PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon sudah siap bermain squash ingin memberitahu tentang kutukan luar biasa. Ia mengibaratkan
sedang menonton film luar biasa berkualitas tinggi dengan investasi bernilai
jutaan dolar. Lalu, menonton B-film dengan jumlah investasi terbatas.
“Apa Kau
puas dengan film kedua?” ucap Young Joon. Tuan Park sambil melakukan pemanasan
merasa kalau mungkin terasa membosankan.
“Benar
sekali... Aku menyewa sebuah taman hiburan, restoran, dan kapal pesiar dan
membuatnya mengalami kencan yang luar biasa. Jadi, dia tidak akan bisa berkencan
dengan pria biasa lagi.” Ucap Young Joon bangga
“Kurasa dia
akan melakukannya. Bukankah itu sebabnya dia pergi kencan buta? Aku suka
menonton B-film.” Kata Tuan Park santai.
Young
Joon yang kesal langsung memukul bola dengan keras. Tuan Park kaget tiba-tiba
bola keras mengarah padanya, meminta agar Young Joon memberitahu kalau ingin
mulai bermain.
Tuan Park
dan Mi So pergi ke cafe sambil meminum kopi, keduanya masih terasa canggung.
Tuan Park pikir kalau rasa kopinya enak karena sudah mencari secara online
untuk menemukan kedai kopi. Mi So merasa kalau
Aromanya sangat enak.
Dua orang
pekerja melihat Mi So di dalam cafe, seperti tak menyangka duduk dengan seorang
pria. Tuan Park melihat kalau Ada sesuatu yang menempel di telinga Mi So, Mi So
menunjuk tepat ditelinganya. Tuan Park berkata kalau itu ada Di bawah daun
telinganya. Mi So memegang telinganya.
“Di
belakang antingmu... 45 derajat ke arah dagumu. Lebih tinggi...” ucap Tuan
Park. Mi So kembali memegang telinganya.
“Lebih
tinggi lagi... Apa sisa potongan daging babi? Aku akan memeriksanya di cermin.”
Pikir Mi So.
Tuan Park
menahanya agar Mi So tak mengeluarkan cermin, Saat itu ponsel pegawai mengambil
foto saat Tuan Park menyentuh bagian telinga Mi So. Keduanya terlihat sangat
dekat karena melakukan sentuhan.
Pegawai
pun ingin membagikan foto pada rekan
kerjanya. Sementara Tuan Park berusaha mengoda Mi So kalau kecantikannya yang
terjebak di wajah. Mi So hanya bisa tersenyum mendengar pujianya.
Tuan Park
ingin tahu “Apa Sekretaris Kim masih dengan teman kencannya?” Young Joon hanya
diam saja. Tuan Park meminta temanya agar jujur kalau terusik hatinya. Young
Joon mengelak karena yakin Mi So sudah berada di bawah kutukan luar biasa.
“Astaga,
kenapa Sekretaris Seol mengirimiku foto?” keluh Tuan Park membuka ponselnya
lalu meminta Young Joon agar bisa melihat
“Astaga,
kencan buta Sekretaris Kim pasti berjalan lancar.” Komentar Tuan Park melihat
foto Mi So dan juga Tuan Park di cafe.
Sek Seol
menuliskan pesan dibawah foto “Ini Berita besar. Aku melihat Sekretaris Kim berkencan
dengan pacarnya di jalanan kafe-kafe di Garosu-gil. Aku bisa melihat percikan
api cinta mereka.” Lalu tersadar
kalau salah mengirimkan pesan dan meminta maaf pada Tuan Park. Sementara Young
Joon berusaha untuk tak peduli.
“Wah,
Sekretaris Seol melakukan ini lagi. Terakhir kali, dia mengirimiku foto pesta
bbq,Dia membuat banyak kesalahan... Tapi Jika sudah ada percikan api cinta pada
kencan pertama mereka, mereka sudah pasti akan pacaran, benarkan?” komentar
Young Joon.
“Kau
tahu... bagaimana rasanya saat hatimu berdebar... seperti tidak ada hari esok
karena menurutmu Kau baru saja bertemu orang yang cocok?” kata Tuan Park. Young
Joon menahan rasa gelisahnya.
“Ah... Benar,
kukira hanya rencana bisnis yang membuatmu merasa seperti itu. Kau pasti
berpikir "Oh, itu akan menguntungkan." Aku yakin cuma itu hal yang
Kau ketahui... Telepon dia sekarang jika Kau gelisah begitu dan katakan padanya
untuk mencampakkan pria itu dan pulang.” Ucap Tuan Park menyarankan.
“Apa...
kau bilang "Gelisah"? Kulihat selera humor temanku ini sudah
meningkat pesat. Kenapa Kau tidak punya pikiran untuk ganti pekerjaan? Harusnya
Kau jadi pelawak saja.” Ejek Young Joon. Tuan Park terlihat binggung
“Surat
pengunduran dirimu selalu diterima.” Komentar Young Joon. Tuan Park mulai panik
mendengarnya.
“Wakil
Ketua Lee, tolong jangan bilang begitu. Aku baru saja menemukan apa yang
kukuasai.” Ungkap Tuan Park memohon.
Mi So
heran dengan dirinya yang terus memikirkan Young Joon, lalu meminta agar bisa
fokus pada kencan butanya. Ia pun bertanya pada Tuan Park apakah menikmati
pekerjaannya sebagai reporter berita lokal. Tuan Park menganguk dengan bangga
menceritakan perkerjaannya.
“Ya, Aku
sangat terkenal karena cepat dan memberikan hanya informasi yang akurat.. Oh, Apa
Kau ingat beberapa bulan yang lalu ada kasus penggunaan narkoba kongres? Akulah
yang mengungkapkannya.” Ucap Tuan Park. Mi So menganguk mendengarnya.
“Setelah
Aku menetapkan pikiranku, Aku dapat mengungkap kebenaran tentang apa saja dan
segalanya di dunia.” Kata Tuan Park makin membanggakan diri.
“Lalu Apa
Kau bisa mencari tahu kasus lama untukku? Kasus penculikan sekitar tahun 1994.”
Ucap Mi So. Tuan Park terlihat heran membahas Kasus penculikan.
“Tidak
ada hubungannya denganku. Itu terjadi pada seseorang yang kukenal. Tapi, saat itu
tidak dapat perhatian media, jadi Aku benar-benar tidak bisa menemukan
informasi tentang itu. Itu terjadi... di area pembangunan kembali, ditempat
Taman Bermain Yumyung berada. Kurasa saat itu sekitar akhir musim gugur.” Ucap
Mi So
“Aku
lahir pada tahun 1990, jadi...” ucap Tuan Park percaya diri. Mi So hanya bisa
melonggo. Tuan Park tersenyum karena ucapanya hanya bercanda saja.
“Itu sudah
lama sekali, jadi Aku tidak yakin Apa Aku bisa menggali apapun.” Kata Tuan Park
Mi So
tahu kalau pasti sulit, Tapi Tuan Park yakin bisa melakukannya. Karena Kim Mi
So yang memintanya jadi akan melakukan
yang terbaik untuk menemukan beberapa informasi soal itu. Mi So terlihat senang
mendengarnya dan mengucapkan Terima kasih.
Keduanya
keluar dari cafe, Tuan Park tak yakin kalau Mi So yang punya waktu yang baik
jadi sangat ingin bertemu dengan Kim Mi So lagi. Mi So seperti tak yakin akan
bertemu lagi lalu melihat dasi Tuan Park yang berantakan dan langsung berusaha
merapihkan, suasana tiba-tiba terasa canggung.
“Maaf.
Aku terbiasa melakukan ini di pekerjaanku.” Kata Mi So, Tuan Park seperti tak
masalah tiba-tiba terdengar teriakan.
“Sekretaris
Kim!” teriak Young Joon. Mi So kaget melihat Young Joon datang melihatnya.
Young
Joon mengaku sangat kecewa karena sikap tak tulusnya. Mi So meminta maaf
mengaku kalau semua kesalahanya jika merasas seperti dan ingin menanyakan
alasan merasa kecewa.
“Apa Aku
kebetulan lupa untuk menyelesaikan tugas Atau Apa ada masalah dengan persiapan
acara pertemuan olahraga?” ucap Mi So. Young Joon hanya menatapnya, Mi So pun
yakin kalau itu bukan alasanya.
“Kalau
begitu, mungkin karena Aku pergi kencan buta?” kata Mi So. Young Joon mengelak
kalau semua hanya Omong kosong.
“Apa
kencan butamu, ada urusanya denganku?” sindir Young Joon. Mi So mengaku bukan
itu maksudnya.
“Kupikir
Anda mungkin marah padaku karena aku terus sibuk dengan masalah pribadi seperti
itu sehari sebelum acara pertemuan olahraga, yang merupakan peristiwa yang
sangat penting.” Jelas Mi So
“Kau
sangat menyadarinya, Sekretaris Kim... Bagaimana Kau bisa menjadwalkan ini... sehari
sebelum acara pertemuan olahraga, tahu betapa pentingnya bagiku? Apa Kau pikir
ini masuk akal?” kata Young Joon akhirnya bisa mencari alasan. Mi So pun hanya
bisa meminta maaf.
Saat itu
selembar daun jatuh di jas Young Joon. Mi So tiba-tiba tertawa melihatnya.
Young Joon heran melihat Mi So yang tertawa. Mi So memberitahu kalau Ada daun
yang jatuh ke saku jadi terlihat seperti saputangan
“Aku akan
menyingkirkannya.” Kata Mi So keduanya kembali saling menatap seperti jantung
berdegup kencang.
“Berani
sekali daun jatuh ke sakuku? Bagaimanapun, hari terakhirmu tinggal sebentar
lagi, Sekretaris Kim. Tetap fokus dan lakukan yang terbaik.” Ucap Tuan Park
“Ya, Pak.
Aku tidak akan menjadwalkan semua hal pribadi seperti kencan buta sampai Aku
meninggalkan perusahaan.” Kata Mi So
“Jangan
lakukan itu.” Tegas Tuan Park. Mi So terlihat binggung, bertanya apa maksudnya Meninggalkan
perusahaan atau pergi kencan buta. Young Joon tak menjawab memilih untuk pergi.
Mi So
berjalan pulang, terdengar dari Pil Nam yang berteriak memanggilnya dengan
membawa ayam goreng dan bir. Keduanya minum bersama di rumah, Pil Nam kaget
mengetahui kalau Young Joon datang saat kencan buta. Mi So pikir kalau Itu
kesalahannya.
“Hei..
Kenapa Kau tidak bisa pergi kencan buta setelah bekerja?” ucap Pil Nam
“Tidak
ada yang salah soal itu. Tapi tetap saja, besok kita ada acara penting. Aku
harusnya tetap fokus, jadi Aku yang salah. Tapi...” ucap Mi So berpikir. Pil
Nam ingin tahu apa yang dipikirkan adiknya.
“Masalahnya
adalah akhir-akhir Aku sungguh tidak bisa memahami Wakil Ketua. Sejak Aku
bilang padanya ingin mengundurkan diri.” Ucap Mi So. Kakaknya ingin tahu
ceritanya.
Mi So
mengingat sikap Mi So yang tiba-tiba sangat dingin dengan nada sinis Young Joon
berkata “ Apa Kau melatihnya dengan benar atau
melatihnya dengan sembrono? Jangan mengecewakanku dan lakukan pekerjaan
dengan baik.”
“Wakil
Ketua Lee, saat kami saling berkirim pesan semalam, Aku...” ucap Mi So saat
bertemu di kantor, tapi Young Joon dengan sinis mengatakan “Jangan membahas
masalah pribadi di kantor.”
“Lalu
pada hari yang lain, dia sangat manis padaku.” Cerita Mi So mengingat setelah
pergi taman hiburan.
Mi So
pikir ada event khusus di suatu tempat jadi terlihat kembang api. Young Joon
mengaku kalau ia yang menyiapkan dengan alasan sebagai hadiah perpisahan.
“Dia
pasti sangat terkejut dengan berita kalau kau meninggalkan perusahaan, atau dia mungkin sudah tak waras.” Kata Pil Nam
mengejek. Mi So meminta agar Young Joon
Jangan katakan itu
“Itu
tiba-tiba terjadi pada banyak orang setelah mengalami guncangan emosional yang
ekstrim. Bukankah dia... kaget kalau Kau pergi?” ucap Pil Nam
“Aku
tidak yakin, tapi Aku bisa tahu dia belum mengakhirinya.” Ucap Mi So
“Apa Maksudmu,
dia tidak bisa menerimanya? Benar, Kau sudah sangat bekerja keras untuknya. Aku
yakin dia akan merasa kehilangan tanpa dirimu.” Ucap Pil Nam
“Tapi
bahkan dengan itu, Aku tidak yakin karena dia pasti bisa menemukan seorang
sekretaris yang jauh lebih berkualitas dan berpengalaman daripada Aku. Kenapa
dia melakukan ini padaku?” kata Mi So binggung.
“Bukannya
dia tipe yang harus punya semua yang dia inginkan? Jika ada perusahaan yang dia
suka, maka dia mungkin akan melakukan merger dan akuisisi. Dan jika dia melihat
apapun yang dia suka, maka Aku yakin dia langsung membelinya.” Ucap Pil Nam. Mi
So membenarkan semuanya.
“Maka
kita tahu jawabannya... Ini sikap posesifnya... Mungkin itu yang Kau maksudkan
tentangnya. Sebuah objek yang diinginkannya dan memilikinya.”Kata Pil Nam
Mi So
binggung apa maksudnya "Sebuah
Objek". Pil Nam menjelaskan kalau Sebuah objek yang masih berguna dan
membuatnya merasa nyaman Tapi objek itu tiba-tiba memberitahunyakalau akan
meninggalkannya jadi Pasti membuat Young Joon marah.
“Dia
mungkin ingin melakukan apa pun untuk membuatmu tetap tinggal.” Ucap Young
Joon. Mi So seperti tak yakin dengan ucapan kakaknya.
“Ya, Aku
mengerti... Aku seorang psikiater... Bagaimanapun, Kau harus meninggalkan perusahaan
itu sesegera mungkin. ..Jika dia lebih posesif,maka Kau tidak akan bisa keluar.”
Ucap Pil Nam tiba-tiba menangis sesunggukan.
Mi So
binggung melihat kakaknya tiba-tiba menangis,
Pil Nam emngaku merasa kasihan pada adiknya karena harus bekerja untuk
bos yang posesif selama 9 tahun untuk membantu membayar biaya kuliahnya.
Ia merasa sangat tak enak hati bahkan
tidak bisa menemui adiknya. Mi So tak enak hati karena tiba-tiba merubah
suasana jadi sedih.
“Apa Kau
punya soju?.. Ayo tambah lagi..” kata Pil Nam. Mi So pun membuka lemari es
untuk melihat apakah ada soju.
“Ngomong-ngomong,
kalung apa itu? Itu terlihat Cantik. Kurasa Aku belum pernah melihatnya.” Ucap
Tuan Park
“Oh, ini?
Wakil Ketua Lee membelikannya untukku.” Ucap Mi So dengan wajah bahagia.
“Itu
pasti Kalung anjing... Aku yakin dia ingin membelenggu lehermu untuk
memastikanmu tidak kabur.” Komentar Pil Nam. Mi So kaget mendengarnya.
Mi So
menyapa Ji Ah yang sudah datang lebh dulu, lalu melihat kalau sedang buku
terbaru Morpheus padahal baru akan dirilis bulan depan Jadi ingi tadi dari mana
Ji Ah mendapatkannya. Ji Ah mendengarnya sudah dirilis di Inggris, jadi meminta
temanya untuk mengirimkan padanya.
“Sekretaris
Kim pasti juga penggemar Morpheus, menilai dari bagaimana dirimu tahu tentang
buku terbaru.” Kata Ji Ah.
“Tentu
saja. Morpheus adalah novelis favoritku sepanjang masa.” Kata Mi So bisa
mengetahuinya tentang buku "Momen yang Dapat Ku Lihat"
“Setiap
buku karyanya menduduki daftar buku terlaris. Bahkan film nomor satu di box
office sekarang diadaptasi dari novelnya. Bukankah dia sangat mengesankan?”
kata Mi So bangga
Ji Ah
menyimpulkan Mi So adalah seorang Morpheusian. Mi So binggung apa maksudnya
itu. Ji Ah pikir Mi So tahu kalau itu
panggilan klub penggemarnya. Mi So seperti baru tahu kalau penulisna punya klub
penggemar.
“Tentu
saja. Dia 'kan bukan penulis novel biasa. Dia adalah penulis laris
internasional, dan juga sangat tampan.” Kata
Young Joon penuh semangat.
“Apa kau
pernah melihat wajahnya? Dia tidak melakukan wawancara atau mengungkapkan
dirinya di depan umum. Satu-satunya hal yang diketahui orang tentang dia adalah
usianya sekitar 30-an.” Ucap Mi So heran
“Ayolah.
Foto-fotonya sudah ada... pada anggota klub penggemarnya. Aku bergabung di
tahun pertama. Jika Kau ingin tahu, haruskah Aku menunjukkan salah satu
fotonya?” ucap Ji Ah.
Mi So pun
penuh semangat ingin melihatnya, Ji Ah
melihat sekeliling agar tak ada yang melihat dan meminta agar Mi So Jangan
perlihatkan ke orang lain. Mi So menganguk setuju lalu hanya bisa melonggo
karena yang dilihat hanya foto buram tanpa terlihat wajahnya.
“Apa Kau
bisa bilang dia tampan dari foto ini?” ucap Mi So heran.
“Iya.
Maksudku, lihat saja itu. Dia pasti pria yang tampan dan juga sangat tinggi.
Dan , tadi malam ada orang yang memposting foto baru di media sosialnya. Orang
itu menulis kalau dia melihatnya di bandara Perancis.” Kata Mi So
memperlihatkan sosok dengan topi hitam tanpa terlihat wajahnya.
“Dia
bertemu dengannya saatmenandatangani kontrak buku sebelum dia menjadi terkenal,
jadi langsung mengenalinya” cerita Ji Ah. Sementara Mi So masih tak percaya
kalau Ji Ah bisa mengetahui kalau penulisnya itu tampan
“Ya, bahkan
dagunya sangat sempurna...Dia juga punya kulit yang luar biasa.” Ucap Ji Ah
memuji penulisnya yang tak terlihat wajahnya pada foto.
Seorang
pria melihat social media, terlihat foto dengan topi menutup wajahnya lalu
captionya bertuliskan “Aku melihat Morpheus di Bandara Charles de Gaulle. Kami
sebenarnya sedang dalam penerbangan yang sama ke Korea sekarang. Kami akan
segera berangkat. Kami akan tiba di Korea bersama dalam 11 jam dari sekarang.”
Beberapa
orang pun berkomentar “Apa ini nyata? Aku akan mempercayaimu dan lari ke bandara
sekarang. Aku harus mengawasi setiap pria yang mengenakan topi fedora hitam.”
Pesawat
pun mendarat, Seorang wanita terus menatap pria yang duduk disampingnya. Lee
Sung Yeon memanggilnya, lalu membuka topinya
merasa kalau itu sangat cocok untuknya. Si wanita tersenyum
mendengarnya.
Di depan
bandara, sudah banyak orang yang menunggu karena penasaran melihat Sung Yeon,
penulis Morpheus. Seseorang keluar dengan topi hitam, semua berteriak mendekat
tapi ternyata wanita yang mengunakan topi milik Sung Yeon, sementara Sung Yeon
berhasil keluar bandara tanpa ada yang mengenalinya.
Sung Yeon
mengemudikan mobil menerima telp dari ibunya. Nyonya Lee ingin tahu keberadaan
anaknya. Sung Yeon mengaku kalau baru saja tiba di Korea. Nyonya Lee tak
percaya ankanya ada di korea.
“Kenapa
Kau tidak menelepon dulu? Sekarang Ibu ada di rumah liburan di Pulau Jeju dengan ayahmu...Tunggu Aku.. Aku
akan segera naik pesawat ke Seoul.” Ucap Nyonya Lee
“Tidak
apa-apa. Jangan ubah rencanamu karena Aku.” Kata Sung Yeon
“Ayahmu
tidak pernah membantu. Dia menyeretku kesini karena ingin bermain golf. Bahkan
Aku tidak bisa melihat putraku yang sudah bertahun-tahun tidak kulihat. Haruskah
Aku membuang Ayahmu ke laut di sini?” ucap Nyonya Lee mengeluh
“Kau dan
Ayah masih sama.” Komentar Sung Yeon tertawa bahagia mendengar suara ibunya
lalu menanyakan tentang Young Joon.
“Tentu
saja. Dia sibuk berusaha menjalankan perusahaan dengan baik. Bahkan hari ini,
dia menghadiri pertemuan perusahaan di tempat ayahmu.” Kata Nyonya Lee
“Benarkah?
Sepertinya, Young Joon baik-baik saja.” Kata Sung Yeon.
Mi So
sudah berganti pakaian, Ji Ah berkomentar
suka celana olahraga Sekretaris Kim karena Sangat cocok. Mi So
mengucapkan terimakasih dengan penuh semangat.
Young Joon akhirnya datang lalu bertanya Apa semuanya siap untuk
pertemuan.
“Dimulai
pukul 10 pagi, jadi Anda bisa pergi dalam 30 menit, Pak.” Ucap Mi So
“jadi Kalian
berdua akan berpartisipasi apa saja?” tanya Young Joon.
“Aku akan
berpartisipasi dalam lomba rintangan dan lomba tiga kaki.” Kata Mi So. Ji Ah
mengatakan akan ikut gulat lutut dan tenis meja.
“Kuharap
Kalian berdua bertekad untuk menjadi juara pertama.” Kata Young Joon. Ji Ah
pikir yang penting bisa berpartisipasi saja.
“Itulah
yang dikatakan pecundang sebagai alasan. Kalian tidak boleh kalah. Lebih baik
mati daripada kalah. Jadilah juara pertama bagaimanapun caranya. Sudah kubilang
padamu tetap fokus sampai hari terakhirmu. Ingat, kan?” kata Young Joon. Mi So
menganguk mengerti. Young Joon pun segera pamit pergi.
“Wakil
Ketua Lee benar-benar sesuatu. Siapa yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk
menang di acara perusahaan seperti ini? Bukankah Aku benar, Sekretaris Kim?”
komentar Ji Ah. Mi So tak banyak berkomentar mengajak mereka bersiap-siap untuk
pergi dengan penuh semangat.
“Jangan
lupa untuk memberikan peta gym ke Pak Yang.” Kata Mi So penuh semangat
lalu terdengar teriakan dari dalam
ruangan.
Young
Joon duduk sambil menutup matanya terlihat ketakutan dan menangis. Ji Ah kaget melihat Young Joon sangat
ketakutan. Mi So melihat kabel pengikat semua kabel dan langsung melepaskanya
lalu memberitahu kalau sudah tak ada lagi.
“Siapa
yang melakukannya? Aku lupa untuk memeriksa karena sibuk pergi kesana-kemari. Aku minta maaf,
Pak.” Ucap Mi So. Young Joon akhirnya membuka matanya dan langsung bergegas
keluar dari ruangan.
Young
Joon menegus Ji Ah karena tidak mengingat tindakan pencegahan yang sudah
dituliskanya, kalau tidak boleh ada ikatan kabel di kantor Wakil Ketua Lee. Ji
Ah meminta maaf karena sengaja mengatur
kabel dengan ikatan, ingin membuatnya terkesan dan tak seharusnya marah.
“Kim Ji
Ah , sikap macam apa itu? Kaulah yang membuat kesalahan..” kata Mi So. Ji Ah
terlihat kaget mendengarnya.
“Aku
tidak suka laba-laba... Setiap kali Aku melihatnya, bahkan hampir pingsan karena
sangat membencinya. Setiap orang memiliki 1 atau 2 hal yang sangat mereka
benci. Itu sebabnya dia marah, jadi Aku tidak menghargaimu merengek seperti
ini.” Tegas Mi So
Ji Ah pun
tertunduk meminta maaf. Mi So memastika kalau Ji Ah sangat menyesal, Ji Ah
menganguk. Mi So langsung memeluk Ji Ah agar bisa memijamkan buku baru
Morpheus. Ji Ah pun dengan senag hati akan meminjamkanya.
Mi So
membawakan secangkir teh chamomile agar bisa lebih tenang dan kembali meminta
maaf serta berjanji tidak akan terjadi lagi. Young Joon membahas Mi So yang
akan segera pergi jadi tak mungkin bisa menjaminnya.
“Mungkin
ini bukan tentang posesifnya...Mungkin dia sangat membutuhkanku.” Gumam Mi So
melihat sikap Young Joon.
Spanduk
besar bertuliskan “Pertemuan Olahraga Perusahaan Yumyung Holdings” semua
bersorak memberikan semangat. Mi So sudah siap bersama dengan Se Ra dan peserta
lainya. Mereka pun memulai pertandingan dengan
berharap tidak ada yang terluka dan bisa... menjalin hubungan erat lebih
antar divisi.
Mi So pun
dengan penuh semangat berlai melewati semua rintangan, sementara Se Ra
kesusahan menaiki jalan menanjak, Mi Soo terlihat bahagia sampai digaris finish
dengan senyuman bahagia. Tuan Park dan Young Joon menonton dari bangku
penontot.
“Karena inilah
Aku suka Sekretaris Kim. Dengan semangat itu, dia bisa menyelesaikan
pekerjaannya.” Komentar Young Joon dengan senyuman bahagis.
“Jadi, Apa
Kau menyukai Sekretaris Kim?” goda Tuan Park
“Bukan
sebagai wanita tetapi sebagai karyawan. Coba Lihat. Seberapa hebatnya dia?”
ucap Young Joon bangga.
Saat itu
seorang pria mendekati Mi So mengetahui sebagai sekretaris perfeksionis. Young
Joon melihat dari kejauhan ingin tahu siapa pria itu. Sang pria melihat Mi So juga
seorang atlet hebat. Mi So pun langsung bertanya apakah ada yang bisa dibantu.
“Akan ada
perlombaan tiga kaki sebentar lagi. Aku ingin jadi partner Sekretaris Kim Ayo
lakukan dengan baik.” Kata Si pria.
“Aku
mengerti...”ucap Mi So lalu menerima sebotol minuman.
Ji Ah dan
Se Ra datang bertanya apa yang dibicarakan dengan Ko Gui Nam. Mi So baru
mengetahui nama Gui Nam dan bertanya balik apakah Se Ra mengenalnya. Se Ra
pikir sudah pasti mengenalnya,karena Gui Nam peringkat pertama pada voting
popularitas perusahaan.
“kau
bilang Dia peringkat pertama? Apa dia mengungguli Wakil Ketua Lee?” ucap Ji Ah
kaget.
“Wakil
Ketua Lee tidak termasuk hitungan. Pak Ko luar biasa, dan jika Kau beruntung,
dia bisa menjadi milikmu. Tapi dia sangat gila kerja sehingga tidak tertarik pada
wanita... Bahkan Aku.” Ucap Se Ra percaya diri.
“Dan Apa dia
jatuh cinta pada Sekretaris Kim?” komentar Ji Ah. Se Ra terlihat kesal
mendengarnya
“Dia baru
saja memberi Sekretaris Kim air minum. Bukankah itu pertanda?” kata Ji Ah.
“Tidak,
bukan itu... Dia akan menjadi mitraku di perlombaan tiga kaki.” Ucap Mi So
“Sebenarnya,
Sekretaris Kim...bisakah Aku bergabung dengan perlombaan berkaki tiga? Hari ini
kinerjaku buruk dan Aku harus menebusnya.” Ucap Se Ra mencoba membujuk.
Tapi Mi
So dan Ji Ah malah pergi meninggalkanya. Se Ra kesal sendiri karena Mi So
selalu pergi meninggalkanya padahal ingin sekali ikut lomba dan berlari dengan
Gui Nam serta merasakan jantungnya berdebar.
Gui Nam
di dekati beberapa wanita yang memberikan minuman, Mi So sempat melihatnya tapi
tatapanya mengarah pada tempat lain, menurutnya Gui Nam tidak terlalu tampan
tapi menurutnya pria yang tampan itu Young Joon. Saat itu Young Joon melihat Mi
So menatap kearahnya.
“Ya ampun.
Siapa yang sedang kupikirkan? Aku pasti sudah gila.” Ucap Mi So menyadarkan
diri dan mendengar Perlombaan tiga kaki
akan segera dimulai.
Gui Nam
mengajak Mi So agar ke garis start, Tuan Park senang melihat Perlombaan tiga
kaki karena penasaran berapa banyak pasangan yang akan terbentuk dan menurut
survie kalau 80% dari mereka akhirnya menjadi pasangan sungguhan. Young Joon
terlihat kaget dan panik.
Mi So dan
Gui Nam mulai bersiap-siap lari, setelah tanda pluit berbunyi keduanya berlari
denga cepat. Gui Nam melihat lawan lebih cepat akhinya memeluk pundak Mi So,
Tuan Park melihatnya terlihat bahagia sementara Young Joon menahan rasa kesal.
“Tim 3
memiliki kerja sama tim yang hebat... Mereka memimpin. Akankah mereka menang
dan juga menjadi pasangan?” ucap Komentator.
Mi So tak
ingin kalah akhirnya memeluk pinggang Gui Nam agar seimbang, dan sampai di
garis finish lebih dulu. Keduanya terlihat sangat bahagia bisa menang,
terdengar teriakan agar mereka bisa Berkencan. Young Joon mendengar semua
penonton termasuk temanya terlihat kesal.
“Mulai
tahun depan, tidak akan ada lagi acara pertemuan olahraga. Ini Sangat
kekanak-kanakan.” Ucap Young Joon kesal
“Justru
dia yang kekanak-kanakan... Dia dibutakan api cemburu.” Keluh Tuan Park melihat
Young Joon pergi lalu mulai terkejut.
Young
Joon terjatuh ditangga. Tuan Park memastikan keadaan Young Joon baik-baik saja,
sambil mengeluh kalau Young Joon meminta agar karyawan Grup Yumyung untuk
menjadi satu tanpa terluka tapi malah bosnya yang terluka dan ingin melihat
bagian kaki. Young Joon menatap seperti berharap Mi So yang melihatnya.
Mi So
akhirnya melihat keadaan Young Joon berpikir kalau mabuk, Young Joon mengaku
tidak minum. Mi So heran karena Young
Joon yang terluka bahkan tergelincir di tangga. Young Joon mengaku tidak lihat satu anak tangga jadi meminta Mi
So agar tak berlebihan.
“Anda
harus pergi ke dokter.” Ucap Mi So khawatir, Young Joon menolak karena ingin pulang
saja.
“Anda
bilang apa? Anda membutuhkan perawatan yang tepat.” Kata Mi So kesal. Young
Joon mengaku tidak terluka parah.”
“Tidak.
Akan kusiapkan mobilnya.” Ucap Mi So akan pergi, Young Joon menahanya agar tak
pergi.
“Akan
lebih cepat baikkan jika meletakkan koyo panas di atasnya.” Ucap Young Joon. Mi
So pun membantu Young Joon untuk berdiri dengan memeluknya.
Sopir
Young Joon ingin membantu tapi Tuan Park menahan agar membiarkan keduanya pergi
dengan mengancam kalau akan di pindahkan ke India.
Mi So
membawakan es bantu untuk mengompres, sambil mengomel kalau Young Joon itu
harusnya lebih berhati-hati dan menyuruh agar melepaskan kaos kaki agar bisa
mengompresnya. Young Joon hanya menaikan
kakinya. Mi So pikir kalau Young Joon meminta agar membuka kaos kakinya. Young
Joon pikir tak perlu.
“Apa Anda
ingin Aku meletakkannya di atas kaus
kaki Anda?” ucap Mi So
“Tidak
masalah. Lakukan saja.” Ucap Young Joon. Mi So tetap ingin melepaskan kaos
kakinya. Tapi Young Joon menolaknya.
“Kenapa
Anda terus bilang tidak perlu?” kata Mi So dan terkejut melihat ada bekas
jahitan di kaki Young Joon. Akhirnya Ia kembali memakai kaos kaki dan hanya
terdiam. Young Joon heran Mi So hanya diam saja dan menyuruh agar segera
mengompresnya.
“Bekas
luka apa itu? Sepertinya bekas luka lama.” Gumam Mi So penasaran sambil
mengompres kaki Young Joon.
“Apa Kau
menikmati acara pertemuan olahraganya? Sepertinya Kau sangat menikmatinya.
Khususnya balap tiga kaki.” Tanya Young Joon dengan nada menyindir.
“Tidak
ada yang menyenangkan. Aku baru saja mengikat kakiku dengan pria lain dan
berlari seperti orang gila untuk menang.” Keluh Mi So
“Kau
bilang "Seperti orang gila"? Berpartisipasi dalam acara pertemuan
olahraga itulah pentingnya. Kenapa Kau berlari seolah-olah hidupmu bergantung
padanya? Dasar bodoh.” Ucap Young Joon sinis.
“Apa
ingatanku salah? Kurasa tadi Aku dengar seseorang bilang padaku untuk
mempertaruhkan hidupku dan memenangkan pertandingan.” Balas Mi So sini
“Bagaimana
bisa Kau langsung menerima kata-kataku begitu saja? Kau tidak fleksibel,
Sekretaris Kim.” Keluh Young Joon.
Mi So
mencoba menahan amarahnya, Young Joon membahas kalau tadi untuk kemenangan,
menurutnya Mi So tidak keberatan berlari sangat dekat dengan pria yang aneh. Mi
So membenarkan karena itu Lebih baik daripada menjadi pecundang.
“Benar.
Selama Kau jadi juara 1, Kau bahkan tidak peduli siapa yang Kau sentuh.” Kata
Young Joon cemburu. Mi Soo membenarkan.
“Apa Bahkan
jika orang itu sedekat ini denganmu?” kata Young Joon bergeser mendekat Mi So.
Mi So
merasa tak masalah, Young Joon makin
mendekat. Mi Soo merasa Tidak ada pengaruhnya buatnya. Young Joon terlihat
kesal menarik tangan Mi So tapi malah membuatnya posisi mereka saling
bertumpuk. Keduanya pun kembali gugup untuk kesekian kalinya.
Bersambung
ke episode 4
Semangat ya nulis nya.... saya selalu buka blog ini khususnya judul ini.....
BalasHapusLanjut terus.seru seru seru
BalasHapusYea,,,semangat,,,makin penasaran
BalasHapusLanjut min
BalasHapusMakasi sinop nya mb dyah.... aku menunggu dengan sabar kelanjutan nya 😆
BalasHapusMin, Link utk ep 4 part 1 koq bs atau ga ada yg buat dbaca?? Tolong info'y donk..knp min??
BalasHapusBaper....parah😂
BalasHapus