.” Kata Seol Ok yakin
“Lalu
apa? Penculikan? Pembunuhan?” keluh Wan Seung. Seol Ok mengajak mereka kembali
ke kantor polisi.
“Dia
melaporkan ayahnya hilang jadi Aku yakin datanya masih ada.” Kata Seol Ok. Wan
Seung menganguk menyetujuinya.
Wan Seung
memuji dugaan Seol Ok benar kalau ini bukan
kasus orang hilang biasa. Seol Ok membaca keterangan "Sebelumnya diinvestigasi
dalam kasus pembunuhan, tapi kasusnya ditutup secara internal." Dan Ada
tiga orang tersangka.
“Apa Ini
laporannya? Dan Detektif yang
menanganinya adalah... "Letnan Gye Sung Woo.. Kalau begitu, yang paling
tahu tentang kasus ini adalah...” "kata Seol Ok membaca berkas.
Wan Seung
tahu yang dimaskud Ketua Tim Gye , Seol Ok lalu menunjuk Sung Woo yang berjalan
di lorong, keduanya pun saling menatap. Sung Woo binggung tiba-tiba diatap oleh
Seol Ok dan juga Wan Seung.
Si Hwan
duduk di cafe mencoba menelp "Seol Ok" lalu MC Jay datang bertanya
pada Si Hwan apakh ketua klub penggemar Yoo Seol Ok. Si Hwan membenarkan dan
berpikir kalau ia lebih tua daripada MC Jay, MC Jay mengajak mereka bicara
banmal saja.
“Kau
bilang akan datang bersama wanita yang kau sukai. Di mana dia?” ucap MC Jay
“Dia
tidak menjawab ponselnya. Katanya dia akan datang. Padahal Dia senang akan
bertemu dengan MC Jay.” Kata Si Hwan
“Bukankah
dia sedang belajar untuk ujian masuk kepolisian? Dia sudah lulus, kan?” kata MC
Jay, Si Hwan kaget kalau MC Jay mengetahuinya.
“Kau
tidak bisa menghubunginya sejak saat itu. Tentu, itulah yang terjadi.” Ucap MC
Jay yakin, Si Hwan tak yakin mencoba menelp tapi Min Ji tetap tak mengangkat,
sementara MC Jay sibuk menelp Seol Ok
“Halo...
Nuna Seol Ok.... Kau di mana? Jumpa penggemarmu hari ini. Apa Mau kujemput?”
ucap MC Jay mengoda lalu terkejut karena Seol Ok yang baru saja menyari bukti
kasus.
“Kasus apa?
Jumpa penggemarmu hari ini. Setidaknya kamu harus datang dan menyapa kami.” Ucap
MC Jay panik, Seol Ok tiba-tiba datang dengan ponsel di tanganya. MC Jay senang
karena Seol Ok ternyata dalam
perjalanan.
Seol Ok
melihat Si Hwan yang juga ikut datang, Si Hwan mengaku kalau ia yang memulai ini. Seol Ok heran
kalau ini dianggap klub penggemar karena hanya ada mereka berdua. MC Jay pikir
tak perlu banyak karena hanya ingin menjadi
satu-satunya penggemar Seol Ok dan tidak mau orang lain tahu.
“Lalu Di
mana Mi Joo? Apa Dia tidak datang?” tanya Seol Ok
“Dia
memutuskan hubungan dengan orang ini usai lulus ujian.” Ucap MC Jay. Si Hwan
menegaskan bukans seperti itu mengeluh temanya itu hanya sembarangan bicara. Dan
terus berusaha menelp Seol Ok.
Si Hwan
yakin Min Ji akan datang. Seol Ok mengajak mereka pesan bir lebih dulu dan juga
sebotol soju lalu mencoba bando yang dipakai Si Hwan. MC Jay memuji Seol Ok itu
terlihat Beda sekali jika memakainya. Si Hwan terus menelp Min Ji dan terlihat
ponsel dengan "Si Hwan" yang terus menelp, sementara Min Ji sudah
terkapar di semak-semak tak sadarkan diri. Si pelaku pun dengan santainya
berjalan pergi meninggalan Min Ji.
Bersambung
ke episode 12
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar