PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon sengaja mendekap Mi So saat berada diatas tubuhnya,meminta agar bertahan sebentar
saja dan mengakui kalau Mulai sekarang, Aku akan tergila-gila Mi So. Mi So
terdiam mendengarnya, keduanya saling menatap dengan wajah gugup.
“Itu Yang
tertulis di buku kekanak-kanakan. Apa ini yang mereka sebut romantis?” ucap
Young Joon gugup.
“Jadi
Anda sudah hafal isi bukunya... Ingatan Wakil Ketua selalu mengejutkanku.”kata
Mi So lalu bergegas pergi untuk melihat air yang sudah mendidih. Suasana masih
terasa canggung berada dalam satu kamar.
Mi So
membawakan semangkuk ramyun dan meminta agar Young Joon mencoba lebih dulu.
Young Joon mengaku biasanya tidak makan makanan yang dikemas dengan bahan-bahan
kimia Tapi karena Mi So sudah berusaha memasaknya jadi akan memakan.
“Baiklah.
Aku merasa terhormat.” Ucap Mi So mengoda lalu meminta pendapat rasa mie
buatanya.
“Lumayan
enak.” Kata Young Joon dengan wajah datar. Mi So memberikan kimchi diatas
sumpit. Young Joon menatap heran.
“Jika
memakan mie dan kimchi rasanya jadi tambah lezat.” Kata Mi So dengan bangga.
“Kau baru
saja menggandakan tingkat natrium. Apa masuk akal dalam ilmu gizi?” kata Young
Joon lalu mulai memakanya, wajahnya pun berubah. Mi So tersenyum bahagia karena
Young Joon menyukai mie buatanya.
Young
Joon berjalan keluar rumah mengaku sangat menikmati Ramyun. Mi So mengejek
kalau Young Joon yan bilang makanan itu penuh
dengan bahan-bahan kimia, tapi tetap sangat menikmatinya. Young Joon mengaku
kalau pertama kalinya makan masakan Mi So. Mi So seperti baru menyadarinya.
“Sebelum
tidur, pastikan untuk mendesinfeksi dan oleskan salep ke luka Anda.” Ucap Mi
So. Young Joon menganguk mengerti.
“Terima
kasih untuk hari ini.” Kata Young Joon lalu masuk ke dalam mobil.
Mi So
kembali ke kamar baru menyadari kalau pertama kalinya Young Joon datang ke
rumahnya, lalu terdengar bunyi bel dan berpikir kalau Young Joon datang kembali
dan melihat kalau Tidak ada yang ketinggalan. Tapi ternyata Pil Nam yang datang
ke rumahnya.
“Unnie
ada apa kemari?” tanya Mi So kaget. Pil Nam pikir bisa datang kapan saja ke
rumah adiknya.
“Aku Kan
tidak perlu buat reservasi, Aku bawakan makana dan kau Ada bir, kan?” ucap Pil
Nam membuka kulkas. Mi So menganguk.
“Apa ini?
Apa tadi ada yang kemari?” tanya Pil Nam curiga, Mi So mengaku kalau Young Joon
yang baru datang ke rumahnya.
“Omoo...omoo...omoo...Kau
pasti tak waras ya! Beraninya ada wanita dewasa yang membiarkan pria dewasa
masuk ke rumahnya!” jerit kakaknya
“Yang dia
lakukan cuma makan ramen dan pergi.” Kata Mi So. Kakaknya makin menjerit
mengetahui Mi So mengajak makan Ramen
“Bukan jjolmyun atau jjajangmyun, tapi R..A..M..E..N?!!!”
teriak Pil Nam. Mi So masih terlihat binggung
Young
Joon yang tak mengerti bertanya pada Tuan Park,Apa ramen itu luar biasa. Tuan
Park menegaskan kalau Jika ada wanita yang bilang, "Oppa, mau makan ramen
sebelum pergi?" kepada seorang pria, maka itu artinya "Jika Kau makan
ramen ini, mulai sekarang kita pacaran ya!" jadi Artinya dia menyukai
Young Joon.
“Tapi itu
'kan bukan kaviar (telur ikan mahal) atau truffle (jamur mahal). Cuma makanan
cepat saji yang komposisinya bahan-bahan kimia, tapi Ternyata meminta seseorang
untuk tetap tinggal dan memakan mie... punya arti tersebulung, yah?” kata Young
Joon heran.
“Ya
ampun, kau itu naif sekali, Ramen cuma alasan saja! Jika seorang pria dan
seorang wanita bersama di ruang tertutup, mereka mulai ingin berpegangan tangan
dan merangkul satu sama lain.” Ucap Tuan Park memperagakan dengan dua tanganya.
Young Joon seperti bisa membayangkan tersadar karena tanganya jatuh dari meja.
“Apa
kebetulan ini terjadi antara Kau dan Sekretaris Kim?” kata Tuan Park
“Bagaimana
bisa Kau mengatakan hal seperti itu? Apa menurutmu kami punya waktu luang? Ini Cuma
masalahnya teman sekelas di kampus sepupuku saja” kata Young Joon mencoba
mencari alasan.
“Lalu,
apa Aku kelihatan punya banyak waktu luang denganmu? Apa Aku benar-benar harus
duduk di sini mendengarkan sesuatu... yang terjadi pada teman sekelas di kampus
sepupumu jam segini lagi, hah?” balas Tuan Park kesal
Pil Nam
duduk disofa dengan adiknya, merasa yakin kalau Mi So itu sebenarnya menyukai
Young Joon. Mi So menyangkalnya. Pil Nam mengeluh dengan sikap adiknya yang
terus menyangkal. Pil Nam menasehati adiknya kalau permasalahan orang adalah
mereka akan bahagia jika berkencan dengan kasta yang sama.
“Ini
Bukan hanya orang. Hal yang sama juga berlaku untuk semua hal lain di bumi ini.
Apa Kau pernah lihat anjing dan burung... bersama-sama seperti pasangan,
seperti di acara "Bagaimana itu mungkin?" ucap Pil Nam. Mi So
berpikir kakaknya sedang mengumpat.
“Bukan
maksudku memaki... Jadi, Unnie bilang anjing dan burung adalah pasangan.” Kata
Mi So
“Iya.
Kedengaranya menarik, kan? Kau sendiri bilang, "Bagaimana ini bisa
terjadi," kan? Seperti itulah saat orang dari dua ras yang berbeda menjadi
pasangan.” Jelas Pil Nam
“Apa
artinya Wakil Ketua Lee si anjing itu,dan Aku si burung?” tanya Mi So.
“Ya,
mirip... Wakil ketuamu kaya, dan kita cuma orang biasa. Jadi, jauh beda dengan
kita. Jika kita bilang padanya kalau saat masih kecil dulu kita bertiga suka
rebutan paha ayam.... Apa menurutmu wakil ketua-mu bisa paham seperti apa itu?”
ucap Pil Nam
“Nyatanya
yang kita perjuangkan itu paha ayam dan bukan rebutan perusahaan. Itulah
seberapa banyaknya perbedaan dengan dunia yang ia tinggali. Dunia yang jauh
yang tidak pernah bisa kita jangkau. Kau tahu 'kan kalau Aku begini karena Aku
menghawatirkanmu? Aku cuma tidak ingin Kau terluka nantinya.” Jelas Pil Nam
Mi So
menganguk mengerti menurutnya kalau itu masalah yang perlu dihadapi, lalu
berpesan pada kakanya untuk Pulanglah dengan selamat dan mengirimkan pesan
setelah sampai rumah. Pil Nam pun pamit pergi dan meminta adiknya agar Cepat
saja istirahat. Pil Nam mengaku kalau sangat khawatir sekali dengan Mi So.
Sung Yeon
tertidur dikamarnya, terlihat bermimpi buruk seperti dalam sebuah rumah yang
gelap. Ia memanggil ibu dan ayahnya dengan ketakutan, suasana terlihat sangat
menyeramkan untuk seorang anak kecil.
Mi So
akan pergi ke kantor lalu ponselnya berdering, Young Joon menelp keberadan
Sekreratis Kim. Mi So memberitahu kalau masih di rumah dan bertaya Apa ada
urusan yang perlu dikerjakan. Young Joon bertanya apakah Mi So sudah selesai
siap-siap mau kerja.
“Ya, Aku
baru saja mau berangkat.” Kata Mi So. Young Joon menyuruh Mi So agar segera
keluar. Mi So mengangguk mengerti lalu tersadar dan langsung membuka tirai
ternyata Young Joon sudah ada didepan rumahnya.
“Aku akan
segera keluar. “ kata Mi So lalu bergegas keluar dari rumah.
“Kau mau
kemana, Sekretaris Kim?” tanya Young Joon
“Aku harus
menyetir, karena Pak Yang tidak datang untuk mengantarmu.” Ucap Mi So akan
berjalan ke belakang kemudi.
“Tidak,
Aku saja yang mengemudi. Jadi Masuklah, Sekretaris Kim.” Kata Young Joon
membuka pintu agar Mi So masuk.
Mi So
terlihat canggung tapi akhirnya masuk ke dalam mobil. Young Joon langsung
mengatakan "Sekretaris Kim cantik
hari ini." Mi So terlihat senang Young Joon pikir kalau Mi So mendengar
kalimat seperti itu sebelumnya maka seharusnya sedikit lebih modis. Mi So
sedikit heran
“ Kau
mengenakan. blus ini Rabu dan Jumat lalu juga. Orang akan berpikir kalau itu adalah
seragam Grup Yumyung.” Ucap Young Joon, Mi So kaget karena Young Joon bisa
mengetahuinya.
“Bagaimana
Anda bisa mengingatnya?” tanya Mi So heran. Young Joon kembali memperlihatkan
sifat nasisnya.
“Ingatanku
yang sangat baik juga beban bagiku. Terutama karena ada beberapa hal yang lebih
suka kulupakan.” Kata Young Joon lalu memberikan kantung makanan.
“Koki
pribadiku membuat roti lapis isi keju dan ham. Kau boleh memakannya kalau belum
sarapan.” Ucap Young Joon. Mi So melihat ada sebotol Kopi dingin
“Kau juga
boleh minum kopinya.” Kata Young Joon.
Mi So menganguk mengerti.
“Kau juga
bisa menyimpan tas belanja ini.” Kata Young Joon. Mi So terlihat binggung
dengan sikap bosnya.
Mi So
akhirnya mengucapkan Terima kasih. Young Joon menatap Mi So yang duduk disampingnya, Mi So terlihat
binggung lalu bertanya apakah harus diminum sekarang. Young Joon menganguk., Mi So seperti terpaksa
minum dan akhirnya Young Joon pun tersenyum lalu mengemudikan mobilnya.
Mi So
berjalan bersama bosnya, saat di depan lift Young Joon tiba-tiba hanya diam
saja. MiSo binggung ternyata Young Joon menyuruhnya masuk lebih dulu, lalu
mengikuti perintah bosnya. Young Joon berdiri dalam lift sengaja mensejajarkan
berdirinya dengan wajah bahagia. Sementara di ruangan
“Nona Oh,
bagaimana penampilanku hari ini? Aku mengganti alas bedakku.” Ucap Se Ra pada
Young Ok
“Astaga,
sayang periksa dulu matamu itu sebelum mengoles alas bedaknya. Coba lihat Ada
belek di matamu.” Komentar Tuan Jung.
“Astaga,
sejak kapan ada belek?” ucap Se Ra membersihkan wajahnya dengan kaca dan
dikagetkan dengan Tuan Yang sudah berada dibelakangnya.
“Sejak 10
menit yang lalu.” Kata Tuan Yang. Se Ra mengeluh karena baru mengatakan
sekarang.
Saat itu
Young Joon masuk ruangan, Semua membungkuk memberikan hormat. Tapi Young Joon
dengan senyuman menyapa “Selamat pagi seumuanya.” Semua melonggo binggung
dengan sikap bosnya.
“Bukankah
ini pertama kalinya Wakil Ketua menyapa kita sangat manis seperti ini?”
komentar Tuan Jung
“Tidak,
dia selalu baik padaku.” Kata Se Ra, Tuan Jung merasa tetap aneh dengan
mengejek kalau itu hanya di dalam mimpi.
“Ngomong-ngomong,
kenapa Wakil Ketua suasana hatinya lagi baik hari ini?” tanya Tuan Park
penasaran.
“Entahllah.”ucap
Mi So pura-pura tak tahu dan mengajak mereka mulai berkerja.
Young
Joon masuk ke ruangan mengantung jasnya lalu kembali memuji dirinya sendiri “Lee
Young Joon memang sangat sempurna. Selain punya penampilan yang sempurna, Aku
bahkan punya hati yang hangat dan penuh kasih.” Saat itu Mi So masuk ruangan.
“Wakil
Ketua, izinkan Aku mengoleskan salep lagi pada luka Anda. Apa Anda mau
mengoleskannya sendiri.” Kata Mi So lalu mengoleskanya, Young Joon menyuruh Mi
So saja. Dan suasana terasa canggung kembali.
“Anda
sudah membaca rencana bisnis ini untuk waktu paruh kedua, kan? Aku akan...”
ucap Mi So tanpa sengaja membuat jarinya terluka. Young Joon langsung panik.
“Apa Kau
tak apa?” kata Young Joon melihat tangan Mi So, Mi So mengaku baik-baik saja
dan bisa sendiri melihat lukanya.
“Anggap
saja imbalan karena perawatan yang kemarin. Aku selalu membayar kembali apa
yang kuterima.” Ucap Young Joon memberikan plester pada tangan Mi So.
“Aku akan
memeriksa dokumen dengan tablet saja mulai sekarang. Kertas itu berbahaya.”
Ucap Young Joon. Mi So menganguk mengerti. Keduanya saling menatap lalu
memalingkan wajah dengan canggung.
Mi So
membuat teh sambil melamun karena merasakan ada sesuatu yang aneh. Saat it Ji
Ah masuk ruangan menyadarkan lamunan Mi So, lalu bertanya apa yang sedang
dilakukan. Mi So pikir sedang membuat teh, tapi ternyata tak membuka bungkus
teh langsung mencelupkan begitu saja.
“Sekertaris
Kim, kadang-kadang kau bisa salah juga.” Komentar Ji Ah. Mi So pun berusaha menenangkan diri agar bisa
berkonsentrasi.
Nyonya
Lee duduk termenung di ruang tengah,
Tuan Lee masuk ruangan menanyakan keadaan istrinya. Nyonya Lee pikir tak
mungkin baik-baik saja karena 2 putraku saling berkelahi satu sama lain lebih
daripada orang asing dan membuatnya Sangat mengecewakan.
“Jangan
tetap di rumah seperti ini, keluarlah berbelanja atau apapun. Apa itu? Kau
menyebutkan soal tas edisi terbatas. Kau bisa Pergilah membelinya.” Saran Tuan
Lee.
“Lupakan.”
Ucap Nyonya Lee. Tuan Lee pikir tak ada alasan menolaknya karena punya cukup
uang dan anugerah jadi bisa membeli tas itu sekarang.
“Kubilang,
lupakan saja itu.” Ucap Nyonya Lee sinis, Tuan Lee pikir Pak Choi bisa
mengantar pergi ke department store sekarang...
“Kubilang
tidak usah.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee tetap menyuruh istrinya agar cepat mbeli
tasnya.
“Aku sudah
membelinya minggu lalu segera setelah dirilis.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee hanya
bisa menghela nafas panjang.
Tuan Lee
datang menemui Sung Yeon, bertanya Kapan akan minta maaf kepada Young Joon.
Sung Yeon sedang membaca buku, duduk diam. Tuan Lee memberitahu kalau
Ibunya sangat khawatir sampai tidak bisa
tidur malam hari.
“Berdamailah
dengan Young Joon agar Ibumu merasa lebih nyaman.” Pinta Tuan Lee. Sung Yeon
menganguk mengerti.
“Oh, satu
lagi... Mulai sekarang, jangan ganggu Young Joon Dia punya banyak proyek
penting belakangan ini untuk ditangani. Jika dia goyah, perusahaan kita dan
semua karyawan akan goyah juga.” Pesan Tuan Tuan Lee. Sung Yeon menurutinya.
Ji Ah
baru saja masuk memberitahu Mi So kalau ada tamu yang menunggu di lobi. Mi So
binggung bertanya siapa namanya, Ji Ah
mengatakan tidak tanya namanya. Mi So menasehati Ji Ah agar Lain kali, periksa
informasi pribadinya. Ji Ah menganguk mengerti dan meminta maaf.
Mi So
menemui Sung Yeon di lobby bertanya Apa memang ia yang ingin menemuinya. Sung
Yeon membenarkan, Mi So binggung karena
Sung Yeon itu tahu nama dan departemen tempatnya berkerja. Sung Yeon melihat Mi
So yang tidak tampak senang menemuinya.
“Tentu
saja tidak. Tidak ada alasan bagiku untuk senang menemui Anda. Kurasa Anda
kurang sopan saat meminta nomor ponselku dengan manja. Tapi ini sangat tidak
tepat mengunjungiku di sini di tempat kerjaku.” Kata Mi So sinis
“Haruskah
Aku pergi saja?” ucap Sung Yeon. Mi So pun mempersilahkan pergi saja.
“Itu
sangat kasar. Kau memintaku untuk bertemu melalui email.” Kata Sung Yeon. Mi So
merasa tak melakukanya.
“Kau ingin
Aku mengadakan konser buku di Pusat Seni Yumyung.” Jelas Sung Yeon. Mi So
teringat lalu melonggo kaget.
“Jangan
bilang...Apa Anda Penulis si Morpheus?” kata Mi So. Sung Yeon tersenyum.
Mi So
duduk di cafe sambil meminta maaf, mengaku sebagai penggemar berat buku-buku
karya Sung Yeon tapi membuat kesalahan besar karena tidak tahu wajahnya. Sung
Yeon pikir Sudah cukup minta maaf dan mengajak makan saja.
“Makanmu
belum dimakan sejak Kau memperhatikan reaksiku.” Komentar Sung Yeon. Mi So
menganguk setuju lalu tiba-tiba merasakan sesuatu.
Sung Yeon
lalu memanggil pelayan meminta agar vas bunga yang ada diatas meja di pindahkan
karena Mi So alergi bunga. Mi So kaget karena Sun Yeon tahu kalau ia yang
alergi bunga. Sung Yeon pikir tak mungkin tak mengetahuinya karena Sung Yeon
yang terus melihat sekeliling danmengendus hidungnya.
“Lalu Kau
melihat bunga dan Kau menemukan penyebabnya.” Kata Sung Yeon
“Mungkin
itu karena Anda seorang penulis, tapi Anda sangat peka. Jadi, Apa Anda sudah
membaca proposalnya?” tanya Mi So
“Secara
singkat.” Jawab Sung Yeon. Mi So ingin tahu jawaban Sung Yeon
“Haruskah
kujawab sekarang?” kata Sung Yeon mengoda. Mi So terlihat binggung.
Young
Joon menatap marah,Tuan Park bertanya Ada apa. Young Joon mengatakan Ada batu
di makanannya. Tuan Park langsung
berdiri dan ingin memarahi Chef, Young Joon menahanya merasa tak masalah. Tuan
Park merasa tidak tahu atasannya punya sifat dermawan.
“Siapapun
bisa membuat kesalahan.”kata Young Joon mulai merubah sikapnya.
“Tampaknya
suasana hatimu lagi bahagia. Apa Ada sesuatu yang bagus?” tanya Tuan Park
penasaran
“Kau
bilang "Sesuatu yang bagus"?” kata Young Joon mengingatnya sambil
tersenyum
“ Apa
akhirnya mereka pacaran atau tidak? Maksudku, tentang teman kuliah sepupumu yang
Kau bicarakan terakhir kali. Apa dia akhirnya pacaran dengan gadis itu?” tanya
Tuan Park
Young
Joon menjawab belum, Tuan Park mengeluh mendengarnya sambil mengejek karena
teman Young Joon itu itu tidak tahu bagaimana cara ambil kesempatan menurutnya
kalau pria itu sangat mengerikan soal pacaran.
“Kau
bilang Mengerikan? Bagaimana bisa Kau bilang itu?” kata Young Joon dengan nada
tingggi.
“Aku
hanya ngomongin soal temanmu, kenapa Kau yang marah-marah begitu?” kata Tuan
Park heran
“Dia teman
dekatku. Bagaimana bisa Kau bisa bilang dia mengerikan soal pacaran?”ucap Young
Joon. Tuan Park mengaku cuma frustrasi saja sambil menahan senyuman.
“Kau
tidak perlu frustasi. Dia akan segera mengungkapkan perasaannya.
tegas Young Joon.
tegas Young Joon.
“Katakan
padanya untuk melakukannya dengan cepat selagi pikirannya serius... Para gadis
benci diberi harapan palsu” kata Tuan Park. Young Joon seperti baru
mengetahuinya.
Sementara
Sung Yeon meminta agar menghentikan agar bicara topik yang membosankan dan fokus makan dulu. Mi So meminta agar Sun
Yeon menelpnya setelah memikirkannya.
Sung Yeon pikir Mi So bisa memberikan nomor ponsel aslinya. Mi So pun
memberikan nomor ponselnya.
Young
Joon duduk termenung di ruanganya tentang Menyatakan perasaannya, lalu teringat
dengan pesan dari Mi So “Aku cuma ingin menjalani kehidupan romantis biasa
dengan pria biasa.” Lalu berpikir kalau Mi So hanya ingin pria yang berkerja
biasa saja.
“Seluruh
hidupku luar biasa, jadi Aku tidak tahu apa atau bagaimana jadi orang biasa.”
Kata Young Joon binggung lalu keluar dari ruangan.
“Sekretaris
Kim Ji Ah... Aku ingin bertanya.” Ucap Young Joon saat itu Mi So datang
langsung bertanya apa ada yang dibutuhkan.
“Beliau
ingin bertanya. Jadi Silahkan pertanyaanya.” Kata Ji Ah. Young Joon terlihat
binggung melihat Mi So.
“Apa
persiapan pembukaan untuk pusat seni berjalan lancar?” tanya Young Joon.
“Ya, tim
perencanaan akan rapat sebentar lagi.” Ucap Ji Ah. Young Joon pun memujinya
lalu masuk ruangan.
Ji Ah
menanyakan apakah Pertemuan Mi So lancar dengan tamunya. Mi So menganguk. Ji Ah
mengoda Mi So kalau itu pacar masa depannya. Mi So mengaku kalau itu tak
mungkin dan Bukan itu masalahnya dan memberitahu kalau tamunya tadi adalah
orang yang Ji Ah juga akan senang melihatnya.
“Apa Aku
kenal orangnya?” kata Ji Ah binggung
“Aku akan
memberitahumu saat sudah lebih pasti.” Ucap Mi So dengan senyuman bahagia.
Young
Joon melihat Tuan Jung di lorong mengatakan kalau ingin bertanya. Tuan Jung
mempersilahkan. Young Joon bertanya apakah ada restoran populer yang sering
dikunjungi oleh orang-orang biasa akhir-akhir ini. Tuan Jung terlihat binggung.
“Apa kau
tahu, Restoran tempat orang biasa berbicara tentang isu-isu terkini.” Ucap
Young Joon.
“Ada
restoran babat di Hapjeong, dan itu sangat populer.” Kata Tuan Jung. Young Joon
bertanya apakah itu Babat.
“Iya... Minum
satu shot soju dengan babat panggang sangat cocok untuk berbicara jujur satu
sama lain. Ada juga nasi goreng dengan saus kimchi, Rasanya fantastis.” Ucap
Tuan Jung penuh semangat
“Bukan
tempat seperti itu... Tempat biasa tapi istimewa” kata Young Joon. Tuan Jung
memikirkan tentang Tempat biasa tapi istimewa.
“Di dekat
Stasiun Gangnam, ada restoran yang menyajikan jeroan khusus. Dari usus sampai jantung
dan perut, mereka melayani berbagai macam jeroan. Tempat di mana mereka
menyajikan daging... yang biasanya tidak disajikan di restoran lain.” Kata Tuan
Jung malah makin bersemangat
“Apa Anda
punya ide lain selain jeroan hewan?”tanya Young Joon penasaran lalu memilih
pergi meninggalkan bawahanya.
Sek Tuan
Park menyapa Young Joon yang datang. Yong Joon bertanya Apa CEO Park ada di
dalam. Sek Tuan Park mengatakan Tuan Park ada didalam dan mempersilahkan
masuk. Young Joon membuka pintu
memberitah kalau Tuan Park tidak ada di dalam.
“Kemana
perginya?” ucap Sek binggung. Young Joon heran malah bertanya padanya karena
tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Bolehkah
Aku tanya tentang sesuatu? Apa Kau tahu restoran populer yang sering dikunjungi
oleh orang biasa? Tempat yang populer, disukai oleh wanita muda.” Ucap Young
Joon
“Apa
kebetulan Anda punya pacar?” tanya Sek Tuan Park
“Bukan
itu. Aku sedang memikirkan bisnis waralaba. Target pelanggannya adalah perempuan
usia 20-an dan 30-an.” Kata Young Joon.
“Ada
tempat yang bagus, Akan aku tunjukkan fotonya. Kemarin, Aku bahkan mengambil
selfie di sana.”ucap Sek Park menunjukan ceker pedas.
“Apa
wanita di usia 20-an dan 30-an suka adalah ceker pedas.” Kata Young Joon heran
“Jika Anda
tidak menyukai ide tadi, bagaimana kalau kaki daging babi (jokbal) pedas?”
saran Sek Tuan park. Young Joon menolak untuk menerima saran. Sek Tuan park
menyakinan kalau restoran itu sangat lezat.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar