Tae Hyun
menunggu dengan gelisah didepan lobby, matanya lalu melihat Yeo Jin berjalan
menuruni eskalator dengan pengawalnya. Ia berjalan mendekatinya, Yeo Jin
bertanya-tanya dalam hati apakah ini hanya halusinasinya lagi. Tae Hyun
menyapanya yang sudah lama tak bertemu.
“Kenapa
kau ke sini?” tanya Yeo Jin, Tae Hyun mengatakan sedang menemuinya temanya lalu
bertanya balik pada Yeo Jin.
“Aku
harus bcara dengan Direktur RS.”jawab Yeo Jin berbohong, Sek Min melirik licik.
“Apa Kau
baik-baik saja? Sepertinya kau tidak sehat.” ucap Tae Hyun melihat wajah Yeo
Jin yang pucat
“Aku Hanya
stres. Sekarang mulai sibuk.” jelas Yeo Ji
Tae Hyun
sudah dengan berita tentangnya lalu memberikan selamat, Yeo Jin mengucapkan terima
kasih.Tae Hyun tetap bertanya apakah Yeo Jin benar-benar tidak sakit, dengan
nada curiga.
Tiba-tiba
Wakil Presdir dan Presdir lainya panik menuruni tangga menanyakan keadananya. Yeo Jin malah heran
melihat bawahanya itu seharusnya berkerja bukan bersusah payah untuk datang
kerumah sakit.
“PresDir,
kenapa Anda bilang begitu? Anda harus sehat... “ Komentar Presdir Han
berpura-pura khawatir
“Tak usah
ribut. Seperti yang kalian lihat, aku baik-baik saja.”tegas Yeo Jin, Tae Hyun
pun pamit pergi karena melihat Yeo Jin yang mulai sibuk.
Yeo Jin
terlihat sedih melihat kepergian Tae Hyun memanggilnya, lalu memberikan Selamat
atas kliniknya. Tae Hyun tersenyum menurutnya itu tak perlu. Yeo Jin pun
memberikan salam perpisahan. Tae Hyun tetap memberikan senyuman manisnya,
terlihat Yeo Jin menahan rasa sedihnya.
Tae Hyun
pergi ke lantai 12, dua perawat terlihat sangat bahagia melihat Tae Hyun yang
datang, begitu juga Dr Lee yang sedang ada didepan lobby. Di dalam ruangan Dr
Lee, Tae Hyun mencoba kursi pijat berpikir harus siapkan satu di kliniknya,
karena Pasien yang lebih tua pasti sungguh menyukainya. Dr Lee menyuruh untuk
menghentikan omongan kosongnya dan mengajaknya duduk bersama.
“Ketua,
Anda terlihat lebih baik dari sebelumnya.” komentar Tae Hyun melihat wajah Dr
Lee berseri-seri.
“Oh ya?
Semua berkat kau. Akhir-akhir ini aku banyak melakukan operasi. Lalu, apa
klinikmu lancar?” tanya Dr Lee
“Ya,
sedikit dan Menyenangkan rasanya.” Cerita Tae Hyun
“Wow, aku
iri padamu, Direktur Kim.” komentar Dr Lee
Tae Hyun
heran dengan Dr Lee yang memanggilnya Direktur, Dr Lee pikir Tae Hyun tetap
seorang Direktur di kliniknya lalu menanyakan alasan Tae Hyun datang karea Tae
Hyun bahkan takkan buang air kecil di rumah sakit. Tae Hyun mengatakkan ingin memeriksa sesuatu.
Dr Lee pun menayakan apa yang ingin diperiksanya.
Seorang
pelayan menuangkan air kedalam gelas dan dengan sengaja meneteskan obat kedalam
gelas lalu membawakanya pada Yeo Jin. Sementara Yeo Jin yang duduk diruang
tengan dengan cepat meminum air yang dibawkan pelayan dan mengatur nafasnya.
Ketika
menatap ke depan, terlihat kembali bayangan Do Joon dan Presdir Go yang sedang
duduk tersenyum menatapnya. Ia menahan rasa takutnya dengan mata berkaca-kaca
lalu tertawa sendiri, kepala pelayan yang melihat keadaan Yeo Jin tampak
khawatir.
Di dalam
mobil.
Sang Chul
menanyakan apakah ia bertemu denganya dan apa yang dikatakan. Tae Hyun terdiam
sambil menopang tanganya, mengingat kejadian sebelumnya. Dr Lee mencoba melihat
dari komputernya tapi ternyata ditolak, menurutnya ini sangat aneh.
“Bahkan
dengan izin keamananku, aku tak bisa melihat hasil CT PresDir.” jelas Dr Lee,
Tae Hyun terdiam sambil menghela nafas terlihat sangat khawatir.
Yeo Jin
masuk ke dalam kamarnya dan menyuruh Kepala Pelayan untuk keluar. Kepala
Pelayan menyarankan kembali agar Yeo Jin ke dokter, Yeo Jin menegaskan tak
boleh ada dokter yang datang.
“Tak
adakah dokter yang bisa kita percaya?” ucap Kepala Pelayan
“Dokter
yang kita percaya?” ucap Yeo Jin berpikir lalu sudah menduga maksudnya itu Tae
Hyun, tapi tetap menolaknya.
“Jika
Anda menemuinya hanya sebagai dokter dan pasien...” jelas Kepala Pelayan
dipotong oleh Yeo Jin.
“Lihat
aku sekarang....Aku ini monster..... Aku tak mau menyakitinya lagi.” kata Yeo
Jin
“Tidak,
Anda bukan hanya pasien, tapi Anda butuh bantuan dokter. Dan dia takkan bilang
tidak pada pasien.” jelas Kepala Pelayan.
Yeo Jin
keluar dari kamar lalu meminta pengawal untuk tak memperbolehkan siapapun untuk
mengkitinya, pengawal pun mengerti. Yeo Jin pun keluar rumah sendirian.
Pelayan
jahat berbisik menanyakan kemana Yeo Jin ingin tahu pada Kepala Pelayan. Kepala
Pelayan dengan sinis merasa untuk apa pelayan itu tahu kemana Yeo Jin akan
pergi. Pelayan itu pun hanya bisa diam.
Chae
Young yang berada didalam mobil, menerima kabar dari pelayan bahwa Yee Jin
mengendarai mobil tapi tak tahu kemana tujuanya. Dengan senyuman liciknya, merasa
dirinya tahu kemana tujuan Yeo Jin, dan memberikan imbalan sebuat rumah baru
untuk orang tua pelayan tersebut.
So Hyun
melihat kakaknya yang pergi bertanya kemana akan pergi ditengah malam. Tae Hyun
memberitahu akan pergi ke rumah Doma, karena Chae Young membawa anak yang sakit
kesana. So Hyun heran karena Chae Young membawanya ke tempat itu. Tae Hyun
pikir ada alasannya membawa pasien ke rumah Doma, tanpa ada rasa curiga.
Yeo Jin
sampai di tempat Tae Hyun sambil menatap namanya [Klinik Lantai Satu] ketika
akan masuk namanya dipanggil. Chae Young tiba-tiba sudah ada disana dan
terlihat Yeo Jin kaget melihat mantan kakak iparnya ada disana.
Keduanya
pun duduk didalam mobil bersama, Chae Young tahu Yeo Jin datang ingin menemui
Tae Hyun, Yeo Jin hanya bisa diam. Chae Young pikir Yeo Jin malu tapi
menurutnya tak ada yang salah jika istri menemui suaminya. Yeo Jin melihat kakak
iparnya tampak sehat.
“Aku
baik-baik saja akhir-akhir ini, Rasanya nyaman. Ada sebuah tempat namanya Rumah
Doma yang merawat anak-anak dan lansia.” cerita Chae Young, Yeo Jin mengatakan
sudah tahu dan dengar.
“Sepertinya
kau masih menerima laporan tentang kegiatanku.” sindir Chae Young
“Aku
bahkan tidak tertarik tapi mereka melakukannya.” balas Yeo Jin dingin
“Berarti
kau juga pasti tahu Direktur Kim juga baik-baik saja.” ucap Chae Young, Yeo Jin
heran Chae Young memanggil Direktur Kim.
Chae
Young memberitahu maksudnya Tae Hyun, Yeo Jin berkomentar keduanya pasti sangat
akrab. Chae Young menceritkan mereka seperti kakak adik lalu menceritakan bahwa
Tae Hyun sangat bahagia dan berkata
belum pernah sebahagia ini, jadi ia berharap untuk membiarkan Tae Hyun
untuk tetap bahagia. Yeo Jin hanya bisa diam.
“Chae
Young. Aku... melihat Do Joon.” ucap Yeo Jin mengakuinya, Chae Young terlihat
berpura-pura terkejut
“Benarkan? Aku melihatnya setiap hari, melihatnya saat
aku makan, saat aku menyusuri jalan. Sepertinya dia belum pergi ke alam sana.”
cerita Chae Young menahan tangisnya, Yeo Jin mengucapkan permintaan maafnya.
“Saat Do
Joon masih hidup, Sepertinya aku terlalu kejam padanya. Kita semua membawa
beban dosa kita sendiri-sendiri. Tentu, jika kau mau...Tae Hyun dengan senang
hati akan membawa bebanmu.” kata Chae Young dengan air mata mengalir, Yeo Jin
tak bisa menahan air mata terus mengalir lalu tertunduk diatas stirnya, Chae
Young mengusap punggungnya dengan wajah sinis.
Biara
yang menjaga rumah Doma terlihat heran karena Chae Young tak datang, Tae Hyun dengan
wajah tersenyum berpikir terjadi sesuatu lalu meminta biara tak perlu
mengantarnya. Biara itu pun berpesan agar Tae Hyun hati-hati saat pulang.
Didepan
klinik, Chae Young pun turun dari mobil dan berpesan pada Yeo Jin agar
hati-hati dijalan. Yeo Jin menatap klinik Tae Hyun sambil bergumam “Tae Hyun...
tunggulah aku sebentar lagi. Aku akan segera turun dari lantai 13.”
Yeo Jin
kembali mengemudikan mobilnya, lalu mendengar suara kakaknya yang menanyakan
keadaan tapi tak melihat apapun disampingnya, kakinya langsung menginjak rem
karena melihat ada orang yang menyeberang didepanya. Ternyata Tae Hyun yang
sedang menyebarang jalan, melihat Yeo Jin didalam mobil lalu pingsan.
Selang
infus terpasang, Tae Hyun memegang tangan Yeo Jin dengan erat. So Hyun juga
menemani kakak iparnya yang terbaring. Yeo Jin membuka matanya menatap Tae Hyun
yang sudah ada didepanya dengan menahan tangisnya. Tae Hyun menanyakan kenapa
wajah Yeo Jin seperti itu menatapnya.
Di teras
lantai dua, Tae Hyun membawakan selimut agar Yeo Jin tak kedinginan. Yeo Jin
tersenyum berkomentar nama Klinik Lantai Satu itu nama yang bagus. Lalu
berpikir namanya itu diambi karena dirinya. Tae Hyun menanyakan apakah Yeo Jin
tak enak badan.
“Stres..?
Penyakit yang kau deriat saat banyak melakukan keburukan.” ucap Yeo Jin
tersenyum
“Apa...
kau mengalami saat yang sulit?” tanya Tae Hyun,
“Ya. Aku mengalami saat yang sulit,
Tae Hyun.” gumam Yeo Jin menahan tangis.
“Kau agak
aneh dan tidak terlihat sehat. Ayo pergi bersama dan periksa semuanya.” ajak
Tae Hyun.
Yeo Jin
mengatakan sudah melakukan dan semuanya normal, menurutnya itu hanya penyakit
pikiran. Tae Hyun memeluk Yeo Jin dan
Yeo Jin pun menyadarka kepalanya di bahu Tae Hyun dengan mata berkaca-kaca.
Tae Hyun
menegaskan bahwa walaupun itu penyakit pikiran atau badan, akan tetap diobati
demi Yeo Jin jadi meminta agar tak takut. Yeo Jin menatap Tae Hyun sambil
mengucapkan terimakaish.
Sek Min
turun dari mobilnya tepat didepan klinik milih Tae Hyun, Sang Chul keluar dari
klinik menemui Sek Min dengan membungkuk. Sek Min terlihat menatap Sang Chul
dengan sinis.
Tae Hyun
tetap memeluk Yeo Jin sambil meminta maaf, karena tak tahu Yeo Jin sakit. Yeo
Jin mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan memberitahu akan segera turun dari lantai 13. Tae Hyun menatap
Yeo Jin tak percaya mendengarnya, Yeo Jin mengangguk, mengatakan sudah memutuskanya.
“Jika aku
kembali, kau mau menerimaku?” tanya Yeo Jin, Tae Hyun kembali memeluk Yeo Jin lalu
mencium dahinya.
“Kau
sudah kembali, dasar Bodoh.” bisik Tae
Hyun
Keduanya
saling menatap lalu berciuman, air mata Yeo Jin mengalir dan tangan Tae Hyun
langsung menghapusnya, keduanya kembali saling menatap lalu Tae Hyun pun
mencium Yeo Jin yang selama 6 bulan tak pernah bertemu. Dilantai bawah, Sang
Chul memberitahu Sek Min kalau sepertinya harus menunggu agak lama lagi, Sek
Min menghela nafas sambil menatap ke lantai atas.
Tae Hyun
dan Yeo Jin saling berpegangan tangan, Sang Chul terlihat gugup melihat
keduanya saling berpegangan, sambil memegang tali jemuran berdeham. Tae Hyun
langsung bertanya, Sang Chul memberitahu Sek Min sudah sudah menunggu dibawah,
Tae Hyun menyuruh Sek Min supaya pulang saja.
“Jangan, Suruh
dia menunggu” ucap Yeo Jin, Tae Hyun menanyakan alasanya.
“Aku
harus pulang malam ini, Bilang padanya aku akan turun.” kata Yeo Jin, Sang Chul
kembali turun kebawah. Yeo Jin memberitahu membereskan kopernya sebelum pergi.
“Kau bisa minta orang lain melakukannya.” ucap
Tae Hyun
“Bukan
koper itu, tapi Beban yang kubawa dan aku tidak sanggup membaginya denganmu.”
jelas Yeo Jin
“Tidak
apa-apa, tinggallah di sini. Jika kau sudah baikan, kita bisa pergi bersama.”
kata Tae Hyun khawatir
Yeo Jin
memegang tangan Tae Hyun agar tak perlu takut, karena Jika sudah diputeskan,
takkan pernah diubah, lalu melepaskan selimut dan berjalan pergi. Tae Hyun
memegang tangan Yeo Jin agar tak pergi lalu memeluknya dari belakang, dimatanya
terlihat merasakan sesuatu yang aneh. Yeo Jin membalikan badanya memegang
tangan Tae Hyun berjanji akan segera pulang.
Sesampainya
dirumah, Yeo Jin langsung meminta dibawakan air minum lalu meminta Sek Min
untuk duduk denganya. Ia meminta agar menyiapkan rapat mendadak dewan direksi besok
pagi. Sek Min terlihat panik ingin
menanyakan apa yang akan dibicarakanya.
“Besok
kau akan tahu ” ucap Yeo Jin lalu meminum air minumnya, Sek Min melihat Yeo Jin
yang minum banyak air putih.
Yeo Jin
lalu menyuruh Sek Min untuk pergi karena akan beristirhat lalu berjalan pergi
ke tempat tidurnya, Sek Min menatap gelas bekas Yeo Jin meninum dengan
tersenyum licik. Kepala Pelayan menatap curiga pada air minum yang disediakan
untuk Yeo Jin.
Kepala
pelayan mengantar Yeo Jin sampai kekamarnya berkomentar kalau sekarang terlihat
bahagia. Yeo Jin tersenyum mengakui dirinya sangat bahagia, Kepala Pelayan pun
menanyaka keadaan Tae Hyun sekarang, Yeo Jin mengatakan sudah pasti dan
mengucap syukur karena mendengarkan saran Kepala Pelayan.
“Sudah
berapa lama kau ada di rumah ini?” tanya Yeo Jin, Kepala Pelayan
memberitahu Sekitar 30 tahun.
“Ah... Menurutku
juga begitu. Itu saat aku masih kecil. Kau lebih menyukai Do Joon dibanding
aku, kan?” komentar Yeo Jin, Kepala Pelayan terlihat panik lalu mengatakan bahwa
itu tak mungkin Yeo Jin mengatakan tak apa-apa mengakuinya.
“Anda lebih
percaya diri dan dia membutuhkan simpati.” akui Kepala Pelayan.
“Terima
kasih... Sudah berada di pihak Do Joon.” ucap Yeo Jin, Kepala Pelayan terlihat
gugup dan pamit untuk pergi.
Kepala
Pelayan masuk ke dalam ruang kerja Yeo Jin dan Do Joon, sudah ada Wakil
Presdir, pria berkacamata dan Sek Min disana lalu melaporkan bahwa Yeo Jin
sudah tertidur. Pria berkacamata memberitahu bahwa Yeo Jin terkena kanker hati.
“Aku
tahu. Tapi kenapa bilang padaku...” ucap Kepala Pelayan
“Karena
masa depan Hanshin Group bergantung padamu.” wakil Presdir, Kepala Pelayan
langsung bertanya maksudnya.
“Mengenai
penerus. Sekarang ini, jika PresDir wafat, suaminya akan jadi pewarisnya. Karena
itu, kami akan buat surat wasiat baru. PresDir tidak boleh bertemu suaminya hingga
PresDir wafat Seperti hari ini.” jelas Sek Min
“Bisa kau
lakukan itu untuk kami?”tanya Wakil Presdir
“Aku
selalu fokus hanya pada tugasku.” tegas Kepala Pelayan
Wakil
Presdir mengartikan bahwa Kepala Pelayan tak bisa melakukannya, Kepala Pelayan
menegaskan dengan seiring berjalannya waktu tugas itu berubah. Sek Min bertanya
apakah mereka bisa mempercayainya.
Kepala
Pelayan menegaskan bahwa orang-orang seperti mereka iu tak memiliki jiwa,
selain itu ada tugas masa depan juga di
sini. Wakil Presdi pun tertawa bahagia sambil mengucapkan terimakasih dan
berjanji tak akan melupakanya.
“Perintah
penahanan untuk suaminya akan disahkan besok. Jadi jangan khawatir apa yang
terjadi di luar sana. Urus saja PresDir dan staf rumah.” perintah Sek Min,
Kepala Pelayan mengerti.
Pagi hari
di gedung Hanshin grup.
Sek Min
masuk kedalam ruangan dengan pegawai yang terlihat santai tanpa dasi dan baju
kemeja dikeluarkan. Pria berkacamata menanyakan keadan Yeo Jin sekarang, Sek
Min tersenyum licik, lalu berteriak agar semua yang didalam mendengarkanya.
“Aku akan
sampaikan instruksi dari PresDir. Pertam, ruang perang dibubarkan. Kedua,
kalian semua akan kembali ke departemen asal kalian hingga nanti dipanggil
lagi. Itu saja.” ucap Sek Min licik
“Apa
maksudnya? Bagaimana dengan yang sedang berlangsung sekarang? Ada proyek yang
diberikan PresDir beberapa hari yang lalu...” ucap pegawai lainya. Sek Min
tertawa mengejek sambil membuka kacamatanya
“Saat
perburuan selesai, maka anjing pemburu tak lagi dibutuhkan. PresDir sudah
terlalu banyak merusak kalian. Haruskah kuberikan nasihat? Saat kau kembali ke
posisimu di perusahaan, pastikan kalian kenakan dasi dengan benar. Dasar
sekumpulan cacing.” umpat Sek Min lalu keluar dari ruangan.
Semua yang ada diruangan
binggung, lalu salah satu pegawai yang menemukan perusahaan milik Daejung,
diam-diam mencoba mengakses ke jaringan
perusahaan tapi ternyata di tolak, dan beberapa kali mencoba tetap saja ditolak
Yeo Jin
seperti tertidur pulas diatas tempat tidurnya, lalu terbangun karena ada suara
Do Joon yang memanggilnya. Bayangan Do Joon tiba-tiba sudah duduk diatas tempat
tidurnya bertanya apakah adiknya tidur dengan nyenyak, Yeo Jin pun menjerit
histeris melihat bayangan Do Joon yang kembali datang.
bersambung ke episode 18
Tae hyun mudah"an cpet tau keadaan yeo jin yg sebenarnya. .
BalasHapusKepala pelayan itu sebenernya baik atau jahat sih?
kesel ama tae hyun yang bisa aja dibodohi chae young ^^^^^
BalasHapussemoga yeo jin tidak mati....please...don't sad ending...terlalu kejam...tinggal satu episode''''terasa cepat banget....not feeling good....happy ending please!!!!!!!!!!!!