PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 04 September 2020

Sinopsis Was it Love Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Dae Oh mengantar Ae Jung pulang, wajahnya terlihat gugup di dalam mobil. Ae Jung akhirnya bicara lebih dulu. Dae Oh yang panik langsung menyela agar jangan mengatakanya, menurutnya Ae Jung tak perlu menjawabnya sekarang.
“Tidak usah terburu-buru.” Ucap Dae Oh gugup. Ae Jung merasa tetap harus menjawabnya.
“Aku…” ucap Ae Jung. Dae Oh menyela kalau itu tak apa-apa dan menegaskan  sudah bilangtak akan berlaku seenaknya lagi seperti dahulu.
“Aku akan menunggu sambil berusaha dengan perlahan dan tenang sampai Ha-nee bisa menerimaku. Aku sudah bilang begitu.” Ucap Dae Oh dengan wajah tegang.
Ae Jung melepaskan sabuk pengaman dan langsung memberikan ciuman di pipi Dae Oh. Dae Oh kaget menerima ciuman Ae Jung. Ae Jung pun hanya bisa tersenyum setelah memberikan ciumanya.
“Jangan takut dan dengarkan aku. Jawabanku… Terima kasih karena kau mau menunggu dan tak akan buru-buru.” Ucap Ae Jung. Keduanya pun hanya bisa tertawa.
“Hari ini aku sangat bahagia berkatmu. Aku kembali ke universitas seperti keinginanku selama ini, lulus, bahkan dilamar olehmu. Aku melakukan semua hal yang kuinginkan dalam satu hari ini.” Kata Ae Jung
“ Sekarang aku tak punya penyesalan apa-apa. Karena itu, tolong tunggu sebentar lagi. Aku akan berusaha keras sampai Ha-nee bisa membuka hatinya 100 persen.” Jelas Ae Jung
“Astaga... Bicaramu sangat manis... Ahh.. Tak bisa begini.” Ucap Dae Oh melepaskan sabung pengamanya.
“Jangan begini. Apa yang kau mau lakukan?” kata Ae Jung panik. Dae Oh meminta Ae Jung agar diam saja.
“Dae Oh, banyak orang.” Kata Ae Jung melihat sekeliling. Dae Oh mengaku hanya mau mencium saja.  Ae Jung mengeluh agar Dae OhJangan lewati garis. Keduanya pun saling beradu mulut didalam mobil didepan rumah. 


Sementara di dalam rumah, Ha Nee baru membaca berita Dae Oh membaca buku novel tulisan ayahnya [CINTA ITU TIDAK ADA OLEH CHEON EOK-MAN] Ia membaca mulai dari PROLOG sambil mengingat tulisan berita di forum
[Aku akan mengekspos Cheon Eok-man. Bukunya, Cinta Itu Tidak Ada<i>, benar-benar palsu. Sebenarnya, pria itu yang pergi lebih dahulu, dan membuang wanita itu bersama anaknya. Karena itu, wanita itu kehilangan semua mimpinya di waktu mudanya.]
Ha Nee membaca tulisan Dae Oh “Dia menghilang. Meninggalkanku Karena wanita yang merenggut segalanya dariku, aku jatuh sakit.
[Namun, Penulis Cheon menyembunyikan kenyataan ini, dan menulis novel berdasarkan kebohongan.]
Ha Nee merasa itu tak mungkin apa yang sudah ditulis oleh berita dan Dae Oh yang berlaku kejam padanya. 

Ae Jung masuk rumah dengan senyuman bahagia, saat itu Ha Nee keluar dari kamarnya. Ae Jung kaget melihat anaknya yang belum tidur? Ha Nee melihat ibunya sangat cantik dan bertanya apakah habis bertemu pria itu. Ae Jung membenarkan dengan wajah senyuman bahagia.
“Sepertinya Ibu belum tahu tentang apa yang terjadi sekarang.” Ucap Ha Nee. Ae Jung bingung bertanya Memangnya ada apa?
“Katanya isi semua novel ini adalah bohong.” Kata Ha Nee memperlihatkan buku [PEMENANG PERHARGAAN KONTES SASTRA MUSIM SEMI TAHUNAN]
“Kenapa kau memegang buku ini?” tanya Ae Jung. Ha Nee memastikan apakah Ibu sudah tahu.
“Tokoh utama wanita buku ini adalah Ibu.” Kata Ha Nee. Ae Jung terlihat gugup dan tak bisa menjawab.
“Namun, pria itu sengaja membuat Ibu menjadi wanita jahat. Ini Tak begitu, 'kan? Benar bukan begitu, 'kan?” kata Ha Nee. Ae Jung terdiam dan terlihat bingung. 


Dae Oh pulang ke rumah menerima telp dari PAK HONG, Tuan Hong berteriak panik memebritahu kalau ada masalah besar dan  Gosip soal cerita Dae Oh tersebar luas di internet. Dae Oh yang baru pulang tak mengerti maksudnya.
“Ada orang yang menulis hal buruk tentangmu di beranda halaman kita. Itu dihapus setelah beberapa menit, tapi sudah terlanjur menyebar.” Ucap Tuan Hong
Dae Oh akhirnya berlari ke meja kerja memeriksanya, dan bingung melihat berita PENULIS CHEON EOK-MAN TEREKSPOS lalu bertanya apa maksudnya ini. Tuan Hong mengaku  juga tak tahu dan penasaran Siapa yang sebenarnya menulis hal itu?
“Dia bilang novelmu bohong, dan kau hanya sampah yang mencampakkan pacarmu yang hamil. Ini tak benar, 'kan?” ucap Tuan Hong.
Dae Oh membaca komentar di forum [Pak Cheon tak akan melakukan hal itu... Pak, berikan penjelasan. Apa Benar wanita di konser bukumu waktu itu mantan pacarmu?Kami butuh penjelasan.]
Ia pun melihat video saat Ae Jung memberikan pernyataan [Bisa saja, kau yang pergi dan merenggut segalanya darinya.] Dae Oh pun hanya bisa terdiam karena semua cerita yang sebenarnya terekpsos. 


Ae Jung kembali ke kantor bingung karena Mana mungkin rekening mereka tak ada isinya. Hye Jin juga merasa ada  yang aneh, padahal mengecek untuk membayar gaji staf, tapi di dalam rekening kosong. Ae Jung duduk di meja kerjanya pun kaget melihat lacinya terbuka
“Apa ini? Di mana buku tabungannya?” ucap Ae Jung panik isi lacinya yang kosong.
“Apa jangan-jangan ada pencuri? Aku harus lihat kamera pengawas. Tapi Bagaimana ini? Tak ada kamera pengawas.” Kata  Hye Jin panik
“Di mana Pak Wang? Di mana dia?” tanya Ae Jung merasa ada yang aneh dengan Tuan Wang.  


Nyonya Song melihat berita [PENULIS CHEON EOK-MAN TEREKSPOS KEBOHONGAN PENULIS DUNIA, CHEON EOK-MAN, TEREKSPOS] tapi tak ada senyuman diwajahnya. Reporter pikir Nyonya Song  sudah puas Tapi menurutnay Nyonya Song tak terlihat begitu.
“Bagaimana, ya? Aku ingin membalas kelakuan mereka, tapi aku malah merasa kotor. Aku hanya ingin mendapatkan yang seharusnya milikku.” Ucap Nyonya Song. Reporter hanya diam saja.
“Jangan pernah menemuiku lagi. Kita sudah tak ada urusan.” Kata Nyonya Song yang tak mau ada urusan.
“Apa hanya aku yang salah? Kau juga terlibat di dalamnya. Hiduplah dengan baik.” Ucap Reporter sinis dan langsung keluar ruangan. 


Tuan Hong masuk ke dalam rumah berteriak memanggil Eok-man memarahi karena tak menjawab teleponnya padahal hampir saja gila karenanya. Dae Oh hanya terdiam didalam rumahnya. Tuan Hong melihat ada robekan kertas dalam sebuah kardus.
“Apa ini semua? Kenapa… ini ada di rumahmu?” ucap Tuan Hong bingung. Dae Oh menceritakan  Warganet menemukan alamatnya dengan mudah dan mengirimkannya ke sini.
“Tadinya aku tak mau beri tahu. Tapi pagi ini ada 23 buah paket seperti ini. Salah satu buku sudah dicoret-coret dengan pulpen merah, dan buku lain sudah dirobek-robek.” Ucap Tuan Hong. Dae Oh hanya diam saja.
“Eok-man… Kau tahu kita berusaha keras untuk membuat buku ini. Namun, apa ini semua?” keluh Tuan Hong akhirnya duduk.
“Pak Hong, tolong telepon semua situs web dan minta turunkan semua video Nona Noh di konser buku itu. Serta, tolong minta turunkan semua foto dan artikel tentang Nona Noh.” Kata Dae Oh panik mengingat tentang Ae Jung dan Ha Nee.
“Eok-man, yang benar saja? Bukan saatnya mencemaskan dia sekarang!” teriak Tuan Hong marah
“Jika anaknya juga sampai terlibat, mereka berdua akan kesusahan.” Ucap Dae Oh panik
“Kau juga sedang membuatku susah! Sudahlah. Kita panggil saja korbannya dan suruh dia katakan yang sejujurnya. Jika tidak begitu, kariermu sebagai penulis akan hancur.” Jelas Tuan Hong dengan nada tinggi
“Perkataan mereka tidak salah. Aku menulis novel itu tanpa tahu lukanya. Lalu karena tulisanku, hidupnya juga berantakan. Jadi, benar bahwa aku tak pantas menjadi penulis.” Kata Dae Oh dengan wajah lesu
“Pak Cheon, sadarlah! Jika begini, bukan hanya film, tapi kau juga tak akan bisa menulis selamanya.” Jerit Tuan Hong frustasi 
“Mau bagaimana lagi? Aku harus membayar perbuatanku.” Ucap Dae Oh pasrah. Tuan Hong hanya bisa melonggo mendengarnya. 




Hye Jin gugup di depan ruang rapat.  Dae Oh datang. Hye Jin kaget melihat Dae Oh datang dan langsung menghadangnya. Dae Oh bingung apa yang sedang dilakukanya. Hye Jin bingung menjelaskanya. Dae Oh bertanya Apa ada masalah?
“Nona Noh bilang jangan biarkan kau masuk ke ruang rapat.” Ucap Hye Jin. Dae Oh melihat Ae Jung bertemu dengan tiga orang di ruang rapat. 


 Pria pertama bertanya Apa film ini benar bisa dibuat dan meminta penjelasan Ada apa dengan ini semua. Ia pun kesal karena sudah membatalkan semua film lain hanya untuk film ini dan sudah percaya pada film ini.
“Kumohon... Kumohon kepada kalian... Kecemasan kalian tak akan terjadi. Film kita akan tetap diproduksi. Jadi, kalian tak perlu khawatir.” Ucap Ae Jung menyakinkan.
“Katanya korbannya adalah kau. Aku tahu kau mau buat film, tapi seharusnya tak begini. Seharusnya kau tak ikut campur di dalam film ini.” Ucap si pria
“Aku belum dapat uang kontrak. Bagaimana ini? Aku mau mengundurkan diri. Ganti biaya yang sudah kukeluarkan.” Kata Pria yang pertama
“Aku juga mau mengundurkan diri. Ganti uangku juga.” Ucap si pria lainya dan si wanita pun meminta ganti rugi juga. 
Dae Oh masuk ruangan menegaskan kalau akan membayarnya. Ae Jung kaget melihat Dae Oh masuk. Hye Jin pun tak bisa menahan Dae Oh yang menerobos masuk. Dae Oh menegaskan dirinya adalah sutradara film dan penulis novelnya.
“Jadi, aku akan bertanggung jawab. Maka itu, bicaralah denganku.” Ucap Dae Oh. Ae Jung bingung melihat Dae Oh datang. Dae Oh tak peduli agar mengajak mereka datang ke ruangannya. 

Ae Jung melamun di pantry sambil membuat minum, Hye Jin melihat Ae Jung lalu berjalan mendekat dan bertanya apa tak apa-apa. Ae Jung mengangguk dan bertanya apa Para staf sudah pergi. Hye Jin menganguk kalau mereka sudah pergi.
“Tapi Pak Cheon tak keluar dari ruangannya setelah itu. Aku sudah tawarkan dia gimbap tapi dia tak menjawab. Sepertinya dia sedang menelepon.” Ucap Hye Jin khawatir. Ae Jung hanya bisa terdiam
“Nona Noh, sepertinya dia merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia pasti berpikir semua ini gara-gara dia.” Ucap Hye Jin. 


Di ruangan, Dae Oh hanya bisa terdiam mengingat ucapan Tuan Hong “Pak Cheon, sadarlah! Jika begini, bukan hanya film, tapi kau juga tak akan bisa menulis selamanya.” Ia pun meliha tulisan ceritanya [CINTA ITU TIDAK ADA
Ia melihat video saat Ae Jung memberikan pernyataan “Bisa saja kau yang pergi dan merenggut segalanya darinya” dan Komentar [KASIHAN SEKALI WANITA ITU] akhirnya menutup laptop sambil menghela nafas panjang.
Dae Oh mengingat kembali saat Ae Jung menuliskan [Tanggal 20 April 2020. Langit waktu Produser Noh Ae Jung mulai berkarya.] Saa itu Pesan dari Ae Jung masuk ke ponselnya “Temui aku di atap.”



Dae Oh pun pergi ke atap gedung dan kaget melihat Ae Jung membawa payung besar dengan tikar dan juga kompor serta panci ramyun. Ae Jung dengan wajaha bahagia memberitahu kalau Kejutan lalu bertanya apakah Dae Oh masih mengingat
“Waktu kita mau pergi piknik, tapi tiba-tiba hujan lebat.” Ucap Ae Jung penuh semangat. 

Flash Back
TAHUN 2005
Ae Jung sedih dan kesal melihat ke jendela kamar karena hujan deras padahal ia sudah siap kencan diluar rumah. Dae Oh melihat Ae Jung yang sedih akhirnya membuat suasana kamar seperti sedang camping diluar.  Ae Jung hanya terdiam melihat Dae Oh yang mengubah kamar.

“Bagaimana? Ae Jung, udara di sini sangat segar.” Ucap Dae Oh yang sengaja memutar suara burung yang terdengar seperti "Oh Dae-o!"
“Apa Kau dengar itu? Suara burung yang hanya ada di tempat berudara bersih. "Oh Dae-o!"  kata Dae Oh dengan senyuman bahagia. Tapi Ae Jung seperti tak suka dengan ide Dae Oh
Di dinding terlihat poster [UNIVERSITAS HANKUK 2006 PROYEK FILM KELULUSAN] lalu ada balon dengan bentuk dinosaurus . Dae Oh datang membawakan sebuah “Kejutan” dengan panci berisi ramyun dan menegaskan kalau sekarang waktunya makan mi instan spesial Oh Dae-o.
“Mi instan spesial Oh Dae-o?” ucap Ae Jung bingung. Dae Oh pun akan menjelaskan
“Kubuat ini dengan resep spesialku, dengan menambahkan cinta dan sayang. Kuahnya sengaja kulebihkan. Apa Kau mau coba? Tunggu sebentar.” Ucap Dae Oh bahagia. Ae Jung bingung harus makan sekarang.
“Ini... Coba makan.” Kata Dae Oh. Ae Jung meminta Dae Oh agar makan ini.
“Banyak hewan liar datang mencium harumnya. Cepat, tangkap! Kenapa ada dinosaurus di sini?” ucap Ae Jung panik
“Sialan! Aku akan tahan dia. Kau makan saja!” jerit Dae Oh sengaja menangakap Dinosaurus. Ae Jung seperti tak suka dengan ramyun buatan Dae Oh buru-buru mengembalikan di dalam panci.
“Aku takut! Jangan lepaskan dia.” Ucap Ae Jung berpura-pura berteriak ketakutan. 


Diatap, Ae Jung melakukan hal yang sama kalau udara di sini sangat segar dan bisa mendengarnya. Dae Oh menatapnya. Ae Jung pikir kalau Suara burung yang hanya ada di tempat berudara bersih dengan suara "Oh Dae-o!" Dae Oh tetap terdiam melihatnya.
“Mi sudah matang... Ini mi instan spesial buatanku. Bahan spesialnya adalah cinta dan sayan yang mengikuti resep mi instan spesial Oh Dae-o. Aku akan mencicipinya. Apa Kau tetap tak mau makan?” kata Ae Jung. Dae Oh tetap saja diam.
“Haruskah kucoba juga?” ucap Dae Oh akhirnya bisa tersenyum. Ae Jung pun akan mengambilkan  dengan cinta dan ketulusan yang banyak.
“Terima kasih... Aku akan coba.. Wah.. Apa ini karena suasananya? Mi ini enak sekali.” ucap Dae Oh bahagia. Ae Jung pun tak percaya mendengarnya.
“Banyak hewan liar yang akan datang karena harum mi ini. Jadi, cepat makan.” Ucap Ae Jung
“Kau bilang sudah tak ingat apa-apa tentang kenangan kita. “ ejek Dae Oh
“Semua hal yang kulakukan bersamamu, semuanya seperti sebuah film. Bagaimana bisa aku lupa?” akui Ae Jung lalu menatap Dae Oh
“Dae Oh. Ada banyak hal yang harus kita hadapi nanti. Ayo, kita hadapi itu semua bersama.” Ucap Ae Jung menatapnya.
“Ae Jung...Ayo kita batalkan film ini.” Kata Dae Oh. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Aku tak perlu menyutradarainya. Novel itu bohong.” Ucap Dae Oh. Ae Jung meminta agar Jangan begitu.
“Pasti ada cara menyelesaikannya tanpa melukai Ha-nee. Pasti ada cara menyelamatkan film ini. Karena itu, ayo kita…” ucap Ae Jung menyakinkan.
“Namun, aku… tak mau merilis cerita tentang aku, kau, dan Ha-nee menjadi kebohongan ke dunia ini. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungi mimpimu dan Ha-nee, bagaimanapun caranya.” Kata Dae Oh. Ae Jung hanya bisa diam saja. 


Di dalam mobil, Kwang Soo masuk mobil dengan wajah paik memberitahu A-rin kalau Ada masalah besar dan menurutnya Jika begini, filmnya pasti akan hancur. A Rin bingung bertanya ada apa. Kwang Soo pun memperlihatkan Tab ditangan A Rin.
“Apa ini? Kenapa tiba-tiba filmnya bermasalah lagi? Aku hampir gila karena ini. Jika aku sudah menyerah, harusnya mereka hidup dengan baik bersama. Aku sudah bermain di film ini, batal mundur, dan tak mengganggu mereka lagi.” Ucap A Rin kesal
“Apa lagi yang harus aku lakukan? Menyebalkan. Nafsu makanku hilang.” Ucap A Rin kesal memberikan kotak saladnya. 

Di lobby, Ryu Jin baru saja turun dari mobil wartawan langsung menyerbu bertanya “Apa benar ayah kandung anak waktu itu adalah Cheon Eok-man?” A rin mendengar dari dalam mobil mengeluh kalau Pertanyaan itu menjengkelkan.
“Maaf, kami sibuk dengan jadwal lain. Maaf kami harus pergi.” ucap Kwang Soo menghalangi wartawan.
“Apa kau sudah tahu kau bukan ayah kandung dari anak itu? Noh Ae-jeong dari Thumb Film adalah wanita dalam novel Pak Cheon, 'kan?” ucap Wartawan
“Saat itu aku sudah katakan. Jangan pernah sembarangan menyebut nama seseorang.” Ucap Ryu Jin menahan amarahnya.
“Maaf, kami tak menerima pertanyaan.” Ucap Kwang Soo mencoba agar berjalan melalui wartawan.
“Kudengar hubungan kalian sangat dekat. Kenapa Cheon Eok-man tak bicara saat itu? Jika dia bicara, maka tak akan terjadi seperti ini.” Ucap Wartawan. Ryu Jin ingin bicara tapi saat itu A Rin datang. 


“Hei, kau! Apa katamu barusan?” teriak A Rin marah. Ryu Jin kaget melihat A Rin yang marah. Kwang Soo mencoba menahanya tapi A Rin tak peduli meminta agar melepaskan tanganya.
“Kalian semua sangat konyol. Aku paham jika kalian begitu kepadaku dan Ryu Jin. Tapi wanita itu dan anaknya bukan selebritas. Lantas, kenapa kalian mencari tahu kehidupan mereka?” ucap A Rin dengan nada tinggi. Semua wartawan kaget mendengar ucapan A Rin.
“Apa aku salah dengar? Mustahil.” Bisik Manager Myung. Ryu Jin pun juga tak percaya dan menahan senyumanya.
“Hei. A Rin Aku bilang jangan berlatih akting di luar.” Ucap Kwang Soo mencoba menutupi sifat A Rin yang marah
“Ada apa dengannya? Tatapannya seperti pembunuh.” Bisik Manager Myung.
“Aku paham kalian rela melewati batas privasi orang lain hanya demi berita utama, tapi ada batas yang tak boleh kalian lewati. Paham?” ucap A Rin menegaskan
“Ya, jangan lewat batas. Ini semua hanya akting, bukan keadaan yang sebenarnya.” Kata Kwang Soo mencoba memberitahu pada wartawan.
A Rin masuk lebih dulu tapi wartawan merasa ucapan A Rin itu  bersungguh-sungguh dan bukan akting. Akhirnya Manager Myung pun bisa masuk mengajak Ryu Jin pergi. 


Nyonya Choi menonton berita di Tv. Seorang MC membahas “Model asli dari tokoh utama wanita dari novel debut Cheon Eok-man pada akhirnya muncul di publik. Karenanya, banyak komentar negatif muncul mengenai Pak "C".  Pria lain pun membenarkan.
“>Novel ditulis dari sudut pandang korban. Ternyata, pria itu bukanlah korban, melainkan pelaku.” Ungkap si Pria. Nyonya Choi yang mendengarnya merasa itu tak mungkin.
“Model asli dari tokoh utama film itu ternyata melahirkan anak Cheon Eok-man, dan membesarkannya sendiri hingga sekarang. Masalah terbesarnya, Cheon Eok-man membalikkan fakta dan menulis bahwa dia korbannya.” Ucap si pria. Nyonya Choi sambil melipat handuk mengatakan Bukan begitu.
“Benar. Dilihat dari situasi sekarang, sepertinya Cheon Eok-man tak merenungi kesalahannya, tapi malah…” ucap Si Pria dan saat itu Ha Nee pulang dari sekolah. 

Nyonya Choi langsung mematikan TV agar Ha Nee tak mendengarnya. Ha Nee melihat sikap neneknya merasa Tak perlu begitu karena menurutnya Malah aneh jika itak tahu sesuatu yang seluruh orang tahu. Ia pun pergi ke meja makan mengambil es batu.
“Apa Kau tak ada masalah di sekolah? Apa Teman-temanmu tak bicara apa-apa? Apa Kau di sekolah seharian?” tanya Nyonya Choi khawatir.
“Tak ada masalah apa-apa. Sekarang teman-temankutak akan menggangguku lagi, Nek.” Ucap Ha Nee
“Benarkah? Syukurlah. Mungkin mereka belum membaca berita, 'kan?” kata Nyonya Choi bernafas lega. 
“Tidak. Mereka sudah lihat. Walaupun begitu, mereka tetap baik padaku.” Akui Ha Nee. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Nenek, meski teman-temanku bilang pria itu jahat dan mengumpatnya, aku hanya berdiam diri. Seharusnya aku membelanya dengan berkata bahwa itu tak benar, dan itu semua adalah salah paham. Tapi aku tak tahu cara menjelaskannya.” Ucap Ha Nee menahan tangisnya.
“Namun… aku tahu. Aku bisa tahu dia bukan orang jahat saat melihat matanya.” Kata Ha Nae dan akhirnya menangis. Nyonya Choi pun akhirnya memeluk cucunya.
“Ya, jangan khawatir. Kau, ibumu, dan aku tahu. Kita semua tahu. Kebenarannya akan terungkap.” Ucap Nyonya Choi. Ha Nee menangisi ayahnya. 


Ae Jung pergi ke bar menanyakan pada Nyonya Park Jika amelindungi Dae-o,maka Ha-nee akan terluka Tapi Jika  melindungi Ha-nee, maka Dae-o akan terluka. Ia mengeluh karena berpikir  sekarang akan bahagia. Namun, ternyata hidupnya tetap begini.
“Aku selalu berkata hal yang sama tiap kau berkata begitu. "Suatu saat, kau akan bahagia. Karena kau selalu melakukan yang terbaik." Ucap Nyonya Park menyakinkan
“Bagaimana kau bisa tahu itu?” ucap Ae Jung tak yakin. Nyonya Park pikir tak ada alasan tak tahu karena selalu melihatnya.
“Pada akhirnya kau pasti bisa melindungi keduanya. Kau Noh Ae Jung. Aku percaya padamu.” Kata Nyonya Jung mengenggam tangan Ae Jung menyakinkan. 



Flash Back
TAHUN 2013
Nyonya Park duduk menatap foto bayi yang baru saja di USG, tapi wajahnya terlihat sangat sedih dan meminum kembali sojunya, seperti ingin menenangkan diri. Saat itu Ha Nee duduk dengan neneknya. Ae Jung bertanya apakah Ha-nee sedang menggambar. Ha Nee mnegaku tidak
“Gambarmu sangat bagus.”Puji Ae Jung. Ha Nee pikir harus menggambar Ibunya.
“Usaha kita tak lancar, dan kita diusir dari rumah. Apa mereka mau kita mati?” ucap Nyonya Choi menghela nafas.
“Jangan khawatir, Ibu. Pasti ada rumah untuk kita bertiga.” Ucap Ae Jung yakin. Nyonya Park menatap ketiganya.
“Rumah ada, tapi tak ada uangnya.” Keluh Nyonya Choi Ae Jung yakin Jika masa percobaannya selesai, maka gajinya juga akan naik.
“Sudahlah... Gajimu akan tetap kecil walaupun naik.” Ucap Nyonya Choi pasrah.
“Nenek, kita akan diusir lagi? Karena kita tak punya uang.” Tanya Ha Nee yang polos
“Astaga... Aku salah bicara di depanmu... Tidak begitu.” Ucap Nyonya Choi memeluk cucunya. 


“Apa Mau pindah ke rumahku? Rumahku terlalu besar untuk ditinggali sendiri. Aku juga masih punya kamar kosong di tokoku.” Ucap Nyonya Park yang mendengar ketiganya.
“Astaga. Itu bukan hal mudah.” Ucap Nyonya Choi merasa tak enak hati.
“Lantas, apa memberikan lebih banyak paha ayam setiap aku ke sini itu mudah?” ucap Nyonya Park
“Kau pelanggan spesial kami, tapi apa kau bisa begitu memercayai kami?” ucap Ae Jung merasa tak percaya
“Noh Ae Jung yang tak menyerah atas mimpi, anak, dan hidupnya. Adakah alasan untuk tak memercayaimu?” ucap Nyonya Park yakin. Ae Jung menatap seperti tak percaya kalau masih ada yang percaya padanya dan mau menolongnya. 

Ha Nee sudah menunggu direstoran. Dae Oh datang terburu-buru meminta maaf karena terlambat Padahal ia yang memintanya datang. Ha Nee pun ingin tahu alasan Dae Oh yang ingin bertemu denganya dan kenapa Ibunya tidak boleh tahu
“Ayo kita bicara sambil makan. Kau lapar, 'kan?” ucap Dae Oh. Ha Nee menolak mengaku tak makan setelah pukul 18.00 karena sedang diet.
“Ternyata kau berdiet. Kau tak gemuk sama sekali. Lalu Apa kau mau makan makanan rendah kalori?” ucap Dae Oh mencoba untuk tersenyum
“Kau pasti banyak pikiran. Wajahmu tak kelihatan baik.” Kata Ha Nee.  Dae Oh gugup bertanya Apa terlihat begitu.
“Bagaimana denganmu? Apa Kau baik-baik saja?” ucap Dae Oh merasa khawatir dengan anaknya.
“Ibu yang harus kau cemaskan dahulu, bukan aku. Aku sudah berkata kepadamu bahwa aku tak perlu ayah. Aku hanya ingin memberimu kesempatan untuk menjadi suami ibuku.” Ucap Ha Nee.
“Maaf.. Kurasa kau belum menerimaku. Aku memang buruk.” Ucap Dae Oh. Ha Nee mengaku Bukan begitu.
“Aku percaya kepadamu. Kau yang sangat menyukai ibuku tak akan menulis novel seperti itu.” Ucap Ha Nee dengan mata berkaca-kaca  
“Aku pikir ibumu yang pergi meninggalkanku. Jadi, aku sangat membencinya untuk waktu lama. Namun, ibumu berpikir aku yang meninggalkannya. Karena itu, kami salah paham dan saling membenci. Begitulah ceritanya.” Cerita Dae Oh
“Apa Ini semua salah paham?” tanya Ha Nee. Dae Oh  kembali meminta maaf.
“Kau menjadi tersiksa karena salah paham di antara kami.” Ucap Dae OH merasa sangat bersalah.
“Jangan memandangku begitu. Hidupku tanpa ayah memang tak mudah. Tapi di luar itu, aku sangat bahagia berkat ibu dan nenekku. Sekarang, kau dan ibuku harus bahagia selamanya.”ucap Ha Nee menatap ayahnya. Dae Oh hanya bisa terdiam. 



Ha Nee turun dari mobil mengucapkan Terima kasih sudah mengantarnya.  Dae Oh memberikan sebuah tas agar Ha Nee menerimanya, Ha Nee bertanya apa itu.  Dae Oh meminta agar Jangan buka ini hari ini tapi Nanti saja.
“Ini Sudah larut. Ibu dan nenekmu pasti menunggumu.” Ucap Dae Oh. Ha Nee pun pamit dan mengucapkan Selamat jalan.
“Selamat tidur.” Ucap Dae Oh melambaikan tangan pada anaknya. Ha Nee pun melakukan hal yang sama lalu masuk ke dalam rumah.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar