Tuan Lee
berbicara dengan Jin Tae kalau Ini bisa
menjadi peluang emas, Jin Tae lalu mengubah panggilanya jadi Asisten Manajer
Kim. Tapi Tuan Kim pikir Ini bisa menghancurkan Hotel Donghwa nantinya. Tuan
Choi meyakinkan kalau Itu hanya akan menghancurkan Presdir Cha. Tuan Kim
terlihat masih ragu.
“Anggaplah
kamu cukup beruntung untuk bekerja sampai pensiun. Itu berarti kau setidaknya
akan menjadi direktur utama. Aku sudah menawarkan apa yang bisa kamu dapatkan,
jadi, kenapa kau menolaknya?” ucap Tuan Choi
“Aku bisa
saja dituntut.” Kata Tuan Kim ragu, Salah seorang pria menyakinkan kalau Taegyeong
akan menyewa firma hukum terbaik untuknya.
“Tapi
tentu saja, ini harus dirahasiakan.” Jelas Si pria
“Jika aku
manajer senior di Tim Strategi Luar Negeri, aku pasti sudah menyetujui. Aku
tidak bisa melakukannya karena itu bukan wewenang Tim Humas.” Kata Tuan Lee
“Aku
ingin kau mengundurkan diri setelah menangani hal ini. Semuanya akan diurus
begitu kau kembali dari perjalanan ke luar negeri bersama keluargamu. Dan soal
tanggung jawab secara hukum... Tidak seorang pun akan berada di sana untuk
menggugatmu. Bu Cha akan dipecat saat itu. Dia tidak berhak mengambil tindakan
hukum apa pun lalu aku tidak akan menuntutmu.” Kata Tuan Choi yakin
Saat itu
seorang pria duduk didekat mereka sengaja merekam pembicaran dengan ponselnya.
Soo Hyun
ada diruangan kaget mengetahui mereka harus membatalkan semuanya. Pegawainya
menjelaskan mencoba menjelaskan bahwa ada kesalahan dengan cetak birunya, tapi
mereka tidak mau berubah pikiran. Dan Ini terjadi karena seorang karyawan tidak
sengaja keliru mengirim email Jadi cukup bingung tentang hal itu.
“Pak Kim,
pengirim surel tersebut, mengakui bahwa itu kesalahannya dan menghilang setelah
meninggalkan surat pengunduran diri. Ponselnya mati dan rumahnya kosong.”
Cerita pegawai Soo Hyun
“Mereka
mengirimkan email yang dia kirim dan aku membacanya. Aku tahu dia bertekad
untuk menghancurkan segalanya. Dia menuliskan "Hotel Donghwa tidak berniat
mempertahankan taman itu. Taman itu sangat tidak efisien dan kuno. Kami akan
membangun kolam mewah daripada mempertahankan taman yang hanya memperlihatkan kejatuhan
ekonomi Kuba. Jika kau menolak tawaran yang masuk akal ini, kami hanya perlu
mempertimbangkan kembali pembangunan hotel kami." Kata si pria.
“Beri
tahu mereka dia tidak berbicara atas nama Hotel Donghwa dan kita akan
memastikan karyawan itu meminta maaf kepadanya.” Ucap Soo Hyun
“Kami
sudah mengatakan itu, tapi itu percuma. Sepertinya itu sangat melukai harga
diri mereka. Selain itu, pihak pemilik tanah bersikeras untuk menolak kita
membangun hotel di sana. Satu-satunya syarat yang dia berikan adalah taman itu
dipertahankan, tapi entah bagaimana situasinya berakhir seperti ini.” Jelas
Pegawai satu
“Bisakah
kau memberiku nomor pemilik tanahnya? Aku akan menemuinya” ucap Soo Hyun
“Bu Cha,
kami sudah mencoba segalanya sebelum melaporkan kepadamu. Kami berusaha sangat
keras untuk mendapatkan nomor kontaknya agar aku bisa menemuinya di Kuba. Tapi
sepertinya staf di Kuba menolak untuk memberi tahu kami.” Jelas pegawai satu
yang juga terlihat binggung.
“Kini
setelah artikel itu dirilis, semua hotel di Eropa berusaha keras untuk
menghubungi Kuba. Semua hotel tidak ingin kehilangan lahan itu.” Ucap Soo Hyun
juga bingung
“Ibu Cha,
mereka mengadakan rapat dewan darurat... Menurutku Ibu harus pergi.” Kata Sek
Jang masuk ruangan
Tuan Choi
masuk ruangan memberitahu Harga saham kita turun 50 persen dana menurutnya Ini
tidak masuk akal dengan menyakinkan kalau Hotel Donghwa hancur begitu cepat.
Petinggi yang lain yakin kalau ini hanya fenomena sementara jadi Tuan Choi tidak
boleh menyesatkan.
“Apa kau
serius? Ini insiden fatal, tapi kau menyebutnya fenomena sementara? Inilah
sebabnya kita membutuhkan presdir yang profesional. Presdir kita mengambil
jurusan komunikasi massa. Dia tahu apa tentang manajemen bisnis?” ucap Tuan
Choi merendahkan.
“Skala
hotel kita makin besar. Sejujurnya, Taegyeong bersiap-siap untuk mengajukan
gugatan untuk mengeklaim hak mereka atas Hotel Donghwa.” Kata Tuan Choi saat
itu Soo Hyun masuk
“Tim
Hukum belum mendapatkan gugatan resmi dari Taegyeong. Pak Choi, kamu sangat
cepat dalam mendapatkan informasi.” Sindir Soo Hyun. Tuan Choi pun akhirnya
menutup mulutnya.
“Kalian
pasti terkejut. Itu tindakan jahat yang dilakukan oleh seorang karyawan. Tim
Strategi Luar Negeri sedang berusaha memperbaiki keadaannya.” Ucap Soo Hyun
menenangkan
“ Itu
sangat memengaruhi kami. Analis saham nasional kita dan analis saham asing
sangat pesimistis terhadap kita.” Kata salah satu petinggi khawatir.
“Semuanya
akan kembali normal setelah kita meluruskan masalah dengan hotel di Kuba. Aku
memercayai rasa cinta kalian terhadap hotel kita. Kuharap kalian akan mendukung
hotel kita dengan sabar menunggu alih-alih terpengaruh oleh masalah ini.”
Komentar Soo Hyun sengaja menyindir Tuan Choi lalu beranjak pergi.
“Presdir
terlalu sibuk dengan kehidupan pribadinya. Mungkin itu sebabnya kejadian
seperti itu terjadi.” Sindir Tuan Choi
“Aku mengambil
jurusan komunikasi massa. Jadi, setiap kali aku ingin tahu tentang sesuatu,
maka aku memikirkannya dari sudut pandang wartawan. Pak Kim menghilang tepat setelah
menyebabkan kekacauan ini dan aku akan mencari tahu siapa yang ada di
belakangnya. Jadi, kuharap kalian menunggu dengan sabar. Terima kasih.” Tegas
Soo Hyun lalu keluar dari ruangan. Tuan Choi pun tak bisa berkata-kata.
Jin Hyuk
menelp Hye In meminta izin untuk bicara. Hye In pikir Jin Hyuk sudah menonton
beritanya, memberitahu kalau Perusahaan kacau balau dan mereka dalam situasi
darurat. Jin Hyuk ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.
“Apa
semuanya benar-benar dibatalkan?”tanya Jin Hyuk terlihat khawatir.
“Mereka
mengadakan rapat dewan dan situasinya kacau.” Ucap Hye In. Jin Hyuk heran
karena mendadak sekali
“Rupanya,
seorang karyawan mengirim surel ke Kuba. Kudengar kami telah berjanji untuk
mempertahankan taman itu, tapi dia mengirim cetak biru di mana tamannya akan
digali dan digantikan dengan kolam. Tapi satu-satunya syarat terpenting bagi
pemilik tanah adalah melindungi taman itu. Mungkin itu keinginan istrinya. Aku
hanya tahu bahwa taman itu sangat penting baginya. Tapi karyawan itu mengacau.”
Cerita Hye In.
Jin Hyuk
terdiam lalu memikirkan tentang sebuah taman di Kuba.
Flash Back
Jin Hyuk
masuk ke sebuah taman, Si pria menceritakan “Itu masa-masa yang indah. Semua
itu ada di sini. Sangat sulit menjaganya tetap utuh. Itu taman milik istriku.”
Lalu ia
mengingat ucapan Hye In “Tapi satu-satunya syarat terpenting bagi pemilik tanah
adalah melindungi taman itu. Mungkin itu keinginan istrinya.”
Jin Hyuk
seperti bisa merasakan sesuatu.
Jin Hyuk
pergi menemui managernya, Managernya kaget Jin Hyuk yang ingin mengambil cuti
beberapa hari, Jin Hyuk tahu seharusnya memberi tahu sebelumnya, tapi
situasinya begitu mendadak.
“Kantor
pusat memberimu beberapa hari libur tambahan sebagai hadiah. Jadi, kau bisa
menggunakannya.” Kata Manager. Setelah itu Jin Hyuk langsung memesan tiket
pesawat.
Woo Suk
melihat video yang diponselnya tahu kalau pria disamping Tuan Choi adalah pria
yang bekerja untuk ibunya. Sek Kim membenarkan kalau namanya Tuan Jo yang mengurus
masalah pribadi Bu Ketua. Woo Suk pun bertanya pria disamping Tuan Lee.
“Dia Kim
Jin Tae, karyawan yang mengirim surel bermasalah itu ke Kuba. Sekarang dia
sedang bersembunyi.” Ucap Sek Kim. Woo
Suk mendengar semua ucapanya keempatnya.
“Kau
Terus awasi Pak Choi.” Ucap Woo Suk mulai gelisah karena ibunya kembali membuat
jalan Soo Hyun terhenti.
Tuan Cha
membaca berita tentang anaknya "Akankah Hotel Donghwa Gagal Membangun
Hotel di Luar Negeri? Tahun lalu, presdir Hotel Donghwa, Cha Soo Hyun, pergi ke
Kuba" lalu menelp Tuan Nam ingin tahu keadaan Soo Hyun sekarang.
“Aku
belum bertemu dengannya. Dia sibuk rapat. Kurasa masalah ini akan menjadi cukup
serius. Menurut Sekretaris Jang, Taegyeong akan menuntut dia. Mereka akan
mengeklaim hak atas hotel dengan kontrak perceraian...” ucap Tuan Nam, Tuan Cha
mengerti dan mengucapkan terima kasih, wajahnya terlihat makin gelisah
Jin Hyuk
sibuk merapihka bajunya, Tuan Kim masuk kamar anaknya kaget melihat ada dikamar
bertanya kapan datang. Jin Hyuk mengaku Saat fajar dan berusaha masuk dengan
tenang agar orang tuanya tidak terbangun. Tuan Kim mengeluh anaknya masuk
diam-diam padahal Sudah lama tidak pulang.
“Tapi ayah
senang bisa bertemu denganmu. Lalu Kenapa kau mengemas pakaian musim panasmu?”
tanya Tuan Kim binggung
“Hari ini
aku akan ke Kuba untuk perjalanan bisnis. “ kata Jin Hyuk. Tuan Kim kaget
karean Jin Hyuk langsung pergi lagi begitu tiba di rumah
“Aku akan
mampir setelah perjalanan bisnis sebelum kembali ke Sokcho.” Cerita Jin Hyuk
“Kau
sangat sibuk. Ayah cemas kesehatanmu terganggu.” Ungkap Tuan Kim. Jin Hyuk
menyakinkan kalau makan dan beristirahat dengan teratur.
“Apa Ayah
akan pergi ke pasar?” tanya Jin Hyuk, Tuan Kim membenarkan
“Apa ayah
perlu membangunkan ibumu? Apa Kau mau makan?” tanya Tuan Kim
“Tidak,
aku masih punya waktu. Aku akan menunggu Ibu bangun dan makan sarapan sebelum
pergi.” Kata Jin Hyuk. Tuan Kim pun mengucapkan Selamat berkemas.
“Kau
terlihat tampan di foto itu.” Puji Tuan Kim, Jin Hyuk dengan bangga kalau
dirinya memang tampan.
“Itu
karena kau mirip ayah.” Kata Tuan Kim, Jin Hyuk pun menganguk setuju.
So Hyun
bertanya apakah Apa dua pegawainya itu gagal menghubungi si pemilik tanah. Pegawai
satu memberitahu kalau Pemilik tanah tampak bersikeras dan staf hotel juga
tidak mau memberikan nomor kontaknya. Soo Hyun memutuskan untuk lebih baik
datang ke Kuba.
“Aku
harus mencegah staf hotel berubah pikiran. Kita tidak bisa membiarkan hotel
Eropa merebutnya. Setibanya di Kuba, aku akan melaporkan perkembangannya.” Ucap
Soo Hyun.
Saat itu
Jin Hyuk sudah ada dibandara mengirimkan pesan, Soo Hyun menelp Sekretaris Jang
agar memesankan penerbangan dan hotel di Kuba lalu membaca pesan Jin Hyuk
“Jika
tugas laut membuat ombak, tugasku adalah memikirkanmu. Itulah sebabnya aku akan
melakukan tugasku. Semangat.” Soo Hyun mencoba menelp Jin Hyuk, tapi Jin Hyuk
sudah ada didalam pesawat.
Sek Jang
masuk ruangan memberitahu baru saja memeriksa dan penerbangan paling awal akan
tiba di sana saat hari libur Jadi mereka tidak bisa menjadwalkan rapat. Soo Hyun
pikir Tidak ada pilihan lain meminta
agar memesankan saja. Sek Jang menganguk mengerti.
Jin Hyuk
sudah ada di Kuba bertemu dengan seseorang. Seorang pria datang meminta maaf
karena membuat Jin Hyuk menunggu, mengaku aklau baru saja menerima telepon dari
bosnya, karena mereka hanya perusahaan koperasi jadi untuk meyakinkan pemilik
tanah hotel itu.
“Dia
sudah memutuskan.” Ucap Si pria, Jin Hyuk pun meminta izin untuk mendapatkan
nomor kontaknya
“Sepertinya
itu mustahil.” Kata sipria. Jin Hyuk pun meminta agar menyerahkan surat yang
dituliskan.
“Dia
tidak berniat menemui kami secara langsung karena tidak menyukai perusahaan
kami juga. Apa pentingnya taman itu? Sepertinya kami tidak bisa lagi
membantumu.” Ucap Si pria. Jin Hyuk terlihat kecewa karena tak bisa membantu
Soo Hyun.
Soo Hyun
baru tahu kalau Jin Hyun sedang berlibur. Tuan Nam memberitahu kalau sudah
bertanya ke hotel di Sokcho dan katanya Jin Hyun berlibur dan yakin kalau Jin Hyuk pasti
juga melihat berita soal Kuba. Soo Hyun terlihat gugup.
“Dia
tidak menghubungi Ibu, kan?”ucap Tuan Nam. Soo Hyun hanya bisa diam saja.
Jin Hyuk
masuk ke sebuah rumah yang sebelumnya pernah didatangi, tapi tak ada orang
didalam. Akhirnya Jin Hyuk duduk sambil meihat taman yang terlihat indah
didepanya, malam pun tiba Jin Hyuk menaikan saklar dan lampu taman menyala.
“Aku akan
tidur saja di sini.” Ucap Jin Hyuk berbaring di tangga sambil menatap langit
yang penuh bintang.
"Di
antara jutaan bintang, Satu bintang menatapku.. Di antara jutaan orang, Aku
menatap satu bintang itu. Di mana, kapan, dan sebagai apa kita berdua, Yang
begitu hangat dan lembut akan bertemu lagi kelak?" ucap Jin Hyuk yang sama
dengan dikatakan oleh Soo Hyun.
Ingatnya
kembali saat tak sengaja membiarkan pundaknya, karena Soo Hyun yang mengantuk.
Lalu Soo Hyun bertanya apakah punya uang, lalu Jin Hyuk tertawa mendenganya.
Soo Hyun mengeluh karena Jin Hyuk malah tertawa karena ucapanya serius.
“Maksudku,
bir di saat seperti ini sepertinya... Sungguh menggemaskan.” Kata Jin Hyuk.
Mereka pun duduk minum kopi.
“Apa Kau
punya uang lagi? Apa Cukupkah untuk membeli dua tiket pertunjukan salsa?” kata
Soo Hyun. Jin Hyuk akan mengambil uang simpannya, tapi Soo Hyun tak bisa
menahan tawanya.
“Ada apa?
Kenapa kau mengembalikannya?” ucap Soo Hyun heran.
“Kau
tertawa padahal aku tidak lucu dan itu membuatku kesal.” Kata Jin Hyuk kesal
“Tadi kau
juga tertawa. Kamu bilang aku menggemaskan dan aku tertawa karena alasan
serupa.” Ucap Soo Hyun.
Jin Hyuk
mengingat semua kenanganya bisa tersenyum bahagia.
Pagi
hari, Jin Hyuk tertidur dengan wajah di tutup buku, Kakek tua datang
membangukan Jin Hyuk yang tidur pulas. Jin Hyuk pun terbangun. Si kakek bertanya
apakah mereka pernah bertemu. Jin Hyuk pun hanya bisa tersenyum. Si kakek
membaca surat yang dituliskan Jin Hyuk dengan bahasa spanyol.
“Aku paham kenapa taman ini sangat
berharga. Ada taman bermain di tempat tinggalku yang sudah lama ada. Sayangnya,
taman bermain itu akan segera hilang. Masa kecilku, teman-temanku, dan
keluargaku. Bahkan kenangan akan wanita yang kucintai. Taman bermain yang
menyimpan semua kenangan berhargaku akan lenyap. Karena itulah aku bisa
memahami kemarahanmu. Aku kemari untuk meminta maaf atas kesalahpahaman ini. Hotel
Donghwa dan presdirnya sungguh ingin melindungi taman ini.”
“Apa kau
pandai berbahasa Spanyol? Kau menulis surat ini dengan baik. Kau harus bersyukur
aku mantan guru Bahasa Inggris.” Kata si kakek.
Jin Hyuk pun mengucap syukur
“Apa kau
tidur di sini?” tanya kakek. Jin Hyuk membenarkan.
“Aku ingin
bertanya kepadamu. Tapi kau harus berpikir dengan saksama sebelum menjawab. Karena
itu mungkin akan mengubah keputusanku.” Kata si kakek. Jin Hyuk mempersilahkan.
“Jadi, apa
maksudmu dalam surat ini adalah kamu mencintai presdir perusahaan ini?” kata si
kakek.
“Itu
alasan pribadiku, kenapa bisnis hotel di sini harus berlanjut. Hotel Donghwa
sangat menghargai taman ini.” Kata Jin Hyuk
“Jadi,
maksudmu tidak? Apa Kau tidak mencintai dia?” tanya si kakek. Jin Hyuk mengaku sangat
merindukannya.
Si kakek
mengerti, karena Saatnya sarapan meminta agar Jin Hyuk jangan terus berada di
tamanya lalu melihat foto Jin Hyuk di majalah.
Jin Hyuk kaget Si kakek bisa tahu. Si kakek menceritakan Sepeninggal
istrinya, bepergian tidak lagi menyenangkan.
“Membaca
majalah ini menjadi salah satu hobiku. Kau terlihat lebih tampan dilihat
langsung daripada di foto... Jangan menunggu di sini lagi. Aku akan memberimu
jawaban besok pagi.” Ucap Si kakek. Jin Hyuk pun tak bisa berkata-kata lagi
lalu merasa sangat lapar.
Soo Hyun
baru saja di Kuba, Sek Jang mendengar dari Dae Chan akalu Jin Hyuk sedang dalam perjalanan bisnis ke
Kuba tapi tak tahu rencananya tapi menurutnya Soo Hyun harus tahu. Sesampai di
hotel, Soo Hyun sampai di hotel mencoba menelp Jin Hyuk tapi ponselnya belum
aktif.
Jin Hyuk
sedang ada di tepi pantai , sementara Soo Hyun mencari ke restoran tempat pernah
bertemu dengan Jin Hyuk tapi tak menemukanya. Soo Hyun melihat dari depan pintu
restoran mengingat kenanganya
“Jika kau
senggang besok pagi, traktir aku sarapan di kafe itu. Apa kau bisa pukul 9
pagi?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun pikir tidak bisa datang.
“Aku
belum tahu jadwalku untuk besok.”kata Soo Hyun.
“Aku akan
menunggu selama 30 menit dan pergi jika kau tidak datang. Jangan merasa
terbebani.”ucap Jin Hyuk
Jin Hyuk
masih melihat laut lepas didepanya, Soo Hyun akhirnya masuk ke cafe melihat
sebuah note dengan tulisan hanggul "Aku ingin menanyakan ini jika kita berjumpa lagi Apa kau
sudah punya kekasih?" mata Soo
Hyun berkaca-kaca membacanya, pesan itu yang dituliskan Jin Hyuk sebelum
meninggalkan cafe sebelumnya
“Apa kau
punya uang?” ucap Jin Hyuk saat masuk restoran melihat Soo Hyun membaca
notenya. Soo Hyun menatap Jin Hyuk dengan berkaca-kaca.
“Kau
butuh berapa banyak?” balas Soo Hyun. Jin Hyuk membalas apakah cukup untuk
membeli roti dan kopi
“Apa kau
akan mengembalikan uangku?” ucap Soo Hyun. Jin Hyuk menganguk karena akan
segera menerima gaji.
Keduanya
akan masuk ke sebuah tempat tapi tertutup, Soo Hyun pun mengajak pergi saja.
Jin Hyuk menahanya, lalu melempar tas dan melompat menaiki pagar dan mengajak
Soo Hyun untuk mengikutinya. Soo Hyun hanya menatapnya akhirnya bisa melewati
pagar dari celah pagar yang besar. Jin Hyuk hanya bisa menahan tawa karena ada
jalan yang lebih baik.
Keduanya
duduk diatas dinding sambil minum bir. Soo Hyun tak percaya kalau Jin Hyuk
bertemu dengan pemilik taman. Jin Hyuk membenarkan.tapi tidak tahu apa yang
akan terjadi karean kakek itu akan memberikan jawaban besok.
“Aku yakin
semua akan berjalan lancar dan Pasti lancar karena kamu sudah melakukan yang
terbaik.” Kata Soo Hyun
“Semoga
dia melihat ketulusan kita.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun pun berharap yang sama.
“Berkat
masalah ini, kita bisa berjumpa lagi di sini.”kata Jin Hyuk. Soo Hyun pikir semua
ini sungguh ajaib.
“kau sudah
melihat memo itu.” Ucap Jin Hyuk, Soo
Hyun membenarkan.
“Akhirnya
aku merasa lega sekarang. Memo itu membuktikan bahwa aku yang pertama
menyukaimu” akui Jin Hyuk. Soo Hyun hanya bisa tersenyum lalu sebuah telp
masuk.
Soo Hyun
berbicara serius, lalu setelah menutup telp memberitahu Jin Hyuk kalau Samuel
baru saja memberi mereka hadiah besar. Ia tak percaya ingin tahu cara Jin Hyuk
mengubah keputusannya, berkomentar kalau Jin Hyuk pasti seorang ahli alkimia.
“Samuel,
terima kasih!” teriak Jin Hyuk sambil bertepuk tangan bahagia, Soo Hyun panik
melihat kesekeliling karena suaranya terlalu keras.
Jin Hyuk
melihat Soo Hyun dari belakang dan langsung memberikan “Back Hug” lalu
memanggil nama “Cha Soo Hyun....Soo Hyun.” Soo Hyun yang mendengarnya tak
percaya kalau sekarng akan memanggil namanya bukan CEO Cha lagi, lalu dengan
senyuman berkomentar kalau tidak buruk.
Keduanya
saling menatap, Jin Hyuk dengan sangat yakin mengucapkan “Aku mencintaimu.” Soo
Hyun terdiam seperti tak bisa berkata-kata. Jin Hyuk pun mencium Soo Hyun lebih
dalam dari sebelumnya, Soo Hyun pun membalasnya seperti tak akan peduli lagi
dengan keadaan disekelilingnya,
Mereka
pun terlihat berciuman dibalkon hotel dengan pemandangan yang sanga indah.
"Aku ingin menanyakan ini jika
kita berjumpa lagi Apa kamu sudah punya kekasih?' Dari Penjual Buah"
EPILOG
Pemilik
restoran melihat note Jin Hyuk yang tersembunyi lalu menarik dibagian atas,
terlihat note Jin Hyuk "Aku ingin menanyakan ini jika kita berjumpa lagi. Apa kamu sudah punya
kekasih? Dari Penjual Buah"
"Ada beberapa huruf yang tampak aneh"
Saat itu
Jin Hyuk berteriak bahagia karena rencananya berhasil membuat Samuel percaya
"Terima kasih, Samuel"
Seorang
petugas berkeliling mengecek keadaan tempat bersejarah, saat itu lampu
senternya mengarah pada Jin Hyuk dan Soo Hyun yang sedang berciuman. Ia pun
hanya bisa tersenyum lalu pergi membiarkanya.
"Masa-masa yang indah"
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Senrng banget bacanya 😍😍😍
BalasHapusMenunggu lagi deh pekan depan,hadeh...
BalasHapusKak q tunggu kelanjutan y tp kalau bisa jgn lama-lama,makasih.
BalasHapusEhmmm... Jd baper, di tunggu kelanjutannya😘👍👍👍🙏🙏
BalasHapusSemoga cepet ya buat kelanjutannya. . Keren bgt jd senyum2 sendiri bacanya hehehhe....
BalasHapusAkhirnya sampai juga di sinopsis ini, ditunggu kelanjutanya kakak... 😍😍😍
BalasHapus