Min Ji
berjalan pulang sambil menelp Si Hwan memberitahu kalau berhasil. Jadi mengajak minum untuk
merayakannya. Si Hwan mengataka kalau
Ada acara kantor. Mi Ji ingin tahu Dalam rangka apa,seperti tak percaya
kalau Bos Si Hwan sekarang adalah
seorang artis.
“Jangan
bohong. Kau bilang MC Jay?!! Kudengar dia sangat sombong. Kenapa dia mau
minum-minum dengan orang biasa seperti kita?” ucap Mi Ji lalu melihat seseorang
dari kejauhan.
“Si
Hwan... Jangan tutup teleponnya... Ada orang aneh di sini... Tampaknya dia
orang mesum.” Kata Min Ji berhenti melangkah melihat pria dengan jubah dari
kejauhan.
Akhirnya
ia memilih untuk berbelok, mengambil jalan lain. Si pria tak mengikutinya, Min
Ji pikir dugaanya salah salah lalu bertanya kapan mereka akan minum bersama. Setelah menutup telpnya, tiba-tiba seseorang
langsung membekap mulut Min Ji dan membawanya pergi.
Hee Yeon
selesai berendam memilih pakaian dalam lemarinya, lalu berkomentar kalau pria
yang akan ditemuinya adalah pria berambisi jadi akan mengunakan gaun merah,
wajahnya terlihat penuh dengan rencana misterus dan siap untuk masuk ruangan.
Saat itu
juga Sung Ha masuk ruangan Tuan Shin dengan berhati-hati mengeluarkan ponsel
dan berjalan berkeliling dengan alat pendeteksi, TUan Shin binggung dengan yang
dilakukan Sung Ha pada ruanganya. Sung Ha meminta agar Tuan Shin diam dan terus
berkeliling.
Di depan
meja, suara alat pendeteksi makin nyaring. Keduanya saling menatap karena
seperti ada sesuatu yang aneh, sampai akhirnya anak buah Tuan Park pun melepaskan
earphone karena suara yang nyaring dari alat penyadap. Sung Ha akhirnya
memegang alat penyadap di tanganya. Tuan Shin pun kaget karena Sung Ha bisa
mengetahuinya.
“Kudengar Anda menemui Sekretaris Kim. Kenapa
tidak memberitahuku?” ucap Sung Ha dengan nada sinis.
“Karena
Sekretaris Kim berbahaya.” Ucap Tuan Shin.
“Katanya
Anda menyembunyikan sesuatu untuk melindungiku.” Komentar Sung Ha
“Maaf,
tapi aku tidak percaya itu. Aku tidak bisa memercayai siapa pun sekarang. Aku
bahkan tidak tahu siapa Sekretaris Kim.” Tegas Tuan Shin dengan wajah panik
“Kalau
begitu, Apa Anda tidak pernah berjumpa dengan Sekretaris Kim?” kata Sung Ha
dengan wajah kaget.
Seorang
wanita sedang memilih pakaian dan berpikir untuk membelinya, Hee Yeon datang
dengan kacamata hitam dan gaun merah berkomentar kalau pakain itu cocok untuk
Si wanita. Tapi Si wanita melihat kalau hargnya mahal. Hee Yeon pikir kalau itu
sepadan dengan harganya.
“Lalu
bagaimana Anda bisa berhubungan dengan Sekretaris Kim?” tanya Sung Ha penasaran.
“Awalnya,
melalui siswi SMA.” Ungkap Tuan Shin.
Flash Back
Tuan Shin
sedang berolahraga tiba-tiba didekati anak dengan seragam SMA, lalu memberikan
ponsel di tanganya. Lalu yang kedua
adalah seorang tuna wisma dengan jaket yang lusuh melihat Tuan Shin kembali
memberikan sebuah ponsel, dan menurutnya Orangnya terus berganti.
“Apa Anda
mengingat suaranya?” tanya Sung Woo. Tuan Shin mengaku Suaranya juga terus berganti.
“Belakangan
ini, lebih banyak suara wanita.” Kata Tuan Shin dan saat itu ponselnya
berdering. Keduanya kaget dan Tuan Shin seperti enggan untuk mengangkatnya,
akhirnya Sung Ha mengangkat telp dari nomor yang tak dikenal.
“Ini
Sekretaris Kim... Kita harus mengubah waktu dan tempat pertemuan... Pekan
ini... Di Provinsi Gyeonggi, Hwasung, Dongpyeong-gun Dansu-ro 74. Nomor tujuh
dan Naiklah taksi.” Ucap Sek Kim. Sung Ha yang mendengarnya terlihat bingung.
Sementara
si wanita yang sebelumnya membeli baju selesai menelp, bertanya apakah itu saja
tugasnya. Lalu Seseorang membelikan imbalan yaitu pakaian yang diinginkanya,
dan orang itu adalah Hee Yeon lalu pergi menaiki eskalator. Si wanita memanggil
kalau Hee Yeon lupa dengan ponselnya.
“Buang
saja.... Itu bisa berbahaya.” Ucap Hee Yeon lalu berjalan pergi.
Tuan Shin
bertanya apakah Sung Ha bisa menangkap Sekretaris Kim dengan cara ini karena
Sekretaris Kim menyadap mereka. Sung Ha pikir Mungkin ini bukan Sekretaris Kim.
Tuan Shin mengeluh Sung Ha yang mengatakan akan membantu melepas dari
Sekretaris Kim.
“Jadi,
percayalah kepadaku...Anda dan aku berada di pihak yang sama.” Tegas Sung Ha
menyakinkan.
“Benarkah
Sekretaris Kim akan datang? Bagaimana jika ini sebuah jebakan?” kata Tuan Shin
khawatir. Sung Ha memutuskan kalau ia yang akan pergi.
“Aku
nyaris tidak lolos dari Polsek Sinim.” Ucap Tuan Shin mengeluh
“Apa yang
Anda lakukan di Polsek Sinim? Apa tuntutan Sekretaris Kim?” tanya Sung Ha
curiga.
“Aku
hanya menutup mata terhadap investigasiyang dilakukan Detektif Oh. Itu harus
berhenti sekarang. Aku sungguh ingin pensiun dengan tenang. Bahkan Putriku juga
bekerja di sini. Tolong pastikan tidak ada masalah.” Kata Tuan Shin
bersungguh-sungguh.
“Aku akan
membantu Anda.” Kata Sung Ha yakin. Tuan Shin pun meminta tolong agar bisa menangkap Sekretaris Kim.
Seol Ok
masuk ke kantor real estate, Si bibi bertanya Seol OK Sedang mencari rumah seperti apa. Seol Ok
mengatakan hanya mencari apartemen studio Untuk ditinggali sendiri dan Dengan uang jaminan murah. Akhirnya mereka
pergi ke sebuah rumah dengan dinding yang berjamur seperti kurang sinar
matahari.
“Apa
tidak ada tempat yang lebih bersih?” tanya Seol Ok
“Dengan
anggaran itu, kau hanya bisa mendapat kamar kos.” Ucap si bibi.
Seol Ok
pergi ke tempat lain, dan melihat ruangan terlalu kecil dengan dapur dan mesin
cuci dalam satu ruangan dan sangat sempit,
Si bibi pikir kalau Jarang ada rumah kosong di Joongjin-dong. Seol Ok
merasa tak nyaman kalau tinggal di ruangan yang kecil
“Begini,
ada sebuah kamar di satu rumah yang disewakan. Tapi pemiliknya mungkin tidak mau
menurunkan uang jaminannya.” Kata Si bibi. Seol Ok pun ingin tahu keberadaanya.
Si bibi
membawa ke apartment yang terlihat rapih dengan ruang makan dan TV yang
terpisah. Seol Ok melihat rumhanya bagus, Si bibi pikir Seol Ok beruntung
karena dengan uang yang dimilikinya seharusnya hanya bisa mendapat kamar kos.
“Pemiliknya
seorang pria. Apa Kau tidak keberatan?” tanya Bibi memastikan.
“Tentu,
aku tidak keberatan... Baiklah, kalau begitu... Aku akan menyewa tempat ini...
Berapa uang jaminannya?” tanya Seol Ok
“Dia tidak
butuh banyak uang, jadi, hanya meminta uang sewa dua bulan.” Kata Si bibi. Seol
Ok kaget mendengarnya menurutnya Tidak sia-sia sedari tadi berkeliling.
“Kau bisa
meneken kontrak sewanya setelah dia pulang.” Ucap Si bibi. Seol Ok setuju lalu
ingin melihat kamar yang disewa.
Si Bibi
menunjuk kalau bukan kamar yang di depanya tapi yang disamping. Seol Ok melihat
kamar yang cukup nyaman yang lengkap dengan tempat tidur. Menurutnya Tempatnya
tenang dan bagus. Si bibi melihat si pemilik aparment sudah pulang dan
memberitahu kalau Penyewanya ingin
meneken kontrak sewa hari ini.
Saat itu
Seol Ok bisa mendengar suara Sung Ha yang berbicara menyetujuinya. Sung Ha pun
kaget melihat Seol Ok yang akan menyewa kamarnya. Akhirnya keduanya duduk di
ruang tengah untuk membahas sewa kamar.
“Apa Kau
serius mau pindah kemari?” tanya Sung Ha masih kaget.
“Aku tidak
bisa terus tinggal di sauna.” Kata Seol Ok. Sung Ha tak percaya kalau Kondisi
Seol Ok itu lebih buruk daripada dugaannya.
“Tapi
Tetap saja, setiap hari kita bertemu di kantor.” Komentar Sung Ha.
“Itu
justru lebih baik... Kita bisa saling memahami.” Kata Seol Ok
“Tidak,
itu akan sangat tidak nyaman.” Kata Sung Ha. Seol Ok pikir tidak bisa terlalu
pemilih sekarang.
“Apa Kau
sungguh tidak keberatan?” tanya Sung Ha heran. Seol Ok langsung memohon pada
Sung Ha agar bisa membantunya.
“Dengan
uangku sekarang, aku hanya bisa menyewa kamar kos. Aku sungguh tidak ada
pilihan lain.” Kata Seol Ok
“Tapi bagaimana
kita bisa tinggal serumah?” ucap Sung Ha masih merasa tak nyaman
“Aku
tidak akan mengganggumu sama sekali dan tidak punya waktu untuk itu. Aku sangat
pandai memasak nanti Kau akan terkejut.” Ucap Seol Ok mencoba merayu.
“Kau
tidak perlu memasak untukku.”tegas Sung Ha. Seol Ok meminta agar bisa tinggal untuk sementara sambil
berlutut. Sung Ha merasa tak enak meminta Seol Ok agar bisa berdiri.
Akhirnya
Seol Ok keluar dengan wajah bahagia, berkomentar kalau Wan Seung itu tak bisa
melakukan apapun tanpa dirinya. Lalu menelp Wan Seung kalau harus pindah hari
ini. Wan Seung kaget kalau secepat itu karena menurutnya Sulit mencari rumah di
Joongjin-dong.
“Kurasa
kemampuanmu lebih dari sekadar menangkap penjahat.” Ejek Wan Seung
“Pindahlah
sekarang jika tidak mau tidur di kantor lagi. Lalu Cepat ambil barang-barangmu
dan hubungi rental mobil pindahan... Cepatlah. Tidak boleh membuang waktu.”
Ucap Seol Ok. Wan Seung mengerti.
Seol Ok
akhirnya menutup telp berpikir karena tugasnya sudah selesai dan merasa lupa
bilang pada Wan Seung kalau sudah menyewa kamar di rumah Sung Ha. Tapi
menurutnya Jika tahu kamarnya ada di rumah Sung Ha, past Wan Seung akan
menolaknya.
“Ini
untuk sementara saja... Dia tetap harus pindah setelah barang-barangnya sampai.”
Ucap Seol Ok merasa tak ada yang salah dengan tindakanya.
Sung Ha
gelisah dalam ruamhanya karena harus berbagi kamar mandi dengan Seol Ok, lalu
berpikir harus membersihkan seluruh rumah agar terlihat rapih. Ia juga teringat
dengan piyama yang sudah usang dan berpikir kalau harus membeli yang baru..
“Ahh....
Tidak. Ini tidak akan berhasil... Aku harus memberitahunya.” Ucap Sung Ha ingin
menelp Seol Ok lalu terhenti sejenka.
“Tapi Apa
maksudnya tidur di sauna? Apa Dia sungguh sedang kesusahan?” kata Sung Ha
merasa kasihan karena Seol Ok yang tidur disauna.
Akhirnya
bel rumah berbunyi, Sung Ha membuka pintu dan
petugas membawa barang bertanya dimana harus meletakanya. Sung Ha
menunjuk tempat untuk menaruh barang, saat itu Wan Seung masuk paling belakang
dan menyapa pemilik rumah.
Keduanya
kaget karena ternyata harus tinggal satu rumah. Wan Seung memanggil para kurir
agar keluar dari rumah karena menurutnya sudah salah tujuan
Sementara
Seol Ok berbaring dikamarnya merasa kalau Firasatnya buruk soal ini dan
bertanya-tanya Apa pindahannya berjalan lancar. Ia yaki dengan ada dirumah Sung
Ha jadi pasti membantu Wan Seung.
Sung Ha
berbaring dikamarnya, seperti tak nyaman untuk tidur. Wan Seung yang kelelahan
seperti bisa tidur dengan nyenyak dengan suara dengkurang yang keras.
“Mereka
satu unit, jadi, bisa rapat di malam hari. Itu mungkin bagus untuk mereka.”
Pikir Seol Ok yakin.
Ji Seung
sedang berkerja di ruangan, saat itu Seorang pria datang meminta maaf karena
datang larut malah dan memberikan surat pengunduran dirinya. Ji Seung kaget
karena Pengacara Oh akan mengundurkan
diri dan membahas kalau tentang semua detail proyek mereka sekarang...
“Aku
pasti akan menyerahkan semua detailnya.” Ucap Pengacara Oh lalu keluar ruangan.
Setelah itu pria dengan usia senja pun masuk melakukan hal yang sama.
“Jika kau
meninggalkan firma ini, maka kita harus membatalkan pengambilalihan Grup
Jinmi.” Ucap Ji Seung.
“Tapi itu
kesepakatan terbesar.” Kata si pria khawatir.
“Ada yang
sengaja menarik para pegawai kita untuk itu. Sudah 15 orang dari tim itu yang
mengundurkan diri. Apa Restrukturisasinya tidak terhindari?” tanya Ji Seung. Si
pria menganguk membenarkan.
“Pertama,
mari kita mulai dengan yayasan amal itu.” Kata si pria
“Tidak,
jangan Dongban... Mari kecualikan Dongban untuk restrukturisasi ini.” Kata Ji
Seung. Si pria pun bertanya mereka harus
memulai dari mana.
Hee Yeon
datang ke tempat Ji Seung malam hari. Ji Seung dengan wajah sumringah bertanya
alasanya datang datang di malam hari dan kaget saat menerima telepon. Hee Yeon
mengaku hanya mampir dan memperlihatkan makanan karena tahu Ji Seung pasti
lapar. Ji Seung pun mengucapkan Terima
kasih. Hee Yeon lalu melirik ada "Surat Pengunduran Diri" diatas
meja.
“Apa ada
masalah?” tanya Hee Yeon dengan wajah khawatir. Ji Seung menyangkal meminta Hee
Yeon agar tidak perlu cemas.
“Mungkin
aku bisa membantumu.” Ucap Hee Yeon mencoba menenangkan.
“Para pengacara
Firma Hukum Ha dan Jung sepertinya banyak terpengaruh. Mungkin itu karena
absennya ayahku.” Cerita Ji Seung
“Aku direktur
eksekutif Dongban sekarang dan juga anggota Firma Hukum Ha dan Jung. Aku harus
mengetahui situasi kita.” Kata Hee Yeon ingin Ji Seung bisa lebih terbuka.
“Lima
belas pengacara yang menangani merger dan akuisisi Grup Jinmi tiba-tiba
menyerahkan surat pengunduran diri mereka.” Jelas Ji Seung. Hee Yeon meminta
agar bisa melihat daftar namanya.
Wan Seung
melihat Sung Ha sudah ada di meja makan sambil baca koran dan menyapanya kalau
sudah bangun lebih dulu. Sung Ha menyindir kalau Wan Seung tidur dengan nyenyak
karena suara dengkuran yang keras. Wan
Seung sengaja menuangkan kopi dari cangkir Sung Ha untuk memintanya.
“Aku
menyukai aroma kopi ini.” Ucap Wan Seung lalu berjalan pergi merasa kalau
keadaanya sekarang sungguh tidak nyaman.
“Ini luar
biasa tidak nyaman.” Keluh Sung Ha lalu berjalan pergi ke kamar mandi,
tiba-tiba Wan Seung sudah ada disampingnya.
“Yah...
Masuklah dahulu... Pemilik rumah harus diutamakan.” Kata Wan Seung membiarkan
Sung Ha masuk lebih dulu, tapi seperti merasa tak nyaman karena menahannya buang air kecil sambil mengetuk pintu meminta
agar bisa cepat.
Keduanya
akhirnya masuk ke kantor dari arah yang berbeda, mereka seperti tak ingin kalau
keduanya tinggal bersama. Seol Ok melihat keduanya datang bersama berkomentar
kalausenang melihat keduanya datang ke kantor bersama.
“Bagaimana
malam pertama kalian?” goda Seol Ok. Sung Ha mengaku Biasa saja.
“Cuma ada
satu kamar mandi.” Keluh Wan Seung yang harus menahan ke toilet. Saat itu
terdengar teriakan Tuan Jo memanggil Seol Ok. Seol Ok mengangkat tangan kalau
sedang ada di meja unit 2.
“Hei..
Kemarilah... Buatkan 50 cangkir kopi untuk pertemuan.” Kata Tuan Jo. Seol Ok
binggung karena harus membuat kopi juga. Tuan Jo malah menyindir kalau Seol Ok
yang tak mau melakukanya.
“Kudengar
posisiku memegang banyak peranan penting, menjadi pihak pertama yang tahu
tentang kasus pidana.” Ucap Seol Ok. Tuan Jo bingung bertanya siapa yang
mengatakanya.
Seol Ok
melirik pada Wan Seung kalau saat di mobil mengatakan “Kau akan Menjadi orang
pertama yang tahu tentang kasus-kasus di sana. Kau akan melihat gambaran
besarnya dan bisa memilih kasus yang ingin kau pecahkan dari Unit Satu sampai
Lima.” Wan Seung pun hanya bisa menutupi wajahnya dengan laptop.
Tuan Jo
mengumpat kesal mendengarnya, Seol Ok pun bertanya apakah tetap ingin membuatkanya.
Tuan Jo pikir tak perlu, tapi Seol Ok merasa pandai membuat kopi karena Begitu
keluar dari rumah mertuanya jadi harus melayani lagi.
Kyung Mi
mengetuk pintu ruangan dan Tuan Hwang dengan suara pelan dan serak mengaku
sedang sakit tenggorokan jadi meminta agar membuatkan teh. Kyung Mi tak
mendengar binggung menelpkan wajahnya agar bisa mendengar yang dikatakan Tuan
Hwang.
“Aku
sedang sakit tenggorokan, jadi, buatkan teh untukku.” Ucap Tuan Hwang. Kyung Mi
tetap tak bisa mendengar memindahkan telinganya agar bisa mendengar.
“Aku
sedang sakit tenggorokan... Buatkan aku teh! Teh!” teriak Tuan Hwang. Akhirnya
Kyung Mi pun bergegas pergi untuk membuatkan teh.
Tuan
Hwang akhirnya meminum teh yang dibawakan Kyung Mi, sambl menatap dengan senyuman. Kyung Mi
binggung melihat tatapan Tuan Hwang dan bertanya apakah adakah yang ingin dikatakan.
“Omong-omong,
apa kamu tahu di mana SMP yang paling membosankan?” ucap Tuan Hwang seperti
ingin melucu. Kyung Mi menjawab tak tahu.
“SMP
Memuat...” kata Tuan Hwang. Kyung Mi pun terpaksa tertawa dengan lelucon yang
dibuat Tuan Hwang.
Ruang
rapat sudah penuh dengan semua anggota polisi. Tuan Shin masuk ruangan dan Wan
Seung langsung menyapanya lalu mengatakan kalau selalu mengamatinya dan
mempersilahkan duduk. Tuan Shin dan Tuan Jo terlihat binggung dengan sikap Wan
Seung.
“Pak..
Apakah Ha Wan Seung mengatakan sesuatu kepada Anda?” bisik Tuan Jo mendekat.
“Itu... Kini
dia mengancamku secara terang-terangan.” Kata Tuan Shin.
“Wah...
Beraninya... Aku akan berusaha membuatnya terus di luar supaya Anda tidak perlu
melihatnya.” Ucap Tuan Jo
“Jangan
biarkan dia berpartisipasi dalam pertemuan kita. Rambutku rontok karena dia.”
Bisik Tuan Shin. Tuan Jo pikir tak perlu khawatir.
Tiba-tiba
Wan Seung membawa bangku dan langsung duduk tepat disamping Tuan Shin. Tuan Jo
yang melihatnya pun tak mau kalah dengan
mengeser bangkunya memilih untuk berhadapan. Akhirnya Tuan Shin dengan canggung
mengajak untuk memulai rapat.
“Kami
punya anggota tim baru, jadi, aku ingin memperkenalkannya kepada Anda hari
ini.” Ucap Tuan Hwang lalu meminta agar Kyung Mi menyapa semua seniornya. Kyung
Mi pun berdiri siap memberikan salam.
“Halo... Aku
magang di tim forensik, Kim Kyung Mi... Ini pengalaman pertamaku, jadi, aku
harus banyak belajar... Terima kasih sebelumnya untuk bantuan kalian.” Ucap
Kyung Mi, tanpa sadar Tuan Hwang memainkan senter terlihat gambar wajahnya yang
penuh dengan gambar kawat.
Tuan Shin
dkk tak bisa menahan tawa melihat wajah
Kyung Mi, akhirnya Kyung Mi binggung apa ada yang salah dengan wajahnya dan
menatap cermin, Tuan Hwang pun langsung menyembunyikan senternya. Semua masih
saja tertawa dengan lelucon yang dibuat Tuan Hwang.
“Pak
Hwang... Hentikan... Itu kekanak-kanakan.” Komentar Sung Ha yang tak tertawa
dengan lelucon Tuan Hwang, lalu saat itu Tuan Jo kaget melihat Seol Ok datang
dengan trolly berhasil membuat 50 gelas kopi.
“Aku
meminjamnya dari kantin.” Ucap Seol Ok bangga. Tuan Jo menyuruh Seol Ok menaruh
di sisi ruangan dan pergi. Tapi Seol Ok dengan sengaja membagikan cangkir kopi
pada peserta rapat. Tuan Jo mengeluh karena rencananya bukan seperti itu.
“Hei....
Kyung Mi, kenapa wajahmu?” tanya Seol Ok binggung karena terlihat seperti
jaring-jaring. Kyung Mi akhirnya bisa
melihat kalau wajahnya terkena senter untuk ada gambar kawat yang nempel
diwajahnya.
Tuan
Hwang tak bisa menahan tawanya, terus tertawa sampai merosot dari kursi. Kyung
Mi terlihat sangat marah, Sung Woo yang duduk disebelahnya langsung mematikan
senter mencoba menahan tawanya. Sebelumnya tuan Hwang sengaja mengoles cairan
di jendela pintunya dan membuat Kyung Mi menempelkan wajahnya agar berbentuk
tekstur kawat.
Saat itu
rapat selesai, Kyung Mi seperti sangat marah terus digoda oleh seorang. Tuan
Hwang berjalan dibelakang Kyung Mi tanpa rasa bersalah bertanya apakah
juniornya itu punya keluhan Atau punya cat. Kyung Mi hanya diam saja. Tuan
Hwang bertanya apakah Kyung M marah, Kyung Mi
mengaku tidak.
“Jika kau
berusaha keras untuk tidak tertawa, artinya kau sangat marah.” Ucap Tuan Hwang
“Aku
tidak marah!” teriak Kyung Mi kesal dengan mata melotot lalu berjalan pergi.
Tuan Hwang melihat sikap Kyung Mi masih berpikir kalau juniornya itu tak marah.
Kyung Mi
berjalan dengan wajah kesal, Sung Woo seperti menunggu di ujung loron berkomentar
supaya Kyung Mi menganggaplah itu tradisi forensik karena Tuan Hwang selalu
melakukan itu kepada anggota tim baru.
Flash Back
Saat Sung
Woo menjadi anggota baru memperkenalkan diri pada semua seniornya, dan Tuan
Hwang sengaja memberikan senter pada wajahnya lalu terlihat gambar kumis pada
wajahnya yang membuat semua tertawa.
“ Dia juga
pernah melakukannya kepadaku... Oh Yah..
Aku punya krim khusus yang bisa menghapusnya... Akan kuberikan
kepadamu.” Ucap Sung Woo. Kyung Mi pun mengucapkan Terima kasih.
Kyung Mi
dengan wajah kesal membersihkan wajahnya yang terkena cat, Sementara Seol Ok
mengeluh karena merasa Sulit dipercaya membuat kopi di usia tuanya dan sungguh
memalukan. Kyung Mi menegaskan kalau ia yang lebih malu.
“Begitulah
hidupku sekarang..” keluh Kyung Mi yang dibuat malu oleh Tuan Hwang.
“Kita
berdua terlalu tua untuk melakukan ini.” Kata Seol Ok lalu memberikan bedak
agar Kyung Mi mengunakanya.
“Hidup
bisa sangat tidak adil.” Keluh Kyung Mi. Seol Ok pikir Karena sudah telanjur terjadi,
jadi mengajak untuk pergi minum-minum. Kyung Mi menyetujuinya. Keduanya lalu saling memuji diri sendiri
kalau terlihat cantik.
“Tapi aku
senang sekali berada di sini bersamamu.” Ungkap Kyung Mi. Seol Ok pun juga
menyetujuinya.
Keduanya
keluar dari kantor polisi, Kyung Mi bertanya Seol Ok itu ingin makan aapa. Seol
Ok mengatakanmau makan ceker super pedas, sementara Kyung Mi ingin meminum kuah
odeng yang panas. Seol Ok ingin makan Dengan ekstra cabai giling dan bubuk
cabai. Sementara Kyung Mi ingin menambahkan kalau ingin makan dengan Cabai
rawit juga.
“Ada bar
kaki lima di depan. Ayo kita ke sana.” Kata Seol Ok dengan penuh semangat.
“Baiklah.
Mari kita minum sampai mati hari ini.” Ucap Kyung Mi. Seol Ok pun akan membuat Soju dan bir buatanya.
Keduanya
akhirnya minum bersama di kedai kaki lima. Seol Ok measa kalau sekarang sangat
menyenangkan, karena Sudah lama tidak melakukan ini. Kyung Mi mengejek agar
Seol Ok berhenti melebih-lebihkan. Seol Ok mengaku memang paling enak minum
bersama Kyung Mi.
“Aku
bukan Seol Ok kalau tidak melebih-lebihkan. Tapi Tahukah kau, Kyung Mi? Aku
sangat iri kepadamu... Kau temanku, tapi sangat hebat. Kau handal dalam semua
hal.” Ucap Seol Ok
“Tadinya
aku juga berpikir begitu Tapi kurasa aku hanya beruntung.” Ungkap Kyung Mi
“Tidak...
Kau hidup dengan sangat tekun.” Kata Seol Ok. Kyung Mi merasa Semua orang hidup dengan tekun.
“Aku
merasa seperti orang bodoh saat di kantor polisi. Saat Pak Hwang meneriakiku, aku
duduk dan bertanya-tanya kenapa aku di sana.Kenapa dunia masih menindasku
seperti mertuaku bahkan setelah aku bercerai?”.” Kata Kyung Mi
“Aku di
sini... Aku keluargamu.” Ucap Seol Ok membentangkan tanganya, Kyung Mi setuju
kalau Seol Ok adalah keluarganya.
“Sulit
dipercaya akulah yang menghiburmu kali ini.” Kata Kyung Mi, lalu Seol Ok
melihat Na Ra baru saja pulang dan mengajak untuk bergabung. Kyung Mi pun
meminta gelas agar bisa minum bersama.
Seol Ok
pun bertanyaApa yang terjadi dengan rekaman CCTV itu. Na Ra dengan sedikit
mabuk mengaku sangat ingin menangkap orang mesum yang menyentuh bokongnya
itu. Seol Ok pikir harus memancing
pelaku agar bisa menangkapnya.
“Di mana?
Bagaimana kalian tahu posisinya?” tanya Na Ra binggung.
“Dia
selalu naik bus di hari menebeng mobil, kan?” ucap Seol Ok. Na Ra membenarkan.
“Itu
berarti dia selalu menaiki bus itu pada waktu yang sama. Apa mungkin ada orang
lain yang dilecehkan dengan cara serupa?” tanya Seol Ok
“Kalau
dipikir-pikir, kurasa ada korban-korban lain. Aku bisa menebak dia melecehkan
wanita itu secara seksual. “ ucap Na Ra mengingat saat dibus melihat si pria
yang memegang bokong wanita lain.
“Aku
mengabaikan peristiwa itu sebelum menjadi opsir polisi. Sulit untuk berteriak
jika itu terjadi kepadamu. Keadaan ini Terlalu seram.” Ungkap Na Ra sedih.
Kyung Mi pikir ucapan Na Ra itu benar.
“Itu juga
sering terjadi kepadaku waktu SMA. Selain itu, orang yang sama biasanya melakukan
itu di tempat yang sama.” Ungkap Kyung Mi
“Ada
beberapa hal yang kucurigai. Saat turun bus, dia menekan tubuhku ke mesin kartu
itu. Jadi Besar kemungkinan dia akan muncul lagi. Tapi Aku tidak bisa memasang
kamera di pinggulku.” Keluh Na Ra mengingat saat beberapa orang turun tapi si
pelaku sengaja memepet tubuhnya.
“Aku
punya ide!” teriak Kyung Mi dengan senyuman bahagia
Na Ra
naik mobil dengan ayahnya. Tuan Shin heran karena Na Ra kembali ikut dengan
mobilnya padahal bukan waktunya mobilnya tak boleh dipakai. Na Ra hanya diam
saja. Tuan Shin akhirnya bertanya kenapa Na Ra ingin naik bus. Na Ra mengaku mobilnya terlalu kecil dan suka
mobil besar lalu turun dari mobil.
“Na Ra...
Apa kau menonton berita? Jangan dekat-dekat mesin kartu, oke?” ucap Tuan Shin
khawati. Na Ra pun berjalan pergi ke halte bus.
Di dalam bus sudah penuh dengan penumpang, Na Ra terlihat gugup dan dibelakanganya
sudah ada Seol Ok dan Kyung Mi menemaninya. Tapi sepertinya di hari pertama
mereka tak berhasil, lalu di hari berikutnya memancing, Na Ra hanya diam saja
merasakan terkena sentuhan, dan teringat kembali truma saat masih remaja Lalu Seol
Ok memberikan kode serta Kyung Mi agar Na Ra berani.
“Aku
polisi. Tolong hentikan busnya.” Ucap Na Ra memperlihatkan ID cardnya pada
supir bus.
“Ada
pelaku pelecehan di bus ini jadi Tolong kunci pintu depan dan belakang dan Mohon
kerja samanya.” Kata Na Ra.
Akhirnya
semua penumpang di perika dibagian tanganya, Detektif Yuk pun menunggu
dibelakang bus. Si pelaku bisa tersenyum sengaja membersihkan tanganya agar tak
terlihat. Kyung Mi lalu melihat sesuatu dari jari tangan si pelaku.
Flash Back
Seol Ok,
Kyung Mi dan Na Ra sengaja mengecet rok bagiana belakang dengan cat agar bisa
terlihat tangan siapa yang memegang rok ketiganya, sama seperti yang dilakukan
Tuan Hwang pada juniornya.
Si pelaku
tahu kalau dirinya tertangkap dan berusaha kabur, Na Ra sengaja menyelengkat
dengan sepatu heelsnya dan akhirnya terjatuh. Dengan dibantu Detektif Yuk,
keduanya menangkap pelaku kejahatan seksual didalam bus. Detektif Yuk pun
memuji Na Ra karena merasa para wanita itu tidak membutuhkannya. Na Ra
menegaskan mereka yang sudah menangkap pelakunya.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar