PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 17 Januari 2020

Sinopsis Love With The Flaws Episode 32

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Seo Yeon dan Mi Kyung masuk ruangan guru melihat Wakepsek dan guru  sedang makan cemilan. Ia langsung marah kalau mereka mengambil itu dari kantor Direktur Utama lagi. Keduanya panik langsung menaruh diatas meja dengan mulut penuh makanan.
“Aku tidak percaya betapa lancangnya kalian. Kalian bahkan tidak mengambilnya dari Kantor Kesehatan.” Ucap Seo Yeon
“Apa maksudmu? Pak Dirut sendiri yang memberikannya kepada kami! Kau salah paham.” Ucap Wakepsek. Guru pun membenarkan.
“Apa Kau yakin?” tanya Seo Yeon. Keduanya membenarkan lalu bergegas ingin pergi seperti ketakutan.
“Jika kamu tidak bisa memercayai kami, silakan tanyakan sendiri. Tanyakan kepadanya! Jangan pelit dengan makanan.” Kata Wakepsek.
“Ada apa dengan mereka?” tanya Seo Yeon bingung.
“Dia pasti ketakutan saat kau mengambil camilan mereka. Sudah kubilang untuk bersikap lembut.” Ucap Mi Kyung. 

Min Hyuk memeriksa kadar darah yang dengan alat yang diberikan Kang Woo lalu melihat kalau baik-baik saja. Saat itu Seo Yeon datang ebertanya apakah sungguh memberikan camilan kepada Wakil Kepala Sekolah. Min Hyuk terlihat bingung lalu membenarkan.
“Kenapa?” tanya Seo Yeon heran. Min Hyuk mengaku ingin berubah.
“Jadi, itu benar. Aku salah... Kalau begitu, sampai jumpa.” Ucap Seo Yeon berjaan mundur. Min Hyuk bingung melihatnya.
“Jangan khawatirkan aku.” Kata Seo Yeon tapi saat itu cemilan yang disembunyikan dibalik bajunya jatuh semuanya.
“Kukira Wakil Kepala Sekolah berbohong.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk hanya bisa tertawa melihatnya. 

Kang woo bertemu dengan Dokter Kim menceritakan khawatir Seo Yeon akan takut setelah bertemu ibu dan neneknya. Dokter Kim menyuruh agar putus saja menurutnya cinta itu gila dengan nada sinis.
“Kau bukan Dokter Kim, ya?  Siapa kau?” tanya Kang Woo. Dokter Kim balik bertanya menurutnya siapa dengan tahi lalat dibagian matanya.
“Dong Gu! Bagaimana bisa kau keluar tanpa memberitahuku?” ucap Dokter Kim palsu.
Saat itu Kang Woo kaget dan Dokter Kim palsu pun terlonjak kaget sampai terjungkal. Kang Woo tak peraya kalau Ada dua Dokter Kim dan ingin tahu apa yang terjadi. 

Kang Woo akhirnya melihat foto dua dokter Kim dan mengartikan kalau Dokter Kim palsu  sangat menginginkan uang dan memutuskan untuk berpura-pura menjadi Dokter Kim yang asli. Tuan Kim mengaku mencari adiknya selama lima tahun.
“Kukira dia sudah mati, jadi, aku datang ke sini untuk menjaga barang-barangnya. Saat itulah kita bertemu. Aku benar-benar minta maaf.” Ucp Tuan Kim
“Bagaimana dengan yang lain? Apa ada korban selain aku?” tanya Kang Woo.
“Tidak. Sama sekali tidak. Aku tidak seberani kelihatannya. Kau satu-satunya.” Ucap Tuan Kim. Kang Woo akan pergi.
“Adikku tidak bersalah! Tolong jangan libatkan dia. Kau bisa melaporkan dan menghukumku jika ingin.”ucap Tuan Kim berlutut memohon.
“Aku tidak berniat melakukan itu.” Kata Kang Woo. Tuan Kim terlihat bingung.
“Jika aku bertemu dengan Dokter Kim yang asli, mungkin aku tidak bisa sejauh ini.” Ucap Kang Woo. Tuan Kim tak mengerti maksudnya.
“Jangan pernah lakukan ini lagi, Pak Kim Bang Gu.” Kata Kang Woo baik hati. Tuan Kim pun mengucapkan terima kasih.




Won Seok sedang di bar menelp Ho Dol. Ho Dol mengangkatnya dan meminta agar menutup telp dan akan menelp nanti. Won Seok bingung bertanya Ada apa. Ho Dol ingin bicara tapi telpnya sudah diambil oleh sang ayah. Ho Dol mengeluh dengan sikap ayahnya.
“Kau suka kastanya atau labu?” tanya Ayah Ho Dol. Won Seok bingung. Ayah Ho Dol ingin tahu Won Seok lebih suka yang mana.
“Aku suka kastanya... Aku suka kastanye, Pak.” Kata Won Seok yakin menjawabnya.
“Kau pasti merasa sangat sesak.” Kata Ayah Ho Dol. Ho Dol mengeluh dengan ucapan ayahnya dan langsung mengambil ponselnya.
“Abaikan dia... Jika kamu bilang labu, dia akan bilang kau lemah. Nanti kutelepon lagi.” Ucap Ho Dol lalu menutup telpnya. 



Di rumah
Seo Yeon sedang video call dengan Mi Kyung memperlihatkan sepatu yang dimilikinya dan ingin tahu pendapatnya. Mi Kyung bertanya apakah Seo Yeon apakah ada yang lebih sederhana karena menurutnya sepatu yang lebih sederhana lebih cocok dengan pakaian itu.
“Aku tidak punya sepatu hak tinggi.” Ucap Seo Yeon bingung. Mi Kyung pikir  Miliknya juga terlalu mencolok.
“Jang Mi. Dia mungkin punya banyak. Mari kita pinjam sepasang.”kata Mi Kyung. Seo Yeon seperti tak enak untuk meminjam. 

Saat itu Won Jae masuk kamar terlihat mabuk memanggil adiknya “Seo Yeon sayang." Seo Yeon kaget melihatnya kakaknya pulang dengan mabuk. Won Jae melihat pakaian yang dibawa Seo Yeon kalau itu Cantik sekali dan bertanya Untuk apa ini
“Baju Ini? Aku akan menemui ibu dan nenek Kang Woo.”ucap Seo Yeon.
“Seo Yeon... Apa Kau bahagia? Bahagia, bukan?” ucap Won Jae yang harus merelakan cintanya.
“Ada apa?” tanya Seo Yeon bingung. Won Jae pikir itu sudah cukup. Dan memuji adiknya cantik sekali jadi sangat mirip lalu berjalan pergi.
“Apa yang terjadi?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon kaget ternyata Mi Kyung tidak menutup teleponnya
“Ada apa dengannya?”tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengaku tidak tahu dengan wajah kebingungan.


Won Jae akhirnya sadar meminum air putih, Seo Yeon menghampiri kakaknya. Won Jae melihat adiknya belum tidur. Seo Yeon bertanya apakah Won Jae baik-baik saja dan Apa ada masalah. Won Jae mengelak kalau tidak ada masalah.
“Apa Kakak yakin?” ucap Seo Yeon khawatir. Won Jae mengaku dirinya itu bodoh,
“Tapi kakak tidak akan melakukan apa pun yang membuatmu cemas.” Ucap  Won Jae lalu tiba-tiba terdengar suara perut lapar.
“Mau kumasakkan sesuatu?” kata Seo Yeon. Won Jae mengangguk karena lapar sekali.
“Aku juga. Lihat? Kita sangat mirip. Delapan telur sudah cukup, bukan? Lima untukku, dan tiga untuk Kakak.” Kata Seo Yeon penuh semangat. Won Jae menatap adiknya seperti merasa tak masalah untuk mengalah. 


Seo Yeon berjalan dengan Kang Woo memakai heels tapi seperti tak biasa dan akan jatuh. Kang Woo terus menatapnya. Seo Yeon heran bertanya ada apa dan berpikir penampilanya terlalu aneh. Kang Woo mengaku tampilan Seo Yeon itu cantik.
“Tapi bukankah sepatu hak tinggi itu tidak nyaman? Apa Kakimu tidak sakit?” tanya Kang Woo khawatir.
“Sedikit, tapi aku baik-baik saja.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo bertanya apakah Seo Yeon merasa gugup. Seo Yeon menganguk.
“Kalau begitu, apa kau mau pergi saja?  Aku bisa bilang kepada ibuku kita akan menunda pertemuan ini.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon menolak dan mengajak untuk segera bertemu ibu Kang Woo. 

Mereka pun makan steak bersama, Kang Woo terus menatap ke arah Seo Yeon. Nyonya Oh berkomentar kalau sudah menduga kalau gaun itu cocok untuk Seo Yeon dan dengan bangga merasa Seleranya bagus dalam mode. Seo Yeon pun mengucapkan terimakasih.
“Bagaimana makanannya?” tanya Nenek Han. Seo Yeon mengaku Sangat enak.
“Astaga, senang melihatmu makan dengan lahap. Kita harus makan untuk hidup.” Ucap Nyonya Han makan dengan cepat.
“Ibu.. Kau bisa sakit perut... Tapi Kuharap kamu tidak berpikir kami sepenuhnya mendukung kalian hanya karena kita makan bersama. Aku hanya ingin makan bersama. Itu saja.” Kata Nyonya Oh. Seo Yeon mengerti.
“Ibu... Berapa ukuran sepatu Ibu?” tanya Kang Woo. Nyonya Oh menjawab  230 mm dan ingin tahu Kenapa?
“Ibu memakai sepatu datar hari ini... Bisakah Ibu bertukar sepatu dengannya?” ucap Kang Woo. Nyonya Oh terlihat bingung.
“Ibu tidak masalah memakai sepatu hak tinggi. Tapi dia kesulitan.” Kata Kang Woo. Seo Yeon panik meminta Kang Woo Jangan lakukan ini.
“Kenapa jangan? Aku sangat mengkhawatirkan kakimu sampai tidak bisa makan apa pun.” Ucap Kang Woo
“Jadi, karena kaki pacarmu sakit, ibu harus...” ucap Nyonya Oh tak percaya. Kang Woo membenarkan.
“Setelah ibu melalui semua penderitaan itu hanya untukmu!” kata Nyonya Oh tak habis pikir menahan emosinya.
“Biarkan saja. Jika dibandingkan dengan tindakan putra ibu untukmu, ini bukan apa-apa.”kata Kang Woo.
Nyonya Oh mengadu pada ibu mertua, Kang Woo seperti tak peduli  meminta agar bisa bertukar sepatu dengan cepat. Seo Yeon hanay bisa meminta maaf menahan malu. 




Seo Yeon pulang ke rumah dengan wajah kesal. Kang Woo datang membawa kotak obat akan melihat tumit pacarnya. Seo Yeon kesal mengatakan Tidak sakit. Kang Woo melihat pasti sakit karena tumit Seo Yeon yang lecet.
“Bagaimana aku bisa bertemu dengan mereka lagi?” keluh Seo Yeon. Kang Woo bingung.
“Kukira kau lulus dari universitas ternama di Amerika. Kukira kau sangat pintar. Lalu kenapa? Kenapa kau memintanya menukar sepatunya? Kenapa?” ucap Seo Yeon marah.
“Memangnya kenapa? Kau kesakitan dan itu menggangguku. Aku tidak tahan melihatmu menderita.” Ucap Kang Woo yang hanya memperhatikan Seo Yeon.
“Aku akan memperlakukan nenek dan ibumu dengan baik. Aku akan melakukannya bagaimanapun caranya.” Ucap Seo Yeon. 


Sementara dirumah, Mi Kyung sedang duduk dengan kaki yang ada dipangkuan Hyun Soo melihat ponsel pacarnya merasa tak percaya kalau Kang Woo yang membuatnya. Hyun Soo pikir Kang Woo. mungkin tampak sedikit ceroboh, tapi sebenarnya cukup hebat.
“Akan kuberi tahu berapa pesanan yang kami terima dari luar negeri.” Ucap Hyun Soo. Mi Kyun ingin tahu Berapa semuanya. Hyun Soo membisikannya jumlahnya. Mi Kyung melonggo.
“Karena itu aku berpikir untuk membeli rumah.” Ucap Hyun Soo. Mi Kyung langsung menolaknya.
“Kenapa kau butuh rumah sekarang? Jangan berpikir membuang uang. Kau harus menabung.” Kata Mi Kyung.
“Astaga. Aku suka semua hal tentangmu.” Puji Hyun Soo. Mi Kyung seperti tak peduli.
“Tapi kenapa Kang Woo hanya merancang pakaian pria?” tanya Mi Kyung heran
“Entahlah. Aku sempat berpikir dia mesum. Aku takut dia benar-benar mesum, jadi, aku tidak menanyakan detailnya.”ucap Hyun Soo. Mi Kyung pun berpikir kalau Kang Woo itu orang mesum.


Kang Woo sedang menjahit diruangan kerjanya, sementara Jang Mi sibuk di ruangan melihat foto-foto pada dindingnya tentang Kang Woo "Pria Tepung Tinggi, orang aneh" lalu melepaskannya. Tiba-tiba terdengar suara bel rumahnya.
“Siapa itu?” tanya Jang Mi. Saat itu ibunya datang dengan wajah penuh amrah kalau sudah menemukannya.
“Akhirnya. Aku menemukanmu, Jalang.” Kata Ibu Jang Mi. Jang Mi pikir kalau ibuny. harus mencari agensi lain.
“Butuh waktu lama untuk menemukanku di sini.” Sindir Jang Mi. Ibunya tak percaya kalau Jang Mi itu berani mengatakan hal itu dan akan menariknya.
“Hentikan! Jangan coba-coba menyentuhku! Aku tidak akan membiarkanmu merundungku sekarang!”teriak Jang Mi berani melawan ibunya.
“Kau pasti sudah gila! Bagaimana kau akan menghentikanku? Apa yang bisa kau lakukan?” ucap Ibu Jang Mi mengancam
“Aku akan merelakan warisanku... Warisan dari ayahku. Akan kuberikan kepada kakak-kakakku. Aku bahkan bisa melakukannya besok.” Ucap Jang Mi
“Dasar wanita gila.. Apa Kau mengancamku?” kata Ibu Jang Mi. Jang Mi membenarkan.
“Jika dipikir-pikir, aku putrinya, tapi tanpa aku, kau bukan apa-apa bagi ayahku. Aku akan mengirimkan uang ke rekening ini setiap bulan. Kau bisa pensiun dengan uang ini Atau kau bisa memutuskan hubungan denganku. Apa aku masih tidak berguna bagimu?”ucap Jang Mi memberikan ibunya buku tabungan dan juga cap.
Ibu Jang Mi akhirnya keluar menatap ke lantai tiga berpikir anaknya sudah gila dan menurutnya apa yang terjadi pada anaknya. Saat itu terdengar kucing marah, seperti tak suka ada orang jahat. Ibu Jang Mi langsung berteriak kaget lalu mengeluh menyebalkan sekali.



Min Hyuk terihat sedikit gugup dan seorang wanita menyapanya. Keduanay pun duduk berhadapanya. Si wanita melihat Min Hyuk  bertany apakah masih makan banyak permen belakangan ini. Min Hyuk terlihat bingung.
“Saet Byul menyebutmu Dokter Permen. "Ibu, kapan Dokter Permen datang? Aku bisa mencium aroma stroberi dari Dokter Permen." Itulah yang dia katakan.” Cerita ibu Byul.
“Menjalani perawatan di rumah sakit terasa berat. Tapi berkat kamu, Saet Byul mampu bersenang-senang sedikit. Itulah yang kupikirkan.” Ungkap Ibu Byul. Min Hyuk langsung meminta maaf.
“Maaf karena terlambat.” Kata Min Hyuk. Ibu Byul pikir  Terkadang,mereka harus mengubur beberapa hal.
“Seperti aku yang mengubur Saet Byul dalam hatiku. Jadi, kau harus melepaskannya sekarang. Kau bisa melakukan itu.” Kata Ibu Byul menyakinkan Min Hyuk dengan senyuman. 


Min Hyuk melihat papan nama "Dokter Sekolah, Lee Min Hyuk" lalu wajahnya tersenyum dan langsung menaruh dalam kotak. Seo Yeon masuk ruangan mengetahui Min Hyuk dari Wakil Kepala Sekolah kalu akan pergi untuk sementara. Min Hyuk membenarkan.
“Kau akan kembali, bukan?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk meminta Seo Yeon agar Jangan khawatir.
“Aku akan pergi untuk menuntaskan beberapa hal.”kata Min Hyuk. Seo Yeon memberitahu kalau Sekolah akan menunggunya.
“Ya. Aku yakin kau akan menjaga benteng tanpa aku di sini.” Kata Min Hyuk dengan senyuman.

Kang Woo memotong rambut pak kentang yang tumbuh dengan lebat. Seo Yeon pikir Ini butuh lebih banyak perawatan dari dugaannya.Kang Woo memberitahu kalau Seo Yeon harus memotong rambutnya dengan hati-hati karena Mereka pasti punya harga diri.
“Kenapa kau manis sekali, Kang Woo?” puji Seo Yeon. Kang Woo mengaku  tidak manis tapi keren.
“Tentu. Kamu manis dan keren. Kau segalanya.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo menatap Seo Yeon berhenti berkerja.
“Ada apa? Kenapa kau berhenti?” tanya Seo Yeon heran. Kang Woo mengaku tidak bisa menahan diri setiap kali melihatnya dan langsung mengendongnya.

“Apa yang kau lakukan? Di luar masih terang. Ini Geli.” Jerit Seo Yeon sambil bertawa dan dikejutkan dengan Hyun Soo dan Mi Kyung tiba-tiba sudah ada didepan pintu.
“Hei, kenapa kalian di sini?” tanya Kang Woo kesal. Hyun Soo seperti baru tahu KangWoo ada dirumah.
“Kenapa kau diam saja jika di rumah?” ucap Hyun Soo. Kang Woo pikir ini rumahnya.
“Kukira kami akan memergoki sesuatu.” Kata Mi Kyung mengoda. Seo Yeon mengaku tidak dengan wajah panik tapi Kang Woo membenarkan.
“Kenapa kalian di sini? Dan Apa itu?” tanya Kang Woo melihat tas belanja yang dibawa Hyun Soo.
“Pesta perpisahan untuk Min Hyuk dan hari jadi kami yang ke-22.” Kata Hyun Soo.
“Pesta perayaan hari jadi ke-22 kalian? Kalian terlalu tua untuk itu. Kenapa merayakannya di sini?” keluh Kang Woo kesal.
“Butuh banyak uang untuk menyewa tempat. Lagi pula, aku tidak punya rumah.” Ucap Hyun Soo
“Bukankah seharusnya kamu memberitahuku dahulu?
kata Kang Woo marah
“Apa Dia tidak memberitahumu? Kukira dia sudah memberitahumu.” Ucap Mi Kyung.
“Ahh.. Benar juga. Maafkan aku.. Aku lupa memberitahumu.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo langsung bersikap lembut mengkau  Tidak apa-apa dan biasa terjadi.
“Cepat Berikan padaku.” Ucap Kang Woo membawa barang belanjan dari tangan Hyun Soo.
“Hei, kau terlalu menyayanginya...” komentar Hyun Soo kesal melihat sikap Kang Woo yang berubah.
“Kau tahu kami akan datang. Ayolah.” Ucap Mi Kyung mengoda. Seo Yeon mengaku tidak seperti itu tapi benar-benar lupa. 


Joo Hee dan Seo Joon keluar rumah bersama dengan Jang Mi. Seo Joon memastikan kalau Jang Mi tahu rumah ahjussi itu. Jang Mi mengaku tahu semuanya dan mencoba membuka mobilnya tapi tak bis dibuka. Seo Joon mengeluarkan kunci dan membukanya.
“Kuncinya harus dibuka dahula agar pintunya bisa dibuka.”ucap Seo Joon. Jang Mi seperti baru menyadarinya.
“Kau punya SIM, bukan?”tanya Seo Joon memberikan kunci pada Jang Mi.
“Tentu saja. Aku gagal 10 kali, tapi lulus di akhir.” Kata Jang Mi bangga. Keduanya hanya bisa melonggo. 

“Jang Mi, Apa kau yakin bisa melakukan ini?” tanya Joo Hee duduk dibelakang dengan wajah khawatir.
“Ya, jangan khawatir. Aku pandai dalam segala hal.” Ucap Jang Mi yakin. Seo Joon mengeluh mendengarnya.
“Kau harus melepaskan rem tangan dahulu.” Ucap Seo Joon. Jang Mi bingung mencari Rem tangan
“Astaga, ini tidak hujan. Kenapa menyalakan penyeka kaca depan? Mari naik taksi saja.” Keluh Seo Joon melihat Jang Mi terus salah
“Atau bus! Kamu bilang ingin naik bus.”kata Joo Hee. Jang Mi memikikan mereka yang akan naik bus. 


Won Jae sedang mengelap gelas mengeluh kalau harus datang kesana. Tuan Par pikir kalau Won Jae tak datang maka akan membawa Ho Dol bersamanya. Won Jae kaget mendengarnya.  Ho Dol pun datang dengan wajah sumringah menyapa keduanya.
“Hei, Ho Dol.. Apa  Kamu sudah siap?” tanya Tuan Park. Ho Dol mengau siap dengan wajah bahagia.
“Kenapa kamu ke sana?” tanya Won Jae seperti cemburu. Ho Dol memberitahu Hi-Seven mungkin akan datang juga!
“Kenapa kau tidak ikut?” tanya Ho Dol. Tuan Park memotong kalau Won Jae bilang tidak mau ikut.
“Jadi, kita berdua akan ke sana seperti teman baik... Ayo, Ho Dol.” Ucap Tuan Park dengan wajah bahagia. Won Jae terlihat menahan emosinya. 

Di rumah suasana terasa canggung, semua memakan dengan misahkan diri ditempat masing-masing. Ho Dol pun hanya bisa berdiri dengan wajah tertunduk. Joo Hee pun berdiri disamping Jang Mi.
“Astaga, kenapa suasananya begini? Halo. Aku bintang papan atas, Park Seok Min... Apa Kalian mau tanda tangan? Apa Kau mau tanda tanganku?” ucap Tuan Park pada Jang Mi.
“Kenapa?” ucap Jang Mi polos. Tuan Par bingung karena tak mengenalnya lalu memberitahu kalau ia , Park Seok Min, artis papan atas.
“Aku Baek Jang Mi. Kamu mau tanda tanganku?” balas Jang Mi. Tuan Park hanya bisa melonggo.
“Jang Mi, ayo makan di sana.” Kata Joo He mengajak temanya pergi. Jang Mi pun mengikutinya. 

Saat itu Ho Dol menerima telp Won Seok dan langsung bergegas pergi. Tuan Park bertanya mau kemana Ho Dol. Ho Dol memberitahu kalau Ho Won Seok menyuruhnyakeluar. Tuan Park akhirnya ikut keluar dengan Ho Dol
“Kupikir akan sangat menyenangkan, tapi ini sangat canggung. Bagaimana kalau aku memutar musik?”ucap Hyun Soo. Mi Kyung setuju. Saat itu lagi diputar.
“Ini lagu pemanasan!... Kamu. Kalian berdua merencanakan sesuatu sebelum kami tiba di sini.” Goda Mi Kyung. Kang Woo panik. Seo Yeon berusaha untuk menyangkalnya.
Kang Woo malu mencoba mengambil dari tangan Hyun Soo, Hyun Soo mencoba mengambilnya kembali. tapi Kang Woo langsung memasukan kedalam celananya, lalu keluar lagi dari bawah. Ia langsung memperingatan agar tak menyentuhnya
“Ini Jijik. Tidak akan ada yang mau memegangnya” ucap Hyun Soo. Saat itu Kang Hee datang memanggil adiknya.
“Hei, dia...” ucap Seo Joon melihat Kang Hee yang datang. Won Jae langsung menutup mulut adiknya meminta agar diam, lalu bisa tersenyum melihat kedatangan Kang Hee. 


Keduanya pun duduk dimeja bar dengan jarak berjauhan dan saling mengirimkan pesan. Won Jae mengaku datang siapa tahu bisa bertemu dengan Kang Hee. Kang Hee mengaku ia juga seperti itu.
“Menurutmu kita punya kesempatan setelah mereka menikah?” tanya Won Jae
“Siapa yang tahu itu berapa tahun?” kata Kang Hee. Won Jae pikir  Hanya beberapa tahun dan bukan apa-apa.
“Benar, itu tidak mustahil.” Ucap Kang Hee dan keduanya sudah duduk saling berdekatan. 

Kang Woo keluar rumah melihat Min Hyuk ada diluar dan bertanya Kenapa tidak masuk. Min Hyuk merasa Suasananya sangat aneh. Min Hyuk pun berpikir sepert itu lalu duduk bersama dengan sepupunya. Ia pun membahas Min Hyuk yang  akan terbang besok.
“Hati-hati di jalan, ya?”ucap Kang Woo. Min Hyuk mengerti dengan mengadu bahunya.
“Hati-hati di jalan.”balas Kang Woo dengan bahunya, Min Hyuk menganguk mengerti dan membalasnya lagi. Keduanya saling adu pundak sampai akhirnya Kang Woo terjungkal.
“Aku membiarkanmu karena kamu akan pergi besok.” Ucap Kang Woo. Min Hyuk pu mengucapkan Terima kasih.
“Telepon aku.” Ucap Kang Woo. Min Hyuk pikir akan melihat nanti. Kang Woo akhirnya mengadu pindah lagi agar Min Hyuk bisa menghubunginya, seperti suasana hati mereka berubah. 

"Tiga bulan kemudian"
Di dinding rumah masih ada gambar "Seo Yeon, ayo main!" dengan gambar kucing juga disampinga.  Seo Yeon dengan kakak dan adiknya sedang makan diruang tengah Won Jae bertanya Di mana Won Seok. Seo Yeon menjawab sedang berkencan.
“Apa? Sepagi ini? Astaga, yang terlambat puber memang mengerikan. Kakak tidak percaya dia keluar sepagi ini.” Ucap Won Jae.
“Aku tidak bisa makan ini lagi!” keluh Seo Joon yang sedang makan ibu. Seo Yeon langsun memukulnya.
“Kau harus berterima kasih atas makanan yang kamu dapatkan.” Kata Seo Yeon.
“Ini berlebihan! Aku makan ini setiap hari selama tiga bulan! Kotoranku berbau seperti ubi.” Ucap Seo Joon kesal.
“Kamu benar. Suruh Won Seok memberi tahu ayah Ho Dol bahwa kita punya cukup banyak ubi, dan dia bisa berhenti mengirimkan ini kepada kita.” Kata Won Jae.
“Sudah. Bahkan  Dua kali.” Kata Seo Yeon. Won Jae tak percaya menurutnya Pria tua itu sangat keras kepala.
“Hei.. Di mana sopan santunmu? Pria tua itu pasti sangat menyayangi Won Seok. Kita harus bersyukur.” Kata Seo Yeon akhirnya memukul kakaknya
“Kau harus memberi Mi Kyung dan Jang Mi.” Ucap Won Jae. Seo Yeon mengaku sudah memberi mereka masing-masing satu kotak.
“Joo Hee juga membawa beberapa untuk dibagi dengan rekan setimnya.” Kata Seo Yeon.
“Kenapa tidak memberikan masing-masing dua kotak?” ucap Won Jae melihat ada banyak ubi yang diberikan dari ayah Ho Dol
“Kenapa kalian mengeluhkan betapa beruntungnya kita? Pasti sangat melelahkan baginya menanam ini. Makanlah. Ayo makan.” Ucap Seo Yeon marah menendang dua laki-laki didepanya. 


Seo Yeon masuk ruangan, Mi Kyung seperti tak percaya mendengr cerita temanya. Seo Yeon juga tak tahu menurutnya Kang Woo sangat sibuk bahkan tidak mengizinkan masuk ke studionya. Mi Kyung tak peraya dan heran melihat ada ubi dilaci tempat biasa Min Hyuk menyimpan cemilan.
“Astaga, kenapa ada di sini?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengaku tidak ingin membiarkannya kosong.
“Jadi, apa dia belum mendengar kabar dari Pak Lee?” tanya Mi Kyung  Seo Yeon mengaku tidak dan Kang Woo juga khawatir.

Saat itu kurir datang bertanya Apa Nona Joo Seo Yeon ada di sini. Seo Yeon membenarkan. Saat itu Tuan Kim jadi kurir mengaku  ingin tahu apa iu Seo Yeon ternyata benar-benar Seo Yeon yang selama ini selalu didengar ceritanya.
“Bagaimana keadaan Pak Lee Kang Woo?” tanya Tuan Kim. Seo Yeon bingung.
“Kau tampak tidak asing. Bukankah kamu pria yang mengambil ponselnya?” ucap Seo Yeon. Tuan Kim terihat bingung.
“Tolong sampaikan salamku kepada Pak Lee. Kalau begitu, selamat tinggal.”ucap Tuan Kim lalu berjalan pergi.
“Apa itu? Siapa yang mengirimkan ini?” tanya Mi Kyung. Keduanya melihat pengirimnya dan hanya bisa melonggo. 

Seo Yeon datang ke rumah Kang Woo dengan kotak yang dibawanya, lalu berteriak membawanya, Tapi Kang Woo tak juga menyahut. Akhirnya Seo Yeon membuka ruangan kerja pacarnya. Kang Woo panik langsung menghalanginya mengaku Belum.
“Apa yang kamu lakukan selama lebih dari tiga bulan?” ucap SeoYeon heran.
“Kau belum boleh melihatnya.” Kata Kang Woo. Seo Yeon mengerti tapi langsung menyelonong masuk. Kang Woo panik.
“Ya, ini dia. Ini gaun impianku! Terima kasih, Kang Woo! Kau genius.” Ucap Seo Yeon melonggo melihat gaun yang dibuat Kan Woo.
“Ini... Setelah aku menyelesaikan ini, bagaimana jika kita segera...” ucap Kang Woo yang langsung dipotong.
“Ya.. Aku pasti akan melakukannya denganmu, Kang Woo. Aku tidak peduli apa pun yang terjadi.” Ucap Seo Yeon.
“Seo Yeon... Jangan lepaskan aku.” Ucap Kang Woo memegang tangan pacarnya. Seo Yeon menganguk mengerti.
“Aku tidak akan melepaskanmu.” Kata Seo Yeon dengan air mata yang tergenang. 



Di rumah, Mi Kyung meminta agar Hyun Soo memastikan cantik. Hyun soo menaruh mentimun diwajah dan memakanya juga. Wajah Mi Kyung pun penuh dengan timun, keduanya terlihat bahagia.
Di show room, Won Jae sibuk menjual mobil dengan penuh semangat.  Sementara Kang Hee pun sibuk berkerja. Keduanya sama-sama menghabiskan waktu dengan menyibukan diri.
Seo Joon terus berlatih di ruangan sendirian, Joo Hee pun juga terus berlatih berlari demi impianya. Sementara Won Seok dan Ho Dol seperti pasangan kuliah yang tak malu memperlihatkan hubungan mereka.
“Aku sering ke sana saat kecil.” Cerita Won Seok. Ho Dol mengaku  pergi ke sana baru-baru ini, dan itu luar biasa.
“Seharusnya aku sudah ke sana. Bagaimanapun, itu bagus. Itu pengalaman baru bagiku.”kata Ho Dol. Keduanya terlihat benar-benar bahagia.

sementara di rumah Kang Woo, kardus berisi banyak snack untuk Seo Yeon dan terlihat Min Hyuk yang menjadi dokter relawan untuk afrika, seperti sangat bahagia. 
“Kami saling melengkapi.” Ucap Seo Yeon denga memegang tangan Kang Woo karena bisa menikah.
THE END


Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar: