PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mi So
masuk taman hiburan tak melihat sosok CEO
Park yang menyuruh menemuinya akhir pekan, lalu tibami-tiba semua lampu dalam
taman bermain menyala bahkan air mancur. Lalu seseorang datang mendekati Mi So.
“Sekretaris
Kim. Apa kau sudah nunggu lama?” ucap Young Joon. Mi So kaget karena Young Joon
yang datang bukan CEO Park
“Bukan CEO
Park yang datang. Aku meminta padanya untuk menyuruhmu kemari.” Akui Young
Joon. Mi So kaget mendengarnya.
“Kenapa
begitu? Anda bisa mengatakannya langsung padaku.” Komentar Mi So heran
“Jika Aku
yang memintamu, Kau akan merasa tidak nyaman.” Kata Young Joon lalu mengajak Mi
So segera bermain.
Mi So
pikir tempat hiburanya sudah ditutup. Young Joon pikir tak masalah karena punya
tiket khusus lalu berjalan pergi. Mi So pun tersenyum mengikuti Young Joon.
Young
Joon mengajak Mi So untuk main jetcoster, Mi So panik ketakutan tapi Young Joon
seperti senang bisa mengajak Mi So ke taman hiburan. Lalu Young Joon mengajak
Mi So untuk naik Kora-kora, Mi So menjerit ketakutan tapi Young Jon masih
berpikir kalau Mi So sangat menikmati permainan menantang di taman hiburan.
“Sekretaris
Kim, sekarang, Ayo kita naik wahana Badai Boom Boom... yang berputar 360
derajat di udara, 17 meter di atas tanah.” Ucap Young Joon dan baru tersadar Mi
So berjalan sempoyongan.
“Ada apa,
Sekretaris Kim?” tanya Young Joon binggung. Mi So mengaku kalau takut sekali.
“Kalau
takut kenapa kau harus naik?” ucap Young Joon. Mi So menjawab karena Young Joon
yang memintanya untuk naik.
“Kupikir
Seretaris Kim menyukainya... Apa Kau baik-baik saja?” ucap Young Joon. Mi So
menganguk lalu bertanya balik. Young Joon mengaku baik-baik saja.
“Tidak mungkin.
Anda sudah naik 2 kali. Apa kau Tidak takut?” tanya Mi So. Young Joon mengaku
tidak takut sama sekali.
“Ketakutan
bukanlah sesuatu yang bisa Kau rasakan kalau cuma naik permainan begini.”
Ungkap Young Joon.
“Lalu, Apa
yang kau takutkan, Wakil Ketua Lee?” kata Mi So. Young Joon ingin menjawab
tapi berpikir kalau itu bukan urusan Mi
So dan mengajak bermain lagi.
“Apa kita
akan naik wahana Badai Boom Boom lagi?” tanya Mi So
“Tidak. Kita
naik wahana permainan yang ingin kau naiki, Sekretrais Lee.” Ucap Young Joon.
Mi So tersenyum bahagia mendengarnya.
Mi So
menaiki komidi putar dengan wajah bahagia, lalu melambaikan tangan pada Young
Joon sambil tersenyum. Young Joon melihat Mi So ikut bahagia karena bisa
membuat sekretarisnya tersenyum. Mi So berteriak kalau tidak menakutkan sama
sekali dan sangat menyenangkanj jadi mengajak Young Joon ikut naik juga.
“Apa Anda
sungguh tidak akan menaikinya? Ini benar-benar menyenangkan...” kata Mi So.
Young Joon pikir tak perlu.
“Aku
sudah puas dengan mengawasimu saja... sudah naik 7 kali.” Ucap Young Joo. Mi So
meminta maaf karena terlalu bersemangat.
“Apa
benar-benar menyenangkan?” tanya Yong Joon. Mi So mengaku aklau selalu ingin naik komidi putar.
“Saat Aku
masih kecil, keluargaku pernah ke sini bersama-sama. Dan Aku benar-benar ingin
mengendarai komidi putar, tapi Aku cuma bisa menontonnya.” Cerita Mi So, Young
Joon ingin tahu alasanya.
“Mahal
sekali untuk menaikinya... saat Kau punya tiga anak. Bahkan jika orang tuaku
membelikanku satu tiket, saat itu Aku masih kecil dan pengecut untuk bisa
menaikinya. Tapi tetap saja, Aku berhasil mengabulkan salah satu harapanku hari
ini.” Ungkap Mi So. Young Joon mengaku sangat senang mendengarnya.
Young
Joon memotong daging steak sambil berkomentar kalau dagingnya sedikit
keras. Mi So pikir kalau harus memanggil
chefnya saja. Young Joon menolak menyuruh Mi So agar nikmati saja makanannya
lalu menukar piringnya karena agak sulit untuk diiris. Mi So tersenyum bahagia dan mengucapkan Terima
kasih.
“Jika Aku
tahu kita akan ke tempat seperti ini... maka Aku akan berpakaian lebih sopan
sedikit.” Ucap Mi So melihat sekeliling restoran.
“Tak apa.
Lagipula tidak ada orang lain di sini.” Kata Young Joon. Mi So pun baru
tersadar hanya ada mereka berdua.
“Aku sudah
menyewa tempat ini.” Akui Young Joon. Mi So kaget mendengarnya dan ingin tahu
alasan Young Joon melakukan seperti ini.
“Tidak
ada, Aku pikir Selama ini, Kau sudah bekerja sangat keras untukku. Namun Aku
merasa sepertinya tidak pernah benar-benar mengucapkan terima kasih padamu. Ini
hadiah perpisahan dariku sebagai ucapan terima kasih atas semua kerja kerasmu.”
Ucap Young Joon.
Mi So tak
percaya kalau Young Joon akan memberikan hadiah lalu melihat keluar jendela.
Young Joon pikir Mi So belum puas menaiki komidi putar 7 kali. Mi So merasa
kalau itu dekat dengan komidi putar. Young Joo tak mengerti maksudnya.
“Tempat ini
dulunya komplek apartemen sebelum dibangun kembali dan berubah menjadi taman
hiburan. Dan Aku dulu pernah tinggal di sana, Rumahku dulu dekat sini tempat
komidi putar berada.” Cerita Mi So seperti mengenang masa lalu.
“Siapa
yang tahu... Itu mungkin dekat dengan rumah hantu itu, atau dekat toilet umum.”
Ejek Young Joon. Mi So terlihat kesal mendengar lelucon Young Joon.
“Aku
hanya bercanda” ucap Young Joon dengan senyuman. Mi So pun bisa memaafkan.
“Bagaimanapun,
Aku ingat kalau Aku terpesona saat dengar kalau rumah kami berubah menjadi
taman hiburan. Saat itu, usiaku sekitar 5 tahun. Jadi, Anda pasti sekitar 9
tahun, Wakil Ketua Lee.” Kata Mi So.
Young
Joon juga merasa seperti itu, Mi So puningin
tahu apa yang Young Joon lakukan pada usia itu. Young Joon dengan bangga
menjawab kalau saat itu adalah seorang anak yang terampil dan luar biasa yang
unggul dalam segala hal. Mi So hanya bisa menahan rasa dongkol karena sikap
bosnya yang terlalu PD.
“Tapi...saat
kelas 4... bukan waktu yang menyenangkan untukku.” Akui Young Joon
“Jadi,
Wakil Ketua Lee kadang-kadang membuat kesalahan juga 'kan? Anak usia 9 tahun
duduk di kelas 2 bukan di kelas 4, Wakil Ketua Lee.” Ucap Mi So
“Itu
tidak salah... Dulu Aku langsung naik kelas 4 karena aku sangat pintar, jadi
Aku langsung lompat ke kelas 4.” Cerita Yong Joon
“Kenapa
Anda tidak bahagia meskipun Anda sangat pintar ?” tanya Mi So
“Aku di kelas
yang sama dengan kakakku. Aku yakin para administrator menempatkanku di kelas
yang sama karena mereka pikir teman kakakku akan membantuku. Tapi itu membuat
segalanya lebih sulit bagiku.” Cerita Young Joon. Mi So makin penasaran dengan
alasanya.
“Aku
sering bertengkar dengan teman kakakku. Mereka akan berkelahi denganku dan
memperlakukanku dengan buruk, Aku dibilang anak yang kurang ajar meski usiaku
masih muda.” Cerita Young Joon.
Mi So
pikir kalau Young Joon seharusnya lega karena ada kakaknya. Young Joon merasa
tidak sepert itu menurutnya kakanya bahkan lebih buruk dan sampah. Mi So
seperti baru pertama kali mendengarnya terlihat kasihan. Young Joon seperti tak
ingin membahasnya.
“Aku akan
mengantarmu pulang, Pak.” Ucap Mi So. Young Joon kembali menolak
“Tidak,
ada suatu tempat yang harus kita datangi. Cepat dan selesaikan makananmu.” Kata
Young Joon. Mi So kebingungan kemana lagi Young Joon akan mengajaknya.
Mereka
menaiki kapal menyusuri sungai Han, Mi So merasakan sangat kedinginginan. Young
Joon pun merasakan hal yang sama dengan sikap cueknya. Mi So akhirnya
mengeluarkan syal dari dalam tasnya, Young Joon pikir tak perlu karena tidak
suka warna pink.
“Aku
mengambil ini untuk dipakai sendiri.” Ucap Mi So kesal melihat sikap bosnya.
“Wakil Ketua
Lee... Di saat seperti ini, pria harusnya menjaga wanita. Misalnya, dengan
melakukan hal seperti meminjamkan jasnya.” Saran Mi So seperti yang selalu
dilihat dalam drama.
“Siapa
yang peduli tentang peran gender saat dingin begini?” komentar Young Joon. Mi
So pun tak bisa membalasnya.
Beberapa
kembang api terlihat di langit malam. Mi So terlihat senang berpikir kalau ada
event khusus di suatu tempat. Young Joon mengaku kalau ia sendiri yang
menyiapkannya. Mi So melonggo kaget. Young Joon mengulang ucapanya kalau semua
ini hadiah perpisahan untukmu.
“Ini luar
biasa... Bukankah mereka cantik sekali?” ucap Mi Soo. Young Joon menganguk
setuju dengan menatap Mi So kalau memang cantik, lalu melepaskan jas dan
memberikan pada sekertarisnya.
“Aku
baik-baik saja.” Kata Mi So merasa tak perlu.
“Kau
bilang kalau pria harusnya melepas jasnya.” Ucap Young Joon. Keduanya tiba-tiba
saling menatap dan terasa canggung, lalu mencoba menikmati pesta kembang api.
Young
Joon merasakan hidungnya mulai meler. Mi Soo buru-buru melepaskan jas Young
Joon sambil meminta maaf karena pasti sangat kedinginan. Young Joon menolak
jasnya menyuruh Mi So membuangnya saja karena sudah tak membutuhkanya atau Mi
So bisa memakainya. Mi So pun memegang kembali jas Young Joon.
“Bagaimanapun,
terima kasih banyak untuk hari ini. Aku benar-benar bersenang-senang. Kurasa,
berkat Anda bisa dibilang... semua keingnanku terkabul.” Ucap Mi So. Young Joon
mengaku sudah mengetahuinya. Mi So kaget dengan komentar Young Joon.
Mi So
teringat saat di restoran membaca pertanyaan “Nomor 1, jika ada tempat yang
ingin Kau datangi dengan suasana romantis, tuliskan.” Lalu menjawab Taman
hiburan. Young Joon pun berkata kalau punya tiket gratis untuk masuk ke taman
hiburan
Ia
mengingat kembali pertanya "Nomor 2, tuliskan sesuatu yang ingin Anda
lakukan dengan teman kencan." Dan Mi Soo menjawab Kembang api. Sebelumnya
Mi So berpikir kalau ada event khusus di suatu tempat. Tapi Young Joon mengaku
kalau ia yang menyiapkan semuanya.
“Taman
hiburan dan kembang api... Ah...Tidak mungkin.” Ucap Mi So merasa tak percaya
kalau Young Joon yang melakukanya. Tapi terlihat Young Joon sangat bahagia.
Mi So
turun dari mobil mengucapkan Terima
kasih karena sudah memberikan tumpangan, Young Joon menahan Mi So kembali
berbicara karena mengaku punya sesuatu dan bergegas kembali ke bagasi. Mi So
mengingat pertanyaan "Nomor 3, tuliskan hadiah yang ingin Anda terima dari
teman kencan."
“Aku
menulis boneka beruang besar.” Ucap Mi Soo lalu menebak kalau Ada boneka besar
di dalam bagasi mobil. Young Joon terlihat kaget.
“Benar
memang ada. Tapi karena Kau sudah bekerja keras seperti sapi perah sampai
sekarang, jadi Aku memberimu boneka sapi. Namanya Pekerja Keras.” Ucap Young
Joon memberika boneka ukuran besar.
“Aku
merasa itu survei yang aneh.” Komentar Mi So dengan senyuman.
“Aku akan
memberimu hadiah, jadi Aku ingin memberikan apa yang Kau inginkan.” Kata Young
Joon.
“Terima
kasih... Anda sudah mempersiapkan ini dengan susah payah hanya untukku.” Kata
Mi Soo
Young
Joon pikir tak masalah karena memang bersedia melakukan semuanya hanya untuk
Sekretaris Kim. Mi Soo menegaskan kalau Young Joon itu sangat keliru karena berharap
akan berubah pikiran setelah menerima semua hadiah.
“Benarkah,
Apa aku tidak bisa mendapatkanmu?” ucap Young Joon seperti tak terlalu kecewa.
Mi So tak menjawab memilih untuk pamit masuk.
“Tunggu...
Masih ada satu lagi.. keinginannmu.” Ucap Young Joon menahanya. Mi So bingung
dan mengingat kembali
"Nomor
3, tuliskan hadiah yang ingin Anda terima dari teman kencan." Jawabnya
“Boneka beruang besar, dan ciuman romantis di depan rumahku.”
Young
Joon mulai mendekati wajah Mi So dan siap memberikan ciuman. Tapi Mi So yang
gugup langsung mendorong boneknya, Young Joon pun akhirnya berciuman dengan
boneka. Mi So segera pamit pergi dan berpesan agar Pulang dengan selamat.
Mi So
masuk rumah sambil membawa boneka terlihat tersenyum bahagia. Young Joon
kembali ke rumah dengan bertelanjang dada mengingat kembali yang dikatakn oleh
Mi So.
“Anda
sangat keliru jika Anda berharap Aku akan berubah pikiran karena hadiah dari
Anda.” Ucap Mi So
“Benar'kan,
Apa Aku tidak bisa mendapatkanmu?” ucap Young Joon
“Tidak
bisa mendapatkan dia, yang benar saja. Kutukan luar biasa sudah dimulai meskipun
dia tidak dapat petunjuknya.” Kata Young Joon yakin dengan kutukan yang
dibuatnya.
Mi So
akan siap-siap tidur menerima pesan dari telpnya “Mi So, Kau ingat ada kencan
buta dengan wartawan berita lokal besok, kan?” Ia pun mengingat harus kencan
buta esok.
“Kau juga
bilang ingin menanyakan sesuatu padanya. Pokoknya, semoga beruntung.” Tulis
temanya. Mi So pun sudah siap akan kencan besok.
“Sekarang,
Aku harus pulang.” Ucap anak laki-laki. Si anak sedih karena Oppanya akan
pergi.
“Maaf,
Aku akan menemuimu lain kali.” Ucap anak laki-laki
“Benarkah?
Oppa benar-benar akan datang menemuiku?” tanya si anak perempuan. Anak
laki-laki itu mengangguk.
“Aku tidak
akan melupakan nama Oppa. Namamu Lee...” ucap anak kecil dan anak laki-laki
menyebut namanya “Lee...”
Mi So
terbangun dari tidurnya seperti kenanganya kembali datang dan mengumpat pada
dirinya yang bodoh karena tak bisa mengingat, lalu melihat jam dikamarnya kalau
sudah terlambat.
Setelah
mandi Mi So melihat boneka sapi menyapanya “Pekerja Keras” kalau harus menjaga
rumah dengan baik. Lalu melihat sebuah kotak di dalam saku boneka, Mi So kaget
isinya adalah sebuah kalung.
Mi So
sampai kantor terlihat bahagia, lalu melihat Young Joon keluar ruangan langsung
memanggilnya karena ingin menanyakan sesuatu, kalau menemukan kotak perhiasan di
tas sapinya. Young Joon memberitahu kalau itu untuk Mi So dan memang sengaja
menaruhnya.
“Apa ini
punyaku?” tanya Mi So. Young Joon balik bertanya paakh maksudnya kalung itu
untuk boneka “Pekerja Keras itu”. Mi So pikir benar juga.
“Tapi Aku
tidak menulis apapun soal kalung dalam survei.” Pikir Mi So
“Aku
selalu melampaui harapan orang. Kenapa? Apa Aku terlalu keren untuk Kau
tangani?” komentar Young Joon dengan senyuman percaya diri.
Mi So
melihat kalau dasi Young Joon yang berantakan dan buru-buru merapihakanya,
tiba-tiba suasana terasa canggung kembali. Young Joon seperti senang, Mi So pun
buru bergegas kembali ke meja kerjanya.
Young
Joon kembali masuk ke dalam ruangan duduk sambil membaca buku. Mi So menatapnya
lalu memakai kalung pemberian Young Joon dengan wajah bahagia. Young Joon pun
bisa melihat Mi So yang memakai kalung darinya.
Di
toilet, Mi So menatap kalung di lehernya terlihat senang. Ia lalu menerima telp
dari Eun Jung. Eun Jung mengeluh Mi So yang mengabaikan pesanya. Mi So seperti
baru menyadari ada pesan yang masuk.
“Jangan
bilang Kau juga lupa kencan butamu.” Kata Eun Jung, Mi So mengaku tak lupa
“Pokoknya,
semoga beruntung.Belikan Aku tas, jika kalian akhirnya menikah.” Ucap Eun Jung
“Ini cuma
kencan buta. Tapi Bagaimanapun, terima kasih.” Ucap Mi So lalu menutup telpnya.
Tiba-tiba
Ji Ah keluar dari toilet mengetahui kalau mau pergi kencan buta dan terlihat sangat
bersemangat. Mi So hanya bisa tersenyum mengaku
sangat malu dan meminta agar bisa merahasiakan. Ji Ah mengangguk setuju.
Saat itu Se Ra keluar dari toilet juga.
“Rahasia...
Tentu saja, Aku bisa merahasiakannya... “ kata Se Ra. Mi So hanya bisa
tersenyum seperti semakin gugup.
“Astaga,
Kau sangat sibuk sampai-sampai tidak sempat kencan. Ini kencan buta pertamamu,
benarkan?” ucap Se Ra dengan penuh semangat. Mi So hanya terdiam sambil terus
berjalan. Ji Ah pun tak percaya mendengarnya.
“Bagaimanapun,
Aku harap Kau mengambil kesempatan ini dan membuatnya pacar jadi pertamamu.”
Kata Se Ra.
“Apa Dia
tidak punya pengalaman dalam berpacaran? Ya Tuhan.”ucap Ji Ah yang polos.
Mi So
meminta agar menghentikanya dengan senyuman. Se Ra merasa Mi So tidak tahu apa
yang harus dilakukan karena ini adalah kencan buta pertamanya jadi meminta saja
agar pria itu membawa salah satu temannya jadi akan menemaninya dan melakukan kencan buta ganda.
“Dia
pasti tidak suka ide itu.” Kata Ji Ah tertawa melihat Mi So berjalan pergi. Ji
Ah terlihat kesal karena Ji Ah mengangap semua lucu lalu mengeluh kalau ingin
pergi kencan buta dengan berlatih menyapa dengan sopan.
Tuan Jung
bertanya pada Tuan Park apakah sudah selesai menulis draf pertama pidato Wakil
Ketua untuk pertemuan rapat besok. Tuan Park menjawab sudah, karena mendapat
nilai luar biasa untuk esai saat masuk Universitas Nasioal Seoul (SNU).
“Aku
menyiapkan pidato yang sempurna berdasarkan keterampilanku.” Kata Tuan Park
bangga
“Aku akan
melihat Apa itu pidato yang sempurna atau sepotong sampah, jadi bawakan padaku
sekarang.” Kata Tuan Jung. Tuan Park menganguk mengerti.
“Sayang,
sudah selesai mempersiapkan hadiah untuk karyawan?” ucap Tuan Jung pada Young
Ok.
“Tentu
saja, Aku mengirimnya ke gym besok jam 10 pagi.” Ucap Young Ok. Tuan Jung
memuji pacarnya.
“Satu hal
lagi... Wakil ketua menganggap sangat penting kontak fisik dengan karyawannya.
Tidak ada kesempatan lain kecuali untuk pertemuan ini. Jadi, jangan sampai
membuat kesalahan.” Ucap Tuan Jung penuh semangat. Keduanya menganguk mengerti.
Ji Ah
membawakan teh dan kue ke dalam ruangan, Young Joon bertanya Sekretaris Kim dimana. Ji An
berpikir kalau ingin minum bersama karena ia dengan senang hati
melakukanya. Young Joon menegaskan bukan
seperti itu maksudnya.
“Artinya
mengapa Kim Ji Ah di sini bukannya Kim Mi So. Jadi Aku tanya dia kemana.” Jelas
Young Joon.
“Dia
ingin Aku yang menyajikan teh untuk Anda mulai sekarang.” Jelas Ji Ah. Young
Joon bisa mengerti walaupun terlihat kecewa.
“Aku tahu
kalau kurang dalam banyak hal. Tapi Aku akan bekerja sangat keras, menganggap
Sekretaris Kim sebagai teladanku. Kudengar Sekretaris Kim pergi ke kencan buta
pertamanya karena dulunya dia sangat sibuk. Jadi Aku sangat termotivasi
olehnya.” Ungkap Ji Ah. Young Joon menganguk mengerti seperti tak peduli.
“Apa Barusan
Kau bilang kencan buta?” ucap Young Joon baru tersadar, Ji Ah panik mencoba
untuk tak mengulangnya.
Tuan Park
memberitahu kalau sudah menjadwalkan rapat dengan CEO dan direktur Hotel
Illusion dan Persiapan pembukaan Balai Seni Yumyung berjalan lancar, lalu
menatap Young Joon mengetahui kalau membahas Sekretaris Kim sedang kencan buta.
“Beraninya
dia memakai kalung yang kuberikan dan pergi kencan buta?” kata Young Joon kesal
menurutnya pergi kencan buta tidak akan berhasil.
“Tapi Mereka
akan menjadi pasangan.” Kata Tuan Park, Young Joon terlihat makin kesal
mendengarnya.
“Coba
Pikirkan lagi... Tentunya, pria biasa akan muncul dan Itulah yang dia inginkan.
Dia ingin berkencan dengan pria biasa dan menikah dengannya.” Ucap Tuan Park
“Tidak
mungkin, dia sudah dikutuk... Kutukan luar biasa.” Kata Young Joon yakin.
“Kenapa
Kau terus membicarakan itu sejak terakhir kali? Apa sebenarnya kutukan itu?”
keluh Tuan Park sinis.
Mi So
menunggu di pinggir jalan, salah seorang datang langsung bertanya apakah
namanya Mi So. Mi So menganguk tapi terlihat binggung. Pria repoter mengaku
kalau sudah melihat foto di akun media sosial jadi menemukannya dengan mudah.
“Aku
partner kencan buta, Park Byung Heon.” Kata Tuan Park. Mi So pun menyapa dengan
sopan.
“Kau
pasti lapar. Aku mencari restoran yang enak di dekat sini, jadi ayo kita cepat
ke sana.” Ucap Tuan Park lalu berjalan pergi. Mi So masih binggung akhirnya
mengikuti Tuan Park.
Keduanya
sampai didepan restoran dan harus mengantri, Tuan Park memberitahu kalau Tidak
bisa pesan meja dulu restoranya tempat yang terkenal. Mi So pikir tak masalah
karena mereka bisa menunggu. Tuan Park pikir mereka bisa menentukan makanan
yang akan dipesan untuk menghemat waktu.
Mi So
menganguk setuju, Tuan Park pun masuk ke dalam restoran untuk mengambil menu,
dengan mengoda Mi So agar Jangan merasa kesepian dan menunggu. Mi So pun
menahan rasa pegal pada kakinya.
Keduanya
akhirnya duduk di restoran dengan meja semua yang terisi. Tuan Park memberitahu
kalau restoran yang mereka datangi adalah tempat yang sangat terkenal. Dengan wajah
bangga, Tuan Park menjelaskan kalau mereka menumpuk 24 lapisan daging tipis dan
menggorengnya sekaligus.
“Ini
potongan daging babi Jepang tradisional dan tempat yang terkenal.” Kata Tuan
Park terus berbicara. Mi So hanya bisa mengangguk mengerti dan akan makan
donkatsu.
“Sebentar...
Kau bisa Makan yang ini.” Ucap Tuan Park menukar piring dengan daging yang
sudah di potong. Mi So tersenyum lalu
teringat kembali dengan sikap Young Joon melakukan hal yang sama tapi berusaha
untuk tak mengingatnya.
“Aku
tidak yakin Apa Aku harus bilang ini saat kita baru saja bertemu, tapi Kim Mi
Soo.. sangat cantik... Fotomu...sangat
panas.” Komentar Tuan Park latah mengikuti ucapan karena ada yang berteriak
“Panas” Mi So terlihat binggung mendengarnya.
“Yah,
itu...aku minta maaf... Penampilanmu sangat feminin.” Ucap Tuan Park Mi So
menganguk mengerti.
Saat itu
pelanggan masuk, Semua pegawai berteriak menyapa. Tuan Park kembali latah tapi
berusaha untuk menahan lidahnya, lalu berisik pada Mi So kalau tempatnya berisik
sekali. Mi So mengangguk setuju karena merasa sedikit berbisik.
Seorang
pelanggan selesai makan dan akan keluar, tapi tasnya mengenai wajah Mi So
karena meja mereka yang berdekatan. Mi So kesakitan, Si pelanggan meminta maaf
sementara Tuan Park mengomel menyuruh merkea untuk berhati-hati karena mungkin
memecahkan sesuatu.
“Maaf.
Suaraku terlalu keras dan Dari tadi mereka kelihatan goyah.” Ucap Tuan Park. Mi
So mengaku kalau baik-baik saja lalu mengingat saat Young Joon mengajaknya
makan malam.
Mi Soo
melihat tak ada seorang pun di restoran. Young Joon mengaku kaalu menyewa
tempat ini. Mi So mencoba melupakannya dengan mengambil potongan daging. Tuan
Park menegurnya kalau daging itu miliknya. Mi So heran karena Tuan Park
menegurnya.
“Itu
bagian favoritku... Ini bagian tepi dengan renyah, lembut, dan tekstur yang
bagus. Kau memilih bagian yang salah.” Ucap Tuan Park
“Maaf.
Aku akan mengembalikannya.” Kata Mi So lalu menukar daging yang lainya lalu
menawarkan daging miliknya. Tuan Park menolak karena dagingnya masih banyak.
“Apa itu
tadi? Dia cuma membuatku malu.” Keluh Mi So melihat sikap Tuan Park.
Mi So
kembali mengingat saat Young Joon datang ke taman hiburan, mengaku sengaja
meminta Tuan Park agar menyurh Mi So datang. Akhirnya Mi So kesal sendiri
karean terus memikirkan tentang Young Joon.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar