PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 31 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 

Yeon berlari keluar dari toko sambil bergumam kalau Ji A tak boleh melihatnya. Diatas meja, handpone Ji A terus berdering dengan pesan yang dituliskan Rang [Pakai dan lihatlah ke cermin. Rasa penasaranmu, ada di situ.]

Ji A tak bisa mendengar telp Yeon lalu menyakinkan diri untuk memakai kacamatanya. Ia kaget melihat wajahnya yang sama dengan paikaian hanbook. 



Flash Back

Ji A melihat hujan yang turun, saat itu Yeon datang dengan membacakan payung memberitahu kalau Hujan sangat dibutuhkan pada waktu tertentu Untuk alam, petani mereka berdua. Ji A tersenyum lalu menatap Yeon lebih dalam.

“Kenapa kau melihatku begitu?” tanya Yeon. Ji A pikir  Waktu yang mereka lalui, berlalu dengan kecepatan berbeda.

“Kau tetap sama sejak kali pertama bertemu.” Ucap Ji A memegang wajah Yeon. Yeon bertanya apakah Ji A takut

“Mengenai kehidupan dan kematian manusia. Aku takut. Aku tak takut menua, sakit, atau mati.Tapi aku takut, bagaimana kau bisa mengurus tahun yang panjang tanpaku di sisimu. Meski aku ingin hentikan waktu, itu tak pernah terjadi.” Ucap Ji A. Yeon menatap lagi dan tiba-tiba semua seperti berhenti.

“Aku menghentikan waktu.” Ucap Yeon lalu memeluk Ji A naik ke atas batang pohon.


“Aku akan hidup dengan baik tanpamu.” Kata Yeon. Ji A mengeluh kalau Yeon itu Tak berperasaan.

“Jika itu yang kau rasa, simpan busurmu dan berumur panjanglah. Menua dengan uban dan tulang punggung bungkuk dan buatlah aku jatuh cinta.” Ucap Yeon

“Berjanjilah. Meski begitu, kau tak akan berubah.” Kata Ji A. Yeon pkri Jika mengkhianatinya. Ji A ingin tahu kalau begitu . Yeon menarik satu busur dan menyuruh Ji A agar bisa menembaknya. 




Ji A pulang ke rumah, dua pelayanya datang yaitu Sae Rom dan juga Jae Hwan, Mereka terlihat panik melihat Ji A yang datang, Sae Rom brtanya Habis dari mana karena mencarinya ke mana-mana. Ji A mengeluh kalau Hal pribadi pun tapi perlu laporkan juga

“Astaga... Ada pesan dari istana. Kau dipanggil.” Ucap Jae Hwan. Sae Rom pun menyuruh Ji A harus ganti pakaian dulu…

“Siapa yang berani memanggil  putri Raja yang diusir dari istana?” ucap Ji A marah.

Saat itu seorang pria dari kerjaan membungkuk memberitahu kalau itu raja. Ji A melihat pria yangditutup wajahnya dengan kain tapi percaay kalau Raja yang memintanya.

Si pengawal pkir Tak ada waktu untuk berbincang karena Paduka dalam kondisi kritis. Akhirnya Ji A keluar dari rumah dengan penutup kepalanya sempat menatap ke arah gunung seperti mengkhawatirkan Yeon.



Ji A bertemu dengan ayahnya dalam kegelepan. Raja berkomentar Ji A sudah tumbuh. Ji A berkomentar kalau ayahnya semakin melemah. Raja ingin tahu Bagaimana kehidupan di luar istana. Ji A menjawab kalau Matanya perih.

“Matamu perih?”kata Raja. Ji A menjawab Karena asap di jalanan dan Awalnya, berpikir itu berasal dari asap nasi.

“Tapi bukan. Itu berasal dari pembakaran jasad orang yang kelaparan sampai mati. Itu rakyatmu, Ayah.” Ucap Ji A marah

“ Negeri ini sedang tak stabil.” Balas Yeon.  Ji A mengaku berpikir begitu pada awalnya tapi bukan itu masalahnya.

“Pikiran Raja yang tak stabil. Karena makhluk jahat sudah mengambil kendali.” Kata Ji A dan langsung mengeluarkan panahnya.

“Aku seharusnya membunuhmu saat ada kesempatan.”kata Raja yang terlihat mulai bersisik tubuhnya.

“Kau pasti Imoogi.” Kata Ji A tahu. Raja tahu pikir Dulu dan sekarang, hanya Ji A  yang menilai sesuai dirinya.

“Keluar... Kusuruh kau keluar dari tubuhnya.” Teriak Yeon. Imoogi Yang merasuk ke tubuh raja mengejek Kenapa tak berteriak dan memanggil orang lain seperti kali it

“Tembakan... Lagi pula ini tubuh mati... Tak akan terlalu buruk mempunyai ayah yang bodoh mati di tangan putri yang ia selamatkan.” Ucap Immogi

“Sudahi kebohonganmu!” teriak Ji  A marah. Immogi ingin tahuaa pendaat Ji A alasan diusir dari istana

“Karena kau mengambil alih tubuh ayahk dan menipu dia…” ucap Immoogi dengan senyuman liciknya. 

“Ayahmu memilih jalan itu demi dirinya sendiri!” ucap Imoogi, Ji A kaget mendengarnya.

“Kau lahir untuk dipersembahkan kepadaku sebagai korban. Ayahmu rela menyerahkan tubuhnya untuk menyelamatkanmu. Bawalah roh gunung. Jika begitu, aku akan melepaskan ayahmu. Jika aku tinggal di tubuhnya, dia akan mati dalam tiga hari.” Ucap Immogi

“Baik... Aku akan membawakan Yeon. Namun, roh gunung adalah milik gunung. Dia tak bisa meninggalkan tempat yang dia lindungi.” Kata Ji A. Immogi kaget mendengarnya.

“Lepaskan ayahku, dan ikut denganku. Kau boleh mengambil tubuhku.” Kata Ji A.

“Pertama, keluarkan dia dari istana. Selanjutnya, kita percayakan Yeon untuk mengurus sisanya.” Gumam Ji A yakin. 



Akhirnya Immogi pun masuk ketubuh Ji A, dan Yeon bertemu dengan Ji A tahu  sedang dirasuki langsung mengeluarkan pisaunya, dan mengaku kalau  Wanita ini bukan apa-apa baginya. Imoogi tak percaya mendengarnya.

“Kau Pikir, kau menggunakan dia sebagai umpan, 'kan? Apa Kau tak berpikir akulah yang menggunakan dia sebagai umpan untuk mendekatimu?” ucap Yeon. Akhirnya mereka pun mulai bertarung. 


Ji A membuka kacamatanya karena ketakutan, tak percaya dengan kehidupan masa lalunya. Tapi Ia yang sangat penasaran mencoba agar memakainya lagi dan melihat Yeon yang akan membunuh dengan pedangnya.

“Jangan bunuh aku!.. Aku tak ingin mati. Kau berjanji padaku. Kau berjanji untuk mencintaiku sampai aku mati... Yeon.” Kata Immogi mencoba menghasut Yeon.

“Keluarlah!” teriak Yeon marah dan Akhirnya mengambil jantung dari tubuh Ji A. Ji A bisa merasakan seperti diambil dari tubuhnya. 


Yeon baru saja datang melihat Ji A hanya diam saja dan bertanya apakah K melihatnya. Ji A hanya diam saja, Yeon meminta Ji A menjawab  Apa melihatnya, Ji A tak mau menatapnya. Yeon akhirnya membalikan tubuh Ji A agar bisa menatapnya dan ingin tahu Apa yang dilihat.

“Aku dibunuh di kehidupan masa lampauku. Kau… membunuhku. Dari awal, kau hanya memikirkan Imoogi. Yeon... Kau menggunakan aku untuk dipersembahkan sebagai korban. Benarkah… itu dirimu?” kata Ji A tak percaya.

“Ya, itu aku” ucap Yeon tak menyangkalnya. Ji A tak percaya kalau Yeo orang yang selalu menyelamatkannya.

“Dan akulah cinta pertamamu yang kau simpan di hatimu selama ratusan tahun?” ucap Ji A. Yeon membenarkan.

“Aku membunuhmu... Aku membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri.” Kata Yeon. Ji A ingin tahu alasanya. Yeon mengingat yang dikatakan Tuan Hyun. 


“Kau tak ingin melihat tragedi lampau terulang. Kau dan gadis itu, salah satunya pasti mati.”

Yeon menjawab kalau ia adalah makhluk seperti itu. Ji A tak pecaya kalau hanya Itu saja dengan memengaruhi dan membuatnya jatuh hati pada Yeon dan itu saja yang dikatakan, Yeon hanya bisa terdiam karena tak ingin JI A mengetahuin semuanya.

“Setidaknya beri aku alasan! Kumohon.”kata Ji A marah

“Aku punya lebih banyak keuntungan. Aku merenggut nyawamu untuk menyelamatkan ratusan nyawa. Aku adalah roh gunung.”ucap Yeon

“Aku tak mengerti… kenapa dadaku sangat sakit. Kenapa aku mengkhawatirkanmu meski kau membunuhku? Dan kenapa aku masih menangis karena kau?” ucap Ji A

“Jangan salah sangka. Itu bukan emosimu. Jangan bertingkah seolah kau wanita itu hanya karena kau melihat sebagian kecil dari kehidupan lampaumu.” Ucap Yeon. Ji A langsung mengumpat Yeon “Berengsek.”

“Ya, aku berengsek. Jangan sia-siakan emosimu kepadaku. Pastikan kau tak melakukan kesalahan yang sama dalam hidup ini. Dengan begitu, kau akan berumur panjang.” Ucap Yeon dan akhirnya berjalan pergi.

Ji A hanya bisa menangis dengan bunyi dari rice cooker “Nasi sudah matang.” Dan bau nasi yang baru matang. Yeon pun hanya terdiam didepan rumah seperti sengaja tak ingin Ji A jatuh cinta padanya. 



[BAB 8: REINKARNASI]

[RESTORAN MASAKAH TRADISIONAL KOREA: PENGANTIN SIPUT]

Rang masuk dengan senyuman bahagia memanggil  Pengantin Siput agar bisa memberikan sebotol alkohol termahal. Nyonya Bok mengeluh melihat Rang bertanya Kapan berandal itu akan dewasa. Pelayan tersenyum bertanya apakah membuka wiski

“Jangan beri dia alkohol. Pasti akan ada masalah malam ini.” Ucap Nyonya Bok khawatir. 


Rang masuk ke ruangan melihat Yeon sudah menunggunya, dengan senyuman liciknya bertanya apakah Ji A melihatnya. Yeon hanya diam dan terus minum soju. Rang bisa tahu Ternyata dia melihat kehidupan lampaunya dan ingin tahu komentar Ji A. Yeon tetap diam.

“Tolong beri tahu aku. Aku tak akan bisa tidur malam ini.” Ucap Rang penasaran.

“Rang... Kau ingin dilahirkan seperti apa jika terlahir kembali?”tanya Yeon. Rang mengeluh Yeon yang bicara Omong kosong. Yeon meminta agar Rang menjawabnya.

“Aku tak ingin jadi apa-apa. Jika aku harus memilih, udang dokdo. Aku suka kumisnya. Dan harganya juga mahal.” Kata Rang 


“Jika aku bisa dilahirkan kembali, aku ingin hidup sebagai manusia.” akui Yeon.  Rang mengejek kalau ini sungguh keinginan yang menyedihkan.

“Aku ingin hidupku diisi dengan yang pertama dan yang terakhir. Langkah pertamaku. Piknik pertamaku. Cinta pertamaku.” Ucap Yeon

“Kenapa kau jadi penakut? Sudah lama sekali sejak kita tak mengobrol terbuka seperti ini. Apa Kau salah makan? Apa Kau benar-benar hilang akal sesudah bertengkar dengannya?” ejek Rang

“Imoogi... Di mana dia?” tanya Yeon. Rang tersenyum mendengarnya karena Yeon berpikir kalau akan memberitahunya.

“Aku sudah mengira begitu.,.. Jadi, itulah yang kau pilih.” Kata Yeon dan langsung menatapnya. 

Nyonya Bok akhirnya memilih untuk menutup restorannya dibanding terjadi kekacauan. Yeon mengajak bermain permaina karena mereka dulu sering bermain. Rang pikir Tidak menyenangkan bermain dengan Yeon karena tak pernah mengalahkannya.

“Mau bermain atau tidak?” ucap Yeon dan Rang mulai menaruh baduk hitamnya. 

Flash Back

Rang memeluk anjingnya terlihat pintar bisa menangkap baduk Yeon lalu bertanya kenapa langit berwarna biru. Yeon menjawab tak tahu dan mengaku bukan ia yang mewarnai. Rang bertanya lagi kenapa burung hantu mengeluarkan suara, "wong wong"

“Entahlah. Aku tak membuat mereka bersuara.” Jawab Yeon. Rang bertanya lagi Kenapa bunga ini terasa manis?

“Kenapa bunga hanya mekar di musim semi?” kata Rang. Yeon mnegeluh Rang Berisik dan langsung memukulnya.

“Kenapa kau memukulku?” keluh Rang. Yeon mengeluh anak kecil yang pingin tahu dan banyak bertanya.

“Aku hanya suka mendengar suaramu.” Ucap Rang. Yeon hanya tersenyum melihat tingkah adiknya. 


“Kau terlalu buru-buru. Sudah kubilang potong ekornya. Sudah kubilang jangan tinggalkan ruang kosong tanpa alasan.” Kata Yeon terus bermain dengan adiknya. Rang tak bisa menjawab hanya fokus hanya diam saja bermain.

***


Flash Back

Rang berteriak kalau menang lagi.  Yeo mengeluh kalau sangat marah dan mengejek si anak kecil yang lumayan juga, Rang menegaskan kalau bukan anak-anak.




Akhirnya Yeon menemani Rang bermain layang-layang, lalu mengeluh Berlari seperti itu tak akan berhasil lalu meniupkan angin. Rang yang polos berteriak bahagia kalau Berhasil menerbangkan layang-layang. Yeon mengeluh Sulit membesarkan anak.

Yeon pun melatih Rang berkelahi dengan pedangnya. Rang terlihat masih sangat mudah dikalahkan tapi Yeon tak membuat Rang terjatuh. Rang berkomentar Rang itu terlalu lambat membalasnya. 


“Kau pikir itu aneh juga, 'kan? Bagaimana kau selalu menang dengan kemampuan seperti ini?” ucap Yeon.

“Tutup mulutmu.” Kata Rang kesal. Yeon mengaku membiarkan Rang menang Tak pernah ada pengecualian. Rang kesal melepar semua baduk ditanganya.

“Aku bilang tutup mulutmu.” Kata Rang dengan mata melotot. Yeon menegaskan kalau tak berencana membiarkan Rang menang lagi.

“Itu saja yang ingin kukatakan.” Kata Yeon dan beranjak pergi. Rang menyuruh Yeon agar berhenti.

“Jika kau pergi, kita sudah usai..” ucap Rang. Yeon meminta maaf. Rang bingung Yeon mengucapkan "Maaf"

“Kau menyesalkan tentang apa sekarang?” kata Rang. Yeon mengaku Karena menyelamatkan Rang saat  ditinggalkan oleh ibu manusianya saat itu.

“Sedikitpun kita tak akan pernah jadi saudara.” kata Yeon. Rang hanya bisa terdiam. 



Flash Back

Rang yang ketakutan ditinggalkan dihutan oleh ibunya, saat mendengar suara daun bergesek berpikir kalau ibunya yang datang. Ternyata hantu hutan yang haus dengan manusia, menyerang Rang dengan mengigit kakinya. Rang ketakutan mencoba melawan sendirian.

Ia bersembunyi dibalik pohon memanggil ibunya, tapi zombie terus mendekati dan ingin memakanya. Yeon akhirnya datang menolong melihat Rang yang duduk sendiri dengan wajah ketakutan. Yeon bertanya Rang orangnya.

“Hal yang ayahku miliki dengan manusia?” kata Yeon. Rang memastikan kalau Yeon juga rubah

“Aku datang menemuimu karena aku dengar kau sedarah dengan ayahku, tapi kau menyedihkan. Kau juga tak punya keinginan untuk hidup. Aku menyia-nyiakan waktuku. Aku pergi.” ucap Yeon.

“Lihat. Dia masih hidup.” Kata Rang menunjuk. Yeon menunjuk kalau Itu roh jahat jadi  tak mati meski sudah mati.

“Dendam mereka yang mati kelaparan tak berujung. Aku lebih memilih mereka daripada mereka yang mudah menyerah.” Kata Yeon berjalan pergi. Rang hanya diam saja.

“Hei... Hidup sebagai manusia atau rubah. Itu terserah kau. Tapi ingatlah, Nak... Tak ada keselamatan bagi mereka yang tak bisa menyelamatkan diri sendiri.” Kata Rang berjalan pergi.

“Tunggu aku!.. Tunggu aku, Kak.” Kata Rang berlari mengikuti Yeon karena takut dengan para zombie. 



Rang terdiam mengingat kenangan dengan Yeon yang menyelamatkanya tapi sekarang hubungan mereka seperti dulu. Yeon pun hanya berdiri diluar rumah karena tak bisa bertemu dengan Ji A. Sementara Ji A duduk terdiam mengingat kalau Yeon yan membunuhnya di masa lalu. 


Ji A pergi ke kantor mengingat saat Yeon mengantarnya. Yeon mengaku  akan menunggumu di lobby. Ji A kaget kalau akan di lobby Seharian. Yeon pikir Dalam hal menunggu, Ia  yang paling ahli.

“Bukan hanya 24 jam, aku bisa duduk di sana selama 24 tahun.” Kata Yeon. Ji A seperti tak ingin mengingatnya dan langsung masuk ke dalam lift. Sementara Yeon mengikuti Ji A bersembunyi dibalik dinding. 


CEO TV seperti sesak nafas berjalan dengan tertatih-tatih ke ruangan tengah dan menghirup bunga yang disimpanya dengan mengeluarkan asap hitam. Rang melihatnya berkomentar kalau CEO akan hidup lebih lama darinya juga. CEO menawarkan Rang apakah mau mencobanya.

“Sepertinya kau bisa menggunakannya.” Ucap CEO. Rang pikir Aakan lewatkan hari ini.

“Jiwa manusia meninggalkan bau setiap kali memakannya.” Ucap CEO> Rang pikir Kenangan mereka menyerang mimpi dan mengganggu kedamaian.

“Meski begitu, aku masih hidup berkat merenggut nyawa mereka. Kau juga, Pak Lee.” Ucap CEO

“Kenapa ceplukan? Membuatku merinding.” Kata Rang. CEO mengetahui  ceplukan paling mirip dengan jiwa manusia.

“Apa Imoogi ada di rumah? Aku ingin bertemu dengannya.” Kata Rang CEO menjawab Sekarang bukan waktu yang tepat.

“Jika dia sedang menjalankan tugas kotor, setidaknya dia harus menunjukkan rasa terima kasihnya dan membalas budi. Jika tidak, dia tak berbeda dengan pemeras.” Kata Rang

“Aku bisa menyampaikan pesanmu.” Kata CEO. Rang menolaknya. CEO pikir Itu demi dirinyasendiri dan takut Rang terluka.

“Hanya karena aku membiarkanmu bersenang-senang bukan berarti aku penurut.” Ucap Rang langsung mencengkram baju CEO. CEO hanya tertawa mengejek.

“Kau tertawa?” kata Rang marah. Saat itu seseorang datang menyuruh agar Rang melepaskanya.  Rang akhirnya melihat pria dewasda dan menyakin kalau ia adalah Imoogi

“Senang bertemu. Aku sangat ingin bertemu denganmu.” Ucap Immogi. Rang melepaskan tanganya dari tubuh CEO. 




Shin Joo masuk ke dalam mobil, Yoo Ri heran dengan sikap Shin Joo. Shin Jo beralasan Yoo Ri yang tak menjawab telepon atau pesannya padahal punya sesuatu untuk didiskusikan yaitu soal anjing yang dibawa. Yoo Ri panik berpikir kalau anjing itu mati.

“Tidak, bukan itu... Itu… Dia tak bernama.” Kata Shin Joo. Yoo Ri tak peduli agar bisa memberikan asal-asalan.

“Tidak... Nama memberikan identitas.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri pikir Shin Joo bisa memikirkan baik-baik dan memilih salah satu yang bagus.

“Kau yang beri. Karena kau ibunya.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri tak percaya dianggap Ibunya

“Pakai saja "Anastasia" ucap Yoo Ri. Shin Joo pikir itu Nama yang bagus bahkan cocok untuk anjing jantan.

Yoo Ri pun dengan bangga membenarkan. Saat itu Shin Joo terus melihatnya, Yoo Ri pikir heran dengan Shin Joo yang terus melihatnya. Shin Joo hanya melihat dan Tak ada alasan dan  mengaku senang. Ternyata tak salah menilai Yoo Ri.

“Tatap aku seperti itu lag dan itu akan menjadi hal terakhir yang kau lihat.” Ucap Yoo Ri mengancam

“Aku tak peduli bagaimana hidupmu selama ini. Aku tak memedulikan tujuanmu mendekatiku. Aku akan menunjukkan bahwa dunia tak semuanya kejam. “ ucap Shin Jooo

“Aku akan pastikan kau menyesal pernah bilang itu.” Ucap Yoo Ri. Shin Jo mengaku akan menantikannya dan saat itu langsung memberikan ciumanya. Yoo Ri berteriak marah dan Shin Joo bergegas pergi keluar dari mobil. 




Rang melihat Immogi berkomentar kalau mengiramasih anak-anak jadi yakin pasti menikmati perjamuan. Immogi meminta pada CEO agar bisa memberikan sedikit ruang. CEO seperti khawatir tapi Immogi mencoba menyakinkan kalau baik-baik saja.

“Kenapa sangat sedih? Apa? Kau terluka parah.” Ucap Imoogi menatap Rang. Rang mengeluh agar menghentikan omong kosong.

“Apa itu saudaramu? Aku melihatnya. Kau sedang tersiksa batin.” Ucap Immogi

“Aku tak sangka kau semenyebalkan ini.” Keluh Rang. Immogi pikir mereka mirip

“Aku benci makhluk yang kulitnya mengelupas... Dengarkan baik-baik. Terlepas dari tujuanmu, aku akan berusaha dengan kecepatanku sendiri. Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi.” Kata Rang

“Ternyata kau ingin membunuhnya... Tapi aku takut.” Ucap Immogi. Rang ingin tahu Alasannya

“Karena sedari awal dia persembahan untukku. Dia akan jadi pengantinku.” Kata Immogi. 



Di ruangan, Jae Hwan dan Sae Rom sibuk membuat perayaan promosi Tuan Choi. Tuan Choi pun mengucapkanTerima kasih. Ji A masuk ruangan mengeluh mereka gila. Jae Hwan merasa akan mengatakan itu juga.  Sae Rom memberitahu kalau Tuan Choi dipromosikan jadi kepala departemen.

“Apa yang dia lakukan untuk dapat promosi itu?” sindir Ji A. Tuan Choi merasa kalau Ji A iri.

“Petinggi pasti masih belum sadar bahwa kau menghabiskan waktumu melakukan aktifitas pribadi.  Main biliar, berolahraga, berkaraoke…” ejek Ji A

“Hei, aku hanya berkaraoke sekali saat hari perceraianku.” Ucap Tuan Choi. Jae Hwan meberitahu Tuan Choi menyanyikan "Dia Menghilang". Tua Choi berteriak kesal dan menawarkan kue. 


Sae Rom dan Jae Hwan memilih untuk mendekati Ji A. Sae Rom melihat Ji A tampak sedih hari ini. Ji A mengaku Bukan apa-apa. Sae Rom tak percaya dengan ucapan Ji A karna sudah mengenalnya selama bertahun-tahun Ia pun berpikr kalau Ji A sedang bertengkar dengan pacarnya.

“Berbaikan saja. Jika tidak, dia akan jadi pria terakhir yang kau kencani. ucap Sae Rom

“Sadarlah, Ji A. Selain lebih muda, kau tidak cocok dengannya.” Kata Tuan Choi

“Bukan itu masalahnya! Kenapa kau mengguncang kepercayaan dirinya seperti itu?” ucap Sae Rom

“Tapi aku benar. Perkataanku benar.” Ucap Tuan Choi. Jae Rom menegaskan kalau Hanya mereka yang boleh buat dia putus asa. 


Ji A terdiam menatap keduanya seperti bisa mengingat masa lalunya menjadi pelayanya. Tuan Choi mengeluh Inilah yang didapat karena sok kuat dan hebat dan bertanya apakah punya cerita baru. Ji A menatap keduanya lalu menganguk. Tuan Choi ingin tahu apa. Ji A menjawab Kehidupan lampau

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar