Flash Back
So Bong
pergi mengambil kunci mobil, saat itu Shin melihat So Bong pergi bertanya-tanya
kemana So Bong akan pergi. Akhirnya Shin sampai dirumah sakit dan melihat
ibunya berpapasan dengan So Bong didepan pintu masuk.
Saat itu
Shin seperti melihat semua kenangan bersama ibunya dari memujinya sebagai anak
hebat dan yang terakhir saat melihat Manusia Shin yang tergeletak di jalan
dengan bersimba darah, lalu meminta padanya agar Pergilah ke Seoul dan melindungi
posisi Shin.
Shin
melihat dari kejauhan Ibunya dan Tuan Ji berbicara dengan Dokter Cha. Dokter
Cha mengatakan akan membawa pasien ke
ruang VIP Shin sudah datang. Tuan Ji pun
mengucapkan terimakasih pada Dokter Cha. Shin mengingat saat terakhir kali
bertemu dengan Tuan Ji
Flash Back
Shin
bertanya apakah Tuan Ji akan menemui ibunya. Tuan Ji mengatakan kalau Ini
masalah perusahaan dan akan memperbolehkan menemui ibuya nanti.
“Kenapa
dia berbohong padahal dia mau menemui Ibu?” gumam Shin terlihat marah.
So Bong
kaget melihat Shin yang dibawa oleh Ambulance, lalu saat itu melihat Shin sudah
ada didepanya. So Bong bertanya apakah
Shin melihatnya karena wajahanya mirip sekali. Shin tahu kalau itu Si manusia Nam Shin.
“Saat
ini, akulah manusia itu.” Gumam Shin lalu mengaku kalau tak lihat menurutnya
tak masuk akal kalau ada Orang yang mirip dengannya.
“Lalu Kenapa
kau di sini?” tanya Shin. So Bong binggung menjawabnya.
Akhirnya
So Bong mengaku kalau mengikuti Shin karena mendengar Tuan Ji bicara lewat
telepon kalau menyuruh seseorang untuk bertemu di Rumah Sakit PK dan menemui
Shin jadi sengaja datang. Shin terlihat
kaget mendengar nama Tuan Ji.
“Ya. Aku
tadi tidak melihatmu jadi kukira kau datang ke sini sama Manajer Tim Ji untuk menemui orang yang
dia hubungi lewat telepon. Lalu Manajer Tim Ji dimana?” ucap So Bong
“Kau Bohong
lagi.” Kata Shin memegang tangan So Bong. So Bong kesal karena Shin mengangap
tanganya seperti pendeteksi kebohongan.
“Kau tahu
darimana?” ucap Shin polos. So Bong meminta agar tak mengejeknya. Saat itu Tuan
Ji melihat keduanya ada dirumah sakit.
“Kenapa
kalian berdua di sini? Aku tadi ada
lihat dua mobil “ ucap Tuan Ji
“Maaf.
Tadi aku buru-buru, makanya aku bawa mobil satunya.” Kata So Bong gugup.
“Kau bisa
menjelaskannya nanti di rumah. Sekarang
ini, bawa pulang mobil itu.” Ucap Tuan Ji lalu mengajak Shin pergi.
Tuan Ji
mengeluh dengan Shin yang tidak memberitahu lebih awal, Padahal sudah
memperingatkan kalau harus waspada terhadap So Bong. Shin hanya diam saja, Tuan
Ji pikir kalau memang Shin tahu kalau So Bong mengikutinya maka harus
meneleponnya
“Ah..
Karena hanya manusia yang bisa berpikir seperti itu. Maafkan aku... Aku salah karena tidak menginstruksikanmu” Ucap
Tuan Ji merasa tak perlu bicara dengan Shin.
“Kenapa
kau berbohong padaku? Kau bilang ada
urusan kantor, tapi nyatanya tidak. Kau
tidak memberi tahuku si manusia Nam Shin
datang ke Korea.” Ucap Shin. Tuan Ji hanya diam saja.
“Ji Young
Hoon.. Apa kau manusia yang bisa kupercayai
atau tidak?” ucap Shin seperti kecewa dengan Tuan Ji
Tuan Ji
merasa kalau Shin salah paham dengan menegaskan kalau ia bukan Shin yang asli jadi tidak peduli jika
mempercayainya atau tidak, jadi meminta
agar menuruti saja perintahnya saja dan membuka pintu. Shin langsung menutup
pintu mobil.
“Apa yang
kau lakukan barusan?” ucap Tuan Ji marah. Shin mengatakan kalau belajar seperti
yang diajarkan kemarin.
“Barusan
aku menyalin apa yang kau lakukan karena
aku belum selesai bicara. Tadi Kang So Bong melihat si manusia Nam Shin.” Ucap Shin yang membuat Tuan
Ji kaget.
So Bong
menelp Tuan Seo kalau bertemu dengan orang yang mirip dengan Shin pergi masuk
ke IGD. Tuan Seo ingin tahu Wanita yang di foto itu pergi kemana. So Bong mengaku tidak tahu tapi
yakin kalau melihat seseorang yang mirip.
“Kang So
Bong.. Berhenti bicara omong kosong. Shin itu tidak punya saudara laki-laki, apalagi saudara kembar.” Tegas Tuan Seo
“Benar
juga. Ini memang tidak masuk akal... Aku pasti salah lihat.” Ucap So Bong
seperti bisa menyakini diri
“Pokoknya,
kerja bagus... Sudah kukirim uangnya. Hubungi aku kalau kau melihat wanita itu lagi.” Kata Tuan
Seo
So Bong
ingin tahu siapa wanita itu. Tuan Seo pikir So Bong tak perlu tahudan meminta
agar menghubunginya lagi. Setelah menutup telp Sek Park ingin tahu alasan ibu
Shin datang setelah 20 tahun, lalu berpikir kalau merindukan putranya.
“Kalau seperti
itu, dia harusnya menemui Shin, bukan si Ji Young Hoon.... Oh Ro Ra dan Ji
Young Hoon... Apa sebenarnya rencana kalian?” ucap Tuan Seo penasaran dan
curiga.
Shin
langsung turun dari mobil. Tuan Seo memarahi Shin kalau mereka sudah latihan
kalau harus menunggu turun sampai pintu terbuka. Shin menganguk mengerti lalu masuk kembali ke dalam mobil.
Tuan Seo membuka pintu dan mengajak Shin segera masuk.
“Kenapa
kau melakukannya? Apa yang kau incar? Kenapa kau mengikutiku?” tanya Tuan Seo
menemui So Bong di kamarnya.
“Aku
gugup... Aku sangat suka di sini.Gajinya juga lumayan, dan pekerjaan ini terlihat keren. Tapi aku hanya
diberi waktu satu bulan. Jadi aku bertanya-tanya bagaimana cara membuat
Direktur Nam terkesan dan aku tadi tak sengaja dengar kau bicara lewat telepon.”
Ucap So Bong menyakinkan.
“Kedengarannya
seperti orang itu ingin bertemu Direktur
Nam..., tapi malah kau yang pergi. Jadi aku penasaran apa kau merencanakan
sesuatu dan kupikir aku bisa membantumu.
Aku ingin mencari cara untuk membuat
Direktur Nam terkesan. Itulah alasannya. Aku sangat putus asa sampai sering
melihat yang aneh-aneh. Aku saja tadi
lihat ada seorang pasien sangat mirip
Direktur Nam. Itu Tidak masuk akal, kan?” kata So Bong terus mengoceh.
“Kuharap
orang seperti itu ada. Aku malah ingin dia menggantikan si biang onar Direktur
Nam. Jadi Mulai sekarang, fokus saja mengawal Direktur Nam.” Ucap Tuan Seo
seperti termakan omongan So Bong. So
Bong akhirnya meminta maaf atas tingkahnya.
David
kaget karena Tuan Seo ingin memindahkan Shin besok padahal Peralatannya belum
lengkap di sana. Nyonya Oh yang berbicara di telp meminta David tak bicara.Tuan
Ji mengaku masih bersyukur karena So Bong mengira salah lihat. Jadi harus mempercepat
pindahannya.
“Setelah
tes paling dasar...” ucap Tuan Seo dan Ponsel Nyonya Oh langsung diambil oleh
Dokter Cha.
“Kondisi
dia tidak stabil... Nafas dan nadinya stabil..., tapi tekanan darah dan suhu
tubuhnya tidak stabil.” Ucap Dokter Cha.
“Ada
seseorang yang melihat Shin. Seperti
saran Young Hoon, kita harus memindahkan Shin.” Ucap Nyonya Oh menenangkan.
“Jika kau
akan mengabaikan pendapat dokter, silakan saja.” Ucap Dokter Cha kesal lalu
meninggalkan ruangan.
David pun
mengikuti Dokter Cha, Nyonya Oh ingin tahu kapan mereka harus pindah. Tuan Ji
mengatakan besok dan meminta agar mengurus semua yang perlu diurusnya.
Shin
mencoba menelp ibunya tapi telp ibunya sibuk, akhirnya hanya bisa melihat
ponselnya dengan foto bersama ibunya di kolam renang. Akhirnya Shin berdiri
didepan kolam renang. So Bong keluar dari kamar melihat Shin yang ada di kolam
renang dengan gaya terlentang.
“Kenapa
dia tenggelam?” ucap So Bong melihat Shin, tapi memilih untuk tak peduli dan
pergi.
“Tapi Kenapa
dia belum keluar juga?” kata So Bong mulai panik melihat Shin yang tenggelam
tapi tak bisa juga kembali.
So Bong
akhirnya sampai di kolam renang berteriak memanggil Shin dan mencoba
menyelamatkanya. Saat itu Shin kembali ke permukaan dengan mata yang terbuka
lebar. So Bong berteriak marah karena
membuatnya khawatir. Shin memegang tangan So Bong mengetahui kalau ucapanya itu
jujur. So Bong berusaha menyangkalnya.
“Kenapa
kau di dalam air seperti itu? Nanti kau bisa mati!” ucap So Bong marah
“Yang
akan mati itu kau... Nanti jantungmu bisa meledak.” Ejek Shin.
“Seperti
perkataanku sebelumnya..., itu bukan suara jantungku.” Ucap So Bong menutupi
dadanya.
“Tapi aku
tidak punya jantung.” Ucap Shin. So Bong pikir Manusia mana yang tidak punya
jantung. Shin pun tak banyak berkata-kata
Saat itu
Tuan Ji melihat keduanya menyuruh agar
Berhenti main air. Dan harus ganti baju dulu. So Bong pun bergegas naik
ke atas kolam untuk berganti pakaian.
So Bong
kembali ke kamar mengingat kembali ucapan Shin “Kau rupanya berkata jujur
sekarang...Nanti jantungmu bisa meledak.” Lalu melihat rekaman kamera, wajah So
Bong langsung panik dan berpaling karena melihat Shin yang berganti pakaian.
Saat itu jantungnya kembali berdegup kencang, lalu Ia kesal sendiri dengan
jantungnya lalu kembali melihat rekaman kamera.
“Hentikan
tingkahmu... Apa Kau mau terus bertingkah seperti ini? Sudah kubilang kau di
kamar saja, tapi kenapa kau masuk ke kolam? Kusuruh kau jangan bertingkah. Tapi kenapa kau tak mau dengar
kataku?Bukannya kau tahu kau harusnya
tidak boleh ketahuan. Tolong bertingkahlah seperti Shin. Apa Kau mengerti?”
ucap Tuan Ji pada robot Shin.
So Bong
bertanya-tanya karena Tuan Jimenyuruh Shin bertingkah seperti Shin dan berpikir
kalau memang dua Shin tapi teringat kembali ucapan Tuan Ji “Shin tidak punya
saudara laki-laki, apalagi saudara
kembar.” Saat itu So Bong yakin kalau itu tak masuk akal.
Ia
teringat kembali ucapan Tuan Ji “Kusuruh kau jangan bertingkah. Tapi kenapa kau tidak mau dengar kataku?
Bukannya kau tahu kau tidak boleh
ketahuan?” So Bong penasaran karena Shin yang
tidak boleh ketahuan, lalu memikirkan sesuatu, lalu Reporter Jo agar
mencari sesuatu.
So Bong
membersihkan mobil dengan mata yang terus menatap ke arah Shin yang baru masuk.
Tuan Ji menyindir So Bong yang selalu
berusaha terbaik untuk Direktur Nam. So Bong hanya tersenyum. Tuan Ji kembali
mengejek So Bong yang akan mengemudi tapi malah tetap membersihkan mobil. So
Bong pun bergegas masuk ke dalam mobil
Shin
bersama dengan kakek dan keluarganya turun dari mobil. Tuan Seo menyambutnya,
mengaku bersyukur karena Tuan Seo telah pulih, Shin seperti tak mengubrisnya.
Anak Tuan Nam mengeluh dengan sikapTuan Seo.
“Dia
belum lama baru kembali kesini. Tentu kami harus menyambutnya.” Ucap Ye Na
“Sepertinya
cuma Shin yang selalu kau pedulikan. Perluas jangkauan sikap pedulimu itu saat
orang dewasa juga ada di sini.” Sindir Ho Yeon.
“Kenapa
aku harus melakukan itu?” komentar Ye Na. Tuan Seo langsung meminta maaf atas sikap
anaknya dan mengajak segera masuk.
Tuan Ji
melihat So Bong akan masuk menyuruh untuk menunggu di luar saja karena mereka
akan segera keluar. So Bong pun tak bisa berbuat apa-apa.
Seorang
wanita di atas podium memberitahu kalau Proyek kedua setelah presentasi adalah
test drive dengan produk Mobil otonom (tanpa pengemudi) pertama... yang akan
beroperasi di jalanan Korea dan akan memulai test drive pada pukul 2 siang besok.
“Sebuah
mobil tanpa pengemudi akan berada di
jalanan. Tentu ini akan menarik perhatian publik.” Komentar petinggi lainya.
“Apa
nanti tidak ada risiko kecelakaan? Kebakaran kemarin itu saja beritanya lebih
besar dari presentasi.” Kata Ho Yeon kembali menyindir.
“Untungnya,
berkat kepahlawanan Direktur Nam, perusahaan
mendapatkan perhatian publik.” Kata Tuan Ji membela
“Memangnya
perhatian publik bisa menaikkan harga
saham? Apa kau tahu sebanyak apa kompensasi yang kita berikan pada korban dan
pemilik gedung itu?” ucap Ho Yeon dengan nada sinis
“Anda
tidak seharusnya mengatakan penyebab kebakaran itu karena kelalaian Direktur
Nam.” Balas Tuan Ji
“Ini
bukan saatnya mendiskusikan tentang kesalahan! Mana bisa test drive berhasil dengan sikap seperti ini?” tegas Tuan Nam
akhirnya ikut campur.
Keduanya
pun akhirnya terdiam, Tuan Nam memperingatkan kalau mereka gagal maka tidak
akan bisa memproduksi mobil sama sekali, lalu Semua uang dan waktu yang kita
habiskan akan sia-sia. Shin tiba-tiba berani bicara bertanya “Bagaimana jika
mereka berhasil?” Tuan Nam dan yang ada diluar ruangan hanya terdiam.
“Aku akan
berhasil, jadi berikanlah posisi Kakek padaku. Kita pasti bisa mengkomersilkan
mobil otonom dalam tiga tahun. Test drive hanyalah permulaan. Pikirkanlah
kesehatan Kakek dan serahkan saja ini padaku.” Kata Shin. Ho Yeon yang mendengarnya
langsung mengumpat marah.
“Beraninya
kau mengingini posisi ayahku?” teriak Ho Yeon murka.
“Aku
sekarang bukan Shin yang dulu lagi. Aku tidak lagi ingin kehilangan apa yang seharusnya menjadi milikku. Sifat
keserakahan ekstrem Ketua pasti memang mengalir di darahku juga.” Ucap Shin.
Tuan Ji seperti bisa senang mendengarnya.
“Jadi apa
kau memiliki rasa keserakahan sekarang? Kemajuan yang bagus... Kau bisa mengincar
posisiku hanya setelah kau berhasil. Dan Sudahi pertemuan ini sekarang.” Kata
Tuan Nam seperti bangga dengan cucunya. Sementara Tuan Seo dibuat gelisah
dengan sikap Shin.
Shin
keluar dari ruangan, Tuan Seo mengaku Senang rasanya melihat Shin yang sangat
percaya diri dan berharap bisa sering bertemu lalu pamit pergi. Ye Na
memberitahu kalau sudah mendekorasi ulang
ruangan dan mengajak untuk melihat bersama-sama sambil merangkul
lenganya. Shin langsung menolaknya.
“Apaan
kau ini? Aku jadi tersinggung.” Keluh Ye Na tak suka melihat sikap Shin.
“Dia
belum sepenuhnya pulih. Dia harus pulang, jadi
lain kali saja.” Jelas Tuan Shin
“Baiklah.
Lagipula masih banyak waktu dan Karena kau bukan kekasihku untuk hari ini
saja... Oppa, istirahatlah, oke” ucap Ye Na akhirnya membiarkan Shin pulang.
“Usaha
yang bagus. Aku harus ke rumah sakit, jadi
pulanglah duluan.” Kata Tuan Ji memuji Shin
“Bagaimana
seandainya si manusia Nam Shin tidak
siuman?Apa aku akan menjadi CEO PK Group?” tanya Shin
“Pokoknya
kita akan membuat dia siuman. Karena Shin lebih penting bagiku daripada diriku sendiri.” Ucap Tuan Ji
Shin
memegang tangan Tuan Ji lalu matanya berkedip. Tuan Ji mengeluh karena dianggap
ucapanya itu berbohong. Shin mengaku
kalau cuma iseng mengerjainya.
So Bong
menerima pesan dari Reporter Jo yaitu gambar foto dari CCTV rumah sakit. Lalu ia
menelp temanya, Reporter Jo memberitahu kalau
sekarang di bangsal VI dan dokter Cha bersama dengan Ji Young Hoon keluar masuk ruang VIP itu.
“Kurasa
wanita itu walinya pasien..., tapi aku tidak tahu siapa pasiennya. Katanya pasien
itu butuh istirahat total. Jadi pengunjung
tidak diperkenankan masuk. Mereka bahkan melarang siapa pun masuk. Apa mungkin itu pria
yang kau lihat?.” Jelas Reporter Jo
“Dia
menyuruhnya bertingkah seperti Shin dan jangan sampai ketahuan. Aku tahu itu
dari kamera tersembunyiku.” Kata So Bong
“Berarti...Apa
Nam Shin yang ada di rumah itu palsu?” ucap Reporter Jo lalu segera bersembunyi
karena melihat Nyonya Oh menaiki lift.
“Tapi apa
ini film fantasi? Jika dia tidak punya saudara kembar, kenapa mereka ada dua?” ucap Reporter Jo
binggung.
“Nanti
aku menyusul kesana, jadi kau lihatlah
wajahnya dulu. Jangan lupa telepon aku setengah jam lagi.” Kata So Bong lalu
bergegas membuka pintu karena Shin kembali setelah rapat.
Tuan Seo
duduk diruangan menahan amarah mengingat kembali ucapan Shin dengan Tuan Nam “Aku
akan berhasil, jadi berikanlah posisi
Kakek padaku. Aku sekarang bukan Shin yang dulu lagi. Aku tak mau lagi
kehilangan apa yang seharusnya menjadi
milikku.”
Sek Par
memberitahu Tuan Seo kalau Kang So Bong mengirim foto dan akan menelepon
dari rumah sakit kalau sudah yakin. Tuan
Seo melihat foto Nyonya Oh yang ada dirumah sakit.
“Pasti
ada alasan Shin menginginkan posisi ketua.
Dia mendiskusikannya dengan Oh Ro
Ra dan Ji Young Hoon. Wanita inilah otaknya, sedangkan Ji Young Hoon lengan dan kakinya... Baiklah. Aku bisa
menyingkirkan mereka sekaligus.” Ucap Tuan Seo mulai merencanakan sesuatu.
So Bong
melirik pada Shin yang duduk dibelakang, lalu memberanikan diri kalau
Belakangan ini, Shin agak beda. Ia masih ingat Sebelumnya Shin pernah
menamparnya tapi baru-baru ini,
menghibur dan menyelamatkan jadi ingin tahu alasan banyak berubah karena
penasaran.
“Kau
mirip orang yang berbeda...” ucap So Bong yang langsung disela oleh Shin
“Kenapa?
Apa Menurutmu aku bukan Nam Shin? Aku bersikap baik karena aku merasa bersalah tapi beginilah ucapan terima
kasih yang kuterima. Haruskah aku menamparmu lagi?” ucap Shin mendekati bangku
depan. So Bong panik langsung menutup wajahnya tak ingin terkena tampar.
“Urusi
urusanmu sendiri, dan menyetir saja kau.”
Kata Shin. So Bong pun memilih untuk diam.
Shin
turun dari mobil, Sementara So Bong sibuk dengan ponselnya yang berdering.
Reporter Jo heran karena So Bong meminta agar menelpnya setengah jam lagi. So
Bong langsung berpura-pura bicara dengan ayahnya dan panik karena ayahnya masuk
rumah sakit.
“Kau
pasti lagi menyusun alibi, kan? Aku sudah pasang kameranya jadi pasti akan
mendapatkan fotonya di dalam ruang VIP.” Ucap reporter Jo bangga.
“Kenapa
Ayah di rumah sakit? Aku lagi kerja dan tidak bisa kesana sekarang.” Ucap So Bong, saat itu Shin
seperti tak peduli dan masuk ke dalam rumah.
So Bong
mengetuk pintu kamar Shin dengan tertunduk sedih meminta maaf, dan meminta izin
agar pergi ke rumah sakit karena Ayahku
cidera saat latihan tinju. Shin hanya terdiam menatapnya. So Bong pikir Shin
bisa memegang tanganku kalau tidak percaya.
“Katamu
kau 'kan punya pendeteksi kebohongan.” Ucap So Bong. Shin pun mempersilahkan So
Bong pergi saja.
“Aku akan
naik taksi dan segera kembali.” kata So Bong
“Tidak.
Kau boleh bawa mobilku. Ayahmu 'kan terluka.” Ucap Shin. So Bong pun
berterimakasih pada bosnya. Setelah menutup pintu Shin seperti senang bisa
bertemu dengan temanya lagi yaitu robot vacum cleaner.
So Bong
menaiki mobil dengan memastikan lebih dulu cameranya merekam Shin sedang duduk
dan segera memasang GPS ke rumah sakit PK
[Rumah Sakit PK]
Dokter
Cha mengeluh meminta agar jangan melakukan sekarang karena Semua perawat sedang
bekerja sekarang jadi meminta agar dua jam lagi sampai lantai kosong. Tuan Ji
pikir Perawat pasti ada saat itu juga jadi mereka harus bergegas cepat.
“Kita
turuti saja saran dokter ini. Mereka sedang menyiapkan peralatan medis. Pasti
butuh waktu jika kita ingin Shin segera beristirahat.” Kata David
“Dimana
itu? Apa Yayasan HR mau membantu?” tanya Nyonya Oh
“Entahlah.
Tak seru kalau aku memberitahumu lebih cepat. Shin pasti merasa sesak. Dia harus kena sinar matahari sedikit.” Kata
David lalu membuka tirai ruang rawat.
Reporter
Jo siap dengan kamera panjangnya langsung mengambil gambar pasien yang ada
didalam ruangan. Lalu kaget melihat wajah Shin ada ada di kamera. So Bong
menerima telp Reporter Jo memberitahu kalau
sudah di rumah sakit sekarang.
“DiMana
si Nam Shin? Apa Nam Shin yang itu ada di rumah?” ucap Reporter Jo saat bertemu
dengan temanya. Mi So memperlihatkan rekaman cameranya dan membandingkan dengan
foto yang diambil oleh Reporter Jo
“Berarti
kau benar... Memang ada dua Nam Shin. Manajer Tim Ji juga bersamanya. Apa yang
mereka lakukan sebenarnya?” ucap Reporter Jo. So Bong langsung bergegas pergi.
Tuan Seo
menelp, So Bong memberitahu kalau telah menemukan wanita itu, tapi menemukan hal yang lebih mengagetkan lagi. Ia
memberitahu kalau Pasien yang dilihat mirip
Direktur Nam Shin. Tuan So tak percaya mendengarnya.
“Sudah
kubilang, Shin tidak punya saudara
laki-laki. Berhenti membuang-buang waktu,
pokoknya awasi wanita itu.” Ucap Tuan Seo
“Tapi
yang kulihat itu memang benar. Aku tidak bisa menjelaskannya lewat telepon...,jadi
aku akan menemuimu Anda setelah memastikannya.” Ucap So Bong yakin.
Keduanya
berada di ruang rawat, Reporter Jo bertanya apa yang direncanakan So Bong. So
Bong pikir tak ada cara lain yaitu harus menyerbu masuk dan menyuruh Reporter
Jo menunggu didepan ruangan saja.
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar