PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 29 Maret 2017

Sinopsis Ms Perfect Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Jung Hee pergi ke sekolah melihat anaknya yang sedang berlatih sendirian, lalu mengingat ucapan guru kalau Jin Woo sangat khawatir dengan ayahnya dan menyukai Jung Hee lebih dari orang lain. Jin Wook lalu melihat ayahnya memainkan piano, Keduanya pun berlatih main musik bersama.Setelah itu jalan bersama.
“Gurumu bilang kau melakukannya dengan baik. Aku mengatakan kepadanya kalau kau mungkin sedikit berduri akhir-akhir ini karena kau telah mencapai pubertas, tapi kau hebat. Itulah yang ayah katakan kepadanya. Kau melakukannya dengan baik, kan?” ucap Jung Hee. Jin Wook hanya diam saja.
“Apa Ketua kelasmu terus mengejek kalau Ayah pengangguran? Jangan terlalu dipikirkan. Dia melakukannya karena kau seorang gitaris yang bagus” kata Jung Hee. Jin Wook pikir sudah tahu akan hal itu.

“Sekarang dengar, Kau memang anakku. Ayah juga mempertanyakan apakah ayah anak adopsi / tidak, ketika ayah masih seusia mu Tapi ayah sadar dari waktu ke waktu, Betapa konyolnya aku” ucap Jung Hee, Jin Wook meminta maaf pada ayahnya karena sangat tidak dewasa.
“Ayah dulu juga sama.. Karena kita sama sama sudah besar, kita harus jadi ayah dan anak” kata Jung Hee memeluk anaknya bahwa sangat mencintai anaknya.
Jin Wook mengirimkan pesan pada ayahnya, “Aku tidak akan jatuh, Ayah juga jangan Jatuh. Aku mencintaimu ayah.” Jung Hee melihat anaknya memang anak yang hebat, lalu mersa tak percaya kalau dirinya itu meragukannya dan meminta maaf atas kesalahanya. 

Jae Bok tak percaya kalau  Jung Hee akan menyerah dengan hak asuh. Jin Hee meminta Jangan ajukan laporannya.  Jae Bok berpikir itu karena Jin Wook bukan anaknya. Jung HEe yakin kalau Jin Wook itu anaknya Bahkan kalau bukan anak biologisnya tetaplah anaknya. Jae Bok pikir kalau masih harus meragukannya dan mengajak untuk tes DNA.
“Aku yang salah, Jae Bok. Aku tidak tahu apa skema yang Cha Kyung Woo rencanakan tapi aku tidak seharusnya meragukan mu. Aku sangat marah ... jadi menelponnya, tapi tidak di angkat . Dia pasti merasa bersalah.”kata Jung Hee
“Apa kau...melakukan sesuatu sampai dia dendam denganmu?” pikir Jae Bok, Jung Hee pikir Tidak ada...
“Bagaimanapun, Aku tidak layak menjadi seorang ayah atau suami. Seolah-olah kecurangan itu tidak cukup, Aku menuduhmu membunuh Na Mi . dan menduga Jin Wook bukan anakku Aku benar-benar tidak pantas untuk menjadi suami. Jadi aku sudah membuat keputusanku Aku akan... menceraikanmu. Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan.” Ucap ung Hee
“Tapi... Aku punya permintaan.. Tidak bisa kita hidup bersama-sama seperti yang kita lakukan sekarang ... sampai anak-anak tumbuh dewasa? Kalau kita berpisah seperti ini, maka akan menjadi trauma bagi mereka. Dan juga bagiku. Aku rasa ... Aku tidak bisa hidup tanpa mereka.” Ungkap Jung Hee sambil menangis. Jae Bok hanya terdiam. 


Jae Bok pulang ke rumah melihat Eun Hee yang duduk sendirian sambil minum, Eun Hee bertanya apakah Kyung Woo menelpnya. Jae Bok mengatakan kalau tidak bisa menghubunginya. Eun Hee pikir Kyung Woo selalu seperti itu tanpa kabar dan merasa lebih baik setelah memberitahu Jae Bok.
“Kau berbohong selama ini denganku, Hatimu pasti sudah lelah. Sekarang berhentilah dan jadilah kuat.” Ucap Jae Bok memberikan semangat.
“Bagaimana dengan kakak? Dengan suamimu...” tanya Eun HEe.
“Kami mengakhirinya dan tetap berteman baik.” Kata Jae Bok
Eun Hee memastikan kalau Jae Bok berpisah, Jae Bok menganguk lalu memberikan nasehat agar jangan minum sendiri karena akan menjadi kebiasaan.

Jae Bok dikamar mengingat ucapan Jung Hee yang mengaku tidak bisa hidup tanpa anak-anak jadi hidup bersama dengan status bercerai. Sementara Eun Hee dilantai atas terlihat bahagia karena mengetahui hubungan Jung Hee dan Jae Bok berakhir  dan tetap berteman baik.

Ibu Jung Hee datang melihat rumah yang ditempati anaknya sangat besar. Hae Wook seperti senang melihat neneknya yang datang. Jae Bok pun meminta tolong pada ibu mertuanya agar bisa menjaga anaknya. Ibu mertuanya pikir senang kalau Jae Bok memutuskan untuk mencoba lagi. Jae Bok melirik Jung Hee, seperti sengaja berbohong. 

Jae Bok sudah terlambat, saat itu tak sengaja bertemu dengan Eun Hee baru selesai berolaraga, Jae Bok melihat Sepertinya Eun Hee berada dalam suasana hati yang baik. Eun Hee mengaku akan menjadi kuat. seperti yang Jae Bok katakan serta tidak akan bergantung pada siapa pun.
“Pemikiran yang bagus. Semuanya akan baik baik saja” ucap Jae Bok pamit pergi. Eun Hee pun berharap agar harinya menyenangkan.
Jae Bok sudah masuk mobil meminta agar Eun Hee masuk saja, tapi Eun Hee sudah lebih dulu masuk tanpa pamit. 

Di ruang makan, Jung Hee sedang sarapan bersama ibunya. Eun Hee datang membawakan sup kedelai. Jung Hee memberitahu kalau ibunya sangat suka. Ibu Jung Hee mencuim Baunya enak sekali. Eun Hee Ini sangat baik untuk ibu Jung Hee. Jung Hee mengajak agar makan bersama saja, Eun Hee menolak. 

Hye Ran melihat tempat itu itu lebih baik dan Ruang pilatesnya jauh lebih besar. Won Jae menyalahkan Hye Ran jadi masuk tiga anggota kelompok Fitnes. Hye Ran pikir kalau Won Jae punya banyak uang jadi ingin mendapatkan keuntungan dari teman yang kaya.
“Aku masih baru disini dan perlu membawa klien VIP supaya kinerjaku terlihat. Kenapa harus aku yang membuat kinerjamu terlihat?” keluh Won Jae
“Sebagai Sahabat” pikir Hye Ran, Won Jae pikir bukan sahabat tapi  sebenarnya musuh.
Hye Ran tiba-tiba melihat istri dari Tuan Park membagikan selembaran. Won Jae pikir wanita tambun itu mengajar di sini. Berapa orang membawa selembaran dan keduanya melihat dari yang terjatuh,
“Bukankah ini kau? Ini mirip denganmu tapi Rambutmu ke atas begini” kata Won Jae. Hye Ran marah melihat selebaran dengan tulisan agar tak ikut dengan kelas pilatesnya lalu mengejar istri Tuan Park.
“Aku tidak ada hubungannya dengan dia.” Ucap Won Jae saat melihat beberapa menatapnya karena duduk berdiri sebelahan dan berpura-pur sedang menunggu suaminya. 


[Gedung pengadilan]
Jae Bok tak percaya mereka benar-benar dipisahkan sekarang. Jung HEe pikir masih punya tiga bulan. Jae Bok pikir karena sepakat untuk tinggal di rumah yang sama dan membesarkan anak-anak bersama-sama, jadi menjadi orangtua dan teman yang baik dengan mengulurkan tangan agar bisa berjabat tangan.
“Selama 3 bulan ini, tidak bisakah kau mempertimbangkannya?” kata Jung Hee
“Aku ingin makan siang dengan mu tapi aku harus pergi bekerja.” Ucap Jae Bok. Jung Hee menyuruh Jae Bok pergi, Tapi Jae Bok menyuruh Jung Hee agar pergi lebih dulu. Jung Hee pun berjalan dengan berbeda arah.
“Jangan menangis... Jangan berbalik dan berjalan dengan angkuh” teriak Jung Hee. 

Jae Bok terdiam melihat punggung Jung Hee teringat kenangan dengan suaminya saat menonton konser mengambil bunga dari tanganya, Lalu Jung Hee yang berteriak gembira datang ke tempat Jae Bok berkerja kaalu sudah bisa berkerja keduanya pun berpelukan dengan wajah bahagia.
“Jadi beginilah akhir sejarah kita..Koo Jung Hee Aku tidak menyesal ... Walaupun itu panas dan indah... Sudah Cukup..” ucap Jung Hee berjalan pergi.
Jung Hee menatap foto keluarganya saat bermain ditaman bermain, senyuman Jae Bok terlihat senang, sambil menangis mengaku kalau itu kesalahnya. Bosnya berteriak menyuruh Jung Hee agar kembali berkerja. Jung Hee mencoba mengangkat batu tapi membuat terjatuh dan berteriak kesakitan pada pingganya. 

Eun Hee berlari masuk rumah sakit dengan wajah panik, bahkan membiarkan mobilnya didepan lobby. Ia berjalan ke dalam UGD melihat Jung Hee yang terbaring dengan mata tertutup.
“Dasar orang miskin... Apa Kau tinggalkan aku hanya untuk hidup sedih seperti ini? Beri aku sedikit waktu. Aku akan menyelamatkanmu.” Ucap Eun Hee dengan air mata mengalir.
Jung Hee membuka mata binggung melihat Eun Hee yang datang. Eun Hee mengaku kalau mendengar dari  nenek Jin Wook jadi datang mengantiknya. Jung Hee meminta maaf karena membuat Eun Hee datang lalu menjerit kesakitan saat bergerak. 

Jae Bok dkk minum bersama merayakan statusnya sebagai single kembali. Won Jae memberikanselamat atas melarikan diri dari kehidupan pernikahan yang memuakkan pada temanya. Hye Ran pun mengucapkan  Selamat Datang di Single Life. Jae Bok mengucapkan terimakasih lalu melihat meja belakangnya ada beberapa anak muda yang minum bersama.
“Aku ingin melakukan semuanya ketika aku seusia mereka, dan merasa seperti bisa melakukan nya” ucap Jae Bok, Hye Ran pikir Jae Bok masih bisa melakukannya.
“Betul. kehidupan baru mu saja dimulai, Tinggalkan dengan angkuh.” Kata Won Jae
“Ya. Aku akan menjalani hidupku 1x lagi.. Ayo kita minum sampai K.O” kata Jae Bok, Semua bersulang bersama-sama.
“Tempat ini penuh dengan aroma pemuda. Hei..coba bayangkan masa muda kita..Coba menghirupnya aromanya” kata Hye Ran


Tiba-tiba si pemuda melihat ke arah meja mereka, Hye Ran binggung tiba-tiba ditatap oleh pemuda tampan lalu memuji kalau anak anak muda punya standar yang tinggi juga. Jae Bok melihatnya dan merasa kalau laki-laki itu menatapnya.
“Hei.. Kakak.. kakak, Sadarlah. Mereka semua murid-muridk.. Mereka sudah menyukaiku sejak awal. Dia pasti kehilangan akal. Jangan melihat mereka. aku tidak mau membayar mereka.” Kata Won Jae. Keduanya langsung mengejek temanya yang pelit.
“Maksudku..Aku teringat sesuatu, Apa kau tahu apa yang terjadi di apartemennya?” kata Won Jae, Hye Ran mengancam temanya akan mati kalau membicarakanya, Jae Bok langsung penasaran, keduanya terlihat bahagia seperti anak remaja.
“ Baiklah.. Mari kita bahagia, Shim Jae Bok. Jadilah percaya diri dan jalani kehidupan mu” gumam Jae Bok yang bisa tertawa bahagi dengan temanya.

Ketiga duduk berjejer, Jae Bok merasa kalau mencium bau dengan Hidup dan kenangan. Won Jae pikir memang sangat tercium Cinta pertama Jae Bok  dan suaminya saat ini ditikam dari belakang. Hye Ran mengejek Won Jae kalau tidak ingin berbicara buruk tentang orang mati, tapi mantan suami Won Jae itu sama saja
“Lebih buruk dibandingkan memacari orang yang sudah menikah” balas Won Jae
“Itu pertama kalinya aku membuat kesalahan. aku benar-benar berpikir Tuan Park sudah bercerai” tegas Won Jae
“Jae Bok...Ini masih masa 3 bulanmu sebelum benar-benar bercerai, Jadi pikirkan baik-baik, Bahkan seorang wanita kaya  sepertiku, itu benar-benar sulit untuk hidup sendiri di dunia ini. Terutama bagi perempuan.” Kata Won Jae.
“Bagi pria juga..kalau tidak punya uang. Aku harus melakukan apa yang bisa aku lakukan” kata Jae Bok

Won Jae ingin tahu apa yang dikatakan ibu mertuanya,  Jae Bok menceritakan kalau ibu mertuanya bilang untuk memaafkan dan melupakannya karena ia juga melakukan hal yang sama. Tapi ia tidak mau karean tidak ingin pernikahan tanpa cinta ataupun kepercayaan. Ia juga tak akan Tinggal bersama-sama dan keluar dari kewajiban. Hye Ran pikir kalau dianggal seperti latihan. Won Jae pikir itu untuk temanya.
“Kalian sok naif... Aku tahu kau orangnya begitu dan bisa mengakuinya. Selamatkan diri sendiri” kata Hye Ran dan bersama dengan Won Jae tertawa.
“Aku bilang jangan bicara tentang itu!” ucap Jae Bok kesal

“Apa masalahnya? Won Jae sudah hidup begitu selama bertahun-tahun. Apa gunanya punya uang dan intelek? Kapan kau terakhir kali menerima cintamu? Tubuhmu sudah pasti berjamur.” Ejek Hye Ran, lalu membuat kepalanya ditoyor. Jae Bok melihat temanya pasti kesakitan.
“Tapi kenapa hidupku jadi sangat berarti? Aku sudah hidup dengan penuh gairah. Ini disebut retribusi ... Ketika bertemu pria berarti kau sudah jamuran” ungkap Hye Ran seperti ngelantur. Jae Bok hanya diam tanpa berkomentar memikirkan nasib rumah tangganya saat itu Bong Goo menelp 


Keduanya sudah ada depan sebuah gedung berjendela kaca,  Jae Bok bnggung kenapa harus menelp padahal  sedang minum minum. Bong Goo pikir Anak buah sewaannya itu akhirnya berguna juga. Jae Bo pun melihat ke dalam.
Nyonya Choi sedang berbicara dengan teman Na Mi memastika kaalu bukan ia yang menelp. Yoo Young mengaku bukan dan tak ada gunanya melakukan itu. Jae Bok mengenal Nyonya Choi  bekerja dengan Eun Hee yang tinggal di lantai pertama. Bong Gi merasa sudah menduganya.  Keduanya akhirnya masuk cafe.
“Ahjumoni. Apa kau yang mengirimkan Jung Na Mi uang 30,000  dolar? Kau memakai nama . Choi Duk Boon untuk membuat identitas sementara.” ucap Bong Goo memperlihatkan kertas milik Na Mi. Nyonya Choi mengeluarkan ID Card bernama “Moon Hyung Sun”
“Apa kau melihat itu? Namaku Moon Hyung Sun, aku bekerja dengannya sebelum jadi cleaning service. Itu sebabnya kami bertemu sekarang” tegas Nyonya Choi, Yoo Young pun hanya bisa diam saja. 


Bong Goo mengumpat kesal, Jae Bok bisa mengerti tapi  mereka tidak punya bukti dan Nama aslinya bukan Choi Duk Boon  Bong Goo mengaku punya bukti lalu memperlihatkan sebuah bros yang menurutnya mungkin punya Nyonya Choi yang tadi
“Aku pergi untuk membersihkan tempat Na Mi” kata Bong Goo, Jae Bok memutuskan akan mengambilnya karena ingin mengujinya

Eun Hee mengemudikan mobil menanyakan keadaan Jung Hee,  Jung Hee mengaku merasa lebih baik. Eun Hee pikir karena Jung Hee segera dibawa ke RS  jadi pasti akan cepat sembuh. Jung Hee mengaku beruntung hari ini bahkan dapat perawatan juga
“Jangan beritahu Je Bok , nanti dia pasti khawatir” ucap Eun Hee
“Aku juga tahu, Dia pergi keluar dengan teman-temannya hari ini. Aku akan merasa buruk kalau itu jadi hancur karena aku.” Kata Jung Hee
“Jae Bok pasti bahagia, Punya seorang suami yang baik.” Komentar Eun Hee memuji
“Kalau dia bahagia, dia tidak akan menceraikan aku.  Kami mengajukan surat cerai hari ini.” Kata Jung Hee.
Eun Hee terlihat kaget tak melihat lampu merah dan sempat mengerem mendadak dengan tangan menahan dada Jung Hee. Jung Hee tiba-tiba merasakan sesuatu. Jae Bok meminta maaf tidak melihat lampunya merah.
“Tapi apa mungkin kita pernah bertemu sebelumnya? Sepertinya kau terlihat tidak asing” kata Jung Hee, Eun Hee mengaku tidak ingat


Eun Hee membantu Jung Hee berjalan masuk, lalu kaget melihat Jae Bok sudah berdiri di tangga. Jae Bok bertanya apakah terluka. Jung Hee mengaku jatuh saat di lokasi konstruksi. Eun Hee mengatakan kalau ibu tidak bisa ke RS jadi datang mengantikanya.
“Kau mengatakan "Ibu” itu artinya Neneknya Jin Wook?” kata Jae Bok tak percaya karena baru bertemu sekali dengan marah
“karena Kau sibuk bekerja, dan ibuku harus menjaga Hae Wook. Itu sebabnya ...” ucap Jung Hee mencoba menjelaskanya.
“Eun Hee... Jika ini terjadi lagi, Tolong segera hubungi aku.Ayah dari anak anakku terluka..jadi aku yang harus pergi. Bukankah Kau sudah melanggar batasanmu. “ kata Jae Bok
Eun Hee beralasan kalau kejadiannya mendadak. Jung Hee mengucapkan terimakasih dan naik ke lantai atas.  Jae Bok bertanya nama dari pembantunya itu, Eun Hee menyebut nama Moon Hyung Su dan bertanya kenapa menanyakan hal itu.
“Kaulah yang harus bertanya padanya sendiri. Sebenarnya, dia menjatuhkan ini. Ini miliknya, kan?” kata Jae Bok, Eun Hee sempat panik dan akhirnya membenarkanya.
“Itu..bukan milikku.” Kata Nyonya Choi tak mau mengakuinya.
“Ini jatuh di tempat Jung Na Mi, Kau menjatuhkannya ... dihari dia meninggal.” Kata Jae Bok sengaja menekanya ucapanya.
“Apa yang kau bicarakan? Itu bukan milikku!” teriak Nyonya Choi, Jae Bk pun memutuskan akan mengambilnya
“Ada banyak lagi yang ingin ku tunjukkan padamu dan Ada beberapa lagi. Kalau begitu..Aku mendapatkanmu..Ahjumma” kata Jae Bok membuat Eun Hee dan Nyonya Choi terlihat panik. 



Jae Bok pergi ke dapur bingggung karena ponsel Bong Goo ada dalam saku jaketnya,  dan tahu kalau besok ada penelitian lalu bergegas pergi. Jung Hee terlihat cemburu melihat Jae Bok yang pergi menemui Bong Goo dimalam hari.  Sementara dikamar, Jae Bok berbicara dengan Nyonya Choi
“Aku bilang jangan tinggalkan jejak. Apa yang akan kau lakukan sekarang? Bros itu kan milik ibu, Kau menjatuhkannya di hari Jung Na Mi meninggal, kan?” ucap Jae Bok, Nyonya Choi tetap mengelak
“Mengapa aku harus berada di sana?” ucap Nyonya Choi
“Karena ibu yang membunuhnya.Apa kau pikir aku tidak tahu?” kata Eun Hee. 

Bong Goo pulang ke rumah merasa sangat lelah lalu mengecek pintu yang tak bisa terkunci lagi,  dengan kesal memanggil Sam Kyu dan mengomel karena sehabis makan tak bersihkan dan pergi ke kamar mandi.
Seseorang berjalan perlahan ke meja makan, Bong Goo langsung bisa menangkap orang yang menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Lalu dikagetkan dengan melihat sosok Na Mi dan berpikir kalau mimpinya menular karean pernah muncul dalam mimpi Shim Jae Bok. Na Mi mendekat
“Aigoo...Jangan mendekat..., pergilah... aku memiliki energi yang kuat.” Ucap Bong Gook ketakutan membentuk salip. Tapi Na Mi tak pergi malah memanggil “Oppa”
“Kenapa aku tidak bisa bangun?” ucap Bong Goo, Jae Bok masuk ke rumah kaget melihat Na Mi, Bong Goo seperti baru sadar kalau ini bukan  mimpi.
Bersambung ke episode 9

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar